AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN V
“Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkan”
Dosen Pengampu:
Dr. Hairul Saleh, M.Si
Disusun Oleh:
RAITA JULIAH (20882030..)
RIKA ELSAFITRI (2088203065)
SITI DEWI SURYANI (2088203081)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkan”.
Adapun tujuan daripada penyusunan makalah ilmiah ini adalah untuk menambah
wawasan, kreatifitas, ilmu pengetahuan pembaca dan untuk mempelajari lebih dalam lagi
tentang kewajiban menuntut ilmu, mengambangkan dan mengamalkannya. Selain itu,
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan V
yang diampu oleh Bapak Dr. Hairul Saleh, M.Si selaku dosen mata kuliah tersebut.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami selaku penyusun
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Kewajiban Menuntut Ilmu,
Mengembangkan dan Mengamalkan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
2.1 Dalil Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu..........................................................................5
2.2 Hadits-Hadits Keutamaan/Manfaat Menuntut Ilmu........................................................6
2.3 Adab dalam Menuntut Ilmu...............................................................................................7
2.4 Perintah Menuntut Ilmu.....................................................................................................7
2.5 Keutamaan Orang Yang Berilmu.......................................................................................9
2.6 Kedudukan Ulama dalam Islam.......................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dalil Al-Qur’an :
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,”Berilah kelapangan
didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
berilmu beberapa derajat” (Q.S Al-Mujadalah ayat 11)
Artinya;
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi kemedan perang,
mengapa sebagian diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan
agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya” (QS. At-Taubah ayat :122)
Dari ayat 1 tersebut diatas, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah
merupakan perintah lansung dari Allah. karena orang yang menuntut ilmu akan
diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat, sedangkan ayat yang ke 2
menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan orang
yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang tidak tau
masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan
kedalam lembah kenistaan.
Dalil Hadits :
Banyak hadits yang menjelaskan perintah kewajiban menuntut ilmu diantaranya
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti
orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas” (HR.Ibnu
Majah)
Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan,
anak-anak maupun orang dewasa dan tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu
yang wajib diketahui oleh settiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata
cara peribadatan kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang salah tidak akan dapat diterima
oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak
mengetahui atau tidak paham maka akan sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus
disampaikan sesuai dengan taraf berfikir si penerima ilmu, memberikan ilmu secara
tidak tepat diibaratkan mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan
perhiasan kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikkan.
2. Menuntut ilmu mempunyai keutamaan lebih baik dari pada sholat seratus rakaat.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw kepada Abu Zar sebagai berikut :
“Wahai Abu Zar, keluarmu dari rumah pada pagi hari untuk mempelajari satu
ayat dari kitab Allah, itu lebih baik dari pada engkau mengerjakan sholat seratus
rakaat” HR.Ibnu Majah
Orang yang menuntut ilmu meskipun hanya mempelajari satu ayat Al-Qur’an
kebaikannya melebihi dari pada orang yang sholat sunat seratus rakaat. Mengingat
demikian besarnya pahala menuntut ilmu, maka seharusnya umat islam harus
memiliki semangat belajar yang tinggi.
3. Orang yang suka mencari ilmu akan dimudahkan jalannya menuju surga dan
dinaungi oleh para malaikat, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga, sesungguhnya para malaikat menaungkan
sayapsayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena senang terhadap apa
yang diperbuat”
Rasulullah saw memberikan motivasi kepada umat Islam agar tertarik pada ilmu
dan berusha untuk dimiliknya. Hadits tersebut diatas mengandung satu syarat dan
jawab. Syaratnya, kalau mau dimudahkan jalannya kesurga maka harus berusaha
untuk selalu menuntut ilmu, sedangkan jawabnya bahwa Allah pasti memudahkan
jalannya masuk kesurga kalau sudah melaksanakan apa yang telah diperintahkan.
3. Orang yang paling takut kepada Allah SWT. adalah orang yang berilmu
Dalam (QS. Fathir : 28), Allah berfirman :“Dan demikian pula diantara
manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang
bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang
takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha
Pengampun.”
Yang dimaksud ulama dalam ayat tersebut adalah mereka yang mengetahui
dan mengakui kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya. Dengan ilmu seseorang akan
lebih memahami hakikat diciptakannya kehidupan ini dan dari pengetahuan
tersebut seseorang akan melihat kuasa dan kebesaran Allah sebagai zat yang maha
pencipta,, dan orang berilmu akan merasa takut karena dia memiliki pengetahuan
akan kuasa dan kebesaran Allah SWT.
5. Orang yang berilmu adalah orang yang diberi kebaikan dan karunia oleh Allah
Dalam (HR. Bukhari dan Muslim) dari Mu’awiyah, Rasulullah SAW.
bersabda:“Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan semua kebaikan,
niscaya Allah akan memahamkan dia tentang ilmu agama”
Dan dalam (QS. Al-Baqarah[2] : 269), Allah SWT. berfirman: “Allah
berikan Al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa
saja yang dia kehendaki. Dan barang siapa yang di anugerahi Al-Hikmah itu,
sungguh ia telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran(berdzikir) dari firman-firman Allah”
“bukanlah bagian dari ummatku, seseorang yang tidak menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda, dan mengetahui hak-hak para ulama” Riwayat Ahmad
dengan sanad jayyid.
Seseorang wajib menjaga hak-hak para ulama baik ketika mereka masih hidup
maupun sudah meninggal, baik ketika mereka ada maupun tidak ada dengan hati yang
penuh cinta dan penghormatan, dengan lisan yang penuh dengan pujian dan sanjungan,
dengan semangat berbekal ilmu mereka dan mengambil faidah dari ilmu mereka dan
beradab dengan adab dan akhlak mereka. Seorang yang mencaci-maki, mencela, dan
memfitnah mereka, maka mereka telah melakukan sebesar-besar dosa dan seburuk-buruk
penghinaan.
Para ulama adalah nahkoda di dalam perahu keselamatan, pemandu di pantai
yang tenang, dan penerang di tengah gelap gulita.
Artinya: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-
ayat Kam
Mereka adalah hujjah Allah di atas muka bumi, mereka lebiih mengetahui
ilmu yang dapat membuat manusia cinta kepada Allah dan perkara yang dapat
memperbaiki urusan dunia dan akhirat seorang muslim dengan apa yang datang dari
Allah berupa ilmu, dan dengan apa yang dapat menumbuhkan kecintaan mereka kepada
Allah melalui pemikiran dan pemahaman. Dengan ilmu yang mendalam mereka
memberikan fatwa, dengan pemikiran yang jitu mereka memutuskan sebuah perkara, dan
dengan pandangan yang tajam mereka memberikan hukum. Hukum-hukum tersebut tidak
dijatuhkan secara serampangan, mereka tidak menggoncangkan barisan kaum muslimin
sehingga tercerai-berai, mereka tidak tergesa-gesa mengeluarkan fatwa tanpa penelitian
dan pengkajian lebih dalam, dan tidak pula meremehkannya ataupun melampaui batas,
mereka tidak menyembunyikan kebenaran dari manusia dengan cara menyombongkan
diri dihadapan mereka.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk menjawab seruan dan bertanya
kepada mereka bukan pada selainnya. Hal ini banyak terdapat di dalam Al-Qur’an,
ُول َوِإلَ ٰ ٓى ُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر ِم ْنهُ ْم لَ َعلِ َمهُ ٱلَّ ِذينَ يَ ْست َۢنبِطُونَهۥُ ِم ْنهُ ْم ۟ ف َأ َذاع
ِ ُوا بِ ِهۦ ۖ َولَوْ َر ُّدوهُ ِإلَى ٱل َّرس ِ ْۗ وَِإ َذا َجٓا َءهُ ْم َأ ْم ٌر ِّمنَ ٱَأْل ْم ِن َأ ِو ْٱل َخو
م ٱل َّش ْي ٰطَنَ ِإاَّل قَلِياًلœُ َُولَوْ اَل فَضْ ُل ٱهَّلل ِ َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُ ۥهُ ٱَلتَّبَ ْعت
Artinya : “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul
dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau
tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan,
kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)” (QS. An Nisa: 83).
Di dalam ayat ini terdapat pelajaran tentang adab bagi seorang mu’min, bahwa
bila datang perkara yang penting, maslahat umum, yang berkaitan dengan rasa aman,
keburukan yang ditimbulkan orang lain, dan ketakutan yang berbentuk musibah, wajib
bagi mereka untuk mengokohkan hati kaum mu’minin, tidak terburu-buru
menyebarkannya, namun mereka harus menceritakan hal tersebut kepada
Rasulallah Shalallahu’alaihi wa Sallam dan ulil amri diantara mereka yang di dalamnya
terdapat ulama, penasehat, cendekiawan, dan orang bijak yang mengetahui berbagai
perkara dan kemaslahatan bagi orang lain serta kemadharatan bagi mereka. Siapa yang
bersandar kepada pendapat mereka, akan selamat. Dan siapa yang menentang mereka,
akan tertimpa madharat dan dosa. Ibnu Mas’ud Radiyallahu’anhu berkata,
“akan datang perkara-perkara syubhat, maka kalian wajib mempersiapkan diri untuk
melawannya. Jika kalian menjadi pengikut perkara yang baik, maka kalian akan menjadi
seorang yang baik. Begitu pula sebaliknya.”
Di antara tanda-tanda rusaknya seseorang adalah jauhnya dari para ulama yang
berilmu, meninggalkan fatwa-fatwa para ulama yang berkompeten, dan tidak percaya
dengan para ahli fikih yang ahli di bidangnya. Ketika sekelompok umat meninggalkan
para ulama, mereka seakan-akan sekelompok manusia yang berada di padang pasir yang
tandus dan tanah yang gersang tanpa seorangpun pemimpin yang menasehati dan seorang
pembimbing yang menunjukkan jalan. Maka perkara mereka akan hancur dan berakhirlah
perkara tersebut kepada kerugian.
Para ulama adalah sandaran umat, tempat meminta nasehat dan petunjuk. Bila
mereka tidak ada, manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai panutan, padahal
mereka berfatwa tanpa ilmu dan menunjuki manusia tanpa pemahaman yang benar. Oleh
sebab itu, merebaklah kerancuan dalam berfikir lalu besarlah lubang dan tenggelamlah
kapal tersebut. Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata,
“kalian wajib memiliki ilmu sebelum yang memilikinya dicabut dari dunia (mati). Kalian
wajib memiliki ilmu, karena kalian tidak tahu kapan mereka akan pergi dari sisi kita, lalu
kalian akan menemukan sekelompok manusia yang beranggapan bahwa mereka
mengajak manusia untuk berpegang teguh kepada Al-Qur’an, padahal mereka
meninggalkannya di belakang punggung-punggung mereka. Oleh karena itu, berhati-
hatilah terhadap perbuatan bid’ah, berpura-pura fasih, dan berpura-pura mendalami
agama ini. Namun wajib bagi kalian untuk berakhlak mulia”.
Saya memohon kepada Allah dengan nama-namanya yang husna dan sifat-sifat-Nya
yang ulya agar memberkahi ilmu kami, memberikan taufik kepada kami dalam
mengambil faidah dari mereka dan jalan mereka, dan semoga Allah memberikan hidayah
kepada kita semua menuju jalan yang sama, yaitu surga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak dan
tidak akan ada kecuali dengan ilmu. . Tidak ada cara dan jalan untuk mengenal Allah
dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah menunjukan jalan
yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepada-Nya. Barangsiapa yang menempuh
jalan tersebut, tidak akan menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya. Menuntut
ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya dua
bagian, yaitu 1). Fardhu ‘ain; dan 2). Fardhu kifayah.
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya.
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran.
3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta
ditambahkan ilmu.
4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu.
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT.
6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar.
7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang.
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga.
9. Diperbolehkannya ”hasad” kepada ahli ilmu.
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu
Tidak samar bagi setiap muslim akan kedudukan ulama dan tokoh agama, serta
tingginya kedudukan, martabat dan kehormatan mereka dalam hal kebaikan mereka
sebagai teladan dan pemimpin yang diikuti jalannya serta dicontoh perbuatan dan
pemikiran mereka. Para ulama bagaikan lentera penerang dalam kegelapan dan menara
kebaikan, juga pemimpin yang membawa petunjuk dengan ilmunya, mereka mencapai
kedudukan al-Akhyar (orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat orang-
orang yang bertaqwa. Dengan ilmunya para ulama menjadi tinggi kedudukan dan
martabatnya, menjadi agung dan mulia kehormatannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://laere.wordpress.com/2018/04/03/kewajiban-menuntut-ilmu-mengembangkan- dan-
mengamalkannya/. Di Akses pada Tanggal 11/02/2020 Pukul 16.30 WIB
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/03/kewajiban-menuntut-ilmu-
mengembangkan.html. Di Akses pada Tanggal 11/02/2020 Pukul 17.00 WIB