Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HADIST KEWAJIBAN BELAJAR DAN HAKIKAT PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : HADIST TARBAWI

Dosen Pengampu :ALI MASHADI, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH :
- ALMAIDA ALDI ILMAWAN
- M. ZAINUL ROZIQIN

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)“AL-MUSLIHUUN” TLOGO


KANIGORO BLITAR
JI. Raya Gaprang Po. Box 108 Blitar 66171 Telp. (0342) 807422
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Hadist kewajiban belajar dan hakikat pendidikan”bisa selesai tepat waktu.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Blitar,20 Januari 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 1
C. Tujuan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
1. HADIST KEWAJIBAN BELAJAR.......................................... 2
2. HAKIKAT PENDIDIKAN ........................................................ 5
BAB III PENUTUP............................................................................. 7
A. KESIMPULAN........................................................................ 7
B. DAFTAR PUSTAKA...............................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai
sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib
untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non
formal, karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh.
Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan
sangat pesat dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat
kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan
dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan
penduduknya.
Dengan adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai
sarana untuk menyampaikan ilmu tetapi diharapkan adanya perubahan pola
kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang berkualitas
akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa
dan negara. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), “pendidikan merupakan
sesuatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan”.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2000: 11), “pendidikan ialah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”.
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana hadis kewajiban belajar?
2.Bagaimana hakikat Pendidikan?
C. Tujuan penulis
1.Untuk mengetahui hadist kewajiban belajar
2.Untuk mengetahui hakikat pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEWAJIBAN BELAJAR
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup. Baik di dunia ataupun di akhirat. Sehubungan dengan
itu Allah mengajarkan kepada Nabi Adam dan semua keturuananya.
Dengan ilmu pengetahuan itu, manusia dapat melaksanakan tugasnya
dalam kehidupan ini baik tugas khalifah atau tugas ubudiyyah. Oleh
karena itu, Rasulallah menyuruh menganjurkan dan memotivasi umatnya
agar mencari ilmu, sehubungan dengan itu ditemukan beberapa hadist
berikut: Dari Abdullah bin Mas‟ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda
:”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini.
Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia
membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah alHikmah dan ia berprilaku
sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain” (HR Bukhari)
Hadits di atas mengandung pokok materi yaitu seorang muslim
harus merasa iri dalam beberapa hal. Memang iri atau perbuatan hasud
adalah perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada dua hasud
yang harus ada pada diri seorang muslim, yaitu pertama menginginkan
banyak harta dan harta itu dibelanjakan di jalan Allah seperti dengan
berinfaq, shadaqah dan lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk berbuat
dosa dan maksiat kepada Allah, kedua menginginkan ilmu seperti yang
dimiliki orang lain, kemudian ilmu itu diamalkan dalam kehidupan seharihari, juga diajarkan
kepada orang lain dengan ikhlash.
Hukum mencari ilmu itu wajib, dengan rincian, pertama
hukumnya menjadi fardhu „ain untuk mempelajari ilmu agama seperti aqidah, fiqih, akhlak
serta Al-Qur‘an. Ilmu-ilmu ini bersipat praktis,artinya setiap muslim wajib memahami dan
mempraktekkan dalam pengabdiannya kepada Allah. Fardu „ain artinya setiap orang muslim
wajib mempelajarinya, tidak boleh tidak.
Dan kedua hukumnya menjadi fardu kifayah untuk mempelajari
2
ilmu pengetahuan umum seperti : ilmu sosial, kedokteran, ekonomi serta
teknologi. Fardu Kifayah artinya tidak semua orang dituntut untuk
memahami serta mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut, boleh hanya sebagian orang saja.
Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan dalam hadits nabi, yaitu :
‫رواه ابن عبد البر‬ ‫طلب العلم فريضة علي كل مسلم و مسلمة‬

Artinya : Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat” (HR. Ibnu Abdil
Bari)

Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu
diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak ada perbedaan bagi
laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semuanya wajib. Hanya saja bahwa dalam
mencari ilmu itu harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam. Kewajiban menuntut ilmu
waktunya tidak ditentukan sebagimana dalam shalat, tetapi setiap ada kesempatan untuk
menuntutnya, maka kita harus menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak saja dapat dilaksanakan di
lembaga-lembaga formal, tetapi juga dapat dilakukan lembaga non formal. Bahkan,
pengalaman kehidupanpun merupakan guru bagi kita semua, di mana kita bisa mengambil
pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi di sekeliling kita. Begitu juga masalah tempat, kita
dianjurkan untuk menuntut ilmu dimana saja, baik di tempat yang dekat maupun di tempat
yang jauh, asalkan ilmu tersebut bermanfaat bagi kita. Nabi pernah memerintahkan kepada
umatnya untuk menuntut ilmu walaupun sampai di tempat yang jauh seperti negeri China

Selain itu menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk
kuburpun kita senentiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan, dengan kata lain Islam
mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan. Sebagaimana tercantum
dalam hadits nabi :

‫)رواه المسلم(م‬ ‫اطلب العلم من المحد الى اللهد‬

Artinya “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim) Hadits yang menjelaskan
keutamaan orang yang menuntut ilmu Rasulullah bersabda tentang keutamaan menuntut ilmu
sebagai berikut :

)‫(رواه مسلم‬ ‫من سلك طريقا يلتمس فيه عللما سهّل هللا له طريقا الى الجنّة‬

Artinya: Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)

3
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat.
Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu
pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu
adalah orang yang sedang menuju surga Allah. Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas
tempat, dan juga tidak mengenal batas usia, baik anak-anak maupun orang tua. Kewajiban
menuntut ilmu dapat dilaksanakan di sekolah, pesantren, majlis ta‘lim, pengajian anak-anak,
belajar sendiri, penelitian atau diskusi yang diselenggrakan oleh para remaja mesjid.

Ilmu merupakan cahaya kehidupan bagi umat manusia. Dengan ilmu, kehidupan di
dunia terasa lebih indah, yang susah akan terasa mudah, yang kasar akan terasa lebih halus.
Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, harus dengan ilmu pula. Sebab beribadah tanpa
didasarkan ilmu yang benar adalah sisa-sia belaka. Oleh karena itu dengan mengamalkan ilmu
di jalan Allah merupakan ladang amal (pahala) dalam kehidupan dan dapat memudahkan
seseorang untuk masuk ke dalam surga Allah.

Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu, sehingga orang yang berilmu yang
didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya oleh Allah, sebagaimana firman-Nya di atas
dalam Q.S Al-Mujadallah : 11

َ‫ع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْين‬z


ِ zَ‫ ُزوْ ا يَرْ ف‬z‫ ُزوْ ا فَا ْن ُش‬z‫ َل ا ْن ُش‬z‫ح ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي‬
‫ٰيٓاَيُّها الَّذ ْينَ ٰامنُ ْٓوا ا َذا ق ْيل لَ ُكم تَفَ َّسحُوْ ا فى ْالم ٰجلس فَا ْفسحُوْ ا ي ْفس هّٰللا‬
ِ َ َ َ ِ ِ َ ِ ْ َ ِ ِ َ ِ َ
‫ت َو ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر‬‫هّٰللا‬ ٍ ۗ ‫ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬

Keutamaan lainnya dari ilmu adalah dapat mencapai kebahagiaan baik di dunia ataupun di
akhirat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi :

‫من اراد ال ّد نيا فعليه با العلم و من اراد االخرة فعليه با العلم و من ارادهما فعليه با العلم )رواه تبران( ن‬

Artinya : Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu (HR. Thabrani)

Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih dengan syarat memiliki ilmu yang
dimanfa‘tkan. Manfa‘at ilmu pengetahun bagi kehidupan manusia, antara lain :

1. Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan, yang akan membimbimg manusia
kepada jalan yang benar

2. Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan derajatnya menjadi orang yang
mulia beserta orang-orang yang beriman

4
3. Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup menuju kesejahteraan,
baik rohani maupun jasmani

4. Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia kesuksesan hidup baik di dunia
maupun di akhirat.1

B. HAKIKAT PENDIDIKAN

Hakikat Pendidikan Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia.


Semenjak masih di dalam kandungan hingga dewasa, pendidikan terus berlangsung selama
manusia itu hidup. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Pendidikan dilakukan baik
secara sadar maupun tidak sadar oleh manusia. Pendidikan sendiri digunakan sebagai alat
untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya2 . Secara
umum, pendidikan dilakukan semenjak manusia diciptakan. Pendidikan ini merupakan
pendidikan yang bersifat umum pada masyarakat. Pendidikan secara umum didasarkan pada
insting seorang manusia. Mendidik secara insting diikuti oleh mendidik yang bersumber dari
pikiran dan pengalaman manusia. Manusia mampu menciptakan cara-cara dalam mendidik
karena perkembangan pikirannya. Semakin maju perkembangan pikiran, semakin pula variasi
orang tua dalam mendidik anaknya.3

Pendidikan mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan manusia.


Pendidikan bermaksud membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah
menjadi berbudaya. Pendidikan erat kaitannya dengan membudayakan manusia.
Membudayakan manusia sendiri merupakan proses atau upaya meningkatkan hidup dan
kehidupan manusia atau kelompok. Secara sederhana adalah cara hidup yang dikembangkan
oleh masyarakat. Insting, pendidikan, dan kebudayaan saling berkatian. Insting dibawa oleh
manusia sejak lahir. Pendidikan dan kebudayaan didapat melalui proses pembelajaran yang
didasarkan pada insting itu sendiri. Pendidikan dan budaya berjalan bersama untuk saling
memajukan. Makin tinggi kebudayaan, makin tinggi pula pendidikan dan cara mendidiknya.
Pendidikan merupakan aspek dari kehidupan manusia dan ada dalam kebudayaan akan tetapi,
kebudayaan hanya bisa dibentuk melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan diperlukan
untuk membudayakan atau memanusiakan manusia.

1
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Ma-arif/publication/329088809_Modul_Hadist_Tarbawy/
links/5bf4dda84585150b2bc6414b/Modul-Hadist-Tarbawy.pdf
2
UU No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/view/5492/3767
5
6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Saking wajibnya mempelajari ilmu , Rasulallah menyuruh, menganjurkan dan memotivasi


umatnya agar mencari ilmu, sehubungan dengan itu ditemukan beberapa hadist
berikut: Dari Abdullah bin Mas‟ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda
:”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini.
Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia
membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah alHikmah dan ia berprilaku
sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain” (HR Bukhari) karena orang tidak
akan bisa mendapatkan apa-apa tanpa ilmu dan ilmu harus di pelajari.
2. Hakikat Pendidikan Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Semenjak
masih di dalam kandungan hingga dewasa, pendidikan terus berlangsung selama manusia itu
hidup Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya

B. Daftar Pustaka
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Ma-arif/publication/
329088809_Modul_Hadist_Tarbawy/links/5bf4dda84585150b2bc6414b/Modul-Hadist-
Tarbawy.pdf
UU No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/view/5492/3767
https://www.google.com/search?
rlz=1C1ONGR_enID1026ID1026&sxsrf=AJOqlzWQEuvYpLTlgXGObvJzdWbuBP4avg:16
74143280437&q=Dari+Abdullah+bin+Mas%27ud+r.a.
+Nabi+Muhammad+pernah+bersabda+:%E2%80%9DJanganlah+ingin+seperti+orang+lain,
+kecuali+seperti+dua+orang+ini.
+Pertama+orang+yang+diberi+Allah+kekayaan+berlimpah+dan+ia+membelanjakannya+seca
ra+benar,
+kedua+orang+yang+diberi+Allah+alHikmah+dan+ia+berprilaku+sesuai+dengannya+dan+m
engajarkannya+kepada+orang+lain+

7
(HR+Bukhari)&spell=1&sa=X&ved=2ahUKEwiMgaLc_dP8AhVuEbcAHTv6A5QQBSgAe
gQICBAB&biw=1280&bih=601&dpr=1.5

Anda mungkin juga menyukai