Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
Kata pengantar..............................................................................................................................2

BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Kata pengantar......................................................................................................................3
B. Rumusan masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan penulisan...................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................4
A. Wajib belajar.........................................................................................................................4
a. Pengertian wajib belajar............................................................................................4
b. Hadis tentang wajib belajar.......................................................................................4
c. Tujuan dari kewajiban belajar...................................................................................5
B. Pendidikan moral..................................................................................................................6
a. Pelaksanaan Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan.........................................7
b. Faktor Pendorong Krisisnya Nilai Pendidikan Moraldalam Dunia
Pendidikan.................................................................................................................7
c. Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia
Pendidikan.................................................................................................................8
d. Pelaksanaan Pendidikan Moral yang Efekif dalam Dunia Pendidikan.....................8
e. Tujuan pendidikan moral..........................................................................................9

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan.........................................................................................................................10
B. Daftar pustaka.....................................................................................................................10

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah akan selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang Telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan guna memenuhi tugas dari
mata Kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM dengan judul “Kewajiban Belajar dan
Pendidikan Moral” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar makalah kami ini dapat diperbaiki. Akhir kata kami berharap semoga
Makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap Pembaca.

Rabu, 1 Maret 2023

Kelompok 4

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar atau menuntut ilmu merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu, manusia tidak dapat melakukan segala hal.
Untuk mencari nafkah perlu ilmu, beribadah perlu ilmu, bahkan makan dan minumpun perlu
ilmu. Dengan demikian belajar merupkan sebuah kemestian yang tidak dapat ditolak apalagi
terkait dengan kewajiban seorang sebagai hamba Allah swt. Jika seorang tidak mengetahui
kewajibannya sebagai hamba bagaimana bisa dia dapat memperoleh keselamatan di dunia dan
akhirat.

Pendidikan bertujuan tak hanya untuk membentuk manusia yang cerdas otaknya dan
terampil dalam melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki
moral, sehingga menghasilkan negara yang unggul. Maka dari itu, pendidikan tidak semata-mata
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mentransfer nilai-nilai moral dan
nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Dengan transfer moral yang bersifat universal,
diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain tercermin dalam tingkah laku
serta aktualisasi diri sejak dini sehingga saat tumbuh dewasa dapat menjadi warga negara yang
baik.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan wajib belajar?
b. Apa yang mendasari kewajiban belajar?
c. Apa yang dimaksud pendidikan moral?
d. Apa saja tujuan pendidikan moral?

C. Tujuan Penulisan
a. Menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah yang bersangkutan
b. Berdiskusi mengenai kewajiban belajar dan pendidikan moral
c. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pentingnya wajib belajar dan pendidikan moral

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Wajib Belajar

Di dalam UUD 1945 Bab XIII Pasal 31 Ayat 1 disebutkan ”setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan”. Mendapatkan pendidikan merupakan hak azasi manusia dan menjadi
hak dasar warga negara Indonesia.

Namun kenyataannya banyak penduduk Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan


disebabkan banyak hal, di antaranya hidup di lingkungan yang terpencil. Hal ini berdampak pada
kurangnya sumber daya manusia untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Sudah
menjadi kewajiban pemerintah untuk memberikan hak pendidikan bagi warga negaranya. Oleh
sebab itu, program wajib belajar dilaksanakan sejak tahun 1984 (Wajib Belajar Pendidikan Dasar
6 Tahun) kemudian setelah 10 tahun diluncurkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
sejak 1994, melalui Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1994.

a. Pengertian wajib belajar

Wajib belajar merupakan program pendidikan nasional yang harus diikuti oleh warga negara
Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Wajib belajar ini
merupakan pendidikan minimal yang harus diikuti oleh setiap warga negara Indonesia.
Adapun belajar ialah aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan
sepihak. Sedangkan pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik
yang di dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar dan belajar (teaching and
learning). Jadi perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar
mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM).

b. Hadits tentang Kewajiban Belajar

Beberapa hadis mengenai kewajiban belajar mengajar. Rasul saw bersabda mengenai
kewajiban belajar mengajar :

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ْم فَ ِر ْث‬


‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

4
َ ‫تَ َعلَّ ُموْ ا َو َعلِّ ُموْ ا َوت ََوا‬
‫ضعُوْ الِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم َولَيَلَوْ ا لِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم‬
Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-
gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. (HR Tabrani).

Ilmu yang dimaksud di dalam Hadis ini adalah ilmu yang mesti diketahui seperti ilmu
mengenai Maha Pencipta,Nilmu mengenai kenabian, ilmu mengenai tata cara shalat dan lain
sebagainya dan semua ini hukum mempelajarinya adalah wajib.

c. Tujuan Dari Kewajiban Belajar


Menurut Al-Qabisi, tujuan pendidikan atau pengajaran adalah mengetahui ajaran agama
baik secara ilmiah maupun secara amaliah. dia termasuk ulama ahli fiqih dan tokoh dari
ulama ahli sunnah wal jama’ah. Sedangkan Ibnu Maskawaih berpendapat bahwa tujuan
pendidikan ialah tercapainya kebajikan, kebenaran dan keindahan. Ikhwan As-Safa,
cenderung berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan paham filsafat
dan akidah politik yang mereka anut. AlGhazali, berpendapat bahwa tujuan pendidikan
itu adalah melatih para pelajar untuk mencapai makrifat kepada Allah melalui jalan
tasawwuf yaitu dengan mujahadah dan riyadhah. Dari berbagai macam tujuan pendidikan
dikemukakan di atas dapat mengambil kesimpulan kepada dua macam tujuan yang
principal.

1. Tujuan Keagamaan
Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi
orang muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang
benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam yang bersih dan
suci. Tujuan keagamaan mempertemukan diri pribadi terhadap Tuhannya melalui
kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunat dan yang
fardhu bagi seorang mukallaf. Tujuan ini menurut pandangan pendidikan Islam
dan para pendidik muslim mengandung essensi yang amat penting dalam
kaitannya dengan pembinaan kepribadian individual; diibaratkan sebagai anggota
masyarakat yang harus hidup di dalamnya dengan banyak berbuat dan bekerja
untuk membina sebuah gedung yang kokoh dan kuat. Di sini nampak jelas tentang
pentingnya tujuan pendidikan ini, karena sebenarnya agama itu sendiri
mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai aspek pendidikan kejiwaan dan
pendidikan kebudayaan

2. TujuanKeduniaan
untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa depan. Tujuan ini
diperkuat

5
oleh aliran paham pragmatism yang dipelopori oleh ahli filsafat John Dewey dan
William Kilpatrick. Para ahli filsafat pendidikan pragmatism lebih mengarahkan
pendidikan anak kepada gerakan amaliah (ketrampilan) yang bermanfaat dalam
pendidikan.
Adapun saat ini dan zaman teknologis, tujuan ini mengambil kebijakan
baru yang lebih menonjolkan kecekatan bekerja yang cepat di dalam setiap
peristiwakehidupan dan juga memakai strategi pendidikan seumur hidup (life-
long
education).
Sedangkan pendidikan Islam melihat tujuan pendidikan ini dari aspek dan
pandangan baru yaitu berdasarkan Al-Qur’anulkarim, yang sangat memusatkan
perhatian kepada pengamalan di mana seluruh kegiatan hidup umat manusia harus
bertumpu kepadanya. Banyak sekali ayat-ayat Alquran selalu berkaitan antara
iman dengan amal perbuatan yang salah, sebagai landasan yang kokoh dalam
mengarungi kehidupan manusia. Struktur pendidikan Islam dibangun di atas
landasan yang kokoh, yang menggunakan kedua tujuan keagamaan dan tujuan
keduniaan. Dengan demikian, terdapat perbedaan besar antara tujuan-tujuan
pendidikan dari umat-umat terdahulu dengan masa kini. Misalnya, bangsa Cina
dahulu mengutamakan pada pencapaian tujuan pendidikan yang mempersiapkan
anak didik untuk hidup bekerja sama dalam tugas-tugas besar.

B. Pendidikan Moral
Pendidikan moral adalah usaha sadar tentang mengajarkan nilai kebaikan meliputi perilaku
baik sesuai dengan aturan normatif dan juga tentang sikap dan tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Baik sebagai makhluk individu seperti jujur, dapat dipercaya, adil,
bertanggungjawab dan lain-lain. Maupun sebagai makhluk sosial dalam hubungannya dengan
masyarakat, seperti kejujuran, penghormatan sesama manusia, tanggung jawab, kerukunan,
kesetiakawanan, solidaritas sosial dan sebagainya yang terkemas dalam citra kebaikan.

Selain itu, pendidikan moral adalah suatu aktivitas yang harus dilatih dan mungkin
dipaksakan bagi setiap orang sejak dini untuk menjadikan anak yang baik dan mempunyai
tingkat kesadaran moralitas yang tinggi dalam mewujudkan tujuan-tujuan sosial. Di samping
bersifat sosial pendidikan moral juga haruslah bersifat rasuonal.

Secara kultural pendidikan moral memerlukan perjuangan yang panjang. Perjuangan


membangun mentalitas bangsa yang berbasis nilai-nilai moral melalui penghormatan kepada
orang tua dan bersumber dari nilai moral, harus diawali dari individu yang mengutamakan

6
kehidupan, menjunjung nilai-nilai moral, disemaikan dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan masyarakat luas.

Dalam menyosialisasikan nilai-nilai moral diperlukan guru, pejuang moral yang tidak pernah
gentar, putus asa atau frustasi meskipun rintangan, halangan, lingkungan tidak kondusif, dan
harus berhadapan dengan keadaan distruktif. Dengan tidak jemu-jemunya meneriakkan
sosialisasi pendidikan moral adalah untuk mewujudkan nilai moral secara universal yang
mengharg

a. Pelaksanaan Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan moral
diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan
martabat manusia itu sendiri.
Pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di sekolah dasar perkembangan
pendidikan moral tidak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral
bangsa Indonesia yang terpapar jelas dalam pancasila sebagai dasar Negara. Pendidikan moral
bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang beragama,
memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan menjunjung tinggi nilai-nilai
musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki.

 
b. Faktor Pendorong Krisisnya Nilai Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

Beberapa hal yang mendorong terjadinya krisis nilai moral dalam dunia pendidikan antara lain :
 Kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun
sekolah
Pendidikan moral tersebut dalam prakteknya berjalan kurang efektif dan belum sesuai
dengan harapan yang ingin dicapai. Dalam lingkup keluarga, pendidikan moral pertama
kali ditanamkan dan lebih cenderung kepada penanaman nilai-nilai kejujuran, dalam
segala aspek kehidupan keluarga serta sarana pembentuk kepribadian yang pertama
kalinya.
Pendidikan moral dalam masyarakat juga harus memberikan andil terhadap
perkembangan seorang individu. Perkembangan moral di sekolah menjadi wahana yang
kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik.

 Pengaruh globalisasi
Adanya globalisasi atau pasar bekas dimana seluruh pelosok dunia dapat bebas
berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu, banyak membawa pengaruh-pengaruh
yang kurang baik terhadap moral-moral anak bangsa, sehingga hal ini pun
mengakibatkan semakin krisisnya moral bangsa, apalagi dalam dunia pendidikan
yang notabenya adalah para remaja yang masih sangat mudah terpengaruh oleh hal-
hal yang tidak diinginkan sebagai pengkrisisan moral.

7
 Kurangnya peran agama
Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama, karena nilai-
nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari luar, dan
keyakinan tersebut ditanamkan sejak kecil.
 

c. Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

Berdasarkan tujuan pendidikan moral, terdapat tiga faktor penting sebagai pendukung pelaksana
pendidikan moral, antara lain :
 Peserta didik
Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan mampu
mengembangkan nilai untuk moral dalam dirinya dengan bantuan lingkungan
sekitarnya.
 Guru atau fasilitator
Guru seogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi siswa
untuk memahami dan menghayati nilai moral tersebut.
 Agama
Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada
paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang telah ditanamkan pada
diri individu sejak kecil.
 

d. Pelaksanaan Pendidikan Moral yang Efekif dalam Dunia Pendidikan

Agar dalam pendidikan moral dapat berjalan dengan proses pelaksanaan efektif, maka terdapat
beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pada seseorang pendidik, seharusnya cara
penyampaiannya pun harus bermoral pula. Dimana seorang pendidik mulai dari SD sampai PT
harus memiliki moralitas yang terdapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya. Seorang
pendidik harus memiliki akhlak mulia, jujur, bertaqwa, tidak curang, tidak memaksakan
kehendak, santun, disiplin, tidak plin-plan, berlaku adil di dalam kelas, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat integrated, yaitu kerjasama
yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari keluarga, rumah tangga, sekolah dan
lingkungan masyarakat. Yang turut bertanggung jawab terutama mengenai aspek efektifnya
melalui mata pelajaran yang diajarkan dan contoh teladan dalam tingkah laku serta perbuatan-
perbuatan.
Namun sesungguhnya pengendali moral yang paling penting adalah nilai agama yang telah
ditanamkan dalam diri individu sejak kecil. Karena sebenarnya kerusakan-kerusakan yang terjadi
saat ini bukan karena kegagalan agama dalam membangun masyarakat yang bermoral,
melainkan kegagalan umat memahami pesan moral agama dan keggalan mengamalkan ajarannya
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, demi menyelematkan generasi yang akan datang,
perlunya penanaman nilai agama yang lebih efektif.
 

8
e. Tujuan pendidikan moral

Adapun tujuan pendidikan moral bagi anak-anak adalah sebagai berikut :

 Anak mampu menghargai orang lain.


 Anak mampu memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal,
nasional, dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang, dan
tatanan antar bangsa.
 Anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam
mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan
bermasyarakat saat ini.
 Anak mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi
pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan sesuai
dengan norma budi pekerti.
 Anak mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi
pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab.

9
BAB III

PENUTUP
A. SIMPULAN
 Belajar mengajar wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan tanpa adanya
batasan waktu”.
 Orang yangbelajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk
memecahkan segala masalah yang dihadapinya di
kehidupan dunia. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya
di mata Allah.
 Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut
 Pendidikan moral memang sangat penting. Apalagi dalam dunia pendidikan agar
seluruh komponen dalam masyarakat terutama pada dunia pendidikan menjadi
lebih baik dan dapat mencetak generasi muda yang lebih bermoral.
 Semua itu akan terwujud jika ada partisipasi dari pembentukan moral oleh
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, tenaga pendidik peserta didik, serta
pengendali moral dari agama.
 Wajib belajar dan pendidikan moral sangatlah berkaitan dalam upaya membentuk
masa depan baik bagi anak-anak, dewasa, individu, kelompok, terutama untuk
membentuk bangsa.

B. DAFTAR PUSTAKA

Artikel:

Kewajiban Belajar dalam Hadis Rasulullah saw. Oktrigana Wirian

Internet:

https://core.ac.uk/download/pdf/266976385.pdf

https://kumparan.com/kabar-harian/18-hadits-tentang-menuntut-ilmu-perintah-dan-
keutamaannya-bagi-umat-muslim-1xqEWHIcar6/full

https://www.merdeka.com/jabar/pendidikan-moral-adalah-upaya-memanusiakan-manusia-
berikut-penjelasannya-kln.html

http://www.sman14gowa.sch.id/index.php?id=artikel&kode=27

10

Anda mungkin juga menyukai