Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkannya”

Dosen pengampu : Drs. Nuril huda,S.Pd

Disusun oleh :

Lailatul Husnah (20221187002)

Nita Adila (20221187003)

Sofia Dwi safitri (20221187004)

PRODI D3 TEKNOLOGI BANK DARAH

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadiran allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu

Makalah ini tersusun berdasarkan tugas yang telah diberikan kepda kami sebagai mahasiswa
pada mata kuliah agama islam. Makalah ini tidak akan terselesaikan jika tanpa bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu berkenankanlah saya
menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak Drs. Nuril huda,S.Pd yang memberikan
bimbingan kepada kami.

Sebelumnya, saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Baik itu dari sisi materi maupun penulisannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam
perbaikan makalah ini sangat saya harapkan. Saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya guna mengetahui “kewajiban menuntut ilmu dan
mengamalkannya”

Surabaya 19 December 2022


DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………2

Daftar isi………………………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang……………………………………………………………………………....4


1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………………...5
1.3 Tujuan pembelajaran………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkannya…………………………………………….6

1. Pengertian…………………………………………………………………………………6
2. Kewajiban menuntut ilmu ………………………………………………………………..6
3. Kewajiban mengamalkan ilmu …………………………………………………………...7
4. Perintah menuntut ilmu …………………………………………………………………..8
5. Keutamaan orang yang ber ilmu …………………………………………………………9
6. Syarat menuntut ilmu ……………………………………………………………………10
7. Tujuan menuntut ilmu …………………………………………………………………...13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………….14

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………...15

3.3 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan suatu
bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi, social dan mental
seseorang. Islam begitu sangat memperhatikan pentingnya akan ilmu pengetahuan, seni
dan teknologi dalam kehidupan umat manusia. Martabat manusia dapat ditentuhkan oleh
peribadahannya kepada allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Bahkan dalam Al-Qur’an sendiri allah telah menyatakan
bahwa hanya orang yang memiliki ilmulah yg benar akan takut terhadap allah. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang saat ini dipimpin oleh peradaban barat pada
satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuraan material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru
gaya hidup peradaban barat tanpa diikuti sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang
di akibatkan.
Indonesia merupakan sebuah negara hukum yang mewajibkan seluruh warga negaranya
untuk memilih satu dari 5 agama resmi yang ada di Indonesia. Namun kerukunan antar
umat Bergama diindonesia masih dinilai begitu banyak yang menyisakan masalah. Kasus-
kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa sepenuhnya
terhapus secara tuntas. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemahaman masyarakat dengan
adanya kerukunan antar umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan ditemukan
beberapa ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya saling
permusuhan, saling merasa ketidak adilan. Maka dari itulah pentingnya kerukunan antar
ummat beragama, agar semua masyarakat tidak mengalami efek negative dari ketidak
rukunan antar agama. Dengan berbedaan tersebut, juka tidak terpelihara dengan baik bisa
mengakibatkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan adanya nilai
dasar agama tersebutn yang mengajarkan kepada kita tentang kedamaian, hidup saling
menghormati, dan saling tolong menolong. Oleh karena itu, dalam memuwujdkan
kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus tercipta stau konsep hidup
bernegrara yang mengikat semua anggota kelompok social yang berbeda agama guna
menghindrai ledakan konflik antar umat beragama yang terjadi tiba-tiba.

1.2 Rumusan masalah


1.Apa yang dimaksud kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkannya?

1.3 Tujuan pembelajaran

1.Untuk mengetahui kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkannya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkannya


1. Pengertian
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya
berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Menurut pengertian lain ilmu pengetahuan (sains) adalah
pengetahuan tentang gejala alam yang dieproleh melalui proses yang disebut metode ilmiah.
Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan karena segala sesuatu yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri dari kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada
sebuah bidang kajian. Oleh karena itu seseorang yang memperdalam ilmu tentunya disebut sebagai
spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam generalis. Karena
keterbatasan kemampuan manusia, maka begiyu jarang sekali ditemukan orang yang menguasai
beberapa ilmu secara mendalam.

2. Kewajiban menuntut ilmu

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah
hidup, tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik. Karena, pada dasarnya ilmu menunjukkan
jalan menuju kebenaran sekaligus meninggalkan kebodohan. Kemiskinan muncul dari kebodohan
dan kebodohan akan mengakibatkan keterbelakangan dan ketertinggalan pada semua aspek
kehidupan. Kewajiban menuntut ilmu memiliki begitu banyak cara dalam beribadah kepada allah
SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Tentunya dalam melakukan ibadah dan amal harus
berdasarkan ilmu yang ad di dalam Al-qur’an dan Al-hadist. Tidak akan ada lagi yang tersesat bagi
siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh berpedoman pada AL-qur’an dan hadist
menuntut ilmu dalam islam itu memiliki hukum wajib.

 Rosullullah SAW bersabda ; “menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim
laki-laki dan perempuan”
 Rosulullah SAW bersabda ; “mencari ilmu itu wajib bagi seluruh umat muslim,dan orang
yang meletakkan ilmu pada seorang yang bukan ahlinya bagaikan menggantungkan
permata dan emas pada babi hutan”. ( HR. Ibnu majah dan lainnya)
 Rosulullah SAW bersabda ; “barang siapa keluar dalam rangka tholabul ilmu (menuntut
ilmu), maka dia berada dalam sabilillah hingga Kembali”. (HR. Tirmidzi, hasan)
 Rosulullah SAW bersabda :”barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
allah memudahkan baginya jalan dalam menuju syurga.” (HR.Muslim)

3. Kewajiban mengamalkan ilmu


Dalam kita ‘Ta’limul muta’alim’ disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih
dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang seketika itu pasti digunakan dan di amalkan bagi
setiap orang yang sudah baligh. Dalam hadist lain nya juga dijelaskan bahwa ilmu yang
wajib dituntut adalah ilmu yang bermanfaat dan bukan hanya benar, tapi juga dapat
mendekatkan diri kita kepada allah SWT dan dapat memberikan kebahagiaan bagi kita,
keluarga, dan masyarakat baik didunia maupun diakhirat. Hal tersebut sedekah yang
paling utama dibandingkan sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu
khususnya ilmu agama, berarti menanam amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang
manfaatnya bukan hanya dirasakan orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat
dinikmati orang lain juga.
 Rosulullah SAW bersabda : “barang siapa yang mengajar orang lain terhadap
sesuatu petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
telah melaksanakan petunjuk itu, tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali.”
 Rosulullah SAW bersabda : “barang siapa yang mengamalkan apa yang ia
ketahui, maka allah akakn mewariskan kepadanya ilmu yang belum
diketahuinya, dan allah akan menolong dya dalam amalannya sehingga ia
mendpatkan syurga dan barang siapa yang tidka mengamalkan ilmunya makai a
tersesat oleh ilmunya itu dan allah tidak menolong dya dalam amalannya
sehingga ia akan mendapatkan neraka.”
4. Perintan menuntut ilmu
Tidak aka nada cara dan jalan dalam mengenal allah dan sampai kepadanya kecuali
dengan ilmu. Allah lah yang telah menunjukkan jalan yang paling dekat dan mudah untuk
sampai kepadanya. Barang siapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang
dari tujuan yang di cita-citakannya.
 Allah SWT berfirman :” bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
menciptakan dya telah menciptakan mnusia dari gumpalan darah. Bacalah dan
tuhanmulah yang pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
(baca tulis). Dya mengajarkan kepada manusia apa yang tidak manusia
ketahui.”( Q.S. Al’alaq[96]: 1-5)
 Allah SWT juga berfirman :” katakanlah; “adakah sama orang-orang yang
mengetahui (ilmu agama islam) dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S
Az-zumar [39] ;9)
 Rosulullah SAW bersabda: “ siapa yang dikehendaki menjadi orang baik oleh
allah swt, maka allah swt akan memberikan kepahaman kepadanya dalam agama
islam.” (H.R Bukhori. Muslim)
 Allah SWT berfirman : “ tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya
( kemedan perang). Mangapa tidak pergi dari setiap golongan diantara mereka
beberapa orang untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberikan peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
Kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S surat at-
taubah, 122).
Menurut al maraghi, ayat tersebut merupakan sebuah isyarat tentang wajibnya
melakukan pendalaman agama dan bersedia mengajarkannya ditempat-tempat
pemukiman serta memberikan pemahaman kepada orang-orang lain tentang
agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka
tidak menjadi bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib
diketahui oleh setiap mukmin. Kewajiban dalam menuntut ilmu bagi seluruh
umat muslim ini tidak untuk sembarang ilmu, tetapi terbatas pada ilmu agama,
dan ilmu yang menerangkan cara dalam bertingkah laku atau bermu’amalah
dengan sesame manusia. As-syaikh az-zarnuji dalam kitab ta’limul muta’allim
berkata ; “ilmu yang paling utama adalah ilmu haal. Dan perbuatan yang paling
mulia adalah menjaga tingkah lakunya sendiri.”
5. Keutamaan orang yang berilmu
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia disisi allah SWT dan
masyarakat. Al-qur’an menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan
terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka disisi allah
swt dan makhluknya. Pepatrah mengatakan bahwa ilmu lebih utama daripada harta
karena ilmu akan menjaga pemiliknya sedangkan harta, pemiliknya lah yang harus
menjaganya. Dan sesungguhnya, iman seseorang kepada allah dan hari akhir itu haruslah
dibangun dengan landasan ilmu. Tidak mungkin seseorang akan dapat memiliki iman
kepada hal-hal tersebut tanpanya. Tanpa adanya ilmu dalam diri, seseorang hanya akan
beragama tanpa memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikut an saja.
 Allah swt berfirman ; “ allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberpa derajat” (Al-
mujadalah ; 11)
 Rosulullah saw bersabda ; “ keutamaan orang alim atau ahli ibadah adalah
seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (H.R Ad
daylami )
 Allah swt berfirman ; “ yang mencipatakan mati dan hidup untuk menguji kamu
siapa yang lebih baik amalnya dan dya maha perkasa, maha pengampun.” (Al-
mulk ; 2 )
 Rosulullah saw bersabda ; “ sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan
dirham, sesungguhnya mereka hanyalah memwariskan ilmu, maka barang siapa
yang telah mengambilnya, maka dya telah mengambil bagian yang banyak.”
(H.R Abu Dawud dan at-tirmidzi)
 Rosulullah saw bersabda ; “ ilmu syar’I yang paling bermanfaat itu adalah
mengetahui kewajiban mukallaf dari perkara din-nya, baik urusan ibadah dan
mu’amallah serta ilmu tentang allah, sifatnya, dan kewajiban kita terhadap
urusan tersebut, dan mensucikannya dari kekurangan. Adapun semua itu
berputar pada tafsir, hadits, dan fiqih.” ( fathul bari 1/ 141)
6. Syarat menuntut ilmu
Dalam kitab “ta’lim mutta’lim” yang ditulis oleh imam al zarnuji, beliau menulis dalam
syair sahabat nabi ali bin abi thalib bahwa syarat-syarat mencari ilmu itu ada 6 yaitu ;
a) Cerdas ( Dzakaun)
Kecerdasan merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi. Imam ghozali pernah
mengatakan bahwa ia tidak mengetahui akan sesuatu dan karenanya dya mau belajar.
Maksud cerdas disini bukanlah tingkatan kepintaran, melainkan tidak gila. Orang
tersebut harus waras, dapat membedakan mana angka satu dan dua, mana hitam dan
putih, mana baju dan celana.
b) Rakus ( hirsun )
Rakus adalah ( punya kemauan dan semangat untuk berusaha mencari ilmu).
Maksudnya ialah Ketika seseorang yang telah mendapat sesuatu ilmu ia tidak akan
pernah berhenti dalam mencari ilmu yang lain meskipun dengan adanya segala
penderitaan dan kesulitan yang dialaminya Ketika menuntut ilmu tersebut.
c) Sabar
Seorang yang menuntut ilmu sudah pasti akan menghadapi macam-macam gangguan
dan rintangan. Selain berusaha maka bersabarlah untuk menghadapi semua itu, dan
perlu diketahuin bahwa sabar merupakan bagian dari iman, “assobru al iman”. Dan
sbaar disini memiliki arti tabah, tahan menghadapi cobaan atau menerima pada
perkara yang tidsk disenangi atau tidak mengenakan dengan ridho dan menyerahkan
diri kepada allah swt, akan tetapi kesabaran disini harus diartikan dalam pengertian
yang aktif bukan dalam pengertian yang pasif. Artinya nrimo ( menerima ) apa
adanya tanpa usaha untuk pemperbaiki keadaan.
d) Modal/bekal
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap
muslim, dan dijelaskan lagi dalam hadits “ tuntutlah ilmu mulai dari Rahim ibu
sampai liang lahat”. Dari hadist tersebut sudah dijelaskan bahwa, seumur hidup kita
wajib menuntut ilmu. Pendeidikan bukan hanya Pendidikan formal tetapi yang
nonformal pun ada. Rosul telah menjanjikan kepada mereka para penuntut ilmu “
sesungguhnya allah pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu
dan yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala kekurangan
( biaya) pasti mampun atau bisa menyelesaikan Pendidikan. Karena pasti akan ada
jalan lain selama manusia mau berusaha dan yakin terhadap kekuasaan nan
pertolongan allah al yaqinu la yuzalu bi as syaq artinya ; “ keyakinan tidak bisa
dihilangkan oleh keragu-raguan”. Dan akhirnya maka tidak ada alas an orang tidak
bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti keterangan sebelumnya carilah jalan lain,
solusi lain agar bisa menuntut ilmu.
e) Petunjuk guru
Banyak orang yang menjadi tersesat karena belajar dengan tanpa adanya guru,
seorang thalabul ilmi hendaklah mempunyai seorang guru sebagai petunjuk,
walaupun ada yang mengatakan bahwa buku merupakan guru yang besar, namun
buku itu tidak bisa metuturi ( memberi nasehat )
f) Waktu yang Panjang
Karena itu sangat luas dan tidak memiliki akhir maka sudah barang tentu
membutuhkan waktu yang sangat lama. Pepatah arab mengatakan ; “ tuntutlah ilmu
dari kita di Rahim sampai ke liang lahat” seorang pelajar harus mengulang-ulang
pelajaran yang telah didapat, jadi dalam mencari ilmu tidaklah cukup dalam waktu
yang cukup singkat. Seperti contoh seorang untuk menjadi doctor harus melalui sd,
smp, sma, hingga perguruan tinggi, dan hal tersebut nukanlah waktu yang singkat.
7. Tujuan menuntut ilmu
Tujuan menuntut ilmu juga adalah untuk melaksanakn petunjuk allah swt, sebab itulah
menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslim. Ahmad tafsir meklarifikasikan tujuan
tersebut kedalam tiga kategori ;
a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku, jasmani, dan rohani serta kemampuan-kemapuan yang
harus dimiliki untuk hidup didunia dan akhirat.
b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat mencakup tingkah laku individu dalam
masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat dan pengkayaan pengalaman
masyarakat.
c. Tujuan provisional yang berkaitan dengan Pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni sebagai profesi dan sebagai aktivitas diantara aktifitas-aktivitas
masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

1. manusia merupakan satu-nya makhluk yang allah karuniakan akal sebagai alat untuk
berfikir. Karena dengan akal lah manusia mamapu menyerap ilmu pengetahuan dan menciptakan
teknologi, serta menghasilkan karya seni, sehingga dapat menciptakan beradaban dimuka bumi.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indera intuisi
dan firasat. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dalam islam begitu sangat berpengaruh
bagi kemajuan agama islam. Serta dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap allah swt, manusia
menerima derajat yang lebih tinggi dan manusia juga memiliki tanggung jawab terhadap allah
yaitu beribadah kepada allah dan menjaga keiindahan dan ke asrian alam.

3.2 Saran

1. dalam meperoleh ilmu pengatahuan tentunya kita harus memerlukan usaha sehingga kita
dapat menemukan suatu kebenaran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dapat kita
peroleh pun tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita nantinya, namun jika ilmu itu
kita manfaatkan sesuai dengan kebenaran yang pasti oleh agama dan merupakan pengetahuan
yang mutlak atau wahyu dari tuhan. Maka daripada itu kita sebagai seorang yang
berpendidikan dan seorang yang telah memperoleh berbagai banyak ilmu pengetahuan dari
beberapa sumber informasi perlu juga kita ketahui pengetahuan akan agama sehingga suatu
kebenaran yang ingin kita cari tahu dapat kita temukan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/62269489/
MAKALAH_AGAMA_Kewajiban_Menuntut_dan_Mengamalkan_Ilmu_Serta_Keruku
nan_Antar_Umat_Beragama?email_work_card=view-paper

Anda mungkin juga menyukai