Disusun Oleh :
Sutrisna Noviyanto 221012100074
Hilda suci 221012100105
Mar'ah 221012100082
Andre 221012100438
karena tanparahmat dan ridhoNya kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
islam yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
itu, Islam memberikan perhatian khusus pada masalah tersebut. Islam mensyariatkan
pendidikan tidak hanya menghasilkan manusia-manusia yang cerdas akal, tetapi juga
Pendidikan pula sangat berpusat pada kemajuan kontemporer, suatu perkara yang
menjadikan ukuran perlombaan dan persaingan masa kini di kalangan bangsa adalah
dengan karya ilmiah, teknologi, dan akhlak yang menggeluti kehidupan di masa kini.
Manusia sebagai mahluk tuhan adalah mahluk pribadi sekaligus mahluk sosial,
susila dan religi. Sifat kodrati manusia sbg mahluk pribadi,sosial,susila dan religi harus
hanya mempunyai arti hidup secara lanyak jika ada diaantara manusia lainnya.tanpa
1
penting dari kehidupan manusia dengan mahluk hidup lainnya.’’Hewan’’juga belajar,
tetapi lebih di tentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan
rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang berarti. anak
menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga, mereka akan mendidik anak-anaknya sendiri. begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Salah satu permasalahan yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah
pendidikan sangat penting. jika al Qur’an dikaji lebih mendalam, maka kita akan
menemukan beberapa prinsip pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi
untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. (Beni &
Akhidayat, 2009)
2
3. Untuk menjelaskan keutamaan dalam menuntut ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim, baik laki-laki
Wassalam mewajibkan manusia agar tidak pernah berhenti belajar selama hidupnya
Selain termasuk pahala beribadah, menuntut ilmu termasuk amalan baik yang
tidak akan terputus. Hal ini juga telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wassalam:
petang) kemudian mempelajari satu ayat dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka
ُ َطل
ب َ ضة ال اعل ام َك ُمقَ ال اد أَه ال اه غَي ار اعندَ ال اعل ام َو َو ا
َ اض ُع ُمس الم ُك ال َعلَى فَ اري
3
Artinya: “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang
menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata,
Ketik sudah turun perintah Allah SWT yang mewajibkan suatu hal, yang harus
dilakukan umat Muslim adalah sami’na wa atha’na (kami dengan dan kami taat).
َّ
َ الطب َرا اني َرواهُ ) ال ُمعَ ال امي ُكم َولَ َيلَوا تَ َعلَّ ُمو َاو َع ال ُمو َاوت ََوا
ضعُوا ال ُمعَ ال امي ُكم
Ilmu agama memang menjadi prioriats untuk dipelajari. Namun, bukan berarti
ilmu-ilmu lain bias diabaikan. Dalam salah satu hadist disebutkan, bahwa menuntut
ilmu apa pun juga merupakan jihad di jalan Allah SWT. (Walz, 2023)
Khususnya ilmu yang membahas tentang Iman, Islam, dan Ihsan, yakni tauhid, fiqh,
4
Selebihnya ada ilmu yang dikategorikan fardhu kifayah, seperti Ilmu Falak dan
Ilmu Mawaris, juga ada ilmu-ilmu yang sifatnya sekunder, maka dari itu ada yang
dihukumi sunnah, mubah, makruh, bahkan haram seperti ilmu sihir dan perdukunan.
Ada banyak sekali jenis dan klasifikasi ilmu. Sehingga ada orang yang ahli di bidang-
bidang tertentu. Dalam dunia modern, juga ada ilmu-ilmu eksak, sosial, ekonomi,
budaya, politik, desain, dan lainnya. Luasnya ilmu membuat tidak satupun di muka
bumi ini yang menguasai semua ilmu secara mendetail. Al-Qur’an mengisyaratkan
bahwa andai seluruh lautan dijadikan tinta dan ranting dijadikan pena, niscaya tidak
akan mampu menuliskan ilmu Allah. Di ayat yang lain disebutkan, bahwa ilmu yang
diberikan kepada seluruh manusia ini tidak banyak, tetapi sedikit. Namun siapa yang
dalam membangun manusia. Manusia itu sama dengan semua binatang ditinjau dari
segi sifat-sifat kehewanan, seperti perasaan, gerakan, makanan, dan sebagainya; akan
tetapi perbedaan antara keduanya adalah pikiran. Dari pikiran ini terjadilah ilmu
Dengan ilmu, seseorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang membawa mudharat dan mana yang membawa manfaat. Sesudah
berilmu itu barulah keadaan mereka berubah dari biadab menjadi sopan dan beradab.3
Masalah mendasar yang sedang dihadapi umat sekarang ini adalah masalah hubungan
ilmu dan adab/sopan santun. Banyak orang yang punya ilmu pengetahuan sudah mulai
5
menjauhi adab, bahkan sudah melupakan adab. Akhlak mulia sudah mulai menipis
bagi kalangan ilmuan dan orang cerdik pandai dalam dunia ilmu pengetahuan.
Akibatnya terjadilah suatu keadaan yang oleh Syeh Muhammad Naquib Al-Attas,
Hasil akhirnya adalah ditandai dengan lahirnya para pemimpin yang bukan saja
tidak layak memimpin umat, melainkan juga tidak memiliki akhlak yang luhur dan
tidak memiliki kapasitas intelektual dan spiritual mencukupi, sehingga akan membawa
dan negara.
bermanfaat, yakni hasil integrasi antara ilmu dan adab. Keduanya saling menguatkan.
Menyatu terpadu bagaikan sebuah koin mata uang yang mempunyai dua sisi dan tidak
dapat dipisahkan dalam kebermaknaan yang satu tergantung pada yang lainnya. Ilmu
tanpa adab bagaikan pohon tanpa buah, dan adab tanpa ilmu bagaikan orang berjalan
tanpa arah.
Ilmu dan adab harus bersinergi, tidak boleh dipisah-pisahkan. Berilmu tanpa
adab adalah dimurkai (al-maghduubi 'alaihum), dan beradab tanpa ilmu adalah
kesesatan (al-dhalliin).
Imam Al-Ghazali menjelaskan kedudukan yang tinggi bagi seorang alim yang
bagaikan matahari yang menerangi alam. Dia mempunyai cahaya dalam dirinya, dan
6
ia adalah seperti minyak wangi yang mewangikan orang lain, karena ia memang
wangi. Maka siapa saja yang menyibukkan dirinya dalam aktifitas mengajar, berarti ia
telah memilih pekerjaan yang besar dan penting, oleh sebab itu seorang berilmu
Menarik sekali kalimat yang tertuang dalam kitab Adab al-'Alim wa al-
'Muta'allim yang ditulis oleh pendiri Nahdlatul Ulama KH. Muhammad Hasyim
Asy’ari, “at-tauhid yujib al-iman, fa man la imana lahu la tauhida lahu, wa al-imanu
yujib al-syari'ah, fa man la syari'ata lahu, la imana lahu wa la tauhida lahu, wa al-
syari'atu yujibu al-daba, fa man la adaba lahu, laa syari'ata lahu wa la imana lahu
Adapun menurut akidah dan kaidah Islam, seorang yang punya ilmu
pengetahuan hendaknya memiliki adab. Tanpa adab, dirinya akan terjatuh dalam cerca
dan cela, karena Ilmu yang ada pada dirinya tidak membawa manfaat. Oleh karena itu,
adab merupakan hal yang amat penting yang harus diperhatikan, agar ilmu yang
dimilikinya menjadi penghias kebaikan dan kebajikan, dan jadi teladan bagi kehidupan
banyak orang. Adab mengantarkan ke dalam derajat keagungan, seperti firman Allah
7
Ibn Jama’ah (ulama besar mazhab Syafi’i) dalam kitab Tadzkirah alSami' wa
tinggi pada seseorang didapatkan dengan iman dan ilmu. Dengan adab seseorang yang
memiliki ilmu pengetahuan akan selalu mendekatkan diri kepada Allah, iman pada
Allah, dan merasa diawasi oleh Allah (muraqabatullah), baik ketika sendirian, maupun
pada saat ada di tengah-tengah banyak orang. (Jama’ah, 2012) Akhlaknya tetap
َتَعلَ ُمون
seseorang yang punya ilmu pengetahuan tidak akan berprilaku khianat atas ilmu yang
pengertian adab dalam dunia pendidikan mempunyai sedikit berbeda dengan karakter.
Pendidikan adab adalah pendidikan akhlak Al-Karimah, sifat dan sikap terpuji. Orang
yang berakhlak mulia adalah mengikuti akhlak Rasul dan akhlak Rasul adalah
AlQur’an (Wa kana khuluquhu Al-Qur'an). Allah SWT memuji akhlak yang dimiliki
oleh Rasul (Wa innaka la'alaa khuluqin azhiim). Rasul tidak pernah berkata apapun
kecuali atas bimbingan dari wahyu Allah (Wa ma yanthiqu 'anil hawa in huwa illa
8
wahyu yuuhaa). Sehingga, orang yang hanya berkarakter belum cukup. Dimensinya
Itulah sebabnya dalam Islam, antara ilmu, amal, dan adab harus menyatu. Bila
tidak, maka khawatir terjatuh dalam ancaman yang disebutkan Al-Qur’an dan banyak
Hadits. Sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang bertambah ilmunya, namun
tidak bertambah hidayah (amalnya), maka tidaklah ada yang bertambah melainkan
يسمع لَ دعاء
Ilmu yang dipandu dengan ke Imanan inilah yang mampu melanjutkan warisan
berharga berupa ketakwaan kepada Allah SWT. Pentingnya adab bagi orang yang
berilmu dalam bertradisi intelektual Islam, maka ia telah menjadi perhatian para ulama
salaf untuk melahirkan karya monumental dalam merumuskan konsep ilmu dan adab,
Selain itu, karena ilmu merupakan suatu hal yang berharga, kamu harus
9
Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan meninggikan derajat orang yang berilmu.
Hal ini telah dijelaskan dalam arti surat Al-Mujadalah ayat 11, yaitu “Allah
mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat.”
Ilmu adalah warisan para nabi dan rasul. Hal itu karena ilmu adalah sesuatu
yang abadi, sedangkan harta hanya bersifat fana yang tidak kekal dan dapat habis
kapan saja.
Ilmu akan memberikan manfaat meskipun kita telah meninggal. Hal ini karena
ilmu tersebut tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, melainkan juga berguna bagi
orang lain.
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu. Bahkan ayat pertama
yang turun kepada Rasulullah SAW saat menjadi nabi adalah salam surat Al-‘Alaq
Keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting dalam Islam.
Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu
Majah no. 224). Dalam islam keutamaan menuntut ilmu juga disampaikan seperti
berikut :
10
Ini adalah keutamaan menuntut ilmu yang pertama, dalam Alquran Allah SWT
Jika ditelaah lebih lanjut, ada tafsiran atau arti dari ayat ini. Seperti salah satunya
menurut Imam Syaukani berkata : “Dan makna ayat ini bahwasanya Allah mengangkat
beberapa derajat orang-orang beriman dari orang-orang yang tidak beriman, dan
mengangkat beberapa derajat orang-orang yang berilmu (dan beriman) dari orang-
orang yang hanya beriman. Maka barang siapa yang memadukan antara iman dan ilmu
maka Allah mengangkatnya beberapa derajat karena imannya lalu Allah mengangkat
mewariskan uang emas dan tidak pula uang perak, akan tetapi mereka telah
mewariskan ilmu (ilmu syar’i) barang siapa yang mengambil warisan tersebut maka
Kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia. Ia yang berilmu pasti diberi
akhirat.
11
Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barangsiapa yang menginginkan urusan dunia,
maka wajiblah baginya berilmu. Dan barangsiapa yang ingin urusan akhirat (selamat
di akhirat) maka wajiblah ia memiliki ilmu juga. Dan barangsiapa yang menginginkan
keduanya, maka hendaklah ia memiliki ilmu tentangnya juga.” (HR Bukhari dan
Muslim).
Surga adalah idaman setiap muslim. Bahkan, ia menjadi janji dari Allah SWT
bagi banyak amalan shalih yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karena itu, menuntut
ilmu bisa menjadi salah satu jalan yang bisa kita lakukan untuk menuju surga. Hal ini
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim). (Utara, 2022)
12
e. Orang Berilmu Memiliki Pahala yang Kekal
Siapa yang tidak ingin terus mendapatkan pahala meski telah meninggal. Ilmu
akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal. Hal ini akan
didapati bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebab, ilmu
tersebut bukan hanya bermanfaat untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain.
ُ لَهُ يَد
عو
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang
13
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
1. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim, baik laki-laki
ilmu.
mempelajari satu ayat dari Kitab Allah , maka pahalanya lebih baik daripada
Khususnya ilmu yang membahas tentang Iman, Islam, dan Ihsan, yakni tauhid,
Selebihnya ada ilmu yang dikategorikan fardhu kifayah, seperti Ilmu Falak dan
Ilmu Mawaris, juga ada ilmu-ilmu yang sifatnya sekunder, maka dari itu ada
14
yang dihukumi sunnah, mubah, makruh, bahkan haram seperti ilmu sihir dan
Sehingga ada orang yang ahli di bidang-bidang tertentu. Dalam dunia modern,
juga ada ilmu-ilmu eksak, sosial, ekonomi, budaya, politik, desain, dan
lainnya. Luasnya ilmu membuat tidak satupun di muka bumi ini yang
andai seluruh lautan dijadikan tinta dan ranting dijadikan pena, niscaya tidak
akan mampu menuliskan ilmu Allah. Di ayat yang lain disebutkan, bahwa ilmu
yang diberikan kepada seluruh manusia ini tidak banyak, tetapi sedikit. Namun
itu sama dengan semua binatang ditinjau dari segi sifat-sifat kehewanan,
antara keduanya adalah pikiran. Dari pikiran ini terjadilah ilmu pengetahuan
dan berbagai temuan". Dengan ilmu, seseorang bisa membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang membawa mudharat dan mana yang
membawa manfaat. Sesudah berilmu itu barulah keadaan mereka berubah dari
biadab menjadi sopan dan beradab.3 Masalah mendasar yang sedang dihadapi
umat sekarang ini adalah masalah hubungan ilmu dan adab/sopan santun.
15
Banyak orang yang punya ilmu pengetahuan sudah mulai menjauhi adab,
bahkan sudah melupakan adab. Akhlak mulia sudah mulai menipis bagi
kalangan ilmuan dan orang cerdik pandai dalam dunia ilmu pengetahuan.
Akibatnya terjadilah suatu keadaan yang oleh Syeh Muhammad Naquib Al-
Attas, bahwa disebut the loss of adab . Ibn Jama’ah dalam kitab Tadzkirah
bahwa derajat yang tinggi pada seseorang didapatkan dengan iman dan ilmu.
seseorang yang punya ilmu pengetahuan tidak akan berprilaku khianat atas
ilmu yang diamanahkan kepadanya, karena khianat ilmu berarti sama dengan
Al-Karimah, sifat dan sikap terpuji. Orang yang berakhlak mulia adalah
Allah SWT memuji akhlak yang dimiliki oleh Rasul . Ilmu yang dipandu
16
3. Ini adalah keutamaan menuntut ilmu yang pertama, dalam Alquran Allah SWT
Jika ditelaah lebih lanjut, ada tafsiran atau arti dari ayat ini. Seperti salah
satunya menurut Imam Syaukani berkata : “Dan makna ayat ini bahwasanya
berilmu (dan beriman) dari orang-orang yang hanya beriman. Maka barang
siapa yang memadukan antara iman dan ilmu maka Allah mengangkatnya
ilmunya”.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Beni, A. S., & Akhidayat, H. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (Vol. 1). Bandung: CV
Pustaka Setia.
Ghazali, A. (2004). Bidayah Al hidayah . Semarang : Toha Putra.
Jama’ah, I. ( 2012). Tadzkirah as-Sami wa al-Mutakallim fi Adab al-Alim wa al-
19
20