Anda di halaman 1dari 54

LOGO

“ Add your company slogan ”

Op-Amp
By. Dr. Asepta Surya Wardhana, ST, MT

PEM Akamigas 2020


Contents

1 Rencana Materi Kuliah

2 Pendahuluan

3 Komponen Elektronika

4 Prinsip Kerja Komponen


Rencana Materi Kuliah

1. Semikonduktor & Komponen Elektronika


2. Diode (Jenis, Prinsip kerja, Aplikasi Diode,
Rangkaian Diode)
3. Transistor(Jenis, Prinsip kerja, Rangkaian
Transistor)
4. Op Amp
5. Power Amplifier
Pendahuluan

 Di dalam sistem kontrol sering kali keluaran dari sensor


nilainya tidak sesuai yang diharapkan yaitu nilainya mudah untuk
diolah. Oleh karena itu perlu adanya pengolah sinyal agar sinyal
keluaran dari sensor dapat kita olah terlebih dahulu agar
keluarannya seperti yang diharapkan.
 Penguat operasional atau sering disebut op-amp merupakan
komponen elektronika yang berfungsi untuk memperkuat sinyal
arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC).
 Pada prinsipnya penguat operasional hanya bekerja sebagai
penguat sinyal bukan penguat daya. Penguat operasional terdiri
atas transistor, resistor dan kapasitor yang dirangkai dan dikemas
dalam rangkaian terpadu (integrated circuit).
Penguat diferensial
 Op-amp dinamakan juga dengan penguat
diferensial (differential amplifier). Sesuai dengan
istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang
memiliki 2 input tegangan dan 1 output
tegangan, dimana tegangan output-nya adalah
proporsional terhadap perbedaan tegangan
antara kedua inputnya itu.
 Pada rangkaian yang demikian, persamaan pada
titik Vout adalah Vout = A(v1-v2) dengan A adalah
nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik
input v1 dikatakan sebagai input non-inverting,
sebab tegangan vout satu phase dengan v1.
Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input
inverting sebab berlawanan phasa dengan
tengangan vout.
Diagram Op-amp
 Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa
bagian, yang pertama adalah penguat
diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain),
selanjutnya ada rangkaian penggeser level
(level shifter) dan kemudian penguat akhir yang
biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas
B. Gambar berikut menunjukkan diagram dari
op-amp yang terdiri dari beberapa bagian
tersebut.
Rangkaian Dalam Op-Amp
Rangkaian Dalam
 Sumber arus digunakan untuk bias rangkaian-rangkaian
selanjutnya.
 Penguatan Op-amp diperoleh dari dua penguat
differensial
 Penggeser level (level shifter) menggeser tegangan DC
di kaki Collector Q4 ke nol untuk kemudian dimasukkan
ke rangkaian sesudahnya.
 Rangkaian keluaran umumnya adalah penguat push pull
klas AB atau driver arus. Di samping untuk mensupplay
arus ke beban, untai keluaran bersifat low output
resistance.
 Ketiadaan kapasitor kopling dan bypass memungkinkan
sebuah op-amp berfungsi sebagai penguat isyarat AC
maupun DC.
 Simbol op-amp ditunjukkan pada gambar di
bawah ini. Vin merupakan masukan
sinyal, Vout keluaran sinyal, A besar penguatan
dan VCC sumber tegangan.
Op-amp IDEAL

 Karakteristik op-amp ideal adalah kondisi op-amp sesuai


dengan teori. Karakteristik op-amp ideal adalah sebagai
berikut:
1. Faktor penguat tidak terhingga.
2. Tidak memiliki offset, maksudnya adalah bila masukan
nol maka keluaran juga nol.
3. Impedansi masukan tidak terhingga.
4. Impedansi keluaran nol.
5. Lebar bandwidth tidak terhingga.
6. Rise time nol.
7. Tidak mudah terpengaruh oleh perubahan tegangan
sumber maupun perubahan suhu.
Op-amp tidak Ideal

 Pada kenyataannya dalam pembuatan op-amp memiliki


keterbatasan sehingga tidak ada op-amp yang ideal. Op-amp yang
ada hanyalah op-amp yang mendekati ideal karena karakteristik op-
amp adalah sebagai berikut :
1. Faktor penguat terbatas kurang lebih 100.000 kali.
2. Terdapat offset dimana saat masukan bernilai nol tegangan keluaran
tidak nol.
3. Impedansi masukan cukup tinggi namun terbatas sampai kira-kira
ratusan kilo ohm saja.
4. Impedansi keluaran rendah namun terbatas puluhan sampai ratusan
ohm.
5. Rise time tidak nol.
6. Kerja op-amp terpengaruh perubahan sumber tegangandan
perubahan suhu.
 Dalam penggunaannya op-amp dibagi menjadi dua jenis yaitu
penguat linier dan penguat tidak linier.
 Penguat linier merupakan penguat yang tetap
mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk
dalam penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat
inverting, penjumlah, penguat diferensial dan penguat
instrumentasi.
 Sedangkan penguat tidak linier merupakan penguat yang
bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal
masukannya, diantaranya komparator, integrator,
diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan pembangkit
gelombang. Untuk menangani penguatan dari sensor
biasanya digunakan penguat linier yang tidak mengubah
bentuk sinyal namun hanya memperkuat sinyal saja.
Simbol Op-Amp
Op-Amp adalah salah satu jenis penguat sinyal yang banyak
dipergunakan dalam instrumen.

Non Inverting Input

Keluaran

Inverting Input

Op-Amp Dalam rangkaian loop terbuka memiliki faktor penguatan


yang sangat tinggi. Op-amp umumnya dicatu secara simetris,
namum kadang kala dicatu secara uni polar (+V dan ground).
Penjelasan

Simbol op-amp adalah seperti pada gambar diatas


dengan 2 input, non-inverting (+) dan input inverting (-).
Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc
dan –Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan
single supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam
op-amp pada gambar adalah parameter umum dari
sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai
idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi
output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan
AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya
tak terhingga.
Karakteristik masukan op-amp
+Vcc V
Tetap _
V +Vcc
+
t
t
- VEE

+Vcc
V V
_

t + - VEE
Tetap
t
masukan - VEE Keluaran
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa
rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal.
Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule,
yaitu :

Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v-


adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan
untuk menganalisa rangkaian op-amp.
Penguatan Open-loop 

Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang


tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal
LM741 memiliki penguatan yang terhingga kira-kira 100.000
kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini,
sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input
diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat
outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya akan
dibahas bagaimana umpan balik bisa membuat sistem
penguatan op-amp menjadi stabil.
Penguatan loop terbuka
+Vcc
Jika V2 > V1  Vo = +Vcc
_ V2 <= V1  Vo = -VEE
V1 Vo
V2 +

- VEE
Op-Amp sbg Buffer

GND

+Vcc
_
_
+
+ _
Vo
+ +
_
_ Vin +
Vo = Vin
- VEE
LM 324
Unity-gain frequency

Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi


berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga
Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting
jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi
tertentu. Parameter AOL biasanya adalah penguatan op-
amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp
menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal
input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain
frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan op-amp
akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu
merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah
op-amp yang memiliki unity-gain frequency lebih tinggi. 
Slew rate

Di dalam op-amp kadang ditambahkan beberapa kapasitor


untuk kompensasi dan mereduksi noise. Namun kapasitor
ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan response
op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp
ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga.
Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya
juga kotak. Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka
sinyal output dapat berbentuk ekponensial. Sebagai
contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar
0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak
bisa lebih cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.
Ex. 12-4 The output voltage of a certain op-amp appears as
shown in Figure in response to a step input. Determine the
slew rate.

The output goes from the lower to the upper limit in 1 μs. Since this response is
not ideal, the limits are taken at the 90% points, as indicated. So, the upper limit
is +9 V and the lower limit is -9 V. The slew rate is
Vout  9V  (9V )
Slew rate    18 V / s
t 1 s
Parameter CMRR
Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection
Ratio). Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp
tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya
tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input v1
(non-inverting) dengan input v2 (inverting). Karena ketidak-idealan op-
amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga dikuatkan.
Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan
penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR
didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan
satuan dB.
CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan
penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika
kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp
mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar
akan semakin baik.
Op-Amp Input Modes and Parameters –
Common-Mode Rejection Ratio
The common-mode rejection ratio (CMRR) is the measure for how well it rejects an
unwanted the signal. It is the ratio of open loop gain (Aol) to common-mode gain (Acm).
The open loop gain is a data sheet value.

Aol
CMRR 
Acm
The CMRR is often expressed in decibel (dB) as
 Aol 
CMRR  20 log 
 Acm 
Ex. 12-2 A certain op-amp has an open-loop voltage gain of 100,000 and a
common-mode gain of 0.2. Determine the CMRR and express it in decibel.

Aol = 100,000, and Acm = 0.2.


Therefore,
Aol 100,000
CMRR    500,000
Acm 0.2
Expressed in decibels,
CMRR  20 log(500,000)  114 dB
Ex. 12-3 An op-amp data sheet specifies a CMRR of 300,000 and an Aol of
90,000. What is the common-mode gain?

Aol 90,000
Acm    0.3
CMRR 300,000
Penguat non Inverting

 Merupakan penguat yang berfungsi


memperkuat sinyal masukan tanpa membalik
sinyal masukan. Rangkaian penguat dan
rumusnya adalah sbb:
Penguat non Inverting
i2 R2
ia = 0  VA = VB = Vin

R1 +Vcc
A _ 0 - VA VA - Vo
=
ia
i1 + R1 R2
Vo
B
- Vin Vin - Vo
Vin - VEE =
R1 R2
V Vo

R1 + R2
Vin Vo = ( ) Vin
R1

t
Contoh

Jawab
Penguat Inverting

Rangkaian penguat ini berfungsi untuk memperkuat sinyal masukan


dan menggeser sinyal keluaran sebesar 1800 sehingga masukan
yang positif akan menghasilkan keluaran negatif, demikian juga
dengan masukan negatif akan menghasilkan keluaran positif.
Rangkaian dan rumusnya adalah:
Penguat Inverting
i2 R2 Ia = 0  VA = VB = 0
i1 = i2 + ia

+Vcc i1 = i2
Vin R1 A _
Vin - VA VA - Vo
ia =
i1 + Vo
B R1 R2

- VEE
R2
V Vo = - ( ) Vin
R1
Vo Vin

t
Contoh

Jawab
Penguat pengurang
Penguat ini mampu memperkuat sinyal kecil yang berada dalam sinyal yang
jauh lebih besar. Keluaran dari penguat ini sebanding dengan perbedaan
tegangan kedua masukannya. Rangkaian penguat ini digambarkan dan
dirumuskan sebagai berikut :

Penguat pengurang digunakan


untuk mencari selisih dari dua 
tegangan yang telah dikalikan
 dengan konstanta tertentu yang
ditentukan oleh nilai resistansi
Penguat Diferensial (pengurang)
i4 R4 i1 = i 4 ; i2 = i3;
VA = V B
i1 +Vcc
R1 A _ R3
V1
ia VB = V2
R2 R3 + R2
+ Vo
V2
B
i2 R3 - VEE V1 - VA VA - Vo
i3 =
R1 R4

R1R3 + R4R3 R4
Rf
V0 = V2 - V1 Vo = (V2 – V1)
R1(R2 + R3) R1 Ri

R1 = R2 = Ri ; R3 = R4 = Rf
Contoh

Jawab

10k
VB = -1.5v = -1.25 v
2k + 10k
Penguat Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah
yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil
outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian
inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan
masing masing dari inverting

Bila Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :

Vo = -(Va +Vb +Vc)


Penguat Penjumlah
Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang
tanpa Rom sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik
hasilnya. Rangkaian penjumlah dengan menggunakan noninverting sangat suah
dilakukan karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang
ada., sehingga susah terjadi proses penjumlahan.

Vo = -(Va +Vb +Vc)


Penguat Instrumentasi
Penguat ini merupakan penguat serba guna dan bermanfaat yang
terdiri atas tiga op-amp dan tujuh buah tahanan. Rangkaian ini
tersusun atas rangkaian penguat differensial dan penguat penyangga.
Untuk mengatur penguatan yang diinginkan diatur dengan mengubah-
ubah nilai Rg. Rumusan dan gambar dari penguat instrumentasi
adalah sebagai berikut :

A potentiometer connected as a variable resistor in series with Rg can


be used to adjust the voltage gain without simultaneously changing the common-
mode rejection ratio CMRR
Comparator (Pembanding)
 Sebagaimana ditunjukkan dari namanya,
komparator secara harfiah berarti
membandingkan, dalam hal ini adalah
membandingkan dua macam tegangan
pada kedua masukannya
Dalam prakteknya tegangan yang satu dicatu
oleh suatu acuan (reference) yang besarnya
tetap, sedangkan yang lainnya oleh suatu
masukan tegangan yang variable, bilamana
tersambung (on). Apabila masukan non inverting
lebih positif dari masukan inverting-nya, maka
akan diperoleh keluaran maksismum positif. Dan
bilamana masukan inverting lebih positif
dibandingkan masukan non invertingnya, maka
akan diperoleh keluaran maksimum negatif
Cara kerja sebuah komparator dapat diumpamakan
sebagai sebuah penguat operasianal tanpa resistor
umpan balik, sehingga memiliki penguatan yang
sangat tinggi. Penguat operasional dengan modus
seperti ini menyebabkan keluaran berayun secara
penuh bila mendapat sinyal masukan relatif kecil.
Bila masukan membalik dihubungkan dengan tanah
tegangan masuk yang amat kecil (dalam pecahan
millivolt) sudah cukup untuk membuat op-amp
menjadi jenuh
Comparator

1.3
vref   12  0.5V
30  1.3
Opamp bisa juga digunakan untuk membuat
rangkaian-rangkaian dengan respons frekuensi,
misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu
contohnya adalah rangkaian integrator seperti yang
ditunjukkan pada gambar . Rangkaian dasar
sebuah integrator adalah rangkaian op-amp
inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya
(feedback) bukan resistor melainkan menggunakan
capasitor C. 
Op-Amp Integrator
Example: C 0.01F
+5V R
(a) Determine the rate of change 0 
of the output voltage. 100s
V
i
10 k
V o

(b) Draw the output waveform. +


Vo(max)=10 V
Solution:
(a) Rate of change of the output voltage
Vo V 5V
 i  +5V
t RC (10 k)(0.01 F)
 50 mV/s
0 V i
0
(b) In 100 s, the voltage decrease -5V

Vo  (50 mV/s)(100μs)  5V


-10V V o
Kalau komponen C pada rangkaian
penguat inverting di tempatkan di depan,
maka akan diperoleh rangkaian
differensiator seperti pada gambar .
Dengan analisa yang sama seperti
rangkaian integrator, akan diperoleh
persamaan penguatannya :
Contoh praktis dari hubungan matematis
ini adalah  jika tegangan input berupa
sinyal segitiga, maka outputnya akan
mengahasilkan sinyal kotak.
Rangkuman
Ex. 12-6 Determine the gain of the amplifier in
Figure. The open-loop voltage gain of the op-amp is
100,000.

This is a non inverting op-amp configuration. Therefore, the closed-loop voltage gain is

Rf 100 k
Acl ( NI )  1  1  22.3
Ri 4.7 k
Ex. 12-7 Given the op-amp configuration in Figure, determine
the value of Rf required to produce a closed-loop voltage gain
of -100.

Knowing that Ri = 2.2 kΩ and the absolute value of the closed-loop


gain is |Acl(I)| = 100, calculate Rf as follows:
Rf
Acl ( I ) 
Ri
R f  Acl ( I ) Ri  (100)(2.2k)  220k
21
Ex. 12-8 Determine the closed-loop gain of each amplifier in Figure.

(a) 11 (b) 101 (c) 47.8 (d) 23


Ex. 12-9 If a signal voltage of 10 mVrms is applied to each amplifier in Figure, what are the
output voltages and what is there phase relationship with inputs?.

(a) Vout ≅ Vin = 10 mV, in phase (b) Vout = AclVin = – 10 mV, 180º out of
phase (c) Vout = 233 mV, in phase (d) Vout = – 100 mV, 180º out of phase
Contoh Soal
Jawab
LOGO

“ Add your company slogan ”

Anda mungkin juga menyukai