Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA C

SIMULASI RANGKAIAN OP-AMP

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rangkaian Listrik C

Tanggal Praktikum : 26 November 2021

Dosen Pengampu :
Apip Pudin, M.Si.

Disusun oleh :
Rachmat Fajar Fadillah 201734022

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK
NEGERI BANDUNG
2021
Praktikum
Simulasi Rangkaian
OP-AMP

1. Tujuan
Simulasi rangkaian Op Amp menggunakan Multisim (atau Proteus)

2. Pendahuluan
Operational Amplifiers atau “Op-Amps” adalah komponen elektronika
dalam bentuk IC (Integrated Circuit) yang didisain untuk melakukan
operasi aritmetika seperti fungsi penjumlahan, perkalian, diferensiasi, dan
integral
2.1 Simbol sirkuit Op-Amp
• VP : Non-Inverting Input
• VN : Inverting Input
• Vout : Output Voltage
• VCC+ : Positive Power Supply
• VCC- : Negative Power Supply

2.2 Op-Amp Seri LM741


Seri LM741 merupakan Opm-Amp yang ditujukan untuk berbagai
aplikasi umum dan memberikan performa yang baik untuk rangkaian
umpan balik. Gambar berikut merupakan bentuk fisik dari LM741 dan

diagram koneksi internalnya.


3. Simulasi Multisim
Di praktikum ini, simulasi rangkaian Op-Amp bisa dilakukan menggunakan
software Multisim (bisa juga menggunakan Proteus). Berikut adalah
informasi utama dalam merangcang rangkaian Op-Amp melalui schematic
page di Multisim.
Component Name Multisim Part Name Instructions Symbol

715
• Click “Place Analog” 3
LM741 Group: Analog • Click on OPAMP
Operational Family: Family
• Search for 741
LM7 6
Amplifier OPAMP
• Select and use the 741 2
Component:
41
741

Tugas
Kerjakan semua percobaan di bawah dan capture atau print screen gambar
rangkaian serta output hasil simulasi, bandingkan dengan hasil perhitungan dan
jelaskan. Lalu kirim dalam bentuk laporan via wa masing-masing.

4. PEMBAHASAN
4.1 Percobaan 1 : Penguat Non-Inverting
Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan tegangan input DC 200 mV dan penguatan (Gain)
10x
4.2 Percobaan 2 : Penguat Inverting

Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah


dan simulasikan dengan tegangan input DC 200 mV dan penguatan
(Gain) 10x. Vcc= ±12V

4.3 Percobaan 3 : Penguat Penjumlah (Summing Amplifier) Buat


rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan tegangan input DC V1=200 mV , V2= 500 mV

dan penguatan G1=10x , G2=5x. Vcc= ±12V


4.4 Percobaan 4 : Penguat Diferensial (Difference Amplifier) Buat
rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan tegangan input DC V1=300 mV , V2= 600 mV
dan penguatan G1= G2= 4x Vcc= ±12V.

4.5 Percobaan 5 : Pengikut Tegangan (Buffer)


Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah
dan simulasikan dengan tegangan input DC 200 mV , Vcc= ±12V.

4.6 Percobaan 6 : Komprator


Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan Vcc= ±12V, dan tegangan input DC: a. V1=200
mV , V2 = 500 mV
b. V1=500 mV, V2 = 200 mV

4.7 Percobaan 7 : Rangkaian Penguat dengan Input AC


Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan Vcc+ = +15 V, Vcc- = -15V dan RL = 1K.
Bagaimana nilai Vo, Io, If, dan IL jika:
a. Input tegangan AC 1 Vp
b. Input tegangan AC 1,5 Vp
c. Input tegangan AC 2 Vp

5. Hasil Percobaan dan Pembahasan


5.1 Percobaan 1: Penguat Non-Inverting
Diketahui: Vinput = 200 mV
Gain = 10 kali
Vcc = 12 V
R3 = 10 kΩ
Ditanyakan: Voutput?
 Berdasarkan hasil simulasi
Berdasarkan hasil perhitungan
• Mencari R4
𝑅4 + 𝑅3
𝐴𝑉 = = 10
𝑅3
𝑅4 + 10𝑘Ω
= = 10
10𝑘Ω
= 90 𝑘Ω

• Voutput = 𝐼 (𝑅𝑓 + 𝑅1)


𝑉𝑖𝑛 200𝑥10−33 −5 A
𝐼= == 2𝑥10
𝑅1 10𝑥10

𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = 2𝑥10−5(90 + 10)𝑘Ω


= 2 𝑉𝑜𝑙𝑡 Analisis:
Penguatan non inverting adalah suatu penguat Op-Amp dengan sinyal
masukan pada terminal non-inverting atau menguatkan sinyal dengan
hasil sinyal yang dikuatkan tetap sefasa dengan sinyal inputannya, kaki
negatif op amp dihubungkan secara virtual Vin. Penguat non inverting
termasuk ke dalam penguat linier (merupakan penguat yang tetap
mempertahankan bentuk sinyal masukan). Pada dasarnya penguat non
inverting digunakan sebagai pengkondisi sinyal inputan sensor yang
terlalu kecil sehingga dibutuhkan penguatan untuk diproses. intinya
penguat non inverting ke balikkan dari penguat inverting. Berdasarkan
perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil simulasi terlihat
bahwa terdapat perbedaan nilai tegangan keluaran yaitu sebesar 0,018
𝑉 hal itu dikarenakan tidak adanya rangkaian offset dan juga karena Op-
amp yang digunakan bukan merupakan Op-Amp ideal sehingga
terdapat error di dalamnya, sebesar:
(2,018 − 2𝑉)
= 100% = 0,9%
2𝑣
5.2 Percobaan 2: Rangkaian Penguat Op Amp Inverting
Diketahui: Vinput =200mV
Gain = 10 kali
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Voutput?
 Berdasarkan hasil simulasi

Berdasarkan hasil perhitungan


• 𝑅𝑖𝑛 = 8,05𝑘Ω
𝑅𝑓 = 85𝑘Ω

• 𝐴𝑣 = = 10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = −𝐼𝑓𝑥 𝑅𝑓 = − 𝑥 𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑛

𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = − 200 8,5𝑥𝑥1010−33 𝑥


85𝑥103 = −2 𝑉𝑜𝑙𝑡

Analisis:
Penguatan inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal dimana tegangan
masukannya diberikan pada terminal inverting rangkaian dan
menguatkan sinyal dengan hasil sinyal yang dikuatkan berbeda fasa
sebesar 180 derajat dengan sinyal inputannya, penguatan inverting ini
dihubungkan dengan virtual earth dengan kaki positif Op-Amp masuk
ke ground. Penguat inverting juga merupakan penguatan linier.. Tanda
minus pada hasil perhitungan ini adalah sebagai penanda
inverting/adanya pembalikan fasa pada sinyal outputnya. Berdasarkan
perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil simulasi terlihat
adanya perbedaan dalam nilai output sebesar 0.018V hal itu
dikarenakan tidak adanya rangkaian offset dan juga karena op amp yang
digunakan bukanlah op amp ideal sehingga terdapat error sebesar:
−1,982 − (−2) 𝑉
𝑥100% = 0,9%
2𝑉

5.3 Percobaan 3: Rangkaian Op Amp Inverting Penguat Jumlah


Diketahui: V1 = 200mV
V2 = 500mV
G1 = 10 kali
G2 = 5 kali
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Voutput?
 Berdasarkan hasil simulasi:
Berdasarkan hasil perhitungan: Mencari nilai hambatan dari

Gain, diketahui 𝐺 = − 𝑅𝑓

𝑅𝑖𝑛

𝐺1 = − = −10

𝐺2 = − = −5
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝐴1𝑥𝑉1) + (𝐴2𝑥𝑉2)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (−10𝑥200) + (−5𝑥500)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −4,5 𝑉𝑜𝑙𝑡 Analisis:
Rangkaian Op-Amp penguatan penjumlah atau summing amplifier
memiliki fungsi untuk melakukan operasi matematika dalam membantu
kebutuhan manusia, dengan difungsikan untuk menguatkan hasil
operasi penjumlahan dari dua atau lebih sinyal masukan yang diberikan.
Summing amplifier juga termasuk ke dalam jenis penguatan linier.
Dengan melakukan perbandingan antara hasil simulasi dan hasil
perhitungan, didapatkan perbedaan sebesar 0.023V hal itu dikarenakan
tidak adanya rangkaian offset dan juga karena Op-Amp yang digunakan
bukanlah Op-Amp ideal sehingga dapat terjadi error di dalamnya
sebesar:

− 𝑥100% = 0,51%

5.4 Percobaan 4: Penguat Diferensial


Diketahui: V1 = 300 mV
V2 = 600 mV
G1 = G2 = 4 kali
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Output?
 Berdasarkan hasil simulasi:
 Berdasarkan hasil perhitungan:
𝑅𝑓
𝐴=
𝑅1
𝐴=4
𝑅𝑓 = 15𝑘Ω; 𝑅1 = 3,75𝑘Ω
𝑅𝑓 = 𝑅𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑅1 = 𝑅2
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐴(𝑉2 − 𝑉1)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 4(600 − 300)𝑥10−3 = 1,2 𝑉𝑜𝑙𝑡 Analisis:
Rangkaian penguat differensial merupakan rangkaian penguat yang
berfungsi untuk menguatkan hasil operasi pengurangan terhadap dua
sinyal masukan. Penguat differensial juga sering disebut sebagai
penguat substractor. Pada rangkaian penguat diferensial ini kedua input
diberikan tegangan (tidak ada yang langsung terhubung ke ground,
namun dalam perhitungan digunakan teorema superposisi). Rangkaian
ini dalam menentukan Vout nya terdiri dari Vout inverting (ketika V2
seolah di groundkan) dan Vout non inverting (Ketika V1 di groundkan),
sehingga dilakukan penurunan rumus sedemikian rupa sehingga
didapatkan seperti perhitungan diatas. Sama halnya dengan simulasi
sebelumnya, terdapat perbedaan nilai Vout sebesar 0.005 sehingga
memiliki error sebesar:
𝑥100% = 0,42%

5.5 Percobaan 5: Pengikut Tegangan (Buffer)


Diketahui: Vin = 200 mV
Vcc = 12 Volt
Ditanyakan: Voutput?
 Berdasakan hasil simulasi:

Analisis:
Rangkaian pengikut tegangan adalah rangkaian dengan penguatan (Av)
bernilai satu atau dengan kata lain keluaran akan mengikuti masukan,
dengan pengikut tegangan tak membalik, keluaran terhubung langsung
dengan masukan membalik sehingga resistor umpan balik adalah nol,
maka dari itu selesih diantara kedua masukan adalah nol. Namun seperti
simulasi lainnya dikarenakan Op-Amp yang digunakan bukan ideal
sehingga terdapat error sebesar:

𝑥100% = 0,514%

5.6 Percobaan 6: Komparator


Diketahui: Vin = 200 mV
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Voutput?
 Berdasarkan hasil simulasi:

Analisis:
Rangkaian komparator memiliki fungsi untuk membandingkan satu
input dengan input yang lain. Pada keadaan kedua input di open loop
(tanpa beban), maka Op-Amp akan membandingkan kedua tegangan
input tersebut. Terdapat dua input yaitu Vin dan Vreff. Jika Vin > Vref
maka Vout = +Vcc, sedangkan jika Vin < Vref maka Vout= -Vcc. Pada
gambar 1, Vin < Vref sehingga nilai Vout bernilai negatif Vcc dan pada
gambar 2, Vin > Vref sehingga nilai Vout bernilai positif. Rangkaian
komparator ini yang memang memiliki tujuan untuk memberikan
informasi di kaki mana yang memiliki tegangan lebih besar. Voutput
dalam rangkaian komparator hanya dipengaruhi oleh Vcc yang
dipasangkan pada kaki 4 dan 7
5.7 Percobaan 7: Rangkaian Penguat dengan Input AC
Diketahui: Vcc = 15 Volt
RL = 1k
Ditanyakan: V0, If, IL?

Vin = 1Vp
 Hasil simulasi
Vin = 1 Vp
If I0

IL
 Perhitungan
𝑅𝑓 + 𝑅1
𝐴𝑣 =
𝑅1

=
= 10𝑥
• Voutput = 𝐴𝑣𝑥𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
= 10𝑥1 𝑉𝑜𝑙𝑡
= 10 𝑉𝑜𝑙𝑡

• Vinput AC 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

= 0,707 𝑉𝑜𝑙𝑡
• Voutput AC = 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡𝐴𝐶𝑥10
= 0,707 𝑉𝑥10

= 7,07 𝑉 •
IL = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝐴𝐶
𝑅𝐿

= 7,07𝑚𝐴 •
If = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐴𝐶
𝑅𝐿+𝑅𝐶

7,07 𝑉
=
(1 + 9)𝑘Ω
= 0,7 𝑚𝐴
• I0 = 𝐼𝑙 + 𝐼𝑓
= (7,07 + 0,7) 𝑚𝐴
= 7,77 𝑚𝐴

Vin = 1,5 Vp
Vout = 14,082 V

If I0

IL
 Hasil perhitungan

• Av = 𝑅𝑓 +𝑅1
𝑅1

=
= 10𝑥
• Voutput AC 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

= 1,06 𝑉𝑜𝑙𝑡
• Voutput AC = 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶𝑥10
= 1,06 𝑉𝑥10
= 10,6 𝑉
• IL = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑅𝐿
𝑅𝐿

10,6 𝑉
=
1𝑘Ω
= 10,6 𝑉
• If = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶
𝑅𝐿+𝑅𝑓

10,6 𝑉
=
(1 + 9)𝑘Ω
= 1,06 𝑚𝐴
• I0 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝑓
= (10,6 + 1,06) 𝑚𝐴
= 11,66 𝑚𝐴

Vin = 2 Vp
Vout = 14,083 V

If I0

IL
 Perhitungan

• Av = 𝑅𝑓 +𝑅1
𝑅1

=
= 10𝑥

• Voutput = 𝐴𝑣 𝑥 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
= 10 𝑥 2 𝑉
= 20 𝑉

• Vinput AC 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

= 1,41 𝑉

• Vouput AC = 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶 𝑥 10
= 1,41 𝑉 𝑥 10
= 14,1 𝑉

• IL = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶
𝑅𝐿
14,1 𝑉
=
1𝑘Ω
= 14,1 𝑚𝐴

• If = 𝑉𝑜𝑢𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶
𝑅𝐿+𝑅𝑓

14,1 𝑉
=
(1 + 9)𝑘Ω
= 1,41 𝑚𝐴

• I0 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝑓
= (14,1 + 1,41) 𝑚𝐴
= 15,51 𝑚𝐴 Analisis:
Dengan melakukan perbandingan antara hasil simulasi dengan hasil
perhitungan, hasilnya tidak terlalu jauh, kecuali pada Vin = 2Vp. Hal
ini disebabkan oleh Vcc yang dipasangkan pada rangkaian penguatan
AC ini adalah ±15𝑉. Vcc pada penguatan AC maupun DC berfungsi
sebagai pembatas tegangan keluaran agar nilai yang dihasilkan tidak
melebihi besar Vcc nya. Vcc dalam hal ini bekerja seperti clipper AC
(pemotong sinyal AC) sehingga grafik yang terbentuk terdapat bagian
terpotong di atasnya. Sama halnya dengan percobaan sebelumnya,
adanya perbedaan nilai antara perhitungan manual dan simulasi
disebabkan oleh tidak adanya rangkaian offset dan op-amp yang tidak
ideal. Gelombang yang terbaca oleh osiloskop ialah gelombang
sinusoidal. Pada percobaan dengan tegangan input sebesar 1,5 Vp dan
2 Vp dapat disebut juga clipper gabungan (clipper positif dan clipper
negative) dikarenakan ± 15 VCC yang menjadi pembatas dari tegangan
yang dihasilkan sehingga terbentuklah gelombang yang mendatar.

Anda mungkin juga menyukai