Anda di halaman 1dari 8

Op-Amp

Non-Inverting
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 2

Tujuan :
1. Untuk mendemonstrasikan operasi dari penguat operasional tak membalik
dengan tegangan DC dan AC.
2. Untuk mempelajari perhitungan penguatan dari penguat tak membalik.

5.1 Alat dan Bahan


1. Resistor 4,7 k Ohm
2. Resistor 10 k Ohm (4 buah)
3. Resistor 22 k Ohm
4. Resistor 47 k Ohm
5. Resistor 6,8 k Ohm
6. Resistor 100 k Ohm
7. Potensiometer WW 10 k Ohm
8. Kapasitor 1 uF / 25 V (2 buah)
9. IC 741
10. Dual tracer Oscilloscope
11. Dual track DC power supply (+15V, - 15V)
12. Digital Multimeter
13. Electronic Voltmeter
14. Function Generator
15. Laptop yang sudah terinstall aplikasi Proteus

5.2 Petunjuk Praktikum

Penguat DC
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 3

1. Rangkailah rangkaian gambar di atas pada Proteus dengan memakai nilai Rin =
10 kW dan Rf= 47 kW.
2. Set Vin pada 1 V dengan menggunakan potensiometer 10 kW yang dibaca
pada volt meter .
3. Ukur dan catatlah Vout . Masukkan data pada tabel 5.1
4. Hitung penguatan rangkaian ! Catat dalam tabel 5.1
5. Hitung penguatan rangkaian dengan menggunakan persamaan (5- 1b).
Catat dalam tabel 6.1
6. Ulangi langkah 2 - 5 untuk setiap harga Rin ,Rf, dan Vin sesuai dengan tabel
6.1.

Penguat sinyal AC

1. Rangkailah rangkaian gambar di atas pada Proteus.


2. Dengan menggunakan persamaan (6 -1b), hitunglah penguatan dari rangkaian !
Av = _____________________
3. Atur Function generator pada 0,1 Vp-p 1 kHz yang dibaca pada oscilloscope ch
1.
Gambarlah sinyal masukan ini pada kertas millimeter block.
4. Ukur dan baca Vout pada oscilloscope ch 2.
Gambarlah sinyal keluaran ini pada kertas millimeter block.
5. Hitunglah Vout dengan memakai persamaan :
6. Ulangi langkah 4 - 5 untuk setiap nilai Vin dengan mengatur Function Generator
sesuai dengan data tabel 6.2.
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 4

5.3 Hasil Percobaan


Rangkaian pada Simulasi

Tabel 5.1
Rin Rf Vin Vout
(k) (k) Av = Rf / Rin+ 1 Av = Vout / Vin
47 5,76 Av = 4,7 + 1 = 5,7 Av = 5,76/1,01 = 5,7

10 100 + 1,01 11,1 Av = 10 +1 = 11 Av = 11,1/1,01 = 11

22 3,23 Av = 2,2 + 1 = 3,2 Av = 3,23/1,01 = 3,2

4,7 -11,1 Av = 10 + 1 = 11 Av = -11,1/-1,01 = 11

22 47 - 1,01 -3,157 Av = 2,136 + 1 = 3,136 Av = -3,157/-1,01 = 3,126

10 -5,74 Av = 4,7 + 1 = 5,7 Av = -5,74/-1,01 = 5,68

Rangkaian pada Simulasi


ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 5

No. 1

No. 2

No.3
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 6

No.4

No.5

Tabel 5.2
Vin Vout Vout = Av. Vin Prosen
No.
(Vp-p) (pengukuran) (perhitungan) Kesalahan
1 0.1 1 Vp-p Vout = 11x0,1 = 1,1 9,09 %
2 0,2 2,1 Vp-p Vout = 11x0,2 = 2,2 4,545 %
3 0,5 5,35 Vp-p Vout = 11x0,5 = 5,5 2,727 %
4 1,0 10,8 Vp-p Vout = 11x1 = 11 1,818 %
5 1,5 16,25 Vp-p Vout = 11x1,5 = 16,5 1,515 %
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 7

5.4 Analisis
Op-Amp merupakan salah satu kompenen elektronika aktif yang berbentuk IC
(Integrated Circuit). Op-Amp dapat digunakan sebagai penguat sinyal dengan penguatan
hingga tak hingga, namun hasil output penguatan tidak akan bisa melebihi batas catu
daya yang diberikan kepadanya. IC Op-Amp yang paling banyak digunakan adalah
LM741 yang juga digunakan pada percobaan kali ini. LM741 terdiri atas 1 buah Op-Amp
yang pada umumnya memiliki 2 input penguatan yaitu inverting (-) dan non-inverting (+).
Pada percobaan ini akan digunakan penguatan non-inverting atau bukan pembalik. Input
penguatan ini tidak akan merubah positif atau negatifnya suatu sinyal input.
Besarnya penguatan Op-Amp sangat mudah untuk dikonfigurasi karena
dipengaruhi oleh resistor input dan resistor feedback yang dipasangkan padanya.
Besarnya penguatan Op-Amp non-inverting dapat dihitung menggunakan rumus:
Av = (Rf / Rin) + 1
Pada tabel 5.1 terlihat data besarnya penguatan Op-Amp hasil pengukuran dan
hasil perhitungan rumus. Jika dibandingkan, besarnya hasil pengukuran dan perhitungan
secara aproksimasi adalah sama, sehingga hal ini membuktikan kebenaran rumus teori
penguatan Op-Amp dengan keadaan ideal sesungguhnya. Kesamaan nilai antara
perhitungan dan pengukuran sama karena percobaan ini dilakukan melalui simulasi
dimana komponen dan pencatu daya berada pada kondisi yang ideal.
Selanjutnya, percobaan dilakukan dengan mengganti sinyal input menjadi sinyal
yang berasal dari function generator. Pada rangkaian ditambahkan kapasitor bernilai 1uF
pada input dan output Op-Amp. Besarnya penguatan pada rangkaian percobaan ini dapat
dihitung sebagai berikut.
Av = (Rf / Rin) + 1 = (100K/10K) + 1 = 10 + 1 = 11
Sinyal input dari FG diatur dengan frekuensi 1KHz dan amplitudo (Vp-p) yang
tercantum pada tabel 5.2. Besarnya nilai kesalahan antara perhitungan dan pengukuran
adalah sebagai berikut.
Prosen Kesalahan (PK) = (|Vout(hitung) – Vout(ukur)|/Vout(hitung)) x 100%
1) PK = (|1,1-1|/1,1) x 100% = 0,0909 x 100% = 9,09 %
2) PK = (|2,2-2,1|/2,2) x 100% = 0,04545 x 100% = 4,545 %
3) PK = (|5,5-5,35|/5,5) x 100% = 0,02727 x 100% = 2,727 %
4) PK = (|11-10,8|/11) x 100% = 0,01818 x 100% = 1,818 %
5) PK = (|16,5-16,25|/16,5) x100%= 0,1515 x 100% = 1,515 %
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa nilai prosen kesalahan semakin kecil seiring
bertambah besarnya nilai Vinput.
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 5 OP-AMP NON INVERTING 8

5.5 Kesimpulan
Op-Amp merupakan komponen yang dapat berfungsi sebagai penguat sinyal.
Besarnya penguatan Op-Amp dapat dikonfigurasi dengan mengatur besarnya Rin dan Rf
berdasarkan rumus penguatan non-inverting Av = (Rf/Rin) + 1 yang akan senilai dengan
Av = Vout/Vin. Sebesar apapun penguatan yang dikonfigurasi, besarnya Vout tidak akan
melebihi nilai catu daya Op-Amp. Pada penguat non-inverting hasil output penguatan
akan sama positif dan negatifnya dengan sinyal masukan. Nilai prosen kesalahan antara
perhitungan Vout dengan rumus dan pengukuran akan semakin kecil seiring bertambah
besarnya nilai Vinput.

5.6 Tugas
Bandingkan hasil percobaan anda melalui pengukuran dengan melalui perhitungan !

Anda mungkin juga menyukai