Tujuan:
1. Untuk belajar mengenai operasi dari rangkaian penguat opersional.
6.1 Alat dan Bahan
1. Dual track regulated DC Power Supply ( + 15, - 15)
2. Function Generator
3. Dual Trace Oscilloscope
4. Electronic Voltmeter
5. DC Voltmeter
6. Regulated DC Power Suplly
7. Resistor 100 k Ohm
8. Resistor 10 k Ohm (4 buah)
9. Resistor 8k2 Ohm
10. Resistor 4k7 Ohm
11. Resistor 22 k Ohm
12. Resistor 47 k Ohm
13. Resistor 1 k Ohm (2 buah)
14. Potensiometer WW 10 k Ohm
15. Capasitor 1 uF / 25 V (2 buah)
16. IC 741
17. Laptop yang sudah terinstall aplikasi Proteus
6.2 Prosedur Percobaan
a. Slew Rate
c. Penguatan Tegangan.
d. Impedansi Masukan
f. Respons Frekuensi
1. Buat rangkaian sesuai gambar (f) dengan Rf =100 kW dan Rin 10 kW.
2. Dengan oscilloscope, set FG pada 1 Vp-p dengan frekuensi sesuai tabel 6.5.
3. Ukur tegangan keluaran untuk setiap perubahan frekuensi pada tabel 6.5.
4. Plot gambar kurva penguatan - frekuensi pada kertas semi log.
No.1
No.2
No.3
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 6 OP-AMP INVERTING 7
No.4
No.5
Tabel 6.1
FREKUENSI V t SR (V/t)
No.
(Hz)
1 100 10 Vpp 100000 uS 0,1 mVpp/uS
2 1K 10 Vpp 1000 uS 10 mVpp/uS
3 10K 10 Vpp 100 uS 100 mVpp/uS
4 50K 3,2 Vpp 20 uS 162,5 mVpp/uS
5 100K 1,68 Vpp 10 uS 168 mVpp/uS
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 6 OP-AMP INVERTING 8
Rf = 10 k Rf = 100 k
Rin = 10 k Rin = 10 k
Vin Vout Vin Vout
(V) (V) (V) (V)
15 -13,9 1,5 -13,9
14 -13,9 1,4 -13,9
13 -13 1,3 -13
12 -12 1,2 -12
11 -11 1,1 -11
10 -10 1,0 -10
9 -9 0,9 -9
8 -8 0,8 -8
7 -7 0,7 -7
6 -6 0,6 -6
5 -5 0,5 -5
4 -4 0,4 -4
3 -3 0,3 -3
2 -2 0,2 -2
1 -1 0,1 -1
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 6 OP-AMP INVERTING 9
0 0 0,0 15,4m
-1 1 - 0,1 1
-2 2 - 0,2 2
-3 3 - 0,3 3
-4 4 - 0,4 4
-5 5 - 0,5 5
-6 6 - 0,6 6
-7 7 - 0,7 7
-8 8 - 0,8 8
-9 9 - 0,9 9
- 10 10 - 1,0 10
- 11 11 - 1,1 11
- 12 12 - 1,2 12
- 13 13 - 1,3 13
- 14 13,9 - 1,4 13,9
- 15 13,9 - 1,5 13,9
Tabel 6.5
Rf = 100 k , Vin = 1 Vp-p
Rin 10 k 22 k 47 k
Frekuensi Vo Vo / Vin Vo Vo / Vin Vo Vo / Vin
(Hz) (Vp-p) (dB) (Vp-p) (dB) (Vp-p) (dB)
10 5,5 14,8 3,7 11,364 2 6,02
20 8 18,06 4,3 12,67 2,1 6,44
50 9,5 19,554 4,5 13,06 2,1 6,44
100 9,8 19,82 4,5 13,06 2,1 6,44
500 10 20 4,5 13,06 2,1 6,44
1k 10 20 4,5 13,06 2,1 6,44
2k 10 20 4,5 13,06 2,1 6,44
5k 10 20 4,5 13,06 2,1 6,44
10 k 10 20 4,5 13,06 2,1 6,44
20 k 7,2 17,147 4,5 13,06 2,1 6,44
50 k 3 9,54 2,9 9,248 2,1 6,44
100 k 1,5 3,52 1,46 3,287 1,4 2,92
200 k 0,75 -2,5 0,72 -2,853 0,72 -2,853
500 k 0,28 -11,057 0,28 -11,057 0,27 -11,37
1M 0,1275 -17,89 0,125 -15,06 0,13 -17,72
F CL 120 Hz 35 Hz 15 Hz
F CU 11 KHz 26 KHz 53 KHz
Highlight daerah tengah (mid region
20
15
10
5 Rin = 10K
Rin = 22K
0 Rin = 47K
z L 20 CL 50 10 0 C L 5 0 0 1 K 2 5 10 C U 20 C U 50 C U 1 0 0 20 0 50 0 1M
1 0H FC F F F F F
-5 15 35 0
11 26 53
12
-10
-15
-20
6.4 Analisis
Op-Amp merupakan salah satu kompenen elektronika aktif yang berbentuk IC
(Integrated Circuit). Op-Amp dengan berbagai fungsinya dalam rangkaian elektronika
memiliki beberapa karakteristik kerja. Karakteristik pertama adalah slew rate yaitu nilai yang
menggambarkan seberapa cepat tegangan output berubah sebagai respons terhadap
perubahan langsung tegangan pada input. Semakin tinggi nilainya (dalam V/µs) laju
perubahan arah, semakin cepat output dapat berubah dan semakin mudah dapat
mereproduksi sinyal frekuensi tinggi. Pada percobaan menggunakan simulasi proteus, V
dihitung dari besarnya Vpp yaitu rentang jumlah kotak vertikal gelombang dikali dengan nilai
Volt/div pada osiloskop. Adapun t dihitung dari besarnya perioda gelombang yaitu rentang
jumlah kotak horizontal satu gelombang penuh dikali dengan nilai time/div pada osiloskop.
Pada tabel 6.1 terlihat hasil perhitungan slew rate dari hasil percobaan pada satuan mV/us.
Semakin tinggi frekuensi sumber maka slew rate akan semakin besar namun pada frekuensi
50KHz dan 100KHz penguatan yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena
kedua nilai frekuensi tersebut berada di luar mid region. Karakteristik Op-Amp yang kedua
adalah offset nol. Hal ini akan terjadi jika output penguat menjadi Nol ketika perbedaan
tegangan antara input inverting dan non-inverting sama dengan nol(=0) yaitu kedua tegangan
bernilai sama atau keduanya dibumikan. Setelah selesai membuat rangkaian pada simulasi,
simulasi pun dimulai dan nilai tegangan output (Vout) bernilai 3,02 mV. Hal ini menunjukkan
besarnya tegangan offset yaitu 3,02 mV dan Vout pun tidak berubah meskipun potensiometer
sudah diubah-ubah nilainya dari ujung tuning ke ujung lainnya.
ELEKTRONIKA OTOMASI INDUSTRI 2
PRAKTIKUM 6 OP-AMP INVERTING 11
6.5 Kesimpulan
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik. Slew rate Op-Amp dipengaruhi oleh besarnya
frekuensi tegangan input yang dikuatkan. Keluaran akan mendekati nol Volt ketika tegangan
input inverting dan input non inverting bernilai sama atau keduanya dibumikan. Penguatan
inverting Op-Amp akan membalikkan tegangan input pada output hasil penguatannya dimana
besarnya penguatan dapat diatur dengan konfigurasi Rf dan Rin berdasarkan rumus
penguatannya Av = Rf/Rin. Selain besarnya penguatan Rf dan Rin pun mempengaruhi
besarna impedansi input. Linearitas akan sedikit memiliki perbedaan karena adanya
tegangan offset yang berbeda pada setiap besar penguatan. Semakin kecil penguatan, maka
lebar bandwidth OpAmp untuk daerah tengah (mid region) dimana penguatan berlangsung
normal akan semakin lebar jangkauannya.