Anda di halaman 1dari 15

ACARA VII

OPERATIONAL AMPLIFIER (Op-Amp)

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya
bergantung pada hambatan umpan balik dan input
rangkaian.
b. Mengetahui karakteristik gelombang keluaran OP-Amp
Inverting dan non-Inverting.
2. Waktu Praktikum
Jum`at, 29 September 2023.
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Analog Digital Trainer (1 buah)
b. Kabel Jumper (1 buah)
c. Multimeter Digital (1 buah)
d. Osiloskop (1 buah)
e. Passive Probe (1 buah)
2. Bahan-Bahan Praktiku
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Op-Amp 741 (2 buah)
b. Resistor 1 kΩ (4 buah)
c. Resistor 10 kΩ (2 buah)
d. Resistor 20 kΩ (2 buah)
e. Resistor 51 kΩ (2 buah)
f. Resistor 100 kΩ (2 buah)
g. Resistor 200 kΩ (2 buah)
C. LANDASAN TEORI

Operational amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah


satu komponen analog yang sering digunakan dalam bebagai aplikasi
rangakaian elektronika. Aplikasi op-amp paling sering digunakana
atau dipakai antaralain adalah rangkaian inverting, non-inverting,
intergrator dan differensiator. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa pada dasarnya op-amp adalah sebuah differential
amplifier (penguat diferensial), yang dimana memiliki 2 input
masukan, yaitu input inverting (-V) dan input non-inverting (+V).
(Imam,2023:107-109).

Gambar 7. 1 Penguat linear dengan Op-Amp (Blocher, 2009:


160. 63)

Penguat operasi atau disebut dengan OP-AMP adalah suatu


penguat beda yang mempunyai penguat tegangan yang sangat tinggi
dengan ipedansi masukan tinggi dan masukan impedansi keluaran
rendah. Dimana merupakan yang dikemas dalam bentuk CIP
sehingga praktis menggunakannya. OP-AMP merupakan amplifier
multiusage dengan dua masukan (inverting dan non-inverting) dan
satu keluaran. Sebagai amplifier ideal OP-AMP mempunyai
karakteristik sebagai berikut : penguat tegangan besar (Av), penguat
arus besar (Ai), penguat cahaya besar (Api), impedansi input besar
(Zin), impedansi output kecil (Zout). (Jayadin, 2007 : 60).
Penguat operasional (op-amp = operational amplifier) adalah
sebuah alat dengan dua terminal masukan masing-masing di berikan
tanda + dan – atau nonpembalik (non-inverting) dan pembalik
(inverting). Rangkaian op-amp non-inverting termasuk dalam system
analog liner, yaitu system yang menghasilkan tegangan keluaran
yang sederhana dengan teganagn masukan yang diberikan. Om-amp
non-inverting adalah rangakaian penguat yang sinyalnya masuk dan
diberikan pada input non-inverting (Mahmood dan Jaseph, 2004).
Pada pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
eksperimen dengan dilakukannya adalah rangkaian komparator
dengan konfigurasi op-amp LM741 dan komponen lainya, kemudian
analisi dilakukan secara virtual. Tahap awal setelah membuka
rangkaian komparator dengan menggunakan komponen resistor,
ground, baterai, multimeter, dan perangkat op-amp. Setiap hasil akan
diambil tangkapan layar untuk dilakukan sebuah analisi pada
perangkat op-amp LM741 dalam sebuah rangkaian komparator
(Vormes, dkk, 2022). Persamaan yang digunakan kali ini untuk
mengukur penguat Tegangan dapat dilihat sebagai berikut:
−R f
Av= (7.1)
R¿

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penguat Inverting
a. Kabel penghubung digunakan untuk membuat rangkaian seperti
pada gambar dibawah ini.

Gambar 7. 2 Rangkaian Penguat Inverting

b. Tegangan simetri digu7nakan untuk mengaktifkan Op – Amp. Set 𝑅𝑓


= 10 𝑘Ω dan 𝑅𝑖𝑛 = 1𝑘Ω
c. Function generator diatur pada frekuensi 1000 𝐻𝑧 dan keluaran
kirakira 60 mVp− p .
d. Osiloskop dihubungkan pada input dan output Op – Amp. Time/div
disetel pada posisi 0 , 2 ms/¿ , volt /¿ CH 1=20 mv /¿ dan Volt /¿ CH 2
mulai dari 20 mV /¿ .
e. Rangkaian dicek dengan teliti. Setelah tidak bermasalah Power
Supply mulai dinyalakan.
f. Bentuk gelombang diamati dan di dokumentasikan.
g. Tegangan AC masukan dan keluaran diukur dengan menggunakan
voltmeter AC. Hasilnya ditulis pada tabel.
h. Percobaan diulangi dengan mengubah nilai R f , kemudian hasilnya
ditulis pada tabel hasil pengamatan.
2. Penguat Non-Inverting
a. Kabel penghubung digunakan untuk membuat rangkaian seperti
pada gambar dibawah ini ;

Gambar 7. 3 Rangkaian Penguat Non-Inverting

b. Tegangan simetri digunakan untuk mengaktifkan Op-Amp set


R f =10 KΩ dan R ¿=1 KΩ .
c. Function generator diatur pada frekuensi 1000 Hz dan keluaran
kira-kira 10 mV .
d. Osiloskop dihubungkan pada input dan output Op – Amp.
e. Rangkaian dicek dengan teliti. Setelah tidak bermasalah, Power
Supply dinyalakan.
f. Bentuk gelombang diamat dan digambar.
g. Tegangan AC masukan dan keluaran diukur dengan menggunakan
voltmeter AC. Hasilnya ditulis pada tabel.
h. Percobaan diulangi dengan mengubah nilai R f , kemudian hasilnya
ditulis pada tabel hasil pengamatan.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Penguat Inverting
Tabel 7.1 Hasil pengukuran rangkaian penguat Inverting

No. 𝑅𝑖𝑛 𝑅𝑓 Gambar Keterangan


(Ω) (Ω)

1. 1k 10k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣


𝑌𝑜𝑢𝑡 = 4,4 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 0,2
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 309 mV
2. 1k 20k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣
𝑌𝑜𝑢𝑡 = 3,4 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 0,2
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 552 mV
3. 1k 51k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣
𝑌𝑜𝑢𝑡 = 3,4 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 2
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 1,452 mV
4. 1k 100k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣
𝑌𝑜𝑢𝑡 = 1,8 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 5
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) =2,138 mV

5. 1k 200k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 div


𝑌𝑜𝑢𝑡= 3,6 div
Volt/div = 0,1 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Volt/div = 5 volt/div
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 4,65 mV

2. Penguat Non-Inverting
Tabel 7.2 Hasil pengukuran rangkaian penguat Non-Inverting

No. 𝑅𝑖𝑛 𝑅𝑓 Pengukuran Osiloskop Keterangan


(Ω) (Ω)

1. 1k 10k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣


𝑌𝑜𝑢𝑡 = 2,6 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 0,1 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Volt/div = 0,5 volt/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 455 mV

2. 1k 20k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣


𝑌𝑜𝑢𝑡 = 5 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 0,5
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 659 mV
3. 1k 51k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑌𝑜𝑢𝑡 = 3,2 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 0,5
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 1,322 mV
4. 1k 100k 𝑌𝑖𝑛 = 1,2 𝑑𝑖𝑣
𝑌𝑜𝑢𝑡 = 2,4 𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝐶𝐻2 = 5
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 2,722 mV
5. 1k 200k 𝑌𝑖𝑛 =1,2 div
𝑌𝑜𝑢𝑡 = 4,4 div
Volt/div 𝐶𝐻1 = 0,1
𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
Volt/div 𝐶𝐻2= 5 volt/div
Multimeter:
𝑉𝑖𝑛 (volt) = 27 mV
𝑉𝑜𝑢𝑡 (volt) = 4,98 mV
F. ANALISIS DATA
1. Rangkaian Inverting
a. Menentukan penguat tegangan secara teori
Diketahui:
R¿ =1 kΩ
R f =10 kΩ
Ditanyakan:
Av=… ?
Penyelesaian:
−R f
Av=
R¿
−10 kΩ
Av=
1 kΩ
Av=−10 Kali
b. Menentukan penguat tegangan dengan pengukuran multimeter
Diketahui:
V out =309 mV =0,309 Volt
V ¿ =27 mV =0,027 Volt
Untuk rangkaian inverting maka penguatan tegangan adalah :
V out
Am=
V¿
0,309 volt
Am=
0,027 volt
Am=11 , 4 volt
c. Menentukan penguatan dengan pengukuran Osiloskop
Diketahui :
volt /¿=0 ,1 V
Y ¿ =1 ,2÷¿
volt /¿=0 ,1 V
Y out =4 , 4÷¿

I. Gelombang Input
i. Menentukan tegangan puncak ke puncak
V pp=Y ¿ × volt /¿
V pp=1 , 2÷× 0 ,1 volt
V pp=0 ,12 volt

ii. Menentukan tegangan efektif


V pp
V ¿=
2√ 2
0 ,12 volt
V ¿=
2 √2
V ¿ =0,0425 volt
II. Gelombang Output
i. Menentukan tegangan puncak ke puncak
V pp=Y out × volt /¿
V pp=4 , 4÷× 0 , 2 volt
V pp=0 ,88 volt
ii. Menentukan tegangan efektif
V pp
V out =
2 √2
0 , 88 volt
V out =
2 √2
V out =0,3120 volt
III. Penguat tegangan
V out
V 0=
V¿
0,3120 volt
V 0=
0,0425 volt
V 0=7 ,34 kali
Untuk hasil penguatan pada kombinasi R¿ dan R f yang lain
dapat dilihat pada tabel 7.3.
Tabel 7.3 Hasil penguatan kombinasi R¿ dan R f .
Penguatan
Penguatan Penguatan
tegangan
R¿ Rf tegangan tegangan
No bedasarkan
(Ω) (Ω) secara teori bedasarkan
multimeter
(kali) osiloskop (kali)
(kali)
1 1k 10 k -10 7,34 11,4
2 1k 20 k -20 16 20,4
3 1k 51 k -51 56,7 53,7
4 1k 100 k -100 75 79,1
5 1k 200k -200 150,1 172,2

2. Rangkaian Non-Inverting
a. Menentukan penguat tegangan secara teori

Diketahui:
R¿ =1 kΩ
R f =10 kΩ
Ditanyakan:
Av=… ?
Penyelesaian;
Rf
Av=1+
R¿
10 kΩ
Av=1+
1kΩ
Av=1+10
Av=11 Kali
b. Menentukan penguatan tegangan dengan pengukuran multimeter
Diketahui:
V ¿ =27 mV =0,027 V
V out =455 mV =0,455 mV
Ditanyakan:
V 0=… ?
V out
V 0=
V¿
0,455 volt
V 0=
0,027 volt
V 0=16 , 8 kali
c. Menentukan penguat tegangan dengan pengukuran osiloskop
Diketahui:
Y ¿ =1 ,2÷¿
volt /¿=0 ,1 V
Y out =2 ,6÷¿
volt /¿=0 ,5 volt
I. Gelombang Input
i. Menentukan tegangan puncak ke puncak
volt
V pp=Y ¿ ×
¿
V pp=1 , 2÷x 0 ,1 V
V pp=0 ,12 volt
ii. Menentukan tegangan efektif
V pp
V ¿=
2√ 2
0 ,12 V
V ¿=
2√ 2
V ¿ =0,0425 volt
II. Gelombang Output
i. Menentukan tegangan puncak ke puncak
V pp=Y out × volt /¿
V pp=2 , 6÷×0 , 5 volt
V pp=1 , 3 volt
ii. Menentukan tegangan efektif
V pp
V out =
2 √2
0 , 62 volt
V out =
2 √2
V out =0,460 volt
III. Penguat tegangan
V out
V 0=
V¿
0,460 volt
V 0=
0,0425 volt
V 0=11,25 kali
i. Menentukan penguatan tegangan dengan pengukuran multimeter
Diketahui:
V ¿ =0,027 kali
V out =0,455 kali
Ditanyakan:
Av … ?
−V out
Av=
V¿
−0,027 volt
Av=
0,455 volt
Av=0,059 kali
Untuk hasil penguatan pada kombinasi R¿ dan R f yang lain
dapat dilihat pada tabel 7.4.
Tabel 7.4 Hasil penguatan kombinasi R¿ dan R f
Penguatan
Penguatan Penguatan
tegangan
R¿ Rf tegangan tegangan
No bedasarkan
(Ω) (Ω) secara bedasarkan
multimeter
teori (kali) osiloskop (kali)
(kali)
1 1k 10 k 11 10,8 16,8
2 1k 20 k 20 20,8 24,4
3 1k 51 k 52 59,2 48,9
4 1k 100 k 101 100,1 100,8
5. 1k 200k 201 183,5 184,5

G. PEMBAHASAN
Praktikum Op-Amp ini atau disebut juga dengan penguat operasi
adalah suatu penguat beda yang memiliki penguat tegangan yang
sangat tinggi dengan impedansi masukan tinggi dan masukan
impedansi rendah. Hampir semua Op-Amp adalah penguat
differensial artinya keluarannya merupakan perkalian dari selisih
tegangan input. Praktikum ini memiliki tujuan yaitu membuktikan
penguatan pada amplifer yang hanya bergantung pada hambatan
umpan balik dan input rangaian, serta mengetahui karakteristik
gelombang keluaran op-amp inverting dan no-inverting. Pada
praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan dua rangkaian
yang berbeda yaitu inverting dan non-inverting.
Percobaan pertama yaitu menentukan besarnya nilai penguat
inverting dengan mengatur hambatan umpan balik sebagai variable
bebas. Dapat dilihat pada table 7.3 yang diman memaparkan
besarnya perbedaan nilai penguatan tegangan secara teori, osiloskop
dan multimeter. Diperoleh nilai penguatan tegangan pada saat 𝑅𝑖𝑛 =
1kΩ, 𝑅f = 10kΩ. Secara teori sebesar 10,0 kali, berdasarkan
osiloskop sebesar 3,87 kali, dan multimeter sebesar 0,087 kali. Yang
diaman kombinasi 𝑅𝑖𝑛 dan 𝑅f yang lain selengkapnya dapat dilihat
pada table 7.3.
Percobaan kedua ditunjukan pada nilai penentuan besaran
penguatan non-inverting. Yang dimana pada percobaan ini
didapatkan besaran nilai penguat tegangan pada rangkaian non-
inverting yaitu berdasarkan teori sebesar 11,0 kali, berdasarkan
osiloskop sebesar 11,25 kali, dan berdasarkan multimeter sebesar
0,059 kali. Perlakuan pada rangkaian non-inverting sama dengan
inverting, yang dimana dapat ditarik sebuah pola dari data yang
didapatkan pada table 7.4 adalah apabila resistansi umpan balik 𝑅f
diperbesar maka penguat tegangan (AT) akan semakin besar seiriing
dengan perbesaran 𝑅f, hal ini sesuai dengan teori yaitu. Pada
dasarnya non-inverting bernilai positif dan sebanding dengan Rf-nya.
Dalam penguat inverting, sinyal keluaran adalah invers dari
sinyal masukan dengan penguatan negatif. Sementara itu, dalam
penguat non-inverting, sinyal keluaran memiliki fase yang sama
dengan masukan dengan penguatan positif.
Pada praktikum kali ini dapat dilihat perbedaan hasil dari pengukuran
yang dilakukan oleh osiloskop, multimeter maupun teori memiliki nilai
yang berbeda, pengukuran untuk 𝑅f = 10kΩ, rangkaian inverting,
mendapatkan hasil tegangan 10 kali untuk teorinya, 7.34 kali untuk
hasil osiloskop dan 11.4 kali untuk multimeter. Hasil setiap
pengukuran berbeda-beda disebabkan karena alat yang digunakan
memiliki ketetapan yang berbeda untuk setiap alat ukur dan untuk
jumlah dari hasil teori juga berbeda karena dipengaruhi oleh hasil
pengamatannya. Untuk hasil yang lainnya dapat dilihat pada tabel 7.3
dan 7.4 baik yang inverting maupun non-inverting.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan


bahwa :
a. Telah dibuktikan bahwa penguat pada Amplifier bergantung
pada hambatan umpan balik (𝑅𝑓) dan input rangkaiannya.
Dimana dapat dibuktikan dengana besarnya penguat
tegangan berbanding lurus dengan hambatan umpan balik
dan berbanding terbalik dengan hambatan input nya. Yang
dimana pada nilai penguat tegangan yang didapatkan pada
Op-Amp Inverting berdasarkan teori, osiloskop, dan
multimeter saat 𝑅𝑖𝑛 = 1 𝑘Ω dan 𝑅𝑓 = 10 𝑘Ω adalah -10 kali,
3,87 kali dan 0,087 kali, pada Op-Amp non inverting nilai
penguat tegangan berturut-turut adalah 11 kali, 11,25 kali, dan
0,059 kali.
b. Pada rangkian Inverting dan non-inverting ini penguat
operasional (OP-Amp) dapat menghasilkan gelombang
keluaran yang berbeda. Diaman inverting akan menghasilkan
gelombang yang terbalik (Inverted) dari sinyal masukan, dan
sementara itu untuk non-inverting akan menghasilkan
gelombang yang memiliki fase yang sama dengan sinyal
masukan. Serta inverting memiliki penguatan negative,
sedangkan non-inverting memiliki penguatan positif.
2. Saran

Dimohon untuk praktikum selanjutnya agar alat-alat yang digunakna


lebih bagus atau lebih berfungsi salah satunya multimeter, agar hasil
nial yang di dapatkan pada saat percobaan lebih akutar.

Anda mungkin juga menyukai