Anda di halaman 1dari 30

Praktikum

Elektronika II
No. Matakuliah: 414177 W

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Kristen Immanuel
Yogyakarta
2009
Praktikum Elektronika 0. Pedoman Pelaksanaan Praktikum .. II

Praktikum
Elektronika II
No. Matakuliah: 414177 W

Oleh:
Liefson Jacobus, S.Si

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Kristen Immanuel
Yogyakarta
2009
Pedoman Pelaksanaan Praktikum

1. Tas selalu diletakkan di tempat tas yang ada pada meja depan dalam ruang
praktikum. Tidak diijinkan untuk meletakkan tas-tas di atas meja praktikum
atau kursi-kursi.

2. Mahasiswa selalu harus pakai meja yang sama dalam setiap pertemuan
praktikum.

3. Pedoman mengenai penggantian kalau terjadi kerusakan dalam praktikum:


a. Kalau mahasiswa merusakkan sesuatu dengan sengaja atau karena kerja
secara tidak bertanggung jawab, kerusakan itu ditanggung secara penuh
oleh mahasiswa tersebut.1
b. Kalau sekring dari alat ukur putus, mahasiswa yang bersangkutan
membayar Rp. 1000,- sebagai tanda tanggung jawabnya.
c. Kalau komponen lain yang terbakar karena mahasiswa merangkai salah
atau kesalahan lain dari mahasiswa, mahasiswa harus membayar antara
Rp. 1000,- sampai Rp. 10.000,- per komponen yang terbakar sebagai
tanda tanggung jawabnya. Harga yang harus dibayar tergantung dari
harga komponen dan ditentukan kira-kira sebesar 30% dari harga
komponen tersebut, tetapi selalu dalam batas jumlah tersebut.
d. Kerusakan alat akibat pemakaian biasa ditanggung secara penuh oleh
Laboratorium Elektronika.

4. Mahasiswa selalu pakai nampan alat dan nampan komponen yang


mempunyai nomor yang sama dengan nomor meja yang dipakai. Dosen
pengajar / asisten akan menjelaskan pada setiap percobaan nampan
komponen mana yang dipakai.

5. Dari setiap percobaan mahasiswa masing-masing membuat laporan


praktikum. Isi dari laporan praktikum adalah sbb.:
a. Semua data ukur.
b. Grafik-grafik yang diminta dalam petunjuk praktikum.
c. Jawaban terhadap semua pertanyaan yang ditanyakan dalam petunjuk
praktikum.

1 Coret-coret meja adalah merusak dengan sengaja dan yang melakukannya harus menggantikan
kerusakan secara penuh.
Praktikum Elektronika 0. Pedoman Pelaksanaan Praktikum .. II

6. Laporan praktikum dikumpulkan satu minggu setelah percobaan


dikerjakan. Kalau laporan praktikum 2 minggu setelah percobaan belum
dikumpulkan, laporan sudah tidak diterima dan tidak dinilai lagi.

7. Kuliah mulai tepat pada waktu sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan.
Kalau mahasiswa datang terlambat lebih dari 15 menit, dia tidak diijinkan
untuk ikut praktikum pada hari itu.

8. Kalau lebih dari 20% pertemuan praktikum tidak diikuti, maka praktikum
dianggap gagal. Hal ini berarti tidak akan dapat nilai untuk praktikum. Pada
jurusan Komputer berarti, kuliah juga ikut gagal dan harus diulangi. (Karena
praktikum dan kuliah digabungkan.)

9. Mahasiswa selalu harus membawa kertas grafik untuk membuat grafik-


grafik langsung dalam pertemuan praktikum.
Praktikum Elektronika Daftar Isi Praktikum Elektronika Lanjutan .III

Daftar Isi Praktikum Elektronika


Lanjutan

Pedoman Pelaksanaan Praktikum ..................................................... I

Daftar Isi Praktikum Elektronika Lanjutan..................................III

1. Penguat Operasional / Op-Amp ................................................. 4


1.1. Informasi tentang IC Op-Amp ................................................................ 4
1.2. Penguat Inverting .................................................................................... 5
1.3. *Mengukur Common Mode Amplification ............................................ 7
1.4. Penguat Tak-Membalik ........................................................................... 7
1.5. *Rangkaian Integrator ............................................................................ 8
1.6. *Rangkaian Diferensiator ..................................................................... 10
1.7. *Rangkaian Generator Fungsi .............................................................. 11

2. Percobaan dengan FET ............................................................. 14


2.1. Hubungan Arus Drain Dengan Voltase Gate-Source ............................ 14
2.2. Penguat Dengan Memakai FET ............................................................ 15
2.3. Sumber Arus Konstan ........................................................................... 16

3. Percobaan tentang Catu Daya .................................................. 18

4. Percobaan mengenai umpan balik ........................................... 21


4.1. Pengaruh Umpan Balik pada Penguat dua Tahap ................................. 21

5. Percobaan tentang Osilasi ........................................................ 25


5.1. Osilator LC dengan Regulasi Amplitude Memakai JFET ..................... 25
Praktikum Elektronika 1. Penguat Operasional / Op-Amp ... 4

1. Penguat Operasional / Op-Amp

1.1. Informasi tentang IC Op-Amp


Dalam Praktikum ini kita memakai Op-Amp 741 dalam kemasan “dual
inline”. Nomor kaki pada kemasan IC sejenis ini dihitung seperti diperlihatkan
pada gambar 1.1.. Gambar tersebut menunjukkan pandangan dari atas IC.
Gambar 1.2. menunjukkan arti dari kaki pada kemasan Op-Amp. Sesuai dengan
gambar ini input membalik dari Op-Amp tersambung dengan kaki 2, input Op-
Amp tak membalik tersambung dengan kaki 3, supply negatif tersambung
dengan kaki 4, keluaran tersambung dengan kaki 6 dan supply positif
tersambung dengan kaki 7.
Beberapa data yang biasa dimiliki Op-Amp ini (characteristic value)
seperti tercantum dalam buku data didaftarkan berikut ini. Data terburuk (nilai
maksimal atau minimal) dari satu sifat tercantum dalam tanda kurung di
belakang data khas:
Input Offset voltage: 2.0mV (6.0mV); Input offset current: 20nA
(300nA); Input Bias Current: 80nA (0.8µA); Input Resistance: 2.0M (0.3M);
Input voltage range (kalau supply ±15V): ±13V (±12V); Large Signal Voltage

1 8
2 7
3 6 Gambar 1.1.: Perhitungan nomor kaki
4 5 pada IC dengan 8 kaki

1 Offset NC 8
nol
V+
2 7
-

3 + 6
V- Gambar 1.2.: Sambungan kaki pada Op-
4 Offset 5 Amp 741 dalam dual inline package
nol (kemasan dual inline).
Praktikum Elektronika Dasar 1. Penguat Operasional / Op-Amp. 5

5
1

20k Gambar 1.3.: Pengaturan voltase


offset pada Op-Amp 741.
V-

Gain 200V/mV (20V/mV); Output voltage swing (Rbeban≥10k): ±14V (±12V);


Output voltage swing (Rbeban≥2k): ±13V (±10V); Output short circuit current:
25mA; Common Mode Rejection Ratio (CMRR): 90dB (70dB); Slew Rate:
0.5V/µs; Power consumption: 50mW (85mW);
Kalau suatu rangkaian tertentu membutuhkan voltase offset yang lebih
kecil daripada voltase offset dari Op-Amp ini, maka disediakan dua masukan,
yaitu masukan pada kaki 1 dan kaki 5 untuk mengurangi besar dari voltase
offset. Cara mengurangi voltase offset seperti diperlihatkan dalam rangkaian
gambar 1.3.: Kaki ujung dari satu potensiometer 20k (biasanya dipakai Trim-
pot) disambungkan dengan kedua kaki Op-Amp yang disediakan untuk mengatur
voltase offset (kaki 1 dan kaki 5) dan sambungan tengah dari potensiometer
disambungkan dengan voltase supply negatif. Dengan mengatur potensiometer
ini, voltase offset bisa diatur.

1.2. Penguat Inverting


a. Rangkailah satu inverting amplifier (penguat membalik) seperti dalam
gambar 1.4.. Bagian kiri dari rangkaian dengan potensiometer 5k dan dua
resistor 22k yang dirangkai seri dibutuhkan untuk mengatur voltase input
dari rangkaian2 penguat pada voltase masukan yang diinginkan sehingga
hubungan antara voltase input dan voltase keluaran bisa diukur.
b. Ukurlah hubungan antara voltase input dan voltase output dari Vin = –320mV
sampai Vin = +320mV pada setiap 40mV. Gambarlah hasil ke dalam satu
grafik. Tentukanlah besar penguatan dari rangkaian ini dari grafik hasil ukur.
Apakah penguatan yang didapatkan dari hasil ukur sama dengan penguatan

2 Perhatikanlah perbedaan antara input Op-Amp dan input rangkaian !


Praktikum Elektronika 1. Penguat Operasional / Op-Amp ... 6

+15V
22k 820k
In +15V
– Out
V
Vin 10k i,p
5k Vout
22k +
-15V -15V

Gambar 1.4.: Rangkaian Penguat Inverting dengan pembagi tegangan pada


inputnya.

yang didapatkan secara teoretis dari rangkaian ini ? Berapa baik linearitas
dari penguatan ?
c. *Berapa besar voltase output ketika voltase input persis pada 0V. Untuk
pengukuran ini input dari penguat disambungkan ke GND. Kemudian voltase
output diukur. Mengapa voltase output tidak nol dalam situasi ini ? Berapa
besar voltase Vi,p antara kedua input Op-Amp ketika input dari penguat nol ?
(Besaran ini dihitung dari besar Vout dan besar resistivitas resistor, tidak
diukur !) Voltase Vi,p yang timbul dalam situasi ini disebut dengan nama
apa ?
d. *Dengan rangkaian seperti dalam gambar 1.3. mengenai pengaturan voltase
offset, voltase offset bisa diatur. Tambahkanlah rangkaian ini pada rangkaian
anda dan aturlah voltase offset sedekat mungkin pada 0V. (“Nolkanlah
voltase offset”). Untuk mengatur voltase offset, input disambungkan ke GND
dan kemudian potensiometer untuk mengatur voltase offset diatur sampai
keluaran dari penguat mendekati nol sedekat mungkin. Voltase keluaran bisa
diatur menjadi berapa kecil ? Berapa besar output ketika input disambungkan
ke GND dan Op-Amp dipegang dari atas dengan jari (berarti suhu Op-Amp
diperbesar sedikit) ? Mengapa output berubah ketika suhu Op-Amp berubah ?
e. Resistor pada input penguat yang tadi sebesar 10k diganti dengan resistor
dengan resistivitas sebesar 100k dan resistor 820k antara keluaran dan
masukan membalik diganti dengan resistor sebesar 5.6M. Rangkaian untuk
mengatur voltase offset dilepaskan dulu. Kerjakanlah pengukuran dari bagian
b. sampai d. dengan penguat baru ini. Mengapa voltase antara kedua input
Op-Amp Vi,p dalam situasi ini berbeda dengan Vi,p dalam tugas c. ? Apa
perbedaan dalam hasil tugas d. antara penguat ini dan penguat tadi ?
Tentukanlah I pada input inverting dan voltase offset dari hasil bagian c.
dengan resistor yang berbeda.
Praktikum Elektronika Dasar 1. Penguat Operasional / Op-Amp. 7

1.3. *Mengukur Common Mode Amplification


Dalam tugas ini kita mengukur penguatan common mode AC, berarti
penguatan dari Op-Amp kalau kedua masukan berubah bersama-sama. Supaya
pengukuran ini bisa dilakukan, rangkaian untuk mengatur voltase offset harus
dipasang dan diatur dengan baik (gambar 1.3). Untuk mengatur voltase offset,
kedua masukan dari Op-Amp disambungkan dengan GND dulu dan voltase
offset diatur sehingga voltase keluaran mempunyai harga mutlak yang sekecil
mungkin. Setelah voltase offset diatur, kedua masukan disambungkan satu sama
yang lain dan bersama disambungkan dengan sambungan tengah dari potensio-
meter 5k yang tersambung antara VCC+ (+15V) dan VCC- (-15V) seperti diper-
lihatkan dalam rangkaian gambar 1.5.
a. Pertama tentukanlah voltase input yang mana output mendekati voltase
maksimalnya dan voltase input yang mana voltase output mendekati voltase
minimalnya. Voltase input yang paling kecil dari kedua voltase ini akan
disebutkan Vin  dalam tugas b. dan voltase input yang paling besar dari
kedua voltase input ini akan disebutkan Vin  dalam tugas b..
b. Ukurlah hubungan antara voltase output dengan voltase input mulai dari
voltase sebesar V  - 2 V sampai dengan voltase V   2 V pada
in

in

setiap 0.5V. (Awas, Bukan: ukur dari –2V sampai +2V !, tetapi dari 2V
dibawah Vin  sampai 2V di atas Vin  .) Gambarkanlah hasil ke dalam satu
grafik Vout terhadap Vin. Berapa besar penguatan bersama (common mode
amplification) pada penguat ini ? Berapa besar CMRR kalau penguatan
diferensial sebesar 2·105 ?

+15V
In +15V
+ Out
Vin
5k Vout
- Gambar 1.5.: Rangkaian common mode
-15V
-15V amplification

1.4. Penguat Tak-Membalik


Rangkailah rangkaian seperti dalam gambar 1.6.. Rangkaian ini merupa-
kan satu penguat tak membalik dengan penguatan teoretis sebesar 1001. Kita
Praktikum Elektronika 1. Penguat Operasional / Op-Amp ... 8

+15V
150k
+15V
In
+ Out
Vin Vi,p
– Vout
100k
5k -15V

150k
100
-15V

Gambar 1.6.: Penguat tak membalik dengan penguatan teoretis sebesar 1001.

mau meneliti, apakah penguat Operasional yang dipakai dalam situasi ini masih
tetap bekerja sebagai Op-Amp ideal.
a. Ukurlah Vout terhadap Vin pada Vin = -28mV sampai Vin = +28mV pada
setiap 4mV. Gambarkanlah hasil ke dalam satu grafik Vout terhadap Vin. Be-
rapa besar penguatan dari rangkaian ini dalam daerah kerjanya ? (daerah
kerja: ketika voltase keluaran masih di bawah nilai-nilai maksimalnya) Ba-
gaimana linearitas penguatan pada rangkaian ini ? Berapa besar voltase
keluaran dari rangkaian ini ketika input rangkaian disambungkan dengan
GND (berarti Vin = 0) ? Bacalah hasil ini dari grafik Vout terhadap Vin.
b. Ukurlah Vout ketika input dari penguat ini disambungkan langsung ke GND.
Mengapa Vout tidak menjadi nol ? Dari hasil ukur ini terdapat Vi,p berapa
besar ?
c. *Dari pengukuran pada a. dan b. terlihat beberapa sifat Op-Amp yang tidak
ideal. Jelaskanlah, apa saja sifat itu. Jelaskanlah pengaruh dari sifat tidak
ideal masing-masing kepada hasil ukur. (Kalau Op-Amp ideal: Dengan
Vin = 0, Vout akan berapa besar ?; Bagaimana dengan penguatan A pada Op-
Amp ideal dan Op-Amp real ?)

1.5. *Rangkaian Integrator


Rangkailah satu rangkaian integrator seperti diperlihatkan dalam
gambar 1.7.. Pakailah resistor 1M dan kondensator 1µF pada integrator.
Praktikum Elektronika Dasar 1. Penguat Operasional / Op-Amp. 9

+15V
1F
150k

In 1M
– Out
5k
+
150k

-15V Gambar 1.7.: Rangkaian integrator

Jangan pakai kondensator Elko yang harus dirangkai dengan polaritas ter-
tentu, tetapi pakailah satu kondensator non polar. 3 Potensiometer 5k
dengan kedua resistor 150k dalam rangkaian seri pada input dipakai untuk
mengatur voltase input pada rangkaian integrator. Pada semua rangkaian yang
diukur dalam soal sebelumnya, voltase keluaran dari rangkaian merupakan
fungsi dari voltase pada masukan. Pada rangkaian ini situasi berbeda. Karena
rangkaian ini akan mengintegrasikan voltase pada masukan terhadap waktu,
maka keluaran bukan fungsi dari masukan, tetapi kecepatan dari perubahan ke-
luaran akan merupakan fungsi dari masukan. Jadi keluaran akan tergantung
voltase pada masukan yang telah terdapat sebelum voltase keluaran itu diukur.
Perhatikanlah hal ini dalam pengukuran saudara.
a. Ukurlah voltase input dan voltase output dari integrator. Perhatikanlah
penjelasan di atas mengenai sifat dari voltase output pada integrator.
Amatilah voltase output pada berbagai voltase input yang tetap selama
beberapa waktu. Jelaskanlah pengamatan saudara.
b. Pilihlah 4 voltase input Vin yang berbeda-beda (dua yang positif dan dua yang
negatif) dan ukurlah pada voltase masing-masing, berapa cepat voltase output
Vout berubah. Selain dengan 4 voltase tersebut, ukurlah juga pada Vin = 0V
(input tersambung dengan GND) berapa cepat Vout berubah. Untuk
mengukur, berapa cepat voltase output berubah, ukurlah voltase output
(bacalah voltase output yang ditunjukkan multimeter) pada saat tertentu
kemudian tunggulah beberapa selang waktu (lamanya diukur pakai jam
tangan atau stopwatch) dan ukurlah lagi voltase pada output. Dari perubahan

3 Kondensator non-polar dikenali dengan tidak ada tanda “+” dan “–” pada kemasannya. Ada juga
kondensator Elko yang non-polar. Dalam percobaan ini kondensator Elko yang non-polar tidak
bisa dipakai karena arus bocor pada kondensator tersebut terlalu besar. Sebaiknya pakai
kondensator Milar.
Praktikum Elektronika 1. Penguat Operasional / Op-Amp .10

besar voltase dan lama waktu, kecepatan perubahan voltase dalam volt per
detik bisa dihitung. Buatlah satu tabel dengan besar voltase input Vin terhadap
Vout
kecepatan perubahan voltase output dan gambarkanlah hasil ini ke
t
dalam satu grafik. Tentukanlah hubungan antara voltase input dan kecepatan
perubahan voltase output dari grafik tersebut, berarti tentukanlah kemiringan
Vout
a dari grafik yang didapatkan, di mana: a  t
Vin

c. Pada voltase input berapa besar, voltase output konstan dan tidak berubah
lagi ?4 Mengapa hal ini tidak terjadi pada voltase input persis 0V ?
d. Gantikanlah resistor pada integrator menjadi sebesar 100k dan ulangilah
tugas b.. Apa yang berubah dengan perubahan resistor integrator ?
e. Berapa besar arus bias dan voltase offset pada Op-Amp yang dipakai ?
(Hitunglah jawaban dari pertanyaan ini dari hasil b. dan d..)

1.6. *Rangkaian Diferensiator


Rangkailah satu rangkaian diferensiator sesuai dengan gambar 1.8..
Pakailah resistor 1M dan kondensator 1µF5. Potensiometer untuk mengatur
voltase input dari diferensiator pakailah potensiometer 5k. Pada rangkaian ini
juga voltase keluaran tidak merupakan fungsi dari besar voltase pada masukan,

+15V
Rf
In
- Out

-15V Gambar 1.8.: Rangkaian


4 Diferensiator
Kalau output sudah mencapai batas kerja yang positif ataupun yang negatif, memang output
selalu konstan dan tidak berubah lagi – berapapun besar input. Yang dimaksud disini adalah
situasi di mana output belum sampai mencapai batas kerjanya. Hal ini perlu diperhatikan dalam
mencari nilai input yang ditanya dalam soal ini !
5 Di sini sama dengan catatan kaki 3.
Praktikum Elektronika Dasar 1. Penguat Operasional / Op-Amp. 11

tetapi karena rangkaian ini merupakan diferensiator, maka besar voltase keluaran
akan tergantung dari perubahan voltase masukan.
a. Ukurlah voltase input dan voltase output dari integrator. Perhatikanlah
penjelasan di atas. Ubahlah voltase input dan amatilah voltase output pada
saat voltase input sedang berubah. Jelaskanlah pengamatan.
b. Apa yang terjadi pada voltase output ketika voltase input tidak berubah ?
Jelaskanlah, mengapa voltase output tidak persis nol ketika voltase input
konstan.
c. Gantikanlah resistor pada diferensiator menjadi sebesar 100k dan ulangilah
tugas a. dan b.. Apa yang berubah dengan perubahan resistor ?

1.7. *Rangkaian Generator Fungsi


Rangkailah rangkaian seperti dalam gambar 1.9.. Rangkaian generator
fungsi ini memiliki dua masukan, satu disebut V+, yang kedua disebut V-. V+
adalah voltase integrasi yang positif dan kita memakai sumber voltase konstan
yang bisa diatur dari nol sampai 15V sebagai sumber voltase pada masukan ini.
V– adalah voltase integrasi yang negatif dan kita gunakan satu potensiometer
yang salah satu ujungnya disambungkan dengan GND dan ujung yang lain
disambungkan dengan sumber voltase –15V, maka sambungan tengah dapat
diatur antara 0 dan –15V dan bisa dipakai sebagai sumber voltase pada masukan
ini.

V+; 0...15V R1; 4,7k C=10nF R2; 22k R3; 47k


9013

- +
5k 741 741
+ - Vout
9012 persegi
Vout
R4; 1,5k segitiga
-15V
V-

Gambar 1.9.: Rangkaian generator fungsi dengan memakai rangkaian


integrator dengan Op-Amp dan rangkaian Schmitt Trigger dengan Op-Amp.

a. Rangkailah rangkaian ini dan cobalah fungsinya. Untuk melihat hasil dari
rangkaian ini, pakailah osiloskop dengan satu masukan osiloskop
Praktikum Elektronika 1. Penguat Operasional / Op-Amp .12

disambungkan dengan keluaran segitiga dan satu masukan osiloskop yang


lain disambungkan dengan keluaran persegi dari generator fungsi ini.
Cobalah mengatur frekuensi yang paling kecil yang bisa didapatkan dan coba
juga untuk mengatur frekuensi yang paling besar yang bisa didapatkan.
Berapa frekuensi yang paling kecil dan frekuensi yang paling besar ? Apa
pengaruhnya kalau voltase pada input V - diubah dan apa pengaruhnya kalau
voltase pada input V+ diubah ?
b. Berapa besar voltase keluaran persegi ? Berapa besar puncak dari voltase
keluaran segitiga ? Tentukanlah dua nilai ini ketika frekuensi keluaran diatur
pada frekuensi yang rendah.
c. Aturlah voltase masukan sehingga terdapat frekuensi keluaran yang besar.
Perhatikanlah fungsi persegi secara teliti. Bentuk dari fungsi persegi
sebenarnya bagaimana ? Tentukanlah slew rate dari Op-Amp dari bentuk
fungsi persegi ini. Untuk menentukan slew rate, pilih sumber untuk trigger
osiloskop (trigger source) dari input yang mana fungsi segitiga masuk,
kemudian aturlah sehingga awal dari pengalihan fungsi persegi dari atas ke
bawah ada agak di sebelah kiri monitor osiloskop. Kemudian aturlah
kecepatan horisontal dari osiloskop (TIME/DIV) pada kecepatan paling besar
yang mana seluruh pengalihan dari fungsi persegi masih kelihatan.
Tentukanlah kecepatan pengalihan, yaitu slew rate, sr  V . Tentukanlah
t
slew rate baik untuk pengalihan dari voltase positif ke voltase negatif
maupun untuk pengalihan dari negatif ke positif.
d. Dalam bagian soal ini kita mengukur hubungan antara besar frekuensi
keluaran dan besar voltase masukan. Aturlah voltase pada input V - sebesar ≈
–10V. Voltase V+ diubah. Pengukuran dilakukan mulai dari +12V sampai
+4V pada setiap ≈2V dan dari +4V sampai +1V pada setiap ≈0.5V. Pada
setiap voltase ukurlah dengan cara membaca grafik pada osiloskop
1. selang waktu antara puncak atas dari voltase keluaran segitiga sampai
puncak bawah dari keluaran voltase segitiga.
2. kemiringan a  V dari voltase segitiga ketika turun.
t
Tentukanlah frekuensi osilasi dari 1. dan 2. untuk setiap voltase ukur dan
masukkanlah hasil, baik dari 1. maupun dari 2. ke dalam satu grafik frekuensi
terhadap voltase masukan. Cara menentukan frekuensi osilasi sbb..
Dari hasil ukur 1. terdapat waktu T untuk setengah osilasi, maka waktu T
2
untuk satu osilasi adalah waktu yang terukur itu kali dua. Dari waktu osilasi,
frekuensi didapatkan dari definisi frekuensi f  T1 .
Praktikum Elektronika Dasar 1. Penguat Operasional / Op-Amp. 13

Dari hasil ukur 2. waktu osilasi terdapat dari voltase puncak positif VP+ dan
voltase puncak negatif Vn- dari keluaran segitiga dan dari kemiringan a yang
diukur dengan rumus
Vp  Vn
T ................................................................................................. (1.1)
a
Selama perhitungan ini nilai yang dipakai untuk Vp+ dan untuk Vn– selalu
sama dan sebesar nilai yang didapatkan dari b. dengan frekuensi sinyal yang
kecil.
e. Apakah hasil yang didapatkan dengan kedua cara dalam tugas d. sama ?
Kalau hasil berbeda, jelaskanlah mengapa perbedaan-perbedaan tersebut
terjadi.
Praktikum Elektronika 2. Percobaan dengan FET .14

2. Percobaan dengan FET

2.1. Hubungan Arus Drain Dengan Voltase Gate-Source


Dalam percobaan ini hubungan antara besar dari arus drain ID dengan
besar dari voltase gate-source diselidiki. Hubungkan drain dan source dari JFET
BF256B yang tersedia di tempat praktikum dengan sumber voltase yang
voltasenya bisa diatur seperti diperlihatkan dalam skema rangkaian gambar 2.2..
Pasanglah satu multimeter sebagai amperemeter dalam sambungan antara drain
dan sumber voltase. Aturlah voltase dari sumber voltase konstan pada 10V.
Voltase ini tidak diubah lagi selama percobaan berlangsung. Untuk mengatur
voltase gate-source pada voltase negatif pakailah sumber voltase konstan –15V
dan potensiometer serta resistor dengan resistivitas sebesar 4.7k seperti
diperlihatkan dalam skema rangkaian gambar 2.2.. Sambungan kaki dari
BF256B seperti diperlihatkan dalam gambar 2.1..
Ukurlah arus drain ID pada voltase gate source sebesar 0V sampai
voltase pinch-off, Vp. Besar dari Vp ditentukan dengan mencari besar VGS yang
mana arus drain menjadi nol. Ukurlah pada 15 voltase VGS yang berbeda.
Voltase-voltase ukur dibagi kira-kira rata antara nol dan Vp. Hasil ukur
dimasukkan ke dalam satu grafik ID terhadap VGS dan ke dalam satu grafik I D
terhadap VGS. Dari sifat FET terdapat hubungan antara arus drain dan voltase

Gambar 2.1.: Sambungan kaki dari FET BF


256B
D S G
10V
I

5k
BF256B

4.7k V
-15V Gambar 2.2.: Rangkaian ukur untuk mengu-
kur ID terhadap VGS.
Praktikum Elektronika Dasar 2. Percobaan dengan FET. 15

gate source seperti dalam persamaan


ini:
2
 V   V  ID
I D  I Dsat  1  GS   I D    1  GS  I D  I D  sat
VGS  I D
 V   Vp  sat Vp sat
 p 
............................................................................................................................... (2.1)
Persamaan ini benar untuk arus ID yang tidak terlalu kecil. Di situ
terdapat hubungan linier antara I D dan VGS sesuai dengan persamaan kanan
dalam (2.1). Dalam grafik kedua ( I D terhadap VGS) daerah hubungan linier
dilihat dan garis lurus yang menghubungkan data ukur tersebut bisa
digambarkan. Tentukanlah IDsat dan Vp dari tempat yang mana garis lurus ini
memotong sumbu VGS dan sumbu I D .

2.2. Penguat Dengan Memakai FET


Dalam percobaan ini sifat dari satu rangkaian penguat sederhana dengan
FET diuji. Rangkaian pada prinsipnya sama dengan rangkaian penguat common
emitor dengan transistor biasa. Skema rangkaian seperti dalam gambar 2.3..
JFET saluran n yang dipakai adalah JFET BF256B. Data komponen lain sbb.:
RD = 1.8k, RG = 5.6M, RS dibuat dengan Trimpot dengan
resistivitas 1k, berarti RS bisa diatur antara 0 dan 1k. Fleksibilitas dalam
menentukan RS dibutuhkan karena toleransi komponen untuk FET besar. (Arus
Drain maksimal IDs dan voltase pinch-off Vp berbeda-beda untuk setiap
komponen.) Cin = 100nF; Cout = 1000F; CS = 220F.
a. Pertama aturlah titik kerja dari rangkaian ini dengan mengatur Trimpot yang

RD
D S G
Cin Cout
vout
RG Gambar 2.3.: Rangkaian penguat dengan
vin
RS memakai JFET saluran n. Kiri atas sam-
bungan kaki dari BF 256 (dilihat dari ba-
wah).
Praktikum Elektronika 2. Percobaan dengan FET .16

dipasang sebagai resistor Source RS. Titik kerja diatur sehingga voltase
DC antara Drain dan GND sebesar 10V.
b. Berapa besar arus Drain, ID setelah titik kerja diatur sesuai dengan
permintaan dalam a ? (Dihitung dari besar VRD dan dari besar RD.)
c. Input dari rangkaian disambungkan dengan generator fungsi sebagai sumber
sinyal. Dengan osiloskop sinyal masuk dan sinyal keluar diukur (seperti
yang telah dilakukan ketika mengukur sifat dari penguat transistor). Pakai
channel 1 untuk sinyal masuk dan channel 2 untuk sinyal keluar. Pakai
osiloskop dalam mode x-y sehingga sinyal masuk tampil sebagai sumbu
mendatar dan sinyal keluar tampil sebagai sumbu tegak. Tentukanlah
batas-batas keluaran dari penguat ini dengan mengatur voltase masukan
sampai batas-batas keluaran kelihatan. Ukurlah penguatan pada voltase
keluaran yang tinggi, sedang dan rendah dengan menentukan kemiringan
dari grafik yang didapatkan pada osiloskop. Bagaimana situasi mengenai
kelinieran dari penguat ini ?
d. Tentukanlah resistivitas input dari rangkaian ini. Cara menentukan resistivitas
input sama dengan yang dipakai dalam percobaan mengenai penguat
transistor. Pakailah resistor ukur dengan resistivitas sebesar 1M dan
ukurlah resistivitas masukan ketika voltase keluaran AC sebesar 1.5V.
Apakah hasil yang didapatkan untuk resistivitas input sesuai dengan teori
mengenai FET ? Mengapa hasil menjadi berbeda ?
e. Tentukanlah resistivitas keluaran dari rangkaian ini. Aturlah voltase
keluaran AC sebesar 1.5V untuk pengukuran ini. Kemudian ukurlah
voltase tanpa beban dan voltase dengan beban sebesar 2.2k. Dari hasil
ukur voltase-voltase ini, resistivitas keluaran bisa dihitung.
f. Apa perbedaan antara penguat pakai FET ini dengan penguat pakai transistor
biasa ? Dalam hal apa yang ini lebih baik dan dalam hal apa penguat
dengan transistor biasa lebih baik ?

2.3. Sumber Arus Konstan


Rangkailah rangkaian seperti dalam gambar 2.4.. Pakai FET BF256B.
Sambungan kaki diperlihatkan dalam gambar 2.4. sebelah kiri. Anggaplah rang-
kaian ini antara A dan B sepertinya satu komponen dan ukurlah sifat dari
“komponen” ini, berarti ukurlah hubungan antara arus dan voltase pada
“komponen” ini. Pakailah sumber voltase konstan yang bisa diatur antara 0 dan
15V dan ukurlah pada setiap 1V. Berapa besar resistivitas diferensial dari
“komponen” ini ? Voltase pada “komponen” ini harus minimal berapa besar
supaya bisa dipakai sebagai sumber arus konstan ?
Praktikum Elektronika Dasar 2. Percobaan dengan FET. 17

+ A
D

G S
Gambar 2.4.: Sebelah kiri sambungan
330 kaki dari FET BF 256B, dilihat dari
bawah. Sebelah kanan skema rangkai-
D S G - B an dari sumber arus konstan.
Praktikum Elektronika 3. Percobaan tentang Catu Daya .18

3. Percobaan tentang Catu Daya

Dalam percobaan ini kita akan menyelidiki sifat-sifat dari berbagai


bagian dari catu daya sumber voltase konstan dengan regulasi linear. Dalam catu
daya tipe ini bagian pertama adalah trafo, disusul dengan penyearah dan
kondensator (filter rectifier) dan kemudian terdapat rangkaian regulasi.
a. Pertama rangkailah rangkaian jembatan dioda seperti dalam gambar 3.1..
Pakailah trafo yang disediakan dalam meja praktikum dengan keluaran antara
C.T. dan 12V. Sebagai dioda pakailah dioda IN400x, dimana x merupakan
salah satu angka antara 1 dan 4. Ukurlah voltase keluaran memakai osiloskop
tanpa beban dan dengan resistivitas-resistivitas beban 1k, 100, 47 dan
12. Ukurlah voltase puncak dan gambarkanlah bentuk sinyal yang terdapat
pada keluaran dari rangkaian ini. Buatlah grafik voltase keluaran terhadap
arus keluaran. Jelaskanlah pengamatan dari pengukuran ini. Berapa besar
resistivitas keluaran dari trafo ? Resistivitas keluaran dihitung dengan mema-
kai voltase dan arus rata-rata. Voltase rata-rata diukur dengan memakai
Multimeter dan mengukur voltase DC.

Awas:
Perhatikanlah bahwa arus akan besar kalau resistivitas beban hanya
sebesar 12. Supaya komponen tidak terbakar, ukurlah dengan cepat ketika
memakai resistivitas beban ini dan setelah selesai mengukur beban langsung
dilepaskan. (Hal ini perlu diperhatikan pada semua percobaan.)

b. Tambahlah kondensator dengan kapasitansi sebesar 220F dirangkai paralel


dengan keluaran. Perhatikanlah polaritas dari kondensator elektrolit!
Ukurlah voltase keluaran dengan osiloskop ketika memakai resistivitas beban
seperti di atas. Ukurlah voltase puncak, voltase rata-rata dan voltase ripple
pada resistor beban masing-masing. Gambarlah voltase keluaran rata-rata

+
12V

-
Gambar 3.1.: Jembatan dioda dengan Trafo.
Praktikum Elektronika Dasar 3. Percobaan tentang Catu Daya. 19

BC141
Vin Vout

680
5.6V

Gambar 3.2.: Rangkaian regulasi voltase yang


sederhana.

terhadap arus keluaran ke dalam grafik dari tugas a.. Buatlah grafik voltase
ripple terhadap arus keluaran. Jelaskanlah pengamatan dari pengukuran ini.
Berapa besar resistivitas keluaran dari rangkaian ini ? Resistivitas keluaran
dihitung dengan memakai voltase dan arus rata-rata. Voltase rata-rata diukur
dengan memakai Multimeter dan mengukur voltase DC.
c. Kemudian pakai satu rangkaian regulasi voltase yang sederhana seperti diper-
lihatkan dalam gambar 3.2.. Rangkaian regulator ini dirangkai di belakang
rangkaian dari gambar 3.1. dengan tambahan kondensator. (Berarti keluaran
dari rangkaian gambar 3.1. adalah masukan dari rangkaian gambar 3.2..)
Ukurlah keluaran dari rangkaian ini dengan memakai osiloskop dan
voltmeter (multimeter dipakai sebagai voltmeter) tanpa beban dan dengan
resistivitas-resistivitas beban seperti di atas. Ukurlah voltase keluaran rata-
rata (dengan voltmeter), arus rata-rata dan voltase ripple (pakai osiloskop)
dengan resistor beban masing-masing. Selagi mengukur voltase ripple dari
keluaran, ukurlah juga voltase ripple pada masukan regulator (pada
kondensator perata). Untuk pengukuran besar dari voltase ripple, osiloskop
dipakai dengan masukan untuk mengukur AC supaya penguatan bisa lebih
besar. Gambarlah voltase keluaran rata-rata terhadap arus keluaran ke dalam
grafik dari tugas a.. Gambarlah voltase ripple terhadap arus keluaran ke
dalam grafik dari tugas b.. Tentukanlah resistivitas keluaran dan ripple
rejection ratio dari rangkaian regulasi ini dari hasil ukur saudara. Apakah
hasil ukur sesuai dengan hasil yang didapatkan dari teori ?
Praktikum Elektronika 3. Percobaan tentang Catu Daya .20

Vout
7805
Vin
+ 3,3F,
- Tantalum

Gambar 3.3.: Regulasi voltase dengan IC


7805.

Output
7805

GND
Input
(top view / dilihat dari atas) Gambar 3.4.: Sambungan kaki dari IC
7805.

d. Pakailah IC 7805 untuk regulasi voltase. Rangkaian seperti dalam gambar


3.3.. Sambungan kaki dari IC 7805 seperti diperlihatkan dalam gambar 3.4..
Ulangi tugas dari c. dengan regulator ini. Bandingkanlah hasil ukur ini
dengan hasil dari regulator sederhana di atas.
21

4. Percobaan mengenai umpan


balik

4.1. Pengaruh Umpan Balik pada Penguat dua Tahap


Terdapat satu penguat dua tahap seperti dalam gambar 4.1.. Penguat ini
dirancang dengan umpan balik negatif lewat resistor R1 dan R2 dan kondensator
Cub(Cumpan balik). R2 merupakan resistor emitor dari penguat tahap pertama.
Sebagian dari voltase output vout (voltase AC dari output) dibalikkan ke resistor
ini, berarti voltase dari input vin antara basis dan GND dikurangi sebesar voltase
pada resistor emitor tersebut. Jadi voltase pada R2 adalah voltase vt dari umpan
balik. Voltase umpan balik akan sebesar:

15V
680k 12k 1.5k
output

220p Cout=1000
Vout
+ + -
Rukur Cin
input

-
10k CS9013 CS9013 Cub=100 Vout
- +
100
Vin R1=8.2k
+ +
56k 560 - - 100µ
5k 100µ
680
3 1
R2=82
50k Vt

GND
Gambar 4.1.: Rangkaian penguat dengan umpan balik lewat resistor R1 dan R2.
22 Elektronika Dasar 4. Percobaan mengenai umpan balik

+15V

Output

Input

3 1

Trimpot 50k 4 2
untuk mengatur
titik kerja.

GND

Gambar 4.2.: Rangkaian penguat dengan / tanpa umpan balik di PCB.

R2
vt  v
R1  R2 out
R2
Berarti umpan balik t akan sebesar: t  .
R1  R2
Dalam percobaan ini kita akan mengukur pengaruh dari umpan balik
kepada rangkaian penguat tersebut. Untuk mengukur pengaruh dari umpan balik,
pertama sifat dari rangkaian tanpa umpan balik diukur, kemudian sifat dari
rangkaian dengan umpan balik diukur sehingga sifat dari kedua rangkaian bisa
dibandingkan. Skema rangkaian dari rangkaian tanpa umpan balik digambarkan
dalam gambar 4.3.. Supaya rangkaian memang sama persis, komponen yang
dipakai untuk umpan balik, yaitu R1, R2 dan Cub tetap dipakai, tetapi tidak
sebagai umpan balik, melainkan dalam posisinya sehingga terdapat sifat keluaran
dan sifat pada emitor T1 yang sama.
Rangkaian ini sudah dirangkai dalam PCB dan disolder dengan tetap
sehingga gangguan-gangguan yang bisa timbul dari kabel-kabel sambungan
23

15V
680k 12k 1.5k
Cout=1000

output
220p Vout
100µ + + -
Rukur Cin
-

input
10k T1 T2 Vout
- + Cub=100
100
R1=8.2k
Vin + 100µ +
56k 560 - 1
- 100µ
3 680
2
+4
50k Cub- =100 R2=82
R1=8.2k
R2=82
GND
Gambar 4.3.: Rangkaian penguat tanpa umpan balik.

berkurang daripada rangkaian yang dirangkai pada papan percobaan. Rangkaian


yang telah dirangkai diperlihatkan dalam gambar 4.2.. Sambungan 1 sampai 4
masing-masing dibentuk dengan dua kontak. Arti dari empat sambungan ini
seperti diperlihatkan dalam skema rangkaian dengan nomor yang sama. Untuk
mendapatkan rangkaian tanpa umpan balik kontak 3 disambungkan dengan
kontak 4 dan kontak 1 disambungkan dengan kontak 2. Perlu diperhatikan bahwa
di PCB pada input belum dipasang kondensator input Cin dan pada output belum
dipasang kondensator output Cout. Kedua kondensator tersebut dan sambungan-
sambungan yang lain disambungkan pada papan percobaan.
Sebelum pengukuran dalam tugas a. dan b. dimulai, titik kerja diatur
dulu sehingga voltase DC pada keluaran sebesar  9V. Untuk mengatur titik
kerja trimpot 50k pada pembagi tegangan basis dari T1 diatur.
a. Ukurlah penguatan, resistivitas input dan resistivitas output dari rangkaian
tanpa umpan balik, berarti rangkaian sesuai dengan gambar 4.3.. Periksalah
3
besar dari distorsi ketika sinyal output sebesar ≈ dari output maksimal.
4
Pakailah cara ukur seperti dalam percobaan praktikum mengenai penguat
transistor.
Resistivitas dari resistor ukur untuk mengukur resistivitas input sebesar 10kΩ
dan resistivitas dari resistor yang dipakai untuk mengukur resistivitas output
sebesar 3.3kΩ.
24 Elektronika Dasar 4. Percobaan mengenai umpan balik

a. Hitunglah faktor umpan balik G dan penguatan yang akan didapatkan dengan
memakai umpan balik. Pakailah data komponen seperti dalam skema
rangkaian untuk rangkaian umpan balik dan penguatan dari penguat tanpa
umpan balik sebesar yang telah diukur.
b. Ubahlah rangkaian sehingga terdapat rangkaian yang memakai umpan balik
seperti dalam skema rangkaian gambar 4.3.. Ukurlah penguatan, resistivitas
input dan resistivitas output dari rangkaian ini. Periksalah juga distorsi dari
rangkaian ini ketika amplitude dari sinyal output sama besar dengan
amplitude yang diperiksa distorsinya dalam tugas a..
c. Resistor ukur untuk mengukur resistivitas input dan resistivitas output yang
dipakai sama dengan yang dipakai dalam tugas a..
d. Bandingkanlah hasil ukur dalam a. dengan hasil dalam b.. Apakah hubungan
antara resistivitas input, resistivitas output dan penguatan yang didapatkan
sesuai dengan teori umpan balik ? Berapa besar faktor umpan balik G ?
Apakah sama dengan yang dihitung dalam a. ? Mengenai resistivitas input
perlu diperhatikan bahwa resistivitas input yang dipengaruhi oleh umpan
balik bukan resistivitas input dari rangkaian seluruhnya seperti yang diukur,
tetapi resistivitas antara basis transistor T1 dan GND. Resistivitas antara basis
T1 dan GND bisa dihitung dengan memperhatikan bahwa resistivitas input
yang diukur adalah resistivitas pengganti dari rangkaian paralel kedua
resistor basis dan sambungan antara basis T1 dan GND. Apakah resistivitas
antara basis T1 dan GND diubah oleh umpan balik sesuai dengan teori
umpan balik ?
25

5. Percobaan tentang Osilasi

5.1. Osilator LC dengan Regulasi Amplitude Memakai JFET


a. Dalam percobaan ini satu osilator LC diselidiki. Sebelum osilator diselidiki,
sifat dari rangkaian umpan balik yang tergantung frekuensi diselidiki dulu.
Rangkaian umpan balik yang dipakai adalah satu tapis lolos pita yang
terdapat dengan rangkaian seri dari resistor dan rangkaian LC paralel seperti
diperlihatkan dalam gambar 5.1.. Pakailah dua kumparan dengan impedansi
yang berbeda. Data dari komponen dalam tapis lolos pita sbb.: R3 = 10k;
C = 100nF; L = 1mH / 220H.
Percobaan ini dilakukan dua kali, masing-masing dengan kumparan yang
induktivitasnya berbeda. Pakailah generator fungsi dengan sinyal keluaran
berbentuk kosinus sebagai sinyal masuk pada tapis lolos pita ini. Sinyal
masuk diatur pada amplitude sebesar beberapa volt. Dengan osiloskop sinyal
masuk dan sinyal keluar dari tapis lolos pita diukur. Aturlah frekuensi dari
generator fungsi sampai mendapatkan keluaran dengan amplitude yang
paling besar dan tanpa pergeseran fase antara masukan dan keluaran.
Frekuensi ini adalah frekuensi resonansi dari tapis lolos pita. Tentukanlah
besar dari frekuensi resonansi ini. Tentukanlah juga perbandingan A antara
amplitude voltase masuk dan amplitude voltase keluaran yang didapatkan
 V 
pada frekuensi resonansi.  A  out 
 Vin 

b. Dalam rangkaian gambar 5.2. rangkaian tapis lolos pita ini dipakai sebagai
rangkaian umpan balik. Dengan Op-Amp dan resistor R1 dan R2 terdapat
penguat tak membalik, di mana keluaran dari penguat tersebut dimasukkan
ke dalam tapis lolos pita dan masukan penguat diambil dari keluaran tapis

R3
Vin L Vout
C

Gambar 5.1.: Tapis lolos pita yang dipakai dalam


osilator.
26 Elektronika Dasar 5. Percobaan tentang Osilasi

umpan balik

+
R3
- L
R1
Output C

P
Gambar 5.2.: Skema
V0(f) t(f) rangkaian osilator LC tanpa
rangkaian pengatur amplitude.

lolos pita. Syarat osilasi terpenuhi kalau perkalian redaman A dari tapis lolos
pita kali penguatan penguat V0 sebesar satu: AV0 = 1. Penguatan penguat
sebesar
R1  RP
V0  ................................................................................................... (5.1)
RP
Dengan resistivitas potensiometer diatur sebesar RP.
Resistivitas resistor R1 sebesar R1 = 150k. Hitunglah untuk kedua
rangkaian tapis lolos pita (dengan kumparan yang berbeda) besar dari
resistivitas potensiometer yang harus diatur sehingga syarat osilasi terpenuhi.
c. Rangkailah rangkaian seperti dalam skema rangkaian gambar 5.2.. Data dari
komponen yang dipakai:
Op-Amp: LF355; R1 = 150k; Resisitivitas penuh dari potensiometer P
sebesar Rp = 20k; R3 = 10k; C = 100nF; L = 1mH.
Pakailah osiloskop untuk mengukur voltase keluaran. Aturlah potensiometer
P sampai mendapatkan voltase keluaran AC berbentuk kosinus. Apakah bisa
mendapatkan voltase berbentuk kosinus ? Apakah amplitude bisa stabil
(mempunyai nilai yang konstan) ? Resistivitas potensiometer berapa besar
ketika mendapatkan osilasi yang paling mendekati bentuk kosinus dan
amplitude konstan ?6 Apakah resistivitas potensiometer ini sama dengan yang
dihitung dalam tugas b. ? Tentukanlah frekuensi dari osilasi yang didapatkan.

6 Untuk mengetahui besar dari resistivitas potensiometer, potensiometer dikeluarkan dari


rangkaian dan resistivitasnya diukur dengan memakai multimeter. Jelas bahwa dalam proses ini
perlu dijaga sehingga posisi potensiometer tidak berubah.
27

umpan balik

Output
+
R3
- L
R1 Z
C
D

P
Rp t(f)
V0(Vout) D Cp
S G
DSG
Detektor BF256B
puncak dari bawah

Gambar 5.3.: Rangkaian osilasi dengan JFET sebagai pengatur amplitude.

Apakah frekuensi osilasi ini sama dengan frekuensi resonansi yang


didapatkan dalam tugas a. ?Ganti kumparan dalam osilator dengan kumparan
yang mempunyai induktivitas sebesar L = 220H. Lakukan tugas dalam
point c. dengan kumparan ini.
d. Lengkapilah rangkaian osilasi ini dengan rangkaian pengatur amplitude yang
terdiri dari detektor puncak dan JFET sehingga mendapatkan rangkaian
seperti dalam skema rangkaian gambar 5.3.. Komponen untuk pengatur
amplitude sbb.: JFET: BF256B; dioda Zener: 8.2V; dioda: IN4148;
CP = 100nF; RP = 820k. Pertama pakai kumparan dengan induktivitas
L = 1mH.
Aturlah potensiometer P sampai mendapatkan voltase keluaran AC berbentuk
kosinus. Apakah bisa mendapatkan voltase berbentuk kosinus ? Apakah
amplitude bisa stabil (mempunyai nilai yang konstan) ? Aturlah
potensiometer pada posisi yang mana amplitude dari voltase keluaran
rangkaian konstan dan paling baik mendekati bentuk kosinus yang ideal.
Berapa besar resistivitas potensiometer pada posisi ini ?7 Apakah resistivitas
sekarang sama dengan yang didapatkan dalam tugas c. ? Mengapa menjadi

7 Lihat catatan kaki 6.


28 Elektronika Dasar 5. Percobaan tentang Osilasi

berbeda ? Apakah amplitude / bentuk dari voltase keluaran berubah kalau


posisi potensiometer berubah sedikit ? Apa perbedaan dengan rangkaian
dalam tugas c. ? Apa yang terjadi kalau resistivitas dari potensiometer
menjadi terlalu kecil ? Jelaskanlah pengamatan ini. Tentukanlah frekuensi
dari osilasi yang didapatkan. Apakah frekuensi osilasi ini sama dengan
frekuensi resonansi yang didapatkan dalam tugas a. dan apakah sama dengan
frekuensi osilasi dalam tugas c. ?Ganti kumparan dalam osilator dengan
kumparan yang mempunyai induktivitas sebesar L = 220H. Lakukan tugas
dalam point 0. dengan kumparan ini.

Anda mungkin juga menyukai