Anda di halaman 1dari 9

Makalah ………..

,,,,,,,

KOMUNIKASI SEBAGAI SIMBOLIK


Disusun guna memenuhi sebagian tugas
semester dua Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Dosen Pembimbing: …………..

Oleh:
Asfim Kusuma Prabata (130087) / 2C (nim)

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2014

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga atas izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ilmu kesehatan masyarakat yang berjudul “Pendekatan
tingkat keluarga”
Makalah Ilmu kesehatan Masyarakat ini disusun untuk memenuhi sebagian
tugas semester dua.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena iu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1) Dr. Davina selaku dosen pengampu dan pembimbing yang telah memberikan
bimbingan.
2) Orang tua, yang selalu memberikan dorongan moral dan materi.
3) Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta.
4) Semua pihak yang telah membantu memberi dukungan dan doa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi peningkatan kualitas
makalah ini.

Yogyakarta, 7 Maret 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baik di sadari atau tidak kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi karna
manusia adalah mahluk social yang tentuya membutuhkan orang lain selain
dirinya sendiri. Komunikasi bukan saja di kaitkan dengan manusia saja , bahkan
komunikasi juga bisa berupa kminikasi anatar manusia, hewan , tuhan dan dirinya
sendri. Komunikasi yang dimiliki manusia untuk menyampaikan maksud tertentu
di di landasi dari budaya dan aturan yang ada dalam lingkungannya sehingga
manusia yang saling berkomunikasi satu anatar yang lain saling mengerti bi
berupa symbol, tulisan, ataupun pembicaraan.

Berkomunikasi secara simbolik sering di gunakan untuk menunjukan maksud


tertentu. Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau yang tertulis
(verbal) maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (non verbal). Simbol membawa
pernyataan dan diberi arti oleh penerima, karena itu memberi arti terhadap simbol
yang dipakai dalam berkomunikasi bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu
persoalan yang cukup rumit. Penggunaan symbol dalam berkomunikasi tidak
hanya harus di mengerti oleh salah satu pemberi komunikasi itu namun harus
membuat kesepakatan yang maksud dan tujuannya sama untuk memahami apa
yang di bicarakan dalam hal simbolik tersebut.

pemberian makna terhadap simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi,


dipengaruhi faktor budaya, juga faktor psikologis, terutama pada saat pesan di
decode oleh penerima sehingga orang yang menerima kode tersebut dapat
menegrti apa yang di maksud pemberi kode. Sebuah pesan yang disampaikan
dengan simbol yang sama, bisa saja berbeda arti bilamata individu yang
menerima pesan itu berbeda cara berpikir dan dalam segi pengalamannya.

3
B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi simbolik?

2. Bagaimana cara komunikasi simbolik ?

3. apa saya komikasi simbolik?

C. Tujuan

1. Agar kita dapat mengetahui dan mempelajari apa itu komunikasi simbolik

2. Agar kita biasa mengerti apa bagaimana itu komunikasi simbolik

3. Mengetahui apa-apa saja yang ada dalam komunikasi simbolik

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan penyampaian dan pemahaman suatu maksud. Jika tidak


ada informasi atau ide yang disampaikan, komunikasi tidak terjadi. Agar komunikasi
berhasil, maksud harus ditanamkan dan dipahami (Robbins, Coulter, 2007). Dapat
disimpulkan bahwa pentingnya komunikasi yang terjalin dengan baik antar setiap
pribadi dalam suatu organisasi menjadi perhatian serius, karena jika makna dalam
pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan maksud dari penyampai pesan, hal
tersebut akan menimbulkan masalah yakni perbedaan pemahaman maksud. Perbedaan
pemahaman maksud tersebut dapat memicu kesalahpahaman dalam menerima pesan
dan membuat pesan yang dimaksud tidak tersampaikan dengan baik. Pengertian
komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah penyampaian
informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata,
angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10).

Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan
sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah
laku yang dilakukan dengan media-media tertentu.

2. simbolik

Secara etimologis istilah “simbol” diserap dari kata symbol dalam bahasa
Inggris yang berakar pada kata symbolicum dalam bahasa Latin.

Esensi dari komunikasi simbolik itu sendiri merupakan suatu aktivitas


komunikasi yang menjadi ciri khas manusia dengan simbol yang memiliki makna
tertentu. (Mulyana, 2003: 59).

5
Symbol di kaitkan untuk menunjukan maksud tertentu dari sebuah komunikasi.

Di setiap lingkungan memiliki kontrak khusus yang terbentuk karena budaya


masyarakat yang ada mengenai pemahaman interaksi pada suatu simbol. Yang mana
pemahaman simbol itu terbentuk karena adanya interaksi sosial dan budaya dari suatu
tempat tertentu. Dari mulai rumah, lingkungan sekitar rumah, sekolah, kampus, pada
sebuah kota, negara bahkan perspektif interaksi simbolik yang dikomuniskan
pemahamannya diseluruh negara. Symbol juga bisa diartikan sebagai isyarat atau kode
untuk menunjukan suatau maksud tertentu jadi dalam hal simblik terdapat kode
tertentu yang di maksud pemberi pesn tersebut. Simbol adalah lambang yang memiliki
suatu objek, Sebuah simbol yang tidak memiliki arti bukanlah kode. Kata David K. Berlo
(1960). Sedangkan kode adalah seperangkat simbol yang telah disusun secara
sistematis dan teratur sehingga memiliki arti. Lingkungan kita di penuhi dengan kode
dan simbl tertentu misalnya Lampu pengatur lalu lintas (traffic light) yang dipasang di
pinggir jalan misalnya adalah simbol polisi lalu lintas, sedangkan simbol warna yang
telah disusun secara teratur menjadi kode bagi pemakai jalan. Begitu juga halnya
dengan letusan misalnya, ia adalah simbol dari senjata dan atau mobil yang pecah.
Tetapi kalau letusan itu berlangsung 21 kali, maka ia menjadi kode penghormatan
kepada tamu Negara. Bukan saja hal tersebut dalam hal komunikasi dalam masyarat
banyak sekali misalnya : Mengacungkan dua jari yakni telunjuk dan jari tengah seperti
gambar di atas. Diyakini masyarakat secara universal sebagai simbol perdamaian, lelaki
berpeci dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai lelaki muslim. Salib dijadikan
sebagai simbol Agama Nasrani dan pemahaman simbol ini diyakini oleh masyarakat
secara universal. Warna pink atau merah muda menjadi simbol wanita dalam
menginterpretasikan kelembutan dan kefemininan mereka. Hal ini diyakini oleh wanita
dan pria di seluruh dunia. Biru menjadi simbol dari warna lelaki atau maskulinitas dari
seorang pria. Pemakaian symbol dalam berkomunikasi harus di sesuaikan dengan
Negara bahasa dan juga suku bahkan budaya tertentu, komunikasi simbolik bisa juga di
sebut bahasa non verbal. Di beberapa Negara komunikasi ini mempunyai maksud yang
berberbeda beda. Ketepatan dalam memilih kode non verbal sesuai individu yang kita

6
ajak berkomunikasi menjadi hal utama, apalagi dalam konteks komunikasi lintas
budaya. Dengan membaca kembali contoh kasus yang terjadi antara wanita Yunani dan
pria Amerika diatas setidaknya menuntut para komunikator memilih kode komunikasi
non verbal atau secara simbolik secara tepat sesuai dengan konteks kapan dan dimana
komunikasi itu terjadi.

Kesalahpahaman antara individu yang berbeda latar belakang budaya akan dapat
direduksi ketika masing-masing pihak sadar bahwa komunikasi secara simbolik yang
digunakan terikat oleh budaya dimana mereka berasal. Akan lebih baik jika wanita
Yunani tersebut menanyakan kepada pria Amerika apa makna kode “oke” itu dengan
menjelaskan bahwa di Yunani maknanya tidak sopan. Karena dalam hal ini yang salah
persepsi adalah wanita Yunani.

Kesalahan terbesar ketika seseorang berkomunikasi dengan menggunakan


komunikasi simblik adalah terburu-buru memberikan penilaian dan memaknainya
sesuai dengan makna berdasar budaya dia sendiri. Penilaian dengan memberikan
stereotype sering memicu kesalahpahaman.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehidupan bermasyarakat itu terbentuk melalui proses komunikasi dan interaksi


antarindividu dan antarkelompok dengan menggunakan simbol-simbol yang
dipahami maknanya melalui proses belajar. Tindakan seseorang dalam proses
interaksi itu bukan semata-mata merupakan suatu tanggapan yang bersifat
langsung terhadap stimulus yang datang dari lingkungannya atau dari luar
dirinya, melainkan dari hasil sebuah proses interpretasi terhadap stimulus. Jadi
jelas, bahwa hal ini merupakan hasil proses belajar, dalam arti memahami
simbol-simbol, dan saling menyesuaikan makna dari simbol-simbol tersebut.
Meskipun norma-norma, nilai-nilai sosial dan makna dari simbol-simbol itu
memberikan pembatasan terhadap tindakannya, namun dengan kemampuan
berpikir yang dimilikinya, manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan
tindakan dan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya.

Saran

DAFTAR PUSTAK

Robbins, S dan Coulter, M. 2007. Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT Indeks: Jakarta.

Fisher, Aubrey, 1990. Teori-teori dan Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung

Mulyana, Dedy. (2003). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung

Anda mungkin juga menyukai