METODOLOGI PENELITIAN
26
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
27
4.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang mewakili seluruh populasi yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan tekhnik total sampling yaitu tekhnik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
Sehingga dalam tekhnik sampling disini peneliti mengambil responden pada
saat itu juga di Ruang VISUM Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.Said sukanto
Jakarta dengan jumlah sampel 50 responden.
Sampel pada penilitian ini diambil dari populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
a. Pasien yang mengalami kekerasan seksual pada anak di ruang visum
Rumah sakit Bhayangkara TK. I R. Said sukanto Jakarta.
b. Pasien yang mengalami kekerasan fisik pada anak di Ruang visum di
Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto Jakarta.
c. Pasien yang mengalami kekerasan seksual pada dewasa di Ruang
Visum Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto Jakarta.
d. Pasien yang mengalami kekerasan fisik pada dewasa di Ruang Visum
Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto Jakarta.
e. Pasien yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga di Ruang
Visum Rumah Sakit Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto Jakarta.
2. Kriteria eksklusi
a. Pasien yang di ruang Visum Rumah sakit Bhayangkara TK. I R. Said
sukanto Jakarta dengan diagnosa selain kekerasan seksual pada anak.
b. Pasien yang di ruang Visum Rumah sakit Bhayangkara TK. I R. Said
sukanto Jakarta dengan diagnosa selain kekerasan fisik pada anak.
c. Pasien yang di ruang Visum Rumah sakit Bhayangkara TK. I R. Said
sukanto Jakarta dengan diagnosa selain kekerasan seksual pada dewasa.
d. Pasien yang di ruang Visum Rumah sakit Bhayangkara TK. I R. Said
sukanto Jakarta dengan diagnosa selain kekerasan fisik pada dewasa.
e. Pasien yang di ruang Visum Rumah sakit Bhayangkara TK. I R. Said
sukanto Jakarta dengan diagnosa selain kekerasan dalam rumah tangga.
berdasarkan konsep yang sudah mapan dan mampu membedakan nilai/ hasil
pengukuran antara satu individu dengan individu lainnya yang memang berbeda
(Kelana, 2011).
Content validity menunjukkan kemampuan item pertanyaan dalam instrumen
mewakili semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti. Untuk menentukan
validitas isi suatu instrument dilakukan dengan meminta pendapat pakar pada
bidang yang sedang diteliti. Seorang pakar diminta untuk menelaah instrument
dan menentukan apakah seluruh item pertanyaan telah mencakup isi/ content
dari suatu konsep yang diteliti (Kelana, 2011).
Untuk menentukan nilai r hasil digunakan nilai yang tercantum pada kolom
“Corrected Item-Total Correlation”. Masing-masing pernyataan dibandingkan
antara nilai r tabel dengan nilai r hasil, dengan ketentuan bahwa bila nilai r hasil
lebih besar dari r tabel (r hasil > r tabel), maka pernyataan tersebut adalah valid.
Sebaliknya bila r hasil lebih kecil dari r tabel (r hasil< r tabel), maka pernyataan
tersebut adalah tidak valid. Jika ditemukan pernyataan yang tidak valid, maka
pernyataan tersebut dikeluarkan untuk selanjutnya dianalisis lagi sampai
pernyataan semuanya valid.
2. Uji Realibitas
Realibitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Suatu pengukuran
dikatakan handal apabila ia memberikan nilai yang sama atau hamper sama bila
pemeriksaan dilakukan berulang-ulang. Pertanyaan dikatakan reliable bila
jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Kelana, 2010).
Tekhnik analisis untuk penilaian reliabilitas dilakukan dengan cara
membandingkan nilai r tabel dengan r hasil untuk mendapatkan nilai alpha. Bila
r alpha lebih besar dari r tabel (>0,7), maka pertanyaan tersebut reliable
(Arikunto 2006, Sugiono 2004; Hatono 2007).
2. Prosedur pelaksanaan
a. Setelah mendapat ijin penelitian dari direktur Rumah Sakit Bhayangkara TK. I
R. Said Sukanto Jakarta maka peneliti menemui kepala diklit Rumah Sakit
Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto Jakarta untuk meminta ijin melakukan
penelitian.
b. Berkoordinasi dengan kepala ruangan VISUM terkait dengan kegiatan proses
pengumpulan data.
c. Mengidentifikasi calon responden yang memenuhi kriteria inklusi yang telah
ditetapkan terlebebih dahulu, berdiskusi dengan kepala ruangan dan perawat
yang bertugas saat itu.
d. Setelah memperoleh calon responden yang sesuai maka peneliti menemui
responden untuk memperkenalkan diri, menjelaskan judul, tujuan dan manfaat
penelitian sesuai dengan yang tercantum pada surat permohonan berpartisipasi
sebagai responden penelitian.
1. Analisa univariat
F
𝑃 = 𝑁 𝑋 100%
Keterangan :
N = jumlah total sampel
F = frekuensi
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat yaitu menjelaskan kejadian antara dua variabel dengan
menggunakan tabel silang, serta untuk menjelaskan distribusi frekuensi antara
variabel dependen dan variabel independen. Pada penelitian ini analisa
menggunakan rumus uji Chi Square (X2) dengan derajat kemaknaan (α) adalah
0,05. Apabila nilai p < 0,05 maka hasilnya bermakna secara statistic atau
terdapat hubungan (Ho ditolak & Ha diterima), sedangkan bila nilai p > 0,05
maka hasilnya tidak bermakna secara statistic atau tidak terdapat hubungan (Ho
diterima dan Ha ditolak).
Rumus
Keterangan:
X2 = Nilai Chi Square
Analisis selanjutnya adalah mencari nilai odds rasio (OR), yaitu nilai
perbandingan peluang antar kelompok. Cara untuk mencari nilai OR adalah
membagi data crosssectional antar sel dari tabel kontingensi.
Adapun interprestasi OR adalah:
OR = 1 berarti tidak ada hubungan
OR < 1 berarti tidak ada faktor risiko, tetapi sebagai faktor proteksi
OR > 1 berarti sebagai faktor risiko