Anda di halaman 1dari 66

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327550440

Tipologi dan Morfologi Bangunan di Kecamatan Medan Labuhan

Book · June 2005

CITATIONS
READS
0
3,429

1 author:

Husni Thamrin
Institut Teknologi Medan
5 PUBLICATIONS 5 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

KARYA ILMIAH View project

All content following this page was uploaded by Husni Thamrin on 10 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Tipologi & Morfologi Bangunan
di Kec. Medan Labuhan - Medan

Oleh,
Ir. HUSNI THAMRIN, M.Sc., IAI

Staf Pengajar
Jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


Jl. Gedung Arca, No. 52, Medan

2005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita kesehatan, kekuatan, dan kesempatan.
Karya Ilmiah dengan judul “Tipologi & Morfologi Bangunan di Kecamatan
Medan Labuhan“ ini merupakan kajian yang merupakan salah satu kewajiban bagi penulis
sebagai dosen pembimbing dan staf pengajar di lingkungan Institut Teknologi Medan
khususnya dan Kopertis Wilayah - I Medan umumnya serta mendukung program pendidikan
pada Jurusan Teknik Arsitektur, serta yang terlibat pelaksanaan proses pembelajaran, baik tata
laksana, tata tertib dan prosedur yang perlu agar pelaksanaan dan penyelenggarannya
berjalan dengan lebih baik.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini peulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen sesama Jurusan Arsitektur dan asisten dosen mata kuliah yang berkaitan, serta
warga Kecamatan Medan Labuhan di Medan yang telah memberikan waktu, kritik, dan saran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih ada
kesalahan baik isi, bahasa maupun penyusunannya. Oleh sebab itu penulis mohon maaf atas
kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan penyusunan ini.
Akhir kata dengan pemikiran positif dan berjiwa besar penulis membuka diri
terhadap kritikan dan saran sehingga dapat mendekati harapan kita semua.
Demikianlah harapan dari penulis, semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua, dan atas kerja sama dalam membangun proses pembelajaran ini,
penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2005


Dosen/Pengasuh mata
kuliah : Arsitektur &
Perkotaan

Ir. Husni Thamrin, M.Sc., IAI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Maksud, Tujuan dan Lingkup Studi........................................ 2
C. Identifikasi Masalah................................................................ 2
D. Metodologi Penelitian............................................................. 2

BAB II TINJAUAN TERHADAP LOKASI.............................................. 3


A. Tinjauan Makro Kota Medan ............................................. 3
1. Sejarah Kota Medan ...................................................... 3
2. Stadia Perkembangan Kota Medan................................. 3
B. Tinjauan Terhadap Kecamatan Medan Labuhan .................... 4
1. Sejarah Kawasan Pekan Labuhan ..................................... 4
2. Batas Lokasi Kawasan Penelitian ...................................... 7
3. Karakteristik Kawasan....................................................... 7

BAB III LANDASAN TEORI............................................................... 9


A. Tipologi............................................................................ 9
B. Tipologi Rumah Melayu .................................................. 9
C. Tipologi Ruko Cina.....................................................................11

BAB IV PENGELOMPOKAN BANGUNAN............................................ 13


A. Pengelompokan Berdasarkan Fungsi..................................... 13
B. Pengelompokan Berdasarkan Jenis........................................ 14
C. Pengelompokan Berdasarkan Jumlah Lantai ......................... 15
D. Pengelompokan Berdasarkan Ruang ..................................... 15

BAB V DATA DAN CONTOH................................................................. 16


A. Ruko Lingkungan IX (A1)..................................................... 16
B. Ruko 1 Lingkungan XI (A2).................................................. 17
C. Ruko 2 Lingkungan XI .......................................................... 18
D. Rumah di Depan Kompleks Navigasi (A4) ........................... 20
E. Rumah Eks Kantor Bea Cukai (A5) ...................................... 21
F. Rumah Atap Jengki (A6) ....................................................... 22
G. Rumah Modern (A7).............................................................. 23
H. Rumah Panggung Melayu (A8) ............................................. 24

i
I. Rumah Nelayan (A9)...................................................................26
J. Rumah Semi Panggung (A10).....................................................27

BAB VI PEMBAHASAN DAN ANALISA.....................................................28


A. Tatanan Ruang.............................................................................28
1. Blok Plan................................................................................28
2. Organisasi Ruang...................................................................29
3. Hubungan Antar Ruang.........................................................32
4. Sirkulasi.................................................................................35
5. Penzoningan Ruang................................................................38
6. Orientasi.................................................................................45

B. Fasade Bangunan.........................................................................47
1. Proporsi dan Skala..................................................................47

KESIMPULAN......................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................55

i
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan arsitektur dan teknologi saat ini mempengaruhi bermacam-macam


bentuk bangunan yang ada. Diantara bentuk-bentuk tersebut seringkali ada kesamaan,
meskipun fungsinya berbeda satu sama lain. Hal ini cukup membingungkan terutama bagi
masyarakat awam karena karakteristik bangunan tidak jelas.
Masyarakat sering tidak mengenal apalagi mengerti bentuk-bentuk arsitektur yang
berada di antara mereka, bahkan bentuk-bentuk tersebut menjadi sesuatu yang asing dan
menyamarkan fungsi bangunan. Fenomena yang terjadi, masyarakat menjadi kurang perduli
akan lingkungannya akibat kontribusi ketidakjelasan penataan kota.
Berdasarkan ini kami mencoba untuk membahas tipologi bangunan khususnya tentang
peran, kesan yang ditimbulkan dan terlebih lagi pesan yang diperoleh masyarakat sehingga
mereka lebih perduli dan mau berpartisipasi untuk mewujudkan lingkungan binaan yang
benar-benar harmonis oleh karya arsitektur yang komunikatif.
Pembahasan ini tidak hanya berkisar pada komunikasi yang ditimbulkan oleh tipologi
tapi juga mengenai faktor-faktor lain yang mewujudkan bentuk seperti : ‘ fungsi atau
kegunaan’, merupakan faktor utama yang melahirkan bentuk, simbol yang hadir atas prakarsa
arsitek atau nilai-nilai masyarakat.
Dalam kasus ini, penelitian mengenai tipologi bangunan akan dilakukan pada kawasan
kota lama Medan, karena kawasan kota lama mempunyai keunikan berupa peninggalan
kebudayaan masyarakat kota masa lalu yang masih bertahan sehingga menjadi identitas kota
atau landmark. Kawasan kota lama yang ada, sebagian diantaranya tetap eksis dan terawat
sehingga menarik untuk dikunjungi. Namun tidak sedikit juga bekas peradaban masa lalu
yang kondisinya rusak, sekarat bahkan lenyap. Berbeda dengan negara lain yang lebih
menghargai nilai historik, sebagian besar kawasan lama di Indonesia justru ‘ditinggalkan’.
Saat ini hal tersebut dapat dilihat di kota Medan, tepatnya pada kawasan kota lama Labuhan
Deli, Kecamatan Medan Labuhan di bagian utara kota Medan.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

B. Maksud, Tujuan, dan Lingkup Studi


Maksud :
Maksud dari penelitian terhadap tipologi dan morfologi bangunan di kawasan
Labuhan Deli ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari mengenai jenis-jenis
tipologi bangunan yang ada di kawasan ini.
Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengelompokkan bangunan-bangunan
berdasarkan tipologinya.
Lingkup Studi :
Penentuan dan pengenalan teori-teori mendasar tentang tipologi dan morfologi
bangunan.

C. Identifikasi Masalah
Masalah yang akan diidentifikasikan adalah mencari dan menentukan tipologi
beberapa bangunan yang terdapat di kawasan Kelurahan Pekan Labuhan dan juga masalah
yang menyangkut dengan fasade ruko-ruko lama bergaya Cina.

D. Metodologi Penelitian
Metode studi yang digunakan adalah :
- Studi literatur
- Studi lapangan
Teknik pencarian data :
- Pengamatan visual
- Pengumpulan data
- Dokumentasi foto dan gambar sketsa
Teknik pengolahan data :
Dari data yang ada dan data hasil di lapangan serta pengamatan visual diadakan suatu
analisa untuk memperoleh suatu gambaran atau kesimpulan akhir dari objek yang
distudi.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

BAB II
TINJAUAN TERHADAP LOKASI

A. Tinjauan Makro Kota Medan


1. Sejarah Kota Medan
Orang yang pertama mendirikan kampong Medan menurut “Riwayat Hamparan
Perak” adalah Guru Patimpus yang berasal dari Tanah Karo dan merupakan keturunan dari
Sisingamangaraja.1
Asal usul nama Medan ada beberapa versi dari sumber yang sama maupun berbeda,
yaitu : 2
a. Medan Pertempuran, menurut kisah syair Putri Hijau terjadi peperangan antara
Kerajaan Deli dengan Kerajaan Aceh di atas sebuah hutan belantara lokasinya di
tepi Sungai Deli dengan Delitua, yaitu kota Medan yang sekarang.
b. Maidan, yang berasal dari bahasa India dihubungkan dengan asal keturunan raja-
raja Deli dari India yang artinya tanah datar. Karena pada daerah sekitar
pertempuran Sungai Deli dan Sungai Babura terdapat dataran datar sebagai tempat
mendirikan kampung/permukiman.
c. Maden, berasal dari bahasa Karo yang artinya sembuh, karena Guru Patimpus
dapat menyembuhkan putri kerajaan Brayan dan dijadikan isteri.

Fungsi kota Medan baru ditemukan pada abad XIX (± tahun 1862) : 3
a. Tahun 1881 – Dijadikan Onder Afdeeling Medan, dalam wilayah Afdeeling Deli.

b. Tahun 1896 - Kedudukan Residen di Bengkalis dipindahkan ke Medan dan resmi


menjadi ibukota keresidenan Sumatera Timur (Resident Oostkust Van Sumatera).

c. Tahun 1909 – Dijadikan Gemente Medan dalam wilayah Residen Oostkust Van
Sumatera Utara.

d. Tahun 1918 – Dijadikan Gemente Medan

e. Tahun 1973 – Dijadikan Stads Gemente Medan dalam wilayah otonom.

2. Stadia Perkembangan Kota Medan

1
Meuraxa, Dada, Sejarah Sosial Daerah Sumatera Utara, hal.5
2
Djawatan Penerangan Kota Praja I, 50 Tahun Kota Praja Medan, hal. 35-39
3
Siregar Timbul, Sejarah Kota Medan, Yayasan Pembina Jiwa Pancasila Sumut, Medan 1980, hal.21

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Perkembangan kota Medan selanjutnya diuraikan berdasarkan stadia perkembangan


: a. Stadia 1862
Pada stadia ini pertumbuhan kota Medan hanya terbatas pada kecamatan Medan
Labuhan. Pertumbuhan kampung dimulai pada pinggiran sungai dengan pola kampung linier.
Di sini sungai dijadikan transportasi utama yang menghubungkan daerah yang satu dengan
daerah yang lain.
b. Stadia 1880
Pada stadia ini pertumbuhan permukiman semakin bertambah. Jalur-jalur jalan dan
jalur kereta api mulai dibuka untuk sarana transportasi. Hal ini terjadi sehubungan dengan
semakin berkembangnya usaha perkebunan di sekitar Medan.
c. Stadia 1910
Pada stadia ini perkembangan pertumbuhan pemukiman mulai menyebar keluar
kota Medan, sehingga terbentuk kampung-kampung yang baru. Dan pada stadia ini juga
Medan dijadikan sebagai Gemente Medan, dalam wilayah Nedelands Indie.
d. Stadia 1945
Pada stadia ini kampung-kampung yang sudah ada sebelumnya semakin menyebar
dan berkembang menjadi cikal kota Medan. Kampung-kampung ini tersebar pada Kecamatan
Medan Belawan, Medan Deli, Medan Sunggal. Sementara di pusat kota sarana dan prasarana
lingkungan yang ada berkembang menjadi lebih baik.
e. Stadia 1972
Pada stadia ini penduduk yang bermukim di daerah pusat perkotaan semakin
bertambah, hal ini disebabkan banyaknya pendatang-pendatang dari luar kota Medan yang
mulai memasuki kota Medan. Pertumbuhan ekonomi semakin baik terutama perdagangannya.
f. Stadia 1992
Pada stadia ini pertumbuhan di perkotaan semakin membaik terutama di bidang
pemukiman dan perdagangannya.
Pola pemukiman di perkotaan semakin pesat karena adanya beberapa faktor, yaitu :
- Urbanisasi
- Ekonomi
- Pendidikan
- Topografi dan iklim
- Populasi penduduk

3. Tinjauan terhadap Kecamatan Medan Labuhan


a. Sejarah Kawasan Pekan Labuhan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Kawasan Kelurahan Pekan Labuhan ini merupakan kawasan kota lama Medan
yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan.

Batas-batas Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Deli ini antara lain :
■ Utara : Medan Belawan
■ Selatan : Kelurahan Martubung
■ Timur : Kelurahan Nelayan Indah dan Kelurahan Sei Mati
■ Barat : Kecamatan Medan Marelan
Kota Labuhan Deli merupakan kawasan kota lama kota Medan dimana di
kawasan inilah pada awalnya berdiri Kesultanan Deli yang pada akhirnya pusat
pemerintahan dipindahkan ke Istana Maimoon. Penduduk kota ini didominasi oleh
etnis Melayu, walaupun ada beberapa penduduk etnis Tionghoa dan dari etnis lainnya.
Sebagai kota lama, di kawasan ini banyak terdapat bangunan bersejarah,
namun beberapa diantaranya berada pada kondisi yang memprihatinkan. Di antara
bangunan bersejarah tersebut antara lain :

■ Mesjid Oesmani

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Mesjid Oesmani merupakan mesjid


tertua yang berada di kawasan ini.
Menurut prasasti yang ada di
mesjid ini, Mesjid Oesmani
pertama kali didirikan dengan
bahan kayu pilihan pada zaman
Sultan Oesman Perkasa Alam pada
tahun 1854. kemudian pada tahun
1870-1872 dibangun menjadi
bangunan permanen oleh Sultan
Mahmud Perkasa Alam. Pada tahun
1927 direhab kembali oleh Deli Maatchappij. Kemudian pada tahun 1963-1964 direhab oleh
T.Burhanuddin, Dirut Tembakau Deli. Pada tahun 1977 direhab kembali dari dana bantuan
presiden pada masa Walikota Madya Tk II Medan H. M. Saleh Arifin. Lalu kemudian pada
tahun 1991-1992 dilakukan pemugaran oleh H. Bachtiar Djafar.

■ Vihara Tsui San Ken

Vihara Tsui San Ken atau sering


disebut sebagai Vihara Jantan oleh
penduduk sekitar didirikan pada
tahun 1839 oleh para pendatang
Cina dekat pemukiman mereka di
Pekan Labuhan. Bangunannya
masih terawat dengan baik sampai
sekarang. Bangunan kuil dikelilingi
dinding dengan gerbang yang
berfungsi sebagai pintu masuk ke
kawasan kuil. Seluruh elemen bangunan didominasi oleh warna merah. Sebagaimana halnya
kuil Cina, bagian atap dihiasi dengan naga dan ornament simbolik lainnya. Pagoda tingkat
tiga berukuran kecil ditempatkan di sebelah kiri kuil.

■ Bangunan Bea Cukai

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Bangunan ini terletak dekat ruko-ruko


lama di Labuhan Deli. Menurut
bentuknya, kemungkinan besar
bangunan ini dulunya dipakai sebagai
kantor bea cukai karena letaknya
yang berdampingan dengan mulut
Sungai Deli. Walaupun sudah
termakan zaman namun kondisi
aslinya masih bertahan.

■ Ruko-ruko Bergaya Cina


Serangkaian rumah toko di
Labuhan Deli dibangun pada akhir
abad ke-19. Bangunan-bangunan
ini menjadi saksi kejayaan Labuhan
Deli sebelum adanya kota Medan.
Sebagian besar ruko ini dalam
kondisi rusak berat akibat proses
degradasi yang berkepanjangan.
Ruko-ruko ini menggunakan bahan
bata dan mortar dengan kolom-
kolom yang masif dan dinding tebal, lantai kayu dan partisi di lantai atas. Elemen Cina
ditandai oleh garble melengkung dan granit di bagian corbels.

b. Batas Lokasi Kawasan Penelitian


Untuk batas-batas untuk lokasi penelitian antara lain :
■ Utara : Lingkungan 18
■ Selatan : Lingkungan 6
■ Timur : Lingkungan 14 dan 15
■ Barat : Sungai Deli

c. Karakteristik Kawasan
1). Arsitektur Kawasan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Pekan Labuhan adalah sebuah kawasan tua yang terletak di pinggir kota Medan, yang
masih apat menceritakan mengenai sejarah masa lalunya. Karakter Pekan Labuhan ini masih
dapat dilihat melalui jaringan massa dan ruang ruko-ruko lamanya yang begitu kompleks.
Ciri arsitektur yang sangat dominan di kawasan ini adalah terbentuk ari karakter
“estetis” yang memfokuskan pada tampak (fasade), yang menjelaskan identitas dan
pengulangan /beraturan. Dengan demikian pola-pola dominan yang ada pada fasade yang
melingkupi ruang-ruang dinamis (street) dan ruang statis (ruang terbuka) merupakan factor
yang memberikan bentuk (form giver) karakter arsitektur kawasan.
2). Fasad Bangunan
Dalam kawasan penelitian, fasad bangunan ruko hampir seluruhnya merapat ke sisi
jalan, dan membentuk suatu “dinding” pembentuk jalur ruang yang kontinu. Karakter ruang
yang mrelorong tersebut terasa masih kuat pada sebagian jalur dan mulai terasa lemah pada
beberapa jalur lain.
Fasad ini merupakan suatu bentukan tipologi bangunan di kawasan ini, yang
membentuk dinding terhadap jalur sirkulasi.

Gambar di atas menunjukkan fasad dengan bukaan sedikit artikulasi

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

BAB III
LANDASAN TEORI

A. Tipologi

Raphael Moneo mengungkapkan “Secara sederhana tipologi dapat didefinisikan sebuah


konsep yang mendeskripsikan kelompok objek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk
dasarnya. Pada dasarnya tipologi berlandaskan pada kemungkinan mengelompokkan beberapa
objek karena mempunyai kesamaan sifat-sifat dasar. Bahkan dapat juga dikatakan bahwa
tipologi berarti tindakan berpikir dalam kerangka pengelompokan“ 4
Qutremere de Quincy mengatakan “Sebuah‘pediment’ tidak lagi dilihat sebagai
representasi sebuah atap, kebetulan karena bentuknya yang segitiga, maka sebuah atap adalah
sebuah segitiga misterius, sesuatu yang melambangkan keabadian” 5
Jacques-Francoise Blondel,(1771) menyatakan “… Segenap hasil karya yang
digolongkan harus mencerminkan tujuan spesifiknya masing-masing, semuanya harus
memiliki sebuah karakter yang menentukan bentuk keseluruhannya, dan menghadirkan
bangunan tersebut apa adanya.” 6

B. Tipologi Rumah Melayu


Secara umum, rumah Melayu dapat dibagikan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Rumah Limas 2. Rumah Perabung Panjang

Rumah
Rumah limas bukan merupakan rumaha Melayu asli.perabung panjang
Rumah jenis atau rumah
ini banyak bubung panjang
memperlihatkan pengam

4
Vidler, Anthony- A Note On The Idea Of Type In Architecture- dalam : A. Henry- The Building of a Club,
Princeton:
1976; dari “Seminar on Typology”, op.cit. p.23
5
Moneo, Raphael- On Typologi- Opposition, Summer 1978: dari “Seminar on Typologi “, UCLA, Winter 1982, p.
193
6
Vidler, Anthony- A Note On The Idea Of Type In Architecture- dalam : A. Henry- The Building of a Club,
Princeton:
Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,
IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

1976; dari “Seminar on Typology”, op.cit. p.27

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,


IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

3. Rumah Perabung Lima 4. Rumah Bumbung Perak

Rumah jenis ini asalnya berupa rumah limas yang

Rumah jenis ini memiliki lima perabung dan kelima-lima perabung ini menjadi bubung utama kep

Konsep ruang rumah Melayu :


Rumah tradisional Melayu secara umum dapat dibagi menjadi beberapa ruang sebagai
berikut :
A : Anjung
B : Serambi
C : Ibu Rumah
D : Bilik
: Kelek anak
: Dapur
: Pelantar

Garis bulat menunjukkan rumah tradisional Melayu mempunyai beb


A :
B :
C :
D :
Anjung Seramb Ibu Rumah Bilik Kelek anak Pelantar Dapur

E :
F :
G :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

C. Tipologi Ruko Cina


Ada lima jenis style fasade ruko, Masa Awal, Masa Transisi Awal, Masa Lampau,
Masa transisi Kedua, dan Art Deco. Pada kelima masa ini, pintu-pintu tetap tidak berubah,
tetapi jendela-jendela dan ventilasi berkembang seiring dengan gaya-gaya yang ada.

1. Style Ruko Awal (1840-1900)


Gambar di atas merupakan bentuk ruko generasi pertama diamna pintu dan jendela
berbentuk segi empat, an pintu jerjak terbuat dari papan. Jalusi jarang ada tetapi mungkin
berada di anatara atau di atas pintu atau jendelanya. Ventilasinya biasanya berlubang
tetapi jika cukup besar lubang tersebut diberi kaca.

2. Style Transisi Awal (awal 1900)


Ruko ini mengarah pada proporsi vertikal dan perbandingan solid-void pada fasadenya
dengan komposisi 1:1

3. Late Shophouse Style (1900-1940)


Merupakan ruko yang paling terkenal karena adanya susunan ornament-ornamen yang
indah. Permukaan dinding digantikan kolom atau pilar-pilar yang membingkai jendelanya.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

4. Style Ruko Transisi Kedua (akhir 1930)


Style ini dibedakan dengan penyederhanaan design yang mecerminkan perubahan
trend di Eropa. Ruko transisi kedua ini menggabungkan motif gaya ruko sebelumnya
dengan elemen desain geometris Art Deco yang sederhana.

5. Style Ruko Art Deco (1930-1960)


Gaya ini dikenal dengan menyederhanakan motif klasik menjadi desain yang geometris.
Dinding berhias ubin juga jarang digunakan. Penekanannya diutamakan pada keindahan
secara proporsi dan komposisi tampak.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

BAB IV
PENGELOMPOKAN BANGUNAN

A. Pengelompokan Berdasarkan Fungsi


1. Ruko :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

2. Hunian :

B. Pengelompokan Berdasarkan Jenis


1. Panggung :

2. Permanen :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

C. Pengelompokan Berdasarkan Jumlah Lantai

Dua Lantai Satu Lantai

D. Pengelompokan Berdasarkan Ruang

Keterangan :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

BAB V
DATA DAN CONTOH

A. Ruko Lingkungan - IX (A1)

Rumah Lingkungan - Arcade Detail kolom atas


IX yang pada lantai 1
berada di Jln. Bukit
Barisan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Denah Lantai – 1dan 2 Tampak Depan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Detail Kolom Detail Ventilasi Detail Kolom Detail Kolom


Bawah Pada Ruko Pada Atas Pada Bawah Pada
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 2 Lantai 1

B. Ruko 1 Lingkungan - XI (A2) 5

Ruko 1 di Kolom dalam Kolom dalm


Lingkungan XI pada ruang pada ruang pada
Jl. Bukit Barisan 2 lantai 1 lantai 2

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Denah Lantai – 1dan 2 Tampak Depan

Jendela krepyak pada bangunan Dinding pada lantai 2


dengan mengekspos
material bata

C. Ruko 2 Lingkungan XI

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Jendela
Langit-langit rumah yang juga merupakan lantaikepryak
2

Ruko di
Lingkungan XI
di Jl. Bukit
Barisan 2

Detail ventilasi

Denah Lantai – 1dan 2


Tampak Depan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

D. Rumah di Depan Kompleks Navigasi (A4)

Bentuk ventilasi luar Jendela kaca dengan


jalusi

Rumah di depan kompleks


navigasi di Jl. Bukit Barisan 2
yang merupakan jenis ruko lantai 1

Denah Lantai – 1

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Tampak
Depan Detail
kolom
bawah

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

E. Rumah Eks Kantor Bea Cukai (A5)

Detail lengkung pada Rumah yang


pintu dulunya

Detail jendela
samping

Bentuk ventilasi di
dalam
Detail
ventilasi di
dalam

Detail jendela depan

Denah
Detail kolom luar

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Tampak Depan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

F. Rumah Atap Jengki ( A6 )

Ruang keluarga yang dapat dilihat langsung dari ruang tamu karena tidak ada pemisah ruang

Bentuk pintu depan

Rumah beratap jengki ini merupakan rumah tunggal

Jendela kepryak pada Material dinding yang


jendela samping dilapisi dengan
batu kacang
Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,
M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Tampak Depan
Denah

G. Rumah Modern (A7)

Rumah dengan model


modern

Pagar dengan dinding


arcade yang memisahkan
teras dengan halaman Tampak
samping samping
Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,
M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Den Tampak Depan


ah

H. Rumah Panggung Melayu (A8)

rua
ng Bentuk tangga pada
ma entrance
Bentuk tangga dari
ruang tamu menuju kan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Railing sebagai elemen


pemisah antara ruang
tamu dengan ruang

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Tampak Depan
Denah

Bentuk Ornament Melayu yang


ventilasi yang masih digunakan yang Jendela kerpyak di
cukup disebut Ornamen Lidah salah satu sisi
sederhana Tiung sampimg rumah

Jendela dengan Detail tiang panggung


Rumah Melayu dengan bentuk perpaduan kaca dan kayu yang terbuat dari beton
panggung yang terdapat di sisi
samping rumah

Ornemen kaca pada pintu

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

I. Rumah Nelayan (A9)

Rumah nelayan yang


terletak di pinggir
sungai

Struktur atap yang cukup


sederhana yang terlihat dari
dalam ruang

Dinding rumah yang


terbuat dari bahan
tepas

Denah Tampak Depan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

J. Rumah Semi-Panggung ( A10 )

J ela samping
e
n
Rumah semi-panggung yang d
sederhana e
l
a

k
r
e
p
y
Ornament Melayu a
yang terdapat di k
atas jendela
p
a
d
a

j
e
n
d

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Pintu dan
jendela
depan

Detail tiang
Tangga menuju entrance panggung

T Denah
a
m
p
a
k

D
e
p
a
n

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

BAB VI
PEMBAHASAN DAN ANALI SA

A. Tatanan Ruang

1. Blok Plan

K_A7 K_A

K_A9 K_A2-A3

K_A6
K_A

K_A1

K_A10

Keterangan :
K_A1-K_A5 = Ruko
K_A5
K-A6-K_a10 = Hunian

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

2. Organisasi Ruang

a. Ruko

A A

A A
4

Organisasi ruang yang terbentuk menjadi beberapa macam diantaranya :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

 Grid
 Terpusat
 Linier
 Radikal
 Cluster

Pola ruang yang terbentuk pada ruko adalah :


A1 : Pola ruang lantai 1
Pola ruang lantai 2
Maka pola ruang yang terjadi adalah bentuk linier, dimana pola tersebut
menghubungkan dan mengorganisasi ruang-ruang disepanjang bentangnya.

A2 : Pola ruang lantai 1


Pola ruang lantai 2
Pola ruang yang terbentuk linier

A3 : Pola ruang lantai 1


Pola ruang lantai 2
Pola ruang yang terbentuk linier

A4 : Pola ruang yang terbentuk linier

A5 : Pola ruang yang terbentuk linier

b. Hunian

Dan pola ruang yang terbentuk pada hunian adalah :

A6 : Pola ruang yang terbentuk linier

A7 : Pola ruang yang terbentuk linier dan cluster (aksial)


Pola ruang lantai 1
Pola ruang lantai 2

Linier : Menghubungkan dan mengorganisir ruang-ruang disepanjang


bentangnya.

Cluster (aksial) : Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian organisasi


‘cluster’ dan membantu menegaskan keutamaan suatu ruang
atau sekelompok ruang didalam organisasi ini.

A8 : Pola yang terbentuk linier

A9 : Pola yang terbentuk linier

A10 : Pola yang terbentuk linier

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

A6 A

A10

A8 A

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

3. Hubungan Antar Ruang

a. Ruko

A1 (Lantai 1) A2 (lantai 1 )

A3 (lantai 1) A4

Hubungan antar ruang terbagi menjadi :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

 Ruang dalam ruang.

 Ruang yang saling berkaitan.


Bagian yang saling berkaitan dari dua buah ruang dapat digunakan bersama
secara seimbang dan merata oleh masing-masing ruang. Bagian yang saling berkaitan
dapat melebur dengan salah satu ruang dan menjadi bagian yang integral dari ruang
tersebut. Bagian yang saling berkaitan dapat mengembangkan integritasnya sebagai
sebuah ruang yang berfungsi penghubung bagi kedua ruang aslinya.

 Ruang-ruang yang bersebelahan.


Ruang-ruang yang bersebelahan berfungsi memisahkan dan menghubungkan
sehingga memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas
terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.
Bidang pemisah dapat :
- Berupa sederetan tiang-tiang yang memberikan derajat kontinuitas visual serta
ruang yang tinggi diantara dua buah ruang.
- Perbedaan ketinggian lantainya atau artikulasi permukaan diantara kedua ruang
- Membatasi dengan pintu

 Ruang-ruang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama.

Hubungan antar ruang yang terjadi pada ruko adalah :

A1-A4 : Hubungan antar ruang yang terjadi bersebelahan, karena terdapat bidang
pemisah berupa pin

b. Hunian

Sedangkan hubungan antar ruang yang terjadi pada hunian adalah :

A6 : Hubungan antar ruang yang terjadi bersebelahan, karena terdapat bidang


pemisah berupa pintu dan tiang antara ruang tamu dan ruang keluarga.

A7 : Hubungan antar ruang yang terjadi bersebelahan, karena terdapat bidang


pemisah berupa pintu.

A8 : Hubungan antar ruang yang terjadi adanya perbedaan ketinggian


lantainya.

A9 : Hubungan antar ruang yang terjadi saling berakitan, karena ada salah satu
ruang yang dapat digunakan bersama secara seimbang dan merata oleh masing-
masing ruang atau berfungsi sebagai penghubung.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

A10 : Hubungan antar ruang yang terjadi adanya perbedaan level lantai dengan
bidang pemisah tangga.

A6 A7

A8 A9

Keterangan bidang pemisah :


= Pintu
= Tangga
= Ruang
= Tiang

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

4. Sirkulasi

a. Ruko

A1 A2

A5

A3 A4

Sirkulasi (gerak dalam ruang) terbagi antara lain ;

 Pencapaian bangunan

 Jalan masuk ke dalam bangunan

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

 Konfigurasi bentuk jalan (alur gerak)


- linear
- Radial
- Spiral
- Grid
- Network
- Komposit

 Hubungan ruang dan jalan

 Bentuk dari ruang sirkulasi


- Tertutup, membentuk koridor yang berkaitan dengan ruang-ruang yang
dihubungkan melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding

- Terbuka pada salah satu sisi, untuk memberikan kontinuitas visual / ruang dengan
ruang-ruang yang dihubungkan

- Terbuka pada kedua sisinya, menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya.

Untuk sirkulasi dalam hal ini kami hanya membahas tiga bagian sirkulasi saja seperti
penjelasan jalan masuk kedalam bangunan, konfigurasi alur gerak dan bentuk dari ruang
sirkulasi.

Pola sirkulasi yang terjadi pada ruko antara lain :


A1 : - Konfigurasi alur gerak (linear)
Lantai 1
Lantai 2
- Bentuk ruang sirkulasi, tertutup dimana sirkulasi membentuk koridor yang
berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungkan melalui pintu-pintu masuk
pada bidang dinding.

A2 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


Lantai 1
Lantai 2
- Bentuk ruang sirkulasi tertutup

A3 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


Lantai 1
Lantai 2
- Bentuk ruang sirkulasi tertutup

A4 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


- Bentuk ruang sirkulasi tertutup

A5 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


- Bentuk ruang sirkulasi tertutup

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

b. Hunian

A6 A7

A10

A8 A9

Sedangkan pola konfigurasi alur gerak yang terjadi pada hunian adalah :

A6 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


- Bentuk ruang sirkulasi terbuka pada salah satu sisi, untuk memberikan
kontinuitas visual / ruang dengan ruang yang dihubungkan.

A7 : - Konfigurasi alur gerak (linear).


- Bentuk ruang sirkulasi tertutup.

A8 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


- Bentuk ruang sirkulasi terbuka

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

A9 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


- Bentuk ruang sirkulasi terbuka

A10 : - Konfigurasi alur gerak (linear)


- Bentuk ruang sirkulasi yang terjadi terbuka.

5. Penzoningan Ruang

a. Ruko

A1 A2

A5

A3 A4

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

b. Hunian

A6 A7

A10

A8 A9

Zoning Ruang :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Program Ruang :

Bangunan Program Ruang


Lantai 1 Lantai 2
 Teras  Balkon
 R. Tamu  R. Tidur
 R. Keluarga  R. Tidur
A1 (Ruko)  K. Tidur
 KM/WC
 Dapur
 R. Makan
 R. Sholat
Lantai 1 Lantai 2
 Teras  R. Keluarga
 R. Tamu  R. Tidur
A2 (Ruko)  R. Tidur
 Dapur
 KM/WC
Lantai 1 Lantai 2
 Teras  Tidak
 R. Tamu difungsikan
A3 (Ruko)  R. Tidur
 R. Tidur
 Dapur
 KM/WC
Lantai 1 Lantai 2
 Teras  Tidak ada
 R. Tamu
 R. Tidur
 R. Tidur
A4 (Ruko)  R. Makan
 KM/WC
 KM/WC
 Dapur
 Teras Belakang
Lantai 1 Lantai 2
 R. Tamu, Dapur, K. Tidur,  Tidak ada
A5 (Ruko)
dibedakan dengan
menggunakan sekat
bangunan
berupa panel-panel tripleks
Lantai 1 Lantai 2
 Teras  Tidak ada
 K. Tidur Tamu
 R. Tamu
A6  R. Keluarga
(Hunian)
 R. Tidur Utama
 R. Tidur
 R. Tidur
Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,
M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Lantai 1 Lantai 2
 Teras  K. Tidur
 R. Tamu
 K. Tidur
 K. Tidur
 K. Tidur
A7  R. Sholat
(Hunian)
 R. Keluarga
 Garasi
 Gudang
 KM/WC
 Dapur
Lantai 1 Lantai 2
 Teras  Tidak ada
 R. Tamu
 R. Tidur
A8
 R. Tidur
(Hunian)
 Dapur
 KM/WC

Lantai 1 Lantai 2
 R. Tamu/R. Keluarga  Tidak ada
A9 (  K. Tidur
Hunian)  R. Makan
 K. Tidur
 Dapur
Lantai 1 Lantai 2
 R. Tamu/ Keluarga  Tidak ada
 R. Tidur
A10
 R. Makan
(Hunian)
 Dapur
 KM/WC

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Terlihat pola perbedaaan pembagian ruang dalam antara ruko dan hunian :

1. Ruko

A2
A1

A5

A3 A4

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

2. Hunian

A6 A7

A10

A8 A9

Keterangan :

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Pada ruko terlihat pola pembagian ruang yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang
belakang dimana pada ruang depan terdapat ruang tamu, ruang keluarga dan teras. Ruang
tengah terjadi pembagian dua sisi ruang yang pertama terbentuk koridor sebagai jalur
sirkulasi dan ruang tidur pada salah satu sisinya lagi. Koridor yang terbentuk akan
merangsang gerak. Pola ini terjadi hampir sama pada semua pembagian ruang dalam ruko.
Sedangkan pada hunian dapat kita lihat terdapat pemisahan ruang tamu, ruang
keluarga, ruang tidur dan daput secara cluster. Namun pola utama yang terjadi adalah dimana
Ruang keluarga menjadi pusat ruang dan jalur sirkulasi kesemua ruang-ruang dalam rumah.
Ruang keluarga relatif berukuran besar dibandingkan dengan ruang-ruang lainnya. Ukuran
besaran ruang yang melebar dan tidak memanjang memberikan kemungkinan terjadinya
pembagian ruang secara luas dan jalur sirkulasi tidah harus ditentukan dengan membentuk
koridor, Maka kesan ruang yang terjadi pada ruamah tinggal adalah terbuka dengan pengarah
sirkulasi adalah pintu. Ruang dengan ukuran besar akan meleburkannya dengan ruang-ruang
yang ditembusnya, sehingga akan berbentuk bebas. Untuk pembagian ruang tidur terjadi pada
ruang tamu, disalah satu sisi kiri atau kanan dari ruang tamu. Pembagian ruang lebih terlihat
bebas.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

6. Orientasi

a. Ruko

A1 A2

Kerterangan :

= Orientasi kejalan
= Orientasi kebangunan lain

A5

A4
A3

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

b. Hunian

A6 A7

Kerterangan :

= Orientasi kejalan
= Orientasi kebangunan lain

A10

A8 A9

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

B. Fasade Bangunan

1. Proporsi dan Skala

a. Ruko

F_A1 F_A

F_A

F_A F_A

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

b. Hunian

F_A F_A

F_A10

F_A F_A

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Ketika kita melihat dan menilai bangunan, berarti kita “mengambil ukurannya”.
Mengukur sama halnya seperti menetapkan yang diketahui. Pengukuran ini dilakukan secara
kasar, karena orang tak langsung berhubungan dengan centimeter atau meter.
Akibatnya pada skala bangunan ; skala kecil tidak dimaksudkan untuk memberikan
kesan ; nilainya adalah “untuk menarik hati” dari pada untuk menimbulkan rasa takut.
Sedangkan skala besar dimaksudkan untuk menimbulkan suasana kekuasaan dan berhak
untuk mendapatkan penghormatan.
Nilai yang tumbuh dari fungsi bangunan, turut menunjang persepsi kita, sedikit
banyak mempengaruhi skala bangunan.
Ekspresi kekuasaan dituangkan dalam skala yang tidak manusiawi untuk
mengingatkan kita akan kedudukan kita yang rendah dan tidak boleh mengharapkan dari itu.
Dalam arsitektur, kekuasaan tunggal dan mutlak setiap penyesuain skala, dari kesan pertama
sampai akhir membuat pernyataan kekuasaan yang besar. Makin dekat dengan gedung, makin
memberi kesan kekuasaan.
Penampilan harus merupakan urutan-urutan yang mengarah pada apa yang diinginkan.
Dan proporsi bangunan akan memuaskan bila langkah – langkah kita diatur seirama dengan
penyesuaian mental dari suatu pengalaman yang meyakinkan. Untuk itu dari jarak jauh, kita
sudah membutuhklan data-data perbandingan seperti : bangunan lain, orang, pohon, dan lain-
lain; sebagai pengantar skala sesuai dengan urutan-urutannya.
Proporsi dan skala pada kasus ini adalah ruko dan hunian.
Bangunan ruko terdiri dari dua lantai dan rumah tinggal satu lantai dan dua lantai,
sehingga skala yang terjadi sangat manusiawi dan bangunan baru yang ada pun masih tanggap
atau konteks terhadap lingkungan sekitar
Ruko yang berorientasi kejalan dan ada dikedua sisi jalan membuat skala manusia saat
berjalan dilingkupi dan diarahkan.

• Irama

Irama diartikan sebagai pengulangan garis,bentuk, wujud atau warna secara teratur
atau hamonis.Seperti halnya skala, irama juga merupakan sebagian dari pengalaman dalam
menghargai dan berkomunikasi dengan bangunan. Irama yanng didapatkan pada bangunan,
merupakan suatu pengukuran dimensi ruang. Dalam arsitektur irama visuil dapat dimengerti
langsung dalam pergerakan peengamat melalui ruang seperti berjalan melalui lorong

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

(coloned) yang panjang atau ketika mata pengamat meneliti muka luar bangunan dan
merekam pola dari perubahan dari jendela ke tembok.
Inti irama visual adalah meruang saperti halnya inti irama audio adalah waktu
karena itu, kesenangan dari arsitektur adalah pengalaman yang melibatkan ruang intuitif
melalui jarak dan waktu.

Pemakaian irama penting di dalam komunikasi yang ditampilkan oleh bangunan


karena dapat menambah suatu kepentingan, ke arah ketegasan, kejelasan dan kekuasaan. Efek
perasaan yang ditimbulkan oleh irama adalah suatu bahan pertimbangan dari kepribadian
gedung. Efek paling mendalam yang didapat bila ada suatu garis batas yang yang tajam
antara kejadian dengan interval, misalnya bila suatu ruang terbuka dibagi oleh deretan pikar-
pilar atau suatu dinding dibagi oleh deretan pilar-pilar atau suatu dinding dibagi dalam deretan
jendela.
Bentuk paling sederhana dari pengulangan adalah suatu pola linier dari unsur-unsur
kelebihan. Unsur-unsur ini tidak harus benar-benar identik, namun harus dikelompokkan
secara berulang. Swemuanya mungkin semata-mata hanya mendapat perlakuan yang sama,

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

dominatoryang sama, membiarkan tiap unsursecara individual unik meskipun termasuk


keluarga yang sama.
Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir secara berulang
adalah:
■ Ukuran
■ Bentuk dan wujud
■ Karakteristik detail

Irama yang terjadi pada ruko di kawasan ini adalah adanya susunan – susunan
jendela, dengan bentuk segiempat dan setengah lingkaran. Hadirnya jendela dengan bentuk
setengah lingkaran memberikan identitas yang jelas akan ciri dari ruko cina. Walaupun saat
ini ruko-ruko ini telah banyak yang tidak berfungsi layaknya ruko tapi telah beralih fungsi
menjadi hunian. Sedangkan fungsi ruko masih bertahan bila yang mendiami adalah dari etnis
cina, sedikit sekali dari keturunan pribumi yang menjadikannya fungsi ruko murni.
Namun pada fasade ruko tidak banyak yang mengalami, hanya saja ruko-ruko ini
sedikit kurang terawat ada satu atau dua bangunan yang sudah dalam keadaan rusak parah.
Bentuk irama jendela yang teratur terjadi pada ruko khusus lantai satu selalu terjadi
pengulangan susunan jendela segiempat yang berjumlah dua atau kelipatannyan dan begitu
juga yang terlihat pada lantai dua bentuk jendela dengan pentilasi setengah lingkaran
mendominasi dengan ukuran yang bervariasa hanya saja irama ini sedikit terganggu dengan
hadirnya bangunan lantai dua yang baru direnovasi menggunakan balkon dan jendela
memakai krepeyak.
Pada bangunan bea cukai irama yang terjadi memberikan arti yang berbeda terhadap
bangunan lain yang ada di sekitarnya serhingga ia menjadi penanda dari kawasan tersebut.
Selain bentuk jendela, adanya pengulangan kolom yang berjarak teratur (berbentuk
grid) juga memberi irama pada fasade ruko.

• Datum

Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk
menghubungkan unsur-unsur lain didalam suatu komposisi. Datum mengorganisasi suatu pola
acak unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan. Sebagai alat
pengatur yang efektif sebuah garis datum harus memiliki kontinuitas visual untuk menebus
atau melintasi semua unsur yang diorganisir. Jika berbentuk bidang datar atau ruang, sebuah
datum harus memilki ukuran, penutup, dan keteraturan yang cukuop agar tamapk sebagi suatu

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

figur yang dapatr merangkum atau mengumpulkan bersama unsur yang diorganisir di dalam
bidangnya.
Pada ruko ini terjadi datum berupa arcade-arcade, namun sekarang arcade tersebut
tidak digunakan lagi. Sedangkan untuk rumah tinggal, datum yang terbentuk berupa teras-
teras rumah.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

KESIMPULAN

Dari hasil kajian dan analisa yang telah dilakukan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
■ Tatanan ruang
Organisasi ruang :
Pada ruko organisasi ruang lebih di dominasi oleh pola linear, dan rumah tinggal
cenderung terjadi perpaduan antara linear dan cluster aksial (menumpuk).

Hubungan antar ruang :


Terdapat perbedaan dalam hubungan antar ruang bangunan ruko dengan bangunan
rumah melayu dimana ruko cenderung menggunakan hubungan antar ruang yang
bersebelahan dan rumah melayu menggunakan hubungan antar ruang dengan perbedaan
ketinggian lantai.

Sirkulasi :
Pintu utama sebagai entarance dan awal pergerakan manusia dalam pencapaian dari
lur kedalam bangunan, sedangkan sirkulasi ruang dalam pada ruko cenderung terjadi
konfigurasi luar gerak linear dengan membentuk ruang sirkulasi tertutup dan pada rumah
tinggal ruang sirkulasi yang terbentuk terbuka dan terkesan melegakan.

Program ruang :
Ruang – ruang yang terdapat pada bangunan ruko adalah ruang-ruang utama yang
wajib ada pada syarat rumah umumnya, misalnya ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur,
ruang makan, dapur dan kamar mandi.

Zoning ruang :
Adanya ruang-ruang yang mempunayi fungsi berbeda menuntut adanya penzoningan
ruang dimana terlihat kecenderungan adanya area publik, servis, semi publik, private.

Orientasi :
Orientasi bangunan untuk ruko cendrung menghadap kejalan sehingga membentuk
pola linear, sedang untuk hunian sebagian mengahadap ke jalan dan sebagian ke bangunan
lain.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

Fasade Bangunan :
Adanya keteraturan skala bangunan dengan lingkungan sekitarnya, terjadi irama
dalam bentuk jendela dan ornamen. Pada ruko mendominasi bentuk arkade yang menjadi
datum dan ada satu dua bangunan yang telah merenovasi bangunan dengan membuat balkon
pada lantai duanya. Skala ruko yang ada terhadap manusia memberi kesan melingkupi dan
mengarahkan . Irama juga terjadi pada ruko, yaitu pengulangan bentuk-bentuk persegi dan
bulat pada ornamen jendela, dan juga kolom-kolom yang berjarak teratur dan berbentuk
grid.Sedangkan untuk rumah tinggal fasadenya tidak ada keseragaman, kecuali pada bentuk
atap kampung sehingga tidak ada yang bisa diidentifikasikan sebagai ciri khas dari fasade
rumah tinggal ini.
Sedangkan untuk fasade ruko yang berada di kawasan Pekan Labuhan secara umum,
fasade ruko banyak didominasi oleh irama pada jendela-jendelanya. Untuk jendela yang
menggunakan ornamen, ornamen yang digunakan adalah bentuk lengkung pada bagian
atasnya. Sedangkan bentuk jendela yang banyak digunakan adalah dari material kayu dengan
bentuk jendela krepyak. Dan untuk skyline yang dibentuk oleh deretan ruko tersebut relatif
datar.

Institut oleh : Ir. Husni Thamrin,


M.Sc., IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005

DAFTAR PUSTAK A

Budihardjo, Eko, Jati Diri Arsitektur Indonesia, Bandung : P.T. Alumni, 1997

Ching, Francis, D.K, Form, Space and Order(terjemahan : Hanoto, A, Paulus, Ir., Bentuk,
Ruang Dan Susunannya) PT. Erlangga, Jakarta, 1991.

Christian, Intention in Architecture, Norberg-Schulz

Hadi Sabari Yunus, Struktur Tata Ruang Kota ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000)

Hanafi, Zulkifli, Kompendium Sejarah Seni Bina Timur, Pusat Pengajian Perumahan,
Bangunan Dan Perancangan Universiti Sains Malaysia, Penerbit Universiti Sains
Malaysia, Pulau Pinang, 1985.

Moneo, Raphael- On Typologi- Opposition, Summer 1978: Dari “Seminar On Typologi “,


Ucla, Winter 1982

Paul, Dwellings: The House across the World, Oxford, London, Oliver, The M.I.T.Press
Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Massachusetts, Oslo, Norway,
1987

Urban Redevelopment Authority, Conservation Guidelines, Singapore, December 1997.

Vidler, Anthony- A Note On The Idea Of Type In Architecture- Dalam : A. Henry- The
Building of a Club, Princeton: 1976; dari “Seminar on Typology”

Yunus, Hadi Sabari, Struktur Tata Ruang Kota, Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2000

Institut Teknologi Medan oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc., IAI


Halaman 55 dari 55 Lembar

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai