net/publication/327550440
CITATIONS
READS
0
3,429
1 author:
Husni Thamrin
Institut Teknologi Medan
5 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Husni Thamrin on 10 September 2018.
Oleh,
Ir. HUSNI THAMRIN, M.Sc., IAI
Staf Pengajar
Jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita kesehatan, kekuatan, dan kesempatan.
Karya Ilmiah dengan judul “Tipologi & Morfologi Bangunan di Kecamatan
Medan Labuhan“ ini merupakan kajian yang merupakan salah satu kewajiban bagi penulis
sebagai dosen pembimbing dan staf pengajar di lingkungan Institut Teknologi Medan
khususnya dan Kopertis Wilayah - I Medan umumnya serta mendukung program pendidikan
pada Jurusan Teknik Arsitektur, serta yang terlibat pelaksanaan proses pembelajaran, baik tata
laksana, tata tertib dan prosedur yang perlu agar pelaksanaan dan penyelenggarannya
berjalan dengan lebih baik.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini peulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen sesama Jurusan Arsitektur dan asisten dosen mata kuliah yang berkaitan, serta
warga Kecamatan Medan Labuhan di Medan yang telah memberikan waktu, kritik, dan saran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih ada
kesalahan baik isi, bahasa maupun penyusunannya. Oleh sebab itu penulis mohon maaf atas
kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan penyusunan ini.
Akhir kata dengan pemikiran positif dan berjiwa besar penulis membuka diri
terhadap kritikan dan saran sehingga dapat mendekati harapan kita semua.
Demikianlah harapan dari penulis, semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua, dan atas kerja sama dalam membangun proses pembelajaran ini,
penulis mengucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
i
I. Rumah Nelayan (A9)...................................................................26
J. Rumah Semi Panggung (A10).....................................................27
B. Fasade Bangunan.........................................................................47
1. Proporsi dan Skala..................................................................47
KESIMPULAN......................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................55
i
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Identifikasi Masalah
Masalah yang akan diidentifikasikan adalah mencari dan menentukan tipologi
beberapa bangunan yang terdapat di kawasan Kelurahan Pekan Labuhan dan juga masalah
yang menyangkut dengan fasade ruko-ruko lama bergaya Cina.
D. Metodologi Penelitian
Metode studi yang digunakan adalah :
- Studi literatur
- Studi lapangan
Teknik pencarian data :
- Pengamatan visual
- Pengumpulan data
- Dokumentasi foto dan gambar sketsa
Teknik pengolahan data :
Dari data yang ada dan data hasil di lapangan serta pengamatan visual diadakan suatu
analisa untuk memperoleh suatu gambaran atau kesimpulan akhir dari objek yang
distudi.
BAB II
TINJAUAN TERHADAP LOKASI
Fungsi kota Medan baru ditemukan pada abad XIX (± tahun 1862) : 3
a. Tahun 1881 – Dijadikan Onder Afdeeling Medan, dalam wilayah Afdeeling Deli.
c. Tahun 1909 – Dijadikan Gemente Medan dalam wilayah Residen Oostkust Van
Sumatera Utara.
1
Meuraxa, Dada, Sejarah Sosial Daerah Sumatera Utara, hal.5
2
Djawatan Penerangan Kota Praja I, 50 Tahun Kota Praja Medan, hal. 35-39
3
Siregar Timbul, Sejarah Kota Medan, Yayasan Pembina Jiwa Pancasila Sumut, Medan 1980, hal.21
Kawasan Kelurahan Pekan Labuhan ini merupakan kawasan kota lama Medan
yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan.
Batas-batas Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Deli ini antara lain :
■ Utara : Medan Belawan
■ Selatan : Kelurahan Martubung
■ Timur : Kelurahan Nelayan Indah dan Kelurahan Sei Mati
■ Barat : Kecamatan Medan Marelan
Kota Labuhan Deli merupakan kawasan kota lama kota Medan dimana di
kawasan inilah pada awalnya berdiri Kesultanan Deli yang pada akhirnya pusat
pemerintahan dipindahkan ke Istana Maimoon. Penduduk kota ini didominasi oleh
etnis Melayu, walaupun ada beberapa penduduk etnis Tionghoa dan dari etnis lainnya.
Sebagai kota lama, di kawasan ini banyak terdapat bangunan bersejarah,
namun beberapa diantaranya berada pada kondisi yang memprihatinkan. Di antara
bangunan bersejarah tersebut antara lain :
■ Mesjid Oesmani
c. Karakteristik Kawasan
1). Arsitektur Kawasan
Pekan Labuhan adalah sebuah kawasan tua yang terletak di pinggir kota Medan, yang
masih apat menceritakan mengenai sejarah masa lalunya. Karakter Pekan Labuhan ini masih
dapat dilihat melalui jaringan massa dan ruang ruko-ruko lamanya yang begitu kompleks.
Ciri arsitektur yang sangat dominan di kawasan ini adalah terbentuk ari karakter
“estetis” yang memfokuskan pada tampak (fasade), yang menjelaskan identitas dan
pengulangan /beraturan. Dengan demikian pola-pola dominan yang ada pada fasade yang
melingkupi ruang-ruang dinamis (street) dan ruang statis (ruang terbuka) merupakan factor
yang memberikan bentuk (form giver) karakter arsitektur kawasan.
2). Fasad Bangunan
Dalam kawasan penelitian, fasad bangunan ruko hampir seluruhnya merapat ke sisi
jalan, dan membentuk suatu “dinding” pembentuk jalur ruang yang kontinu. Karakter ruang
yang mrelorong tersebut terasa masih kuat pada sebagian jalur dan mulai terasa lemah pada
beberapa jalur lain.
Fasad ini merupakan suatu bentukan tipologi bangunan di kawasan ini, yang
membentuk dinding terhadap jalur sirkulasi.
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Tipologi
Rumah
Rumah limas bukan merupakan rumaha Melayu asli.perabung panjang
Rumah jenis atau rumah
ini banyak bubung panjang
memperlihatkan pengam
4
Vidler, Anthony- A Note On The Idea Of Type In Architecture- dalam : A. Henry- The Building of a Club,
Princeton:
1976; dari “Seminar on Typology”, op.cit. p.23
5
Moneo, Raphael- On Typologi- Opposition, Summer 1978: dari “Seminar on Typologi “, UCLA, Winter 1982, p.
193
6
Vidler, Anthony- A Note On The Idea Of Type In Architecture- dalam : A. Henry- The Building of a Club,
Princeton:
Institut oleh : Ir. Husni Thamrin, M.Sc.,
IAI
Karya Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan
Tahun 2005
Rumah jenis ini memiliki lima perabung dan kelima-lima perabung ini menjadi bubung utama kep
E :
F :
G :
BAB IV
PENGELOMPOKAN BANGUNAN
2. Hunian :
2. Permanen :
Keterangan :
BAB V
DATA DAN CONTOH
C. Ruko 2 Lingkungan XI
Jendela
Langit-langit rumah yang juga merupakan lantaikepryak
2
Ruko di
Lingkungan XI
di Jl. Bukit
Barisan 2
Detail ventilasi
Denah Lantai – 1
Tampak
Depan Detail
kolom
bawah
Detail jendela
samping
Bentuk ventilasi di
dalam
Detail
ventilasi di
dalam
Denah
Detail kolom luar
Tampak Depan
Ruang keluarga yang dapat dilihat langsung dari ruang tamu karena tidak ada pemisah ruang
Tampak Depan
Denah
rua
ng Bentuk tangga pada
ma entrance
Bentuk tangga dari
ruang tamu menuju kan
Tampak Depan
Denah
J ela samping
e
n
Rumah semi-panggung yang d
sederhana e
l
a
k
r
e
p
y
Ornament Melayu a
yang terdapat di k
atas jendela
p
a
d
a
j
e
n
d
Pintu dan
jendela
depan
Detail tiang
Tangga menuju entrance panggung
T Denah
a
m
p
a
k
D
e
p
a
n
BAB VI
PEMBAHASAN DAN ANALI SA
A. Tatanan Ruang
1. Blok Plan
K_A7 K_A
K_A9 K_A2-A3
K_A6
K_A
K_A1
K_A10
Keterangan :
K_A1-K_A5 = Ruko
K_A5
K-A6-K_a10 = Hunian
2. Organisasi Ruang
a. Ruko
A A
A A
4
Grid
Terpusat
Linier
Radikal
Cluster
b. Hunian
A6 A
A10
A8 A
a. Ruko
A1 (Lantai 1) A2 (lantai 1 )
A3 (lantai 1) A4
A1-A4 : Hubungan antar ruang yang terjadi bersebelahan, karena terdapat bidang
pemisah berupa pin
b. Hunian
A9 : Hubungan antar ruang yang terjadi saling berakitan, karena ada salah satu
ruang yang dapat digunakan bersama secara seimbang dan merata oleh masing-
masing ruang atau berfungsi sebagai penghubung.
A10 : Hubungan antar ruang yang terjadi adanya perbedaan level lantai dengan
bidang pemisah tangga.
A6 A7
A8 A9
4. Sirkulasi
a. Ruko
A1 A2
A5
A3 A4
Pencapaian bangunan
- Terbuka pada salah satu sisi, untuk memberikan kontinuitas visual / ruang dengan
ruang-ruang yang dihubungkan
- Terbuka pada kedua sisinya, menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya.
Untuk sirkulasi dalam hal ini kami hanya membahas tiga bagian sirkulasi saja seperti
penjelasan jalan masuk kedalam bangunan, konfigurasi alur gerak dan bentuk dari ruang
sirkulasi.
b. Hunian
A6 A7
A10
A8 A9
Sedangkan pola konfigurasi alur gerak yang terjadi pada hunian adalah :
5. Penzoningan Ruang
a. Ruko
A1 A2
A5
A3 A4
b. Hunian
A6 A7
A10
A8 A9
Zoning Ruang :
Program Ruang :
Lantai 1 Lantai 2
Teras K. Tidur
R. Tamu
K. Tidur
K. Tidur
K. Tidur
A7 R. Sholat
(Hunian)
R. Keluarga
Garasi
Gudang
KM/WC
Dapur
Lantai 1 Lantai 2
Teras Tidak ada
R. Tamu
R. Tidur
A8
R. Tidur
(Hunian)
Dapur
KM/WC
Lantai 1 Lantai 2
R. Tamu/R. Keluarga Tidak ada
A9 ( K. Tidur
Hunian) R. Makan
K. Tidur
Dapur
Lantai 1 Lantai 2
R. Tamu/ Keluarga Tidak ada
R. Tidur
A10
R. Makan
(Hunian)
Dapur
KM/WC
Terlihat pola perbedaaan pembagian ruang dalam antara ruko dan hunian :
1. Ruko
A2
A1
A5
A3 A4
2. Hunian
A6 A7
A10
A8 A9
Keterangan :
Pada ruko terlihat pola pembagian ruang yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang
belakang dimana pada ruang depan terdapat ruang tamu, ruang keluarga dan teras. Ruang
tengah terjadi pembagian dua sisi ruang yang pertama terbentuk koridor sebagai jalur
sirkulasi dan ruang tidur pada salah satu sisinya lagi. Koridor yang terbentuk akan
merangsang gerak. Pola ini terjadi hampir sama pada semua pembagian ruang dalam ruko.
Sedangkan pada hunian dapat kita lihat terdapat pemisahan ruang tamu, ruang
keluarga, ruang tidur dan daput secara cluster. Namun pola utama yang terjadi adalah dimana
Ruang keluarga menjadi pusat ruang dan jalur sirkulasi kesemua ruang-ruang dalam rumah.
Ruang keluarga relatif berukuran besar dibandingkan dengan ruang-ruang lainnya. Ukuran
besaran ruang yang melebar dan tidak memanjang memberikan kemungkinan terjadinya
pembagian ruang secara luas dan jalur sirkulasi tidah harus ditentukan dengan membentuk
koridor, Maka kesan ruang yang terjadi pada ruamah tinggal adalah terbuka dengan pengarah
sirkulasi adalah pintu. Ruang dengan ukuran besar akan meleburkannya dengan ruang-ruang
yang ditembusnya, sehingga akan berbentuk bebas. Untuk pembagian ruang tidur terjadi pada
ruang tamu, disalah satu sisi kiri atau kanan dari ruang tamu. Pembagian ruang lebih terlihat
bebas.
6. Orientasi
a. Ruko
A1 A2
Kerterangan :
= Orientasi kejalan
= Orientasi kebangunan lain
A5
A4
A3
b. Hunian
A6 A7
Kerterangan :
= Orientasi kejalan
= Orientasi kebangunan lain
A10
A8 A9
B. Fasade Bangunan
a. Ruko
F_A1 F_A
F_A
F_A F_A
b. Hunian
F_A F_A
F_A10
F_A F_A
Ketika kita melihat dan menilai bangunan, berarti kita “mengambil ukurannya”.
Mengukur sama halnya seperti menetapkan yang diketahui. Pengukuran ini dilakukan secara
kasar, karena orang tak langsung berhubungan dengan centimeter atau meter.
Akibatnya pada skala bangunan ; skala kecil tidak dimaksudkan untuk memberikan
kesan ; nilainya adalah “untuk menarik hati” dari pada untuk menimbulkan rasa takut.
Sedangkan skala besar dimaksudkan untuk menimbulkan suasana kekuasaan dan berhak
untuk mendapatkan penghormatan.
Nilai yang tumbuh dari fungsi bangunan, turut menunjang persepsi kita, sedikit
banyak mempengaruhi skala bangunan.
Ekspresi kekuasaan dituangkan dalam skala yang tidak manusiawi untuk
mengingatkan kita akan kedudukan kita yang rendah dan tidak boleh mengharapkan dari itu.
Dalam arsitektur, kekuasaan tunggal dan mutlak setiap penyesuain skala, dari kesan pertama
sampai akhir membuat pernyataan kekuasaan yang besar. Makin dekat dengan gedung, makin
memberi kesan kekuasaan.
Penampilan harus merupakan urutan-urutan yang mengarah pada apa yang diinginkan.
Dan proporsi bangunan akan memuaskan bila langkah – langkah kita diatur seirama dengan
penyesuaian mental dari suatu pengalaman yang meyakinkan. Untuk itu dari jarak jauh, kita
sudah membutuhklan data-data perbandingan seperti : bangunan lain, orang, pohon, dan lain-
lain; sebagai pengantar skala sesuai dengan urutan-urutannya.
Proporsi dan skala pada kasus ini adalah ruko dan hunian.
Bangunan ruko terdiri dari dua lantai dan rumah tinggal satu lantai dan dua lantai,
sehingga skala yang terjadi sangat manusiawi dan bangunan baru yang ada pun masih tanggap
atau konteks terhadap lingkungan sekitar
Ruko yang berorientasi kejalan dan ada dikedua sisi jalan membuat skala manusia saat
berjalan dilingkupi dan diarahkan.
• Irama
Irama diartikan sebagai pengulangan garis,bentuk, wujud atau warna secara teratur
atau hamonis.Seperti halnya skala, irama juga merupakan sebagian dari pengalaman dalam
menghargai dan berkomunikasi dengan bangunan. Irama yanng didapatkan pada bangunan,
merupakan suatu pengukuran dimensi ruang. Dalam arsitektur irama visuil dapat dimengerti
langsung dalam pergerakan peengamat melalui ruang seperti berjalan melalui lorong
(coloned) yang panjang atau ketika mata pengamat meneliti muka luar bangunan dan
merekam pola dari perubahan dari jendela ke tembok.
Inti irama visual adalah meruang saperti halnya inti irama audio adalah waktu
karena itu, kesenangan dari arsitektur adalah pengalaman yang melibatkan ruang intuitif
melalui jarak dan waktu.
Irama yang terjadi pada ruko di kawasan ini adalah adanya susunan – susunan
jendela, dengan bentuk segiempat dan setengah lingkaran. Hadirnya jendela dengan bentuk
setengah lingkaran memberikan identitas yang jelas akan ciri dari ruko cina. Walaupun saat
ini ruko-ruko ini telah banyak yang tidak berfungsi layaknya ruko tapi telah beralih fungsi
menjadi hunian. Sedangkan fungsi ruko masih bertahan bila yang mendiami adalah dari etnis
cina, sedikit sekali dari keturunan pribumi yang menjadikannya fungsi ruko murni.
Namun pada fasade ruko tidak banyak yang mengalami, hanya saja ruko-ruko ini
sedikit kurang terawat ada satu atau dua bangunan yang sudah dalam keadaan rusak parah.
Bentuk irama jendela yang teratur terjadi pada ruko khusus lantai satu selalu terjadi
pengulangan susunan jendela segiempat yang berjumlah dua atau kelipatannyan dan begitu
juga yang terlihat pada lantai dua bentuk jendela dengan pentilasi setengah lingkaran
mendominasi dengan ukuran yang bervariasa hanya saja irama ini sedikit terganggu dengan
hadirnya bangunan lantai dua yang baru direnovasi menggunakan balkon dan jendela
memakai krepeyak.
Pada bangunan bea cukai irama yang terjadi memberikan arti yang berbeda terhadap
bangunan lain yang ada di sekitarnya serhingga ia menjadi penanda dari kawasan tersebut.
Selain bentuk jendela, adanya pengulangan kolom yang berjarak teratur (berbentuk
grid) juga memberi irama pada fasade ruko.
• Datum
Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk
menghubungkan unsur-unsur lain didalam suatu komposisi. Datum mengorganisasi suatu pola
acak unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan. Sebagai alat
pengatur yang efektif sebuah garis datum harus memiliki kontinuitas visual untuk menebus
atau melintasi semua unsur yang diorganisir. Jika berbentuk bidang datar atau ruang, sebuah
datum harus memilki ukuran, penutup, dan keteraturan yang cukuop agar tamapk sebagi suatu
figur yang dapatr merangkum atau mengumpulkan bersama unsur yang diorganisir di dalam
bidangnya.
Pada ruko ini terjadi datum berupa arcade-arcade, namun sekarang arcade tersebut
tidak digunakan lagi. Sedangkan untuk rumah tinggal, datum yang terbentuk berupa teras-
teras rumah.
KESIMPULAN
Dari hasil kajian dan analisa yang telah dilakukan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
■ Tatanan ruang
Organisasi ruang :
Pada ruko organisasi ruang lebih di dominasi oleh pola linear, dan rumah tinggal
cenderung terjadi perpaduan antara linear dan cluster aksial (menumpuk).
Sirkulasi :
Pintu utama sebagai entarance dan awal pergerakan manusia dalam pencapaian dari
lur kedalam bangunan, sedangkan sirkulasi ruang dalam pada ruko cenderung terjadi
konfigurasi luar gerak linear dengan membentuk ruang sirkulasi tertutup dan pada rumah
tinggal ruang sirkulasi yang terbentuk terbuka dan terkesan melegakan.
Program ruang :
Ruang – ruang yang terdapat pada bangunan ruko adalah ruang-ruang utama yang
wajib ada pada syarat rumah umumnya, misalnya ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur,
ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Zoning ruang :
Adanya ruang-ruang yang mempunayi fungsi berbeda menuntut adanya penzoningan
ruang dimana terlihat kecenderungan adanya area publik, servis, semi publik, private.
Orientasi :
Orientasi bangunan untuk ruko cendrung menghadap kejalan sehingga membentuk
pola linear, sedang untuk hunian sebagian mengahadap ke jalan dan sebagian ke bangunan
lain.
Fasade Bangunan :
Adanya keteraturan skala bangunan dengan lingkungan sekitarnya, terjadi irama
dalam bentuk jendela dan ornamen. Pada ruko mendominasi bentuk arkade yang menjadi
datum dan ada satu dua bangunan yang telah merenovasi bangunan dengan membuat balkon
pada lantai duanya. Skala ruko yang ada terhadap manusia memberi kesan melingkupi dan
mengarahkan . Irama juga terjadi pada ruko, yaitu pengulangan bentuk-bentuk persegi dan
bulat pada ornamen jendela, dan juga kolom-kolom yang berjarak teratur dan berbentuk
grid.Sedangkan untuk rumah tinggal fasadenya tidak ada keseragaman, kecuali pada bentuk
atap kampung sehingga tidak ada yang bisa diidentifikasikan sebagai ciri khas dari fasade
rumah tinggal ini.
Sedangkan untuk fasade ruko yang berada di kawasan Pekan Labuhan secara umum,
fasade ruko banyak didominasi oleh irama pada jendela-jendelanya. Untuk jendela yang
menggunakan ornamen, ornamen yang digunakan adalah bentuk lengkung pada bagian
atasnya. Sedangkan bentuk jendela yang banyak digunakan adalah dari material kayu dengan
bentuk jendela krepyak. Dan untuk skyline yang dibentuk oleh deretan ruko tersebut relatif
datar.
DAFTAR PUSTAK A
Budihardjo, Eko, Jati Diri Arsitektur Indonesia, Bandung : P.T. Alumni, 1997
Ching, Francis, D.K, Form, Space and Order(terjemahan : Hanoto, A, Paulus, Ir., Bentuk,
Ruang Dan Susunannya) PT. Erlangga, Jakarta, 1991.
Hadi Sabari Yunus, Struktur Tata Ruang Kota ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000)
Hanafi, Zulkifli, Kompendium Sejarah Seni Bina Timur, Pusat Pengajian Perumahan,
Bangunan Dan Perancangan Universiti Sains Malaysia, Penerbit Universiti Sains
Malaysia, Pulau Pinang, 1985.
Paul, Dwellings: The House across the World, Oxford, London, Oliver, The M.I.T.Press
Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Massachusetts, Oslo, Norway,
1987
Vidler, Anthony- A Note On The Idea Of Type In Architecture- Dalam : A. Henry- The
Building of a Club, Princeton: 1976; dari “Seminar on Typology”
Yunus, Hadi Sabari, Struktur Tata Ruang Kota, Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2000