SKRIPSI PERANCANGAN
TUGAS AKHIR
PERIODE II 2014/2015
DISUSUN OLEH :
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
PENGESAHAN
ACUAN PERANCANGAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nyalah penulisan laporan perancangan tugas akhir ini
dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Adapun judul laporan tugas akhir
ini, yaitu APARTEMEN DI MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR TROPIS, yang merupakan persyaratan untuk menyelesaikan
studio program S1 Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Program Studi
Arsitektur Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penulisan ini merupakan laporan dari hasil kerja penulis dalam
menyelesaikan studio perancangan tugas akhir. Penulis berusaha
merangkum semua hasil rancangan yang telah dibuat dari beberapa literatur
dan pengetahuan yang penulis miliki. Dengan segala keterbatasan waktu,
tenaga dan kemampuan yang ada, penulis sadar bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya suatu hasil yang
lebih baik untuk bekal di masa yang akan datang. Semoga penulisan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa jurusan arsitektur.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
Bapak Ir. Syarif Beddu, M.T dan Bapak Ir. Samsuddin Amin, M.T
selaku dosen pembimbing.
Bapak Prof. Baharuddin Hamzah, S.T., M. Arch., Ph.D selaku Ketua
Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin.
Bapak Abdul Mufti Radja, S.T., M.T., Ph.D selaku kepala Studio Akhir
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Segenap Dosen dan Staf Jurusan Teknik Arsitektur Universitas
Hasanuddin.
Orang tua, saudara saudara, serta sahabat-sahabat yang saya
sayangi.
Mahasiswa Studio Akhir Periode II Tahun 2014/2015.
Seluruh Mahasiswa Arsitektur Angkatan 2009
Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
banyak membantu saya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya. Amin.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Bentuk tower form ............................................................ 9
Gambar 3.3 Jalannya pergerakan udara pada jenis tapak .................. 123
Gambar 3.8 Lebar jalan dan tinggi bangunan menciptakan bayangan 128
Gambar 3.9 Lebar jalan dan tinggi bangunan terkena sinar matahari . 128
Gambar 5.23 Sprinkle air, sprinkle gas, hydrant box ........................... 203
Gambar 5.27 Sky garden sebagai pengatur sirkulasi angin ................. 208
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Temperatur efektif ................................................................ 29
Tabel 3.11 Jenis ruang dan kebutuhan perabot hunian ....................... 110
Tabel 3.14 Rata-rata curah hujan dan hari hujan ................................. 115
Tabel 5.5 Kebutuhan ruang dan luasan tipe studio .............................. 184
Tabel 5.6 Kebutuhan ruang dan luasan tipe 3 kamar .......................... 184
Tabel 5.7 Kebutuhan ruang dan luasan tipe 3 kamar .......................... 185
A. Latar Belakang
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di kota besar di
Indonesia, telah memacu perkembangan kota menjadi semakin
padat dan kurang terkendali. Sementara itu ketersediaan lahan
perkotaan sangat terbatas dan kebutuhan akan perumahan
sebagai kebutuhan dasar sangat besar.
Kota Makassar saat ini merupakan salah satu kota besar yang
ada di Indonesia dan kini telah menjadi kota terbesar di Kawasan
Timur Indonesia di mana Kota Makassar ini pun sekarang
merupakan pusat pelayanan jasa perdagangan Kawasan Timur
Indonesia baik berupa perdagangan jasa maupun barang di mana
diharapkan menjadi pioneer dalam pembangunan, terutama pada
daerah kepulauan Sulawesi dalam kaitannya perkembangan kota
Makassar terkait langsung dengan fasilitas yang telah ada dan
pertimbangan efisiensi yang dipunyai suatu wilayah. Sulawesi
Selatan merupakan wilayah yang relatif telah mencapai tingkat
kemajuan pembangunan yang lebih dibandingkan dengan wilayah
lain yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi objektif inilah
yang paling memungkinkan untuk dijadikan sebagai pioneer dalam
pengembangan Kawasan Timur Indonesia.
Kota Makassar merupakan kota terbesar di Kawasan Timur
Indonesia dan kota terbesar keempat di Indonesia. memiliki luas
area 175,77 km2 (Makassar dalam angka 2012), kota ini sudah
menjadi kota metropolitan. Sebagai pusat pelayanan, kota
Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat
kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa
angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara
1
dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan. Dengan melihat
kondisi Makassar saat ini maka kondisi Kota Makassar selanjutnya
akan mengalami masalah-masalah perkotaan seperti kota besar
lainnya yang ada di Pulau Jawa. Salah satu masalah perkotaan
yang paling mendasar adalah jumlah penduduk yang semakin
tinggi akan berpengaruh pada peningkatan ruang yang
mengakibatkan kota semakin padat.
Perkembangan Kota Makassar diiringi dengan banyaknya
kegiatan yang sangat kompleks membuat lahan menjadi terbatas,
terutama lahan permukiman. Oleh karena itu untuk
mengoptimalkan daya tampung pada lahan terbatas adalah dengan
membangun lahan vertikal. Keterbatasan lahan yang tersedia untuk
menampung kebutuhan hunian di daerah pusat kota dan semakin
mahalnya harga tanah memberikan alternatif untuk membangun
sarana hunian/tempat tinggal vertikal, salah satu wujudnya adalah
apartemen.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut sehingga melahirkan akan
perlunya ketersediaan akan sarana perumahan (rumah susun,
apartemen) bagi masyarakat. Saat ini Kota Makassar telah siap
melengkapi sarana kota dengan bangunan apartemen, yaitu
dengan dibangunnya kawasan Super Block Central Bussiness
Distric Sam Ratulangi, Tanjung Bunga dan Panakukang Mas.
Untuk memudahkan sosialisasi bentuk hunian dalam dalam
apartemen bagi masyarakat, maka kenyamanan pengguna
apartemen tersebut harus menjadi prioritas utama, dan yang sangat
mempengaruhi kenyamanan dalam hunian tersebut adalah faktor
iklim. Makassar seperti umumnya daerah-daerah yang berada di
daerah khatulistiwa mempunyai iklim tropis, di mana iklim ini sangat
khas yaitu matahari yang bersinar hampir sepanjang tahun, curah
hujan yang tinggi, dan kelembaban juga yang cukup tinggi.
2
Permasalahan dalam mendesain bangunan yang umumnya
dihadapi, adalah tidak selamanya keadaan iklim mendukung setiap
aktivitas manusia. Kadangkala perbedaan iklim dan cuaca
membatasi aktivitas manusia. Adapun fungsi bangunan ialah
mengantisipasi permasalahan tersebut, sehingga manusia tetap
dapat melakukan aktivitasnya tanpa harus terganggu oleh
permasalahan iklim tersebut.
Iklim suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lainnya.
Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara, beriklim tropis dan
memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Adanya
perbedaan iklim tersebut, mengakibatkan permasalahan yang
berbeda pula. Perbedaan ini membuat rancangan arsitektur harus
diadaptasikan sesuai dengan kebutuhan bangunan di iklim
tersebut.
Kondisi khas yang seperti itu, maka masalah kenyamanan
penghuni apartemen tentunya sangat dipengaruhi oleh pengolahan
apartemen yang biasa mengakomodasi permasalah iklim dan
mengeliminasi pengaruh buruk iklim bagi bangunan dalam
perencanaan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah apartemen yang
pendekatannya mengarah ke arsitektur tropis. Di mana arsitektur
tropis merupakan suatu konsep bangunan yang mengadaptasi
kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis
khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau
dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi
dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim
yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan
arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
3
B. Rumusan Masalah
1. Non Arsitektural
a. Bagaimana potensi pengadaan apartemen di Makassar,
dilihat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya
b. Bagaimana sistem pelayanan dan pengelolaan di dalam
apartemen
2. Arsitektural
a. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang sesuai dengan
tuntutan perancangan apartemen sebagai sarana
pemenuhan fasilitas hunian kepada masyarakat.
b. Bagaimana pola perancangan apartemen dengan bentuk
pendekatan Aristektur tropis.
c. Bagaimana mendapatkan konsep dasar perancangan mulai
dari penyelesaian tapak hingga dapat berfungsi
sebagaimana tujuan yang ingin dicapai.
4
D. Lingkup Pembahasan
1. Lingkup Arsitektur
a. Mengadakan studi arsitektur dalam merencanakan fasilitas
berupa prasarana dan sarana apartemen
b. Menerapkan konsep arsitektur tropis dengan menyesuaikan
iklim yang ada di Kota Makassar
c. Memenuhi kebutuhan ruang dan besaran ruang berdasarkan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
d. Mengungkapkan pola tata ruang dan tata massa
e. Menentukan lokasi dan site yang tepat
2. Lingkup Non Arsitektur
a. Meninjau permasalahan yang timbul di dalam apartemen
b. Meninjau hal-hal yang spesifik dari apartemen yang meliputi:
1) Kegiatan yang akan dihadapi
2) Fasilitas yang akan disediakan untuk menunjang hunian
apartemen
5
b. Sintesa, menyimpulkan proses analisa untuk digunakan
dalam menetapkan konsep arsitektural dan struktural
sebagai hunian apartemen.
3. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
Bab I Merupakan pendahuluan yang mengemukakan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
sasaran pembahasan, metode dan sistematika
pembahasan
6
menjadi landasan konseptual perancangan, konsep
dasar, konsep pengzoningan tapak, massa bangunan,
aksebilitas parkir, konsep bangunan, struktur, material
dan utilitas bangunan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA APARTEMEN DAN ARSITEKTUR
TROPIS SEBAGAI LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Apartemen
1. Pengertian Apartemen
a. Menurut Poerwadarminta, W.J.S, 1987, hal 53 :
Apartemen adalah (ruangan) yang diperuntukkan sebagai
tempat tinggal, terdapat dalam suatu bangunan yang biasanya
mempunyai kamar atau ruangan-ruangan lain semacam itu.
b. Menurut Cytil M. Harris, 1995 :
Apartemen adalah ruang atau sekelompok ruang kamar yang
dimaksudkan sebagai permukiman (tempat tinggal); biasanya
salah satu dari banyak kelompok yang sama di dalam gedung
yang sama
c. Menurut John Hancock Callender, Time Saver Standard for
Building Type, New York 1973, hal. 7 :
Apartemen adalah semua jenis unit tempat tinggal keluarga
(Multiple Family Dweling Units), kecuali sebuah rumah tinggal
yang bediri sendiri bagi satu keluarga (Single Dweling Units).
Secara umum apartemen dapat didefinisikan sebagai suatu
bangunan vertikal yang yang di dalamnya terdapat kumpulan dari
beberapa unit hunian dengan tiap hunian memiliki ruang untuk
hidup yang lengkap, dimana para penghuninya saling berbagi
fasilitas yang sama
2. Klasifikasi Apartemen
Bangunan apartemen dapat digolongkan pada :
a. Berdasarkan ketinggian bangunan (Indonesia Apartement
2007).
8
1) Bertingkat Rendah (Low Rise)
Ketinggian bangunan mencapai 6 lantai
2) Bertingkat sedang (Medium Rise)
Ketinggian bangunan 6-9 lantai
3) Bertingkat banyak (High Rise)
Ketinggian bangunan dapat mencapai 40 lantai
b. Berdasarkan Pencapaian Vertikal (Indonesia Apartement,
2007)
1) Elevated Apartment
Pencapaian melalui elevator atau lift dengan ketinggian
lebih dari 4 lantai
2) Walk-up Apartment
Pencapaian melalui tangga dengan ketinggian tidak lebih
dari 4 lantai
c. Berdasarkan Bentuk Massa (Nadrah, 1999)
1) Tower Form
Massa bangunan memanjang dengan bentuk sirkulasi
berupa koridor, biasanya menggunakan lebih dari satu
sistem sirkulasi vertikal.
2) Slab Form
Massa bangunan memusat dengan bentuk sirkulasi berupa
hall atau ruang perantara.
9
Gambar 2.2 Bentuk Slab Form
Sumber, Francis D.K. Ching, 1991
3) Variant Form
Penggabungan antara tower form dan slab form
Denah Potongan
10
b) Koridor di tengah bangunan (double loaded corridor)
pada sistem slab blok.
Denah Potongan
Denah Potongan
2) Sistem Tower
Koridor terpusat di tengah-tengah bangunan pada sistem
tower
11
Denah Potongan
12
3) Apartemen Triplex, satu unit hunian menempati tiga lantai
13
b) Sewa Beli
Uang sewa berfungsi sebagai angsuran pembelian, bila
angsuran telah memenuhi harga yang ditetapkan, maka
bangunan menjadi milik penghuni.
c) Sistem Kontrak
Penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai
dengan persetujuan, bila masa kontrak telah berakhir,
dapat dilakukan perjanjian baru sesuai dengan
kesepakatan bersama.
2) Sistem Koperasi (Cooperative)
Pada sistem ini, penghuni merupakan pemilik. Penghuni
secara formal diberi hak untuk menempati apartemen dan
disertai fasilitas yang lengkap dan memadai.
3) Sistem Kondominium
Sistem ini memungkinkan penghuni memiliki unit
apartemen yang ditempatinya di bawah hipotika yang
terpisah. Sedangkan ruang-ruang umum seperti lobby,
koridor, dan taman dimiliki secara bersama. Selanjutnya
menjual atau menyewakan kepada pihak lain.
g. Berdasarkan Peruntukan
1) Apartemen untuk Instansi Swasta
Apartemen ini di bangun oleh pihak swasta sebagai
fasilitas hunian bagi karyawannya
2) Apartemen untuk Instansi Pemerintah
Apartemen ini diperuntukkan untuk para pegawai
pemerintah dengan standar perencanaan tergantung pada
sosial ekonomi pegawai tersebut
3) Apartemen untuk disewakan
Apartemen yang di bangun dan diusahakan oleh badan
swasta yang bekerja sama dengan pemerintah dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari tiap hunian
14
yang disewakan. Pengelolaan bangunan tetap dilakukan
dan menjadi tanggung jawab pemilik atau pengelola.
4) Apartemen untuk di jual
Apartemen ini mempunyai kesamaan dengan apartemen
untuk disewakan, namun perbedaannya adalah dalam hal
kepemilikannya dan pengelolaan bangunan, di mana
setelah memiliki, pengelolaan dan pemeliharaan bangunan
menjadi tanggung jawab penghuni.
3. Pengelolaan Apartemen
Pengelolaan apartemen dilakukan oleh manajemen properti
meliputi pemasaran, persyaratan sewa kontrak, penagihan harga
sewa, perawatan gedung dan pelayanan kepada penghuni serta
kegiatan administrasi. Untuk mendapatkan pemeliharaan dan
pelayanan yang optimal, maka di bentuk satu pengelola yang
terdiri dari:
a. Pimpinan dan Pengurus Administrasi
b. Bagian Mekanikal dan Elektrikal
c. Bagian Kebersihan dan Keamanan
Dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Manager dan administrasi mengkoordinir berlangsungnya
seluruh kegiatan, kepegawaian dan tata usaha.
2) Penerangan (reception) menerima pesan pengaduan dan
memberikan informasi kepada pemakai apartemen
tersebut
3) Bagian mekanikal dan elektrikal bertanggung jawab
memelihara dan memperbaiki segala masalah bangunan
dan utilitasnya.
4) Pelayanan (cleaning service) membantu dalam bidang
kerumah tanggaan
15
5) Bagian keamanan yang bertugas menjaga keamanan baik
terhadap lingkungan luar tapak maupun ruang dalam
bangunan dan antar unit hunian apartemen.
PIMPINAN
MANAGER + SEKRETARIS
WAKIL MANAGER
ADMINISTRASI
16
1) Hak Pemilik Satuan Apartemen
Adapun hak-hak setiap pemilik apartemen, yaitu:
a) Hak untuk mendiami sendiri atau menyewakan
b) Menggunakan hak milik untuk memperoleh fasilitas
kredit kepemilikan satuan apartemen atau kredit lain.
c) Memindahkan HMSRS (Hak Milik Satuan Rumah
Susun) kepada pihak lain dalam bentuk jual beli, tukar
menukar, hibah, dan lain-lain
d) Mewariskan HMSRS (Hak Milik Satuan Rumah Susun)
kepada ahli waris,
e) Memanfaatkan apartemen dan lingkungannya,
termasuk bagian bersama, benda bersama, dan tanah
bersama secara tertib dan aman.
f) Mendapatkan perlindungan sesuai dengan AD/ART
perhimpunan penghuni
2) Kewajiban Pemilik Apartemen (Majalah Properti Indonesia,
no.38, Maret 1997)
a) Membayar biaya pemeliharaan (service charge)
Service charge adalah tanggung jawab pemilik, kecuali
bila pemilik mengalihkan tanggung tanggung jawab
kepada penghuni. Biaya pemeliharaan ini biasanya
termasuk biaya karyawan dan biaya administratif badan
pengelola, biaya pemakaian, perawatan dan perbaikan
hak bersama.
b) Membayar biaya utiitas umum (utility charge)
Utility charge ditanggung bersama oleh seluruh
pemilik/penghuni berdasarkan NIP (Nomor Induk
Penghuni) satuan apartemen masing-masing dan
dibayar setiap bulan. Utility charge biasanya disimpan
dalam bentuk tabungan atas nama perhimpunan
17
penghuni. Pengeluaran dananya dilakukan berdasarkan
anggaran yang telah ditetapkan.
c) Mengasuransikan satuan apartemen
Biasanya seluruh bangunan apartemen beserta
bendanya telah diasuransikan oleh pengembang/
perhimpunan penghuni. Jadi yang dianjurkan untuk
diasuransikan adalah harta benda/milik pribadi.
d) Melaksanakan tata tertib dalam apartemen
Konsentrasi manusia yang semakin tinggi di atas lahan,
bangunan dan fasilitas bersama yang serba terbatas,
menyebabkan pergesekan antar penghuni
kemungkinan terjadi. Mulai dari bagaimana
memasukkan dan mengeluarkan barang, menggunakan
tangga/lift, membuang sampah, menjemur pakaian,
menggunakan fasilitas yang tersedia, menerima tamu,
mengadakan pesta, menghadapi kematian, sampai
kegiatan darurat lainnya. Jadi untuk memaksimalkan
keamanan, kenyamanan, dan gaya hidup penghuni,
sangat dianjurkan untuk mempelajari dan
melaksanakan sebaik-baiknya semua tata tertib.
3) Larangan Bagi Pemilik/Penghuni Satuan Apartemen
a) Melakukan perbuatan yang membahayakan
kenyamanan, ketertiban, dan keselamatan penghuni
lain, bangunan, dan lingkungannya.
b) Mengubah bentuk/menambah bangunan di luar satuan
apartemen yang dimiliki tanpa persetujuan
perhimpunan penghuni.
4) Sangsi dan Denda
Setiap penyalahgunaan hak, atau tidak memenuhi
kewajiban, atau melanggar larangan dapat dikenakan
sangsi sesuai ketentuan yang berlaku. Perhimpunan
18
penghuni akan menetapkan sanksi/denda terhadap
penghuni sesuai UU No.16/1985 dan PP No. 4/1988
berupa sanksi atau denda setinggi-tingginya
Rp.1.000.000,00
19
6. Fasilitas Penunjang Di Dalam Apartemen (Indonesia
Apartement, 2007)
Fasilitas pendukung dari suatu apartemen adalah fasilitas
tambahan yang diberikan oleh pihak pengelola untuk memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi penyewa atau penghuni, baik
secara membayar ataupun tanpa dipungut biaya tambahan untuk
fasilitas yang digunakan tersebut.
Secara umum, fasilitas pendukung dari suatu apartemen
dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas olahraga dan rekreasi yang biasa terdapat pada
apartemen dengan standar internasional adalah:
1) Out door , kolam renang, tennis court, jogging track, taman
dan lain-lain.
2) In door, fitness, health center, squash dan lain-lain.
b. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan lebih merupakan sarana untuk
pertolongan pertama, seperti klinik dan apotik.
c. Fasilitas Perbelanjaan
Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penghuni, fasilitas perbelanjaan juga mempunyai fungsi dalam
interaksi sosial penghuni. Fasilitas perbelanjaan seperti,
minimarket, perbelanjaan kebutuhan sehari-hari dan lain-lain
sebagainya.
d. Fasilitas Restoran
Fasilitas ini disesuaikan dengan calon penyewa yang akan
dituju. Tempat makan yang disediakan juga berbeda-beda
seperti, cafe, warkop, restoran internasional, restoran
masakan lokal dan lain-lain.
20
e. Fasilitas Ruang Serbaguna
Fasilitas ini digunakan untuk kepentingan tertentu penghuni,
pihak pengelola pun dapat menggunakannya dalam acara
insidential yang juga berfungsi sebagai sarana interaksi sosial
antara penghuni dan pengelola.
f. Fasilitas Laundry
Di dalam apartemen penghuni dapat mencuci sendiri jika
disediakan ruang laundry pada masing-masing unit hunian,
tetapi dapat pula menyerahkannya kepada pihak laundry yang
disediakan pengelola dengan memberikan biaya tambahan.
21
membebaskan pemilik untuk menyewakan dengan harga
berapa pun yang dianggap sesuai.
Konsep apartemen penghuni pemilik memberi para
pemilik apartemen suatu cara untuk membebaskan diri dari
pembatasan pengendalian sewa. Mereka mengubah unit-unit
sewa menjadi kondominium dan memberi pilihan kepada para
penghuni untuk membelinya atau meninggalkannya.
Dampak dari sarana ini pada golongan kurang beruntung,
terutama orang usia lanjut, sangat merugikan. Harga beli dan
pemeliharaan meningkat jauh di atas kemampuan mereka.
Sekali lagi terdapat tekanan pada pemerintah untuk
menerapkan peraturan yang melindungi penyewa baik dari
penipuan atau dipaksa menempati akomodasi yang tidak
diinginkan.
2. Aspek Sosial
a. Apartemen Sebagai Kebutuhan di Kota Besar
Sebagai salah satu upaya mengantisipasi akan
pemenuhan kebutuhan perumahan (papan) terutama di kota-
kota besar, maka pemerintah memerlukan kebijakan untuk
pembangunan model baru yaitu pembangunan ke arah vertikal
dengan tetap bertahan di pusat kota. Jenis bangunan ini
berupa rumah susun/apartemen/kondominium.
Kebutuhan akan apartemen di kota besar ini berlaku
mengingat permasalahan utama yang di hadapi dalam
penyediaan sarana pemukiman bagi penduduk di kota besar
adalah luas tanah bertambah bahkan semakin hari tanah yang
tersedia semakin berkurang. sementara itu jumlah penduduk
perkotaan di Indonesia terus meningkat.
Pemerintah telah mengeluarkan UU No. 16 tahun 1985
tentang apartemen Undang-Undang Rumah Susun (UURS).
Undang-undang tersebut kemudian dilengkapi dengan
22
beberapa peraturan pelaksanaan yaitu, Peraturan pemerintah
No. 4 tahun 1988, tentang bentuk dan tata cara pengisian
serta pendaftaran Akta Pertahan Nasional No. 4 tahun 1989
tentang bentuk dan tata cara pembuatan buku tanah serta
Penerbitan Sertifikat Hak Milik atas Satuan Apartemen .
Tujuan pembangunan Rusun di Indonesia diantaranya
adalah meningkatkan daya guna tanah di daerah perkotaan
dengan memperhatikan lingkungan pemukiman yang lengkap,
serasi dan seimbang.
Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam penerapan
apartemen sebagai sarana hunian di Indonesia menyangkut
aspek sosial, ekonomi, teknologi, antara lain :
1) Kesangggupan orang untuk tinggal jauh dari permukaan
tanah
2) Manusia masih senang tinggal di dalam rumah tinggal
biasa karena merasa privasinya lebih terjamin.
3) Sesuai dengan sifat masyarakat agraris, keinginan untuk
memiliki tanah dengan rumah sudah melembaga dalam
masyarakat Indonesia.
4) Pola hidup yang masih memerlukan penyesuaian untuk
tinggal di apartemen, kebiasaan-kebiasaan, cara
memasak, jumlah anggota keluarga yang umumnya besar,
sering menampung sanak saudara dan kerabat, perlu
disesuaikan kembali dalam bangunan hunian bertingkat
yang tidak mungkin untuk menampung semua kebiasaan
tersebut.
5) Apartemen kurang memberi kesempatan bagi penghuni
untuk mencari penghasilan tambahan pada unit
kediamannya.
6) Biaya pembangunan apartemen masih tinggi dibandingkan
dengan rumah bertingkat. Bangunan apartemen menuntut
23
teknologi pembangunan yang lebih tinggi serta perhitungan
ekonomi yang lebih teliti.
7) Belum adanya kepastian hukum yang jelas tentang
pengadaan dan kepemilikan rumah vertikal di Indonesia.
Hal ini disebabkan antara lain :
1) Semakin majunya tingkat pendidikan kehidupan
masyarakat yang sedikit banyak mempengaruhi pola pikir
dan pola hidup masyarakat.
2) Semakin sulitnya mencari tempat tinggal biasa.
3) Sulitnya mendapatkan danah guna kepemilikan tanah .
Bagi penghuni berpenghasilan menengah ke atas, masalah-
masalah yang umum dikeluarkan adalah :
1) Parkir dan garasi
2) Kurangnya fasilitas bersama dan fasilitas lingkungan
3) Konflik-konflik sosial
Untuk saat ini perumahan vertikal akan lebih cepat
diperuntukkan bagi masyarakat golongan menengah ke atas
yang sudah lebih maju struktur kebudayaannya dan lebih siap
untuk tinggal di jenis hunian seperti apartemen ini.
b. Apartemen dan Pengaruh Lingkungan Perkotaan
Banyak arsitek maupun perencana kota yang percaya
bahwa supaya bisa diperoleh suatu pusat perkotaan yang
nyata, harus ada perubahan dalam skala vertikal bangunan.
Pada umumnya bangunan perumahan bertingkat
mempunyai lebih dari tiga lantai, tetapi seringkali tidak kurang
dari lima lantai bila ada elevator. Namun dalam prakteknya
tingkat tinggi berarti bangunan-bangunan dengan jumlah lantai
antara sepuluh sampai lima puluh lantai.
Hal-hal positif dapat mempengaruhi lingkungan perkotaan
bila membangun hunian dengan sistem vertikal adalah:
24
1) Dapat menampung penduduk dengan kepadatan tinggi,
tetapi masih memenuhi standar kriteria yang nyaman dan
aman.
2) Pemanfaatan tanah yang strategis di pusat kota secara
efektif.
3) Tidak mengurangi ruang terbuka dalam jumlah besar.
4) Mengurangi volume transportasi sehingga mengurangi
tingkat kemacetan lalu lintas.
Bila ditinjau secara keseluruhan kota, maka pembangunan
hunian dengan sistem vertikal lebih ekonomis dibandingkan
dengan sistem hunian horizontal diperlukan biaya yang tinggi
untuk investasi infrastruktur, antara lain jaringan air minum,
drainase, sanitasi, jaringan listrik, jaringan telepon dan gas.
25
Daerah tropis dapat dibagi dalam dua kelompok iklim utama
yaitu tropis basah dan tropis kering yang masing-masing amat
berbeda. Indonesia termasuk dalam tropika basah atau daerah
hangat lembab yang ditandai oleh kelembaban udara yang relatif
tinggi (pada umumnya di atas 90%), curah hujan yang tinggi,
serta temperatur rata-rata tahunan di ats 18C (biasanya sekitar
23C dan dapat mencapai 38C dalam musim kemarau).
Perbedaan antara musim hamper tidak ada, kecuali periode
sedikit hujan dan banyak hujan yang disertai angin keras. Lebih
khusus lagi, Indonesia termasuk dalam daerah sekunder hutan
hujan tropis (tropis-lembab) dengan gambaran sebagai berikut:
a. Lansekap, daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran
rendah.
b. Permukaan Tanah, Lansekap hijau, warna tanah biasanya
merah atau coklat.
c. Vegetasi, lebat, spesiesnya bermacam-macam, semak
belukar, pohon-pohon tinggi (rimba dan hutan bakau)
d. Musim, perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, dan lembab
sampai basah. Bulan terdingin, panas sedang dan lembab
sampai basah.
e. Kondisi awan, berawan dan berkabut sepanjang tahun.
Terang, bila awan sedikit, (awan kumulus putih) dan matahari
tertutup, abu-abu suram awan tebal, jenis awan selalu
bertukar, lapisan awan 60-90%
f. Radiasi matahari dan panas, radiasi matahari langsung
dengan intensitas sedang sampai tinggi. Radiasi terdifusi
melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari langsung
pada tanah sedikit. Tanah menyerap banyak panas.
g. Temperatur/suhu, temperatur maksimum rata-rata tahunan
30,5C, pengecualian di atas 32C, sedang pada daerah
khatulistiwa selama musim kering mencapai 33C dan pada
26
musim hujan 30C, bias turun sampai 26C. Fluktuasi harian
dan tahunan relatif kecil, sekitar 3-5,5C.
h. Prespitasi, curah hujan tahunan di atas 2000 mm, maksimum
5000 mm, dalam musim hujan mencapai 500 mm setiap bulan
sedangkan daerah khatulistiwa, hujan turun biasanya setelah
tengah hari dan pagi hari sering berkabut.
i. Kelembaban udara, kelembaban absolut (tekanan uap) tinggi,
25-30 mm. kelembaban relatif 55-100%, biasanya di atas 75%
j. Gerakan udara, lambat, terutama di daerah hutan rimba,
bertambah cepat bila turun hujan, sampai kekuatan angin 6
atau lebih. Biasanya terdapat satu atau dua arah angin utama.
27
dari khatulistiwa, semakin panjang waktu remangnya.
Cahaya siang bermula dan berakhir bila matahari berada
sekitar 18 di bawah garis horizon.
2) Intensitas Radiasi
Intensitas radiasi matahari ditentukan oleh energi radiasi
absolut, hiangnya energi pada atmosfir, sudut jatuh pada
bidang yang disinari, penyebaran radiasi.
3) Sudut Jatuh
Sudut jatuh ditentukan oleh posisi relatif matahari dan
tempat pengamatan di bumi serta tergantung pada : sudut
ilntang geografis tempat pengamatan, musim, lama
penyinaran harian, yang ditentukan oleh garis bujur
geografis tempat pengamatan.
Studi yang tepat menggunakan sudut jatuh sinar matahari
sangat diperlukan, karena hanya ini pelindung cahaya dna
orientasi bangunan dapat ditentukan dengan benar dan
menguntungkan.
Sudut jatuh cahaya matahari dapat ditentukan melalui;
pengamatan langsung, perhitungan matematis,
penggambaran grafis.
b. Temperatur
Temperatur Efektif (TE) didefinisikan sebagai temperatur
dari udara jenuh dalam dalam keadaan diam atau mendekati
diam ( 0,1 m/detik) yang dlaam hal ini tidak ada radiasi panas
akan memberikan perasaan kenyamanan termal yang sama
dengan kondisi udara yang di maksud. Jadi konsep
temperatur efektif adalah berdasarkan anggapan bahwa
kombinasi-kombinasi tertentu dari temperatur udara,
kelembaban udara dan kecepatan udara dapat menimbulkan
kondisi termal yang sama (van straaten 1967).
28
Untuk lebih menjelaskan mengenai hal yang yang
diberikan contoh beberapa kondisi udara yang diarasakan
memberikan kenyamanan termal yang sama meskipun
temperatur, kelembaban udara dan kecepatan udara yang
berbeda.
Tabel 2.1 Temperatur Efektif
Ketinggian Kecepatan Angin (m/detik)
(m) (1) (2)
27 100 0,1
29 70 0,2
31 40 0,4
32 30 0,6
33 27 1,0
Sumber : Bangunan Indonesia dengan iklim tropis lembab ditinjau dari aspek
fisika bangunan (Soegijanto)
29
harian terjadi antara garis lintang 30 dan 45. Tetapi untuk
nilai rata-rata, berpengaruh juga musim dingin yang dingin,
sehingga penyinaran tahunan tertinggi berada sekitar garis
lintang 15.
2) Atmosfir
Sebagian radiasi matahari hilang sewaktu menembus
atmosfir bumi. Kehilangan terkecil terjadi bila cahaya
matahari jatuh tegak lurus ke bumi, yakni di sekitar
khatulistiwa
3) Daratan dan Air
Bidang daratan menjadi panas dua kali lebih cepat
daripada bidang air dengan luas yang sama. Bidang air
kehilangan sebagian energi panasnya karena penguapan.
Karena temperatur udara sebagian besar ditentukan oleh
sentuhan udara dengan permukaan tanah, maka terjadilah
temperatur sedang dalam kelembaban yang tinggi. Suatu
gejala yang dikenal adalah bahwa pada garis lintang yang
sama dan waktu musim panas yang sama, temperatur
terendah terjadi di atas permukaan air dan permukaan
tertinggi di atas benua, dalam musim dingin terjadi
kebalikannya.
30
matahari terbit disebebkan oleh penyerapan radiasi pada
langit. Sebanyak 43% radiasi matahari dipantulkan kembali,
57% diserap, yaitu 14% oleh atmosfer dan 43% oleh
permukaan bumi. Sebagian besar radiasi yang diserap ini
dipantulkan kembali ke udara, terutama setelah matahari
terbenam, sejauh kondisi-kondisi atmosfir mengizinkan
(awan).
Persyaratan-persyaratan panas di dalam suatu konstruksi
terutama tegantung pada pertukaran panas antara dinding-
dinding luar dan daerah di dekatnya, sedangkan penyinaran
langsung dari sebuah dinding tergantung pada orientasinya
terhadap matahari.
Di daerah tropis, fasade timur dan barat paling banyak terkena
radiasi matahari. Tetapi radiasi tidak langsung dapaat
berpengaruh dari gejala arah pada fasade atau bagian
bangunan disebabkan oleh awan yang meneutupi langit.
Bagian dari radiasi panas atau radiasi matahari yang tidak
dapat dipantulkan oleh sebuah bahan, tetapi diserap, akan
memanaskan bahan ini. Pada sebuah bangunan, panas yang
diterima ini akan akan mendesak ke dalam ruangan melalui
atap dan dinding jika tidak dicegah. Gerakan udara pada
permukaannya, secara alamiah atau buatan, akan membantu
pengurangan panas.
Terlepas dari semua ini, pada kenyataannya bagian-bagian
bangunan mengalami perubahan-perubahan temperatur yang
snagat tinggi pada siang hari, yang disebabkan oleh radiasi
matahari. Perbedaan temperatur sebesar 40 - 50C dapat
terjadi dalam waktu yang sangat singkat jika hujan tiba-tiba
turun dan mendinginkan permukaan yang terkena cahaya
matahari. Pada peralihan siang dan malam juga terjadi gejala-
gejala yang sama. Karena itu konstruksi sambungan-
31
sambungan harus sangat diperhatikan ; jika memungkinkan,
sambungan-sambungan ini sebaiknya dapat terlihat.
c. Kelembaban Udara
Kadar kelembaban udara, berbeda dengan unsur-unsur
yang lain, dapat mengalami fluktuasi yang tinggi dan
tergantung pada perubahan temperatur udara. Semakin tinggi
temperatur, semakin tinggi pula kemampuan udara untuk
menyerap air. Kelembaban absolute adalah kadar air dari
udara, dinyatakan dalam gram per kilogram udara kering.
Cara yang lebih banyak digunakan adalah dengan mengukur
tekanan yang ada pada udara Kilo-Pascal (Kpa). Ini umumnya
disebut sebagai Tekanan Uap Air.
Kelembaban relatif menunjukkan perbandingan antara
tekanan uap air yang ada terhadap tekanan uap air maksimum
yang mungkin (derajat kejenuhan) dalam kondisi temperatur
udara tertentu yang dinyatakan dalam persen.
Untuk menilai kecocokan suatu iklim, informasi mengenai
kadar kelembaban udara sangatlah penting. Semakin tinggi
kadarnya, semakin sukar iklim tersebut ditoleransi.
Peningkatan ini terjadi oleh kombinasi antara temperatur
tinggi.
d. Presipitasi
Presipistasi terjadi oleh kondensasi atau sublimasi uap air.
Presipitasi jatuh berupa hujan, hujan gerimis, hujan es, atau
hujan salju, sedangkan dipermukaan bumi terbentuk embun
atau embun beku. Di daerah tropis presipitasi pada umumnya
turun selama musim hujan, yang di khatulistiwa terjadi terjadi
dua kali setahun. Presipitasi di daerah tropis menjadi intensif,
bila awan bergerak vertikal ke ketinggian yang memiliki
temperature di bawah 0C. Di sini terbentuk inti kondensasi
dalam bentuk Kristal es.
32
Hujan tropis biasa tiba-tiba turun dengan intensitas yang
sangat tinggi dan biasanya jumlah air yang datang dengan
tiba-tiba itu selalu menimbulkan bahaya banjir karena air
mencari jalannya sendiri. Kekuatan aliran air dpat juga
menyebabkan erosi tanah, meruska jalan, lapangan dan
pondasi bangunan. Dalam kasus yang ekstrim, air dapat
membongkar pondasi dan merobohkan bangunan.
e. Arah dan Gaya Angin
Gerakan udara terjadi yang disebabkan oleh pemanasan
lapisan-lapisan udara yang berbeda-beda. Skalanya berkisar
mulai dari angin sepoi-sepoi sampai angin topan, yakni
kekuatan angin 0 sampai 12 (skala beaufort). Gerakan udara
di dekat permukaan dapat bersifat sangat berbeda dengan
gerakan di tempat yang tinggi. Semakin kasar permukaan
yang dilalui, semakin tebal lapisan udara yang tertinggal diam
di dasar dan menghasilkan perubahan pada arah serta
kecepatan gerkan udara. Dengan demikian bentuk bentuk
topografi yang berbukit, vegetasi dan tentunya bangunan
dapat menghambat atau membelokkan gerakan udara.
Penelitian di kota-kota besar menunjukkan bahwa
kecepatan angin di permukaan jalan rata-rata hanya sepertiga
dari kecepatan pada daerah terbuka. Bangunan tinggi memiliki
pengedaran yang lebih baik pada bagian sebelah atas, karena
disini intensitas gerakan udara lebih besar daripada di lantai.
Gerakan udara merupakan faktor perencanaan yang
penting karena sangat memperngaruhi kondisi iklim, baik
untuk setiap rumah maupun seluruh kota. Gerakan udara
menimbulkan pelepasan panas dari permukaan kulit oleh
penguapan. Semakin besar kecepatan udara, semakin besar
panas yang hilang. Tetapi ini hanya terjadi selama temperatur
udara lebih rendah daripada temperatur kulit. Jika tidak begitu
33
maka akan terjadi kebalikannya, yaitu pemanasan tubuh,
karena efek pendinginan tidak mencukupi.
Jadi arah angin sangat menentukan orientasi bangunan.
Jika di daerah lembab diperlukan sirkulasi udara yang terus
menerus, di daerah kering orang cenderung membiarkan
sirkulasi udara hanya pada waktu dingin atau malam hari.
Karena itu di daerah tropika basah, dinding-dinding luar
sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar
daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan. Sedangkan di-
daerah kering, lubang cahaya biasanya dibuat lebih kecil
daripada yang diperlukan.
34
yang luas, orientasi ini lebih merugikan lagi karena
kesilauan yang diakibatkan matahari rendah dan tidak dapat
diterima.
2) Arah dan kekuatan angin
Arah dan kekuatan angin adalah besaran yang variabel
meskipun terdapat catatan dan pengalaman terdahulu
teteap tidak dapat diketahui dengan tepat. Karena itu untuk
setiap bangunan, sebelum perencanaan dimulai, dianjurkan
untuk melakukan penyelidikan apakah lingkungannya
terbuka atau tidak, bagaimana letak dan bentuk-bentuk
bangunan yang ada di sekitarnya, apakah ada lorong atau
penghambat angin dan lain-lain. Data metereologis hanya
dapat memberikan gambaran umum, yang lebih
menentukan adalah kondisi-kondisi iklim mikro di lokasi
bangunan yang dipengaruh oleh lingkungannya.
3) Topografi
Pemanasan tanah dan intensitas pemantulan dapat
dikurangi dengan pemilihan lokasi yang sudut miringnya
sekecil mungkin terhadap cahaya matahari. Tetapi
pengubahan topografi yang ada, sehingga perbaikan iklim
ini hanya dapat dilakukan pada pemilihan lokasi bangunan
sifat permukaan di dekat bangunan sangat mempengaruhi
iklim mikro
b. Ventilasi Silang
Ventilasi silang merupakan faktor yang sangat penting bagi
kenyamanan ruangan, karena itu untuk daerah tropika-basah,
posisi bangunan yang melintang terhadap arah angin utama
lebih penting dibandingkan dengan perlindungan terhadap
radiasi matahari. Orientasi terbaik adalah posisi yang
memungkinkan terjadinya ventilasi silang selama mungkin bila
mungkin 24 jam tanpa bantuan peralatan mekanis.
35
Pengudaraan ruangan yang berlanjut di daerah tropis
berfungsi terutama untuk memperbaiki iklim ruangan. Udara
yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik, karena
dengan penyegaran yang baik terjadi akibat proses
penguapan, yan berarti penurunan temperatur pada kulit.
Udara lembab yang tidak jenuh menyentuh tubuh, kelembaban
kulit (keringat) berkurang, dan tubuh merasakan pendinginan.
Meningkatnya kelembaban udara (udara luar,, atau udara di
dalam ruangan karena berkumpulnya manusia) dapat
dikombinasikan dengan penambahan kecepatan udara.
Tujuan perencanaan adalah mendapatkan aliran udara
yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya. Ada berbagai
kemungkinan, tetapi kesulitannya terutama terletak pada
kenyataan bahwa udara yang bergerak tidak mudah berubah
arah dan tidak mencari jalan terpendek antara lobang masuk
dan keluar.
Yang penting untuk pengarahan udara adalah lobang
masuknya dan kondisi-kondisi tekanan udara pada dinding
luar. Misalnya letak jendela yang tidak menguntungkan biasa
sangat mengganggu aliran udara di dalam ruangan. Di pihak
lain, dengan tindakan yang tepat, udara dapat diarahkan sesuai
dengan keinginan. Aliran udara sebaiknya terbentuk pada
tempat-tempat di mana manusia berada, artinya di ruang
keluarga pada ketinggian duduk dan berdiri, di ruang tidur atau
ketinggian berbaring.
Kecepatan udara di dalam ruangan dapat dirtingkatkan bila
lobang keluar lebih besar dari lobang masuk udara. Efek ini
dikenal dari aerodinamika. Singkatnya untuk pencapai
pendinginan yang efektif, lubang masuk udara harus dirancang
dan ditempatkan berdasarkan arah arus udara di dalam lubang
36
masuk keluarnya udara di atas, sehingga diperoleh pengaliran
alamiah yang dapat dikontrol.
Sistem pengudaraan juga harus berfungsi pada periode
angin keras, karena itu selama musim hujan yang dingin, di
mana angin keras ini sering timbul, pengudaraan ini harus
dapat ditahan tanpa kehilangan fungsinya.
Syarat untuk ventilasi silang yang baik adalah angin
mencapai bangunan dengan arah yang menguntungkan.
c. Perlindungan Matahari
Di daerah tropis, perlindungan terhadap matahari sangat
penting. Manusia sendiri melindungi dirinya sebaik mungkin
dengan topi, payung, kain dan lain-lain. Tetapi untuk rumah
diperlukan tindakan yang lebih efektif.
Penggunaaan pelindung matahari yang sama pada
keempat fasade sama sekali tidak memiliki alasan yang tepat,
meskipun sering dipraktekkan atas dasar bentuk. Efek terbesar
akan tercapai bila untuk setiap sisi bangunan diperhitungkan
sesuai dengan sudut jatuh cahaya matahari (Ilmu Fisika
Bangunan, Google Books) di mana dalam sun path diagram
kita dapat mengetahui posisi matahari berdasarkan tanggal,
bulan dan waktu siang hari untuk mendapatkan besarnya sudut
ketinggian matahari atau biasa disebut sebagai altitude,
dengan besaran sudut berkisar 0 hingga 90. Seperti
contohnya bila sebuah kota yang berada di- atas lintasan
khatulistiwa atau berada tepat di atas jalur ekuator, maka garis
lintang matahari berada pada 0. Sudut jatuh sinar matahari
(tinggi matahari mempengaruhi panas yang diterima
dipermukaan bumi secara ganda. Pertama, bila sinar matahari
membentuk sudut <90 dengan permukaan bumi, jumlah sinar
matahari yang diterima suatu luasan permukaan bumi lebih
sedikit daripada daripada jumlah sinar matahari yang diterima
37
permukaan bumi yang sinar mataharinya tegak lurus. Kedua,
jarak tempuh sinar matahari melintasi atmosfir makin panjang
dengan mengecilnya sudut jatuh matahari, dan dengan
demikian memperkecil jumlah energi panas yang diterima
permukaan bumi dan tuntutan-tuntutan individual lainnya.
Perlindungan terhadap matahari dapat dilakukan dengan :
1) Vegetasi
2) Elemen bangunan horizontal yang tidak tembus cahaya
3) Elemen bangunan vertikal yang tidak tembus cahaya
4) Kaca pelindung matahari
Pemanfaatan pohon dan semak belukar merupakan cara
paling sederhana untuk melindungi bangunan atau bagian
bangunan dari cahaya matahari, tetapi ini hanya berlaku untuk
bangunan rendah.
Makin dekat sebuah bangunan pada khatulistiwa, di mana
matahari hampir vertikal di atas kepala, makin mudah
melindungi fasade utara dan selatannya. Pada lokasi ini,
tritisan atap yang kecil sudah cukup untuk melindungi bidang
dinding yang luas. Perlindungan matahari lebih sulit, untuk
semua daerah, karena elemen vertikal harus ditempatkan
tegak lurus terhadap matahari, sehingga pandangan keluar
terbatas. Untuk ini, penyelidikan terbaik adalah elemen
pelindung yang dapat digerakkan, selain itu dengan terdapat
kemungkinan untuk mengatur pencahayaan fasade, yang
berarti penerimaan energi panas, untuk daerah tropis dengan
periode dingin.
Kedua jenis utama, yaitu elemen vertikal dan horizontal
dapat dibuat, dikombinasikan dan disusun dalam bermacam-
macam bentuk, yang praktis dan tidak terbatas. Tetapi tidak
boleh dilupakan bahwa elemen pelindung matahari harus
memenuhi sebuah fungsi tertentu dan permainan bentuk dapat
38
mempengaruhi efektifitasnya. Harus ditegaskan juga bahwa
setiap pelindung matahari hanya akan memenuhi fungsinya
secara efektif bila ditempatkan diluar bangunan artinya di
depan kaca tidak ada gunanya, kecuali sebagai pelindung
kesilauan.
Jika sebuah bidang telah dilindungi terhadap cahaya
matahari, tidak berarti semua persoalan telah selesai. Radiasi
difusi dan radiasi lain yang dilepaskan oleh tirai matahari masih
tetap ada. Terhadap difusi tidak banyak yang dapat dilakukan,
karena datang dari segala arah. Radiasi yang dipantulkan oleh
tirai, tergantung pada bahannya, tidak terlalu panas dan
setelah pencahayaan matahari berakhir sangat cepat
menghilang. Tirai ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak ada pantulan langsung yang mengenai bangunan.
Penempatan yang salah dapat mengakibatkan di satu pihak
terjadi pemantulan radiasi matahari langsung pada bangunan,
terutama pada bidang kaca, dipihak lain terjadi radiasi tidak
langsung oleh elemen yang telah menjadi panas yang
terbentuk di dalam ruangan sempit antara tirai dan fasade di
luar bangunan dapat tersalur dengan cepat. Elemen pelindung
matahari yang berada di atasnya sebisa mungkin tidak ikut
menjadi panas.
d. Penyimpanan dan Penghambatan Panas
Semua tindakan yang tepat untuk penyejukan udara
ruangan dengan cara alamiah biasa gagal akibat pemilihan
bahan yang salah. Bahan penghambat panas murni, seperti
kaca, kaca wol, plastik dan lain-lain, tidak cocok digunakan
untuk bangunan yang memakai ventilasi alamiah. Yang lebih
baik adalah bahan bangunan yang berpori dan dapat
menyalurkan kembali panas yang diterimanya dan panas yang
terbentuk di dalam ruangan.
39
Bahan penghambat panas memiliki kelebihan, yaitu tidak
menyerap panas. Hal ini terutama penting untuk daerah tropika
basah, karena tidak adanya penurunan temperatur pada
malam hari.
Penghambat panas yang angat baik adalah lapisan udara.
Efek penghambatan ini hilang bila udara dapat bersikulasi;
dengan pengendalian yang tepat hal ini dapat menghasilkan
pendinginan, tetapi pada instalasi yang salah terjadi
pemanasan oleh transmisi udara hangat
e. Lansekap/Pertamanan
Seperti banyak faktor lainnya, tanaman dapat menghasilkan
pengaruh yang berbeda terhadap iklim mikro pada daerah
kering dan lembab.
Pertamanan yang terencana dengan baik dapat :
1) Mempengaruhi arah dan kekuatan angin
2) Menyimpan air
3) Menurunkan temperatur
4) Menyamakan perbedaan temperatur
Sehingga menghasilkan sumbangan yang tidak kecil bagi
pengudaraan dengan cara alamiah. Dengan rumput dan
tanaman kecil saja, udara yang bergerak di atasnya dapat
didinginkan.
f. Pemilihan Tapak
Dalam memilih lokasi tapak bangunan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah:
1) Lokasi
Pengaruh lingkungan hidup terhadap prilaku manusia harus
benar-benar diperhatikan pada pemilihan lokasi. Sebaiknya
dipilih lokasi yang memiliki lingkungan yang memungkinkan
adanya pengudaraan silang untuk kenyamanan ruangan.
40
2) Kondisi Tanah
Pada umumnya kondisi tanah dan batuan di daerah tropis
sama dengan di daerah lainnya di belahan dunia, tetapi di
daerah tropis kualitas tanah yang baik dapat berubah
sebaliknya, misalnya erosi yang ditimbulkan oleh naiknya
air permukaan akibat hujan lebat. Hal ini tergantung pada
jenis tanah dan dapat diatasi dengan pemilihan pondasi
yang tepat.
3) Pengembangan Pelayanan
Untuk pengembangan, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
a) Pencapaian lokasi bangunan
b) Pencapaian setelah digunakan
Sistem instalasi pelayanan juga harus diperhatikan,
seperti penyediaan air minum, jaringan listrik dan
pembuangan air limbah karena amat berpengaruh pada
biaya pengembangan.
4) Vegetasi
Vegetasi atau tanaman selain dapat memberi efek
psikologis positif oleh pandangan hidup, juga memberi
perlindungan terhadap:
a) Kesilauan
b) Debu
c) Erosi
d) Panas
e) Angin
Persyaratan khusus untuk lokasi tapak bangunan
terutama untuk menghindari bahaya angin badai dan gempa
bumi, sebab di daerah tropis bahaya angin rebut sering
bersamaan dengan gempa bumi.
41
Tindakan pencegahan terhadap angin badai pada lokasi
tapak bangunan sebaiknya memperhatikan topografi atau
bentuk permukaan permukaan tanah vegetasi yang tidak
menimbulkan efek saluran, sehingga menambah kecepatan
angin dan site sebaiknya di daerah yang tinggi sehingga
terhindar dari banjir jika angin disertai hujan badai serta
bahaya kebakaran, terutama pada arah angin utama.
Sedangkan untuk pencegahan terhadap bahaya tahan
gempa bumi sebaiknya memilih lokasi dengan resiko gempa
kecil berdasarkan daerah gempa (kemungkinannya kecil,
karena lokasi bangunan pada umumnya terlah ditentukan,
tetapi pada prospek besar merupakan aspek ekonomi yang
penting) dan hindari:
1) Bahaya longsor pada tanah miring
2) Bahaya rubuh terhadap bangunan di dekatnya dengan
jarak yang cukup
3) Bahaya bendungan pecah (daerah hilir bangunan)
4) Bahaya runtuh pada daerah yang memungkinkan
runtuhnya jembatan.
g. Material
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih material
adalah:
1) Pengaruh iklim terhadap material
2) Jenis pemakaian yang umum dari bahan yang dipilih untuk
komponen bangunan tertentu
3) Persediaan material di lokasi bangunan, lokasi produksi dan
kemungkinan transportasi
4) Kemungkinan penggantian material dengan bahan lain bila
diperlukan
5) Pengerjaan di lapangan oleh tenaga setempat
6) Ketahanan terhadap tumbuhan dan hewan perusak
42
7) Warna, sifat dan density (kerapatan) bahan serta
penggunaannya dalam bangunan
h. Sistem Struktur
Konstruksi yang digunakan untuk daerah Makassar yang
beriklim tropis-lembab mempunyai ciri khas, yaitu:
1) Ringan
Di daerah tropis lembab, pemnurunan suhu pada malam
hari hanya sedikit sehingga pendinginan oleh emisi panas-
dingin hampir tidak mungkin terjadi, oleh sebab itu
diutamakan pemakaian bahan-bahan bangunan konstruksi
yang ringan.
2) Terbuka
Radiasi panas yang masuk melalui lubang-lubang atau
panas yang ditimbulkan oleh penghuni dan peralatan dalam
ruangan perlu diatur sirkulasinya dengan ventilasi silang
secara alamiah, artinya diperlukan bukaan yang besar.
Bahkan pada bangunan skala besar harus mempunyai
celah permainan setiap 25 m, bila mungkin sebagai
pemisah bagian-bagian bangunan akibat besarnya gerkan
panas kelembaban.
Ciri khas tersebut dapat dijelaskan pada tiap bagian struktur
sebagai berikut:
a) Dinding
Dinding biasanya hanya berfungsi sebagai pencegah
hujan dan angin (selain fungsi-fungsi lain di luar iklim).
Konstruksi rangka ringan, dengan dinding tipis dan
dilengkapi dengan bukaan yang dapat diberi pelindung
seperti tritisan, daun jendela, jalusi dan lain-lain dan
diberi isolasi panas untuk ruangan yang menggunakan
penyejuk udara.
43
b) Atap
Pada umunya atap bangunan pada bangunan di daerah
tropis-lembab menggunakan atap miring berbentuk
pelana, limasan dengan sistem balok, kaso dan pengikat
atau sistem rangka ruang mengingat curah hujan yang
cukup tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan
dinding (jamur dan lumut) dan silau atau glare pada
interior akibat radiasi matahari. Akan tetapi jika dilihat
dari contoh bangunan-bangunan tropis yang ada dan
untuk membuat olahan bentuk bagian atas bangunan
tinggi yang lebih variatif, atap bangunan cenderung
datar dengan pemecehan yang masing-masing berbeda
pada tiap bangunan.
c) Lantai
Pada dasarnya struktur lantai pada bangunan tinggi
tropis sama dengan bangunan bertingkat umumnya,
hanya saja untuk bentuk denah pada bangunan tropis
mengikutisirkulasi penghawaan alami yang
memanfaatkan tenaga angin sehingga lantai-lantai
tipikal membentuk atrium mengarah vertikal dalam
bangunan
d) Bukaan
Di daerah tropis, bukaan seperti jendela dan pintu
memiliki fungsi yang lebih luas jika dibandingkan dengan
daerah beriklim sedang karena sangat menunjang iklim
mikro di dalam bangunan.
Untuk daerah tropis basah, bukaan angin pada dinding
sebelah atas dan bawah, sebisa mungkin berukuran
besar. Pengamanan yang cukup untuk bidang kaca
yang besar, tebal, dan kualitas kaca yang cukup untuk
menahan tekanan angin.
44
D. Tinjauan Umum Arsitektur Tropis
1. Pengertian Arsitektur Tropis
Arsitektur tropis (Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch) merupakan
salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang
arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada
lokasi di manapun massa bangunan atau kelompok bangunan
berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar yang tropis.
Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas
atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau
memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan adanya perkembangan
konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau
bentuk modern/hitech, biasa disebut dengan bangunan tropis, hal
ini diatasi dengan adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi,
bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan material
modern/hitech yang tidak merusak lingkungan.
Arsitektur tropis meliputi berbagai macam hal yang
menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter
bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap
lingkungannya
Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa
persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan
orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building
orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung
kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sun shading, sun
protection, sun louver, memperhatikan standar pengaruh bukaan
terhadap lingkungan sekitar (window radiation), serta memiliki
karakter atau ciri khas yang mengekspos bangunan sebagai
bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-
warna yang berbeda.
45
Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan
adalah karena kondisi alam iklim tempat manusia berada tidak
selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas
manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu
yang bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktifitas kantor,
misalnya, diperlukan ruang dengan kondisi visual yang baik
dengan intensitas cahaya yang cukup, kondisi termis yang
mendukung dengan suhu udara pada rentang nyaman tertentu
dan kondisi audial dengan intensitas gangguan bunyi rendah
yang tidak mengganggu para pengguna bangunan. Karena cukup
banyak aktifitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat
ketidaksesuaian kondisi iklim luar. Dengan bangunan, diharapkan
iklim luar yang tidak menunjang aktifitas manusia dapat diubah
menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai. Usaha
manusia untuk mengubah iklim luar yang tidak sesuai menjadi
iklim dalam (bangunan) yang sesuai seringkali tidak seluruhnya
tercapai. Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis
seringkali gagal menciptakan kondisi termis yang yang nyaman di
dalam bangunan, pengguna bangunan justru seringkali
merasakan udara yang panas, sehingga kerap mereka lebih
memilih berada di luar bangunan. Pada saat arsitek melakukan
tindakan yang menanggulangi persoalan iklim dalam bangunan
yang dirancangnya, ia secara benar mengartikan bahwa
bangunan adalah alat untuk memodifikasi iklim. Iklim luar yang
tidak sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan aktifitas manusia
dicoba untuk diubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai.
Karya arsitektur yang mereka rancang selalu didasari
pertimbangan untuk memecahkan permasalahan iklim setempat
yang bersuhu rendah. Bangunan dibuat dengan dinding rangkap
yang tebal, dengan penambahan isolasi panas di antara kedua
lapisan dinding sehingga panas di dalam bangunan tidak mudah
46
dirambatkan ke udara luar. Meskipun mereka melakukan tindakan
perancangan guna mengatasi iklim sub-tropis, melainkan sebagai
arsitektur Victorian, Geordian dan Tudor, sementara sebagian
karya yang lain di klasifikasikan sebagai arsitektur modern
(modern architecture), arsitektur pasca-modern (post-modern
architecture), arsitektur modern baru (new modern architecture),
arsitektur teknologi tinggi (hight-tech architecture) dan arsitektur
dekonstruksi (deconstruction architecture).
Kemudian mengapa muncul sebutan arsitektur tropis ?
seolah-olah jenis arsitektur ini sepadan dengan julukan bagi
arsitektur modern, modern baru dan dekonstruksi. Jenis yang
disebut belakangan lebih mengarah pada pemecahan estetika
seperti bentuk, ritme dan hirarki ruang. Sementara arsitektur
tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, adalah karya arsitektur
yang mencoba memecahkan problematik iklim setempat.
Bagaimana problematik iklim tropis tersebut dipecahkan secara
desain atau rancangan arsitektur ? Jawabannya ada banyak.
Seperti halnya yang terjadi pada arsitektur sub-tropis, arsitek
dapat menjawab dengan warna pasca-modern, dekonstruksi
ataupun Hi-Tech, sehingga pemahaman tentang arsitektur tropis
yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak mutlak
lagi. Yang terpenting apakah rancangan tersebut sanggup
mengatasi problematik iklim tropis hujan deras, terik radiasi
matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembapan yang tinggi
(untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang relatif rendah
sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di alam
terbuka, menjadi nyaman di dalam bangunan tropis tersebut.
Bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah
air hujan untuk tidak masuk di dalam bangunan, namum belum
tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam
bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang sangat
47
tepat. Dengan pemahaman semacam ini, kemungkinan bentuk
arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi
sangat terbuka. Dengan pemahaman semacam ini pula, kriteria
arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar bentuk
atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya namun lebih
kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu rendah,
kelembaban relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup,
pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan
terhindar dari terik matahari. Penilaian terhadap baik atau
buruknya sebuah karya arsitektur tropis harus diukur secara
kuantitatif menurut kriteria-kriteria fluktuasi suhu ruang dalam,
fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan
udara, adakah air hujan yang masuk ke dalam bangunan, serta
adakah terik matahari menggangu penghuni dalam bangunan.
Dalam bangunan yang dirancang menurut kriteria seperti ini,
pengguna bangunan dapat merasakan kondisi yang lebih nyaman
dibanding ketika mereka berada di alam luar.
Kekeliruan pemahaman mengenai arsitektur tropis di
Indonesia nampaknya dapat dipahami, karena pengertian
arsitektur tropis sering dicampuradukkan dengan pengertian
arsitektur tradisional di Indonesia, yang memang secara menonjol
selalu dipecahkan secara tropis. Pada masyarakat tradisional,
iklim sebagai bagian dari alam begitu dihormati bahkan
dikeramatkan, sehingga pertimbangan iklim amat menonjol pada
karya arsitektur tersebut. Masyarakat Indonesia cenderung
membayangkan bentuk-bentuk arsitektur tradisional Indonesia
ketika mendengar istilah arsitektur tropis.
Bangunan arsitektur tropis mempunyai ciri-ciri bentuk
bangunan secara umum (Harli Budisetiapraja), seperti :
a. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing ke atas,
walaupun ada pula yang melengkung
48
b. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias
cahaya yang berlebihan
c. Banyak bukaan, baik jendela atau lubang-lubang angin.
d. Banyak menggunakan material alam, seperti kayu, batu,
bambu dan lain-lain
e. Dinding, lantai dan lain-lain biasanya menggunakan warna-
warna alam
f. Tumbuh-tumbuhan, air dan lain-lain yang terdapat disekitar
bangunan sedapat mungkin didesain agar menjadi kesatuan
dengan bangunan
g. Ukuran dan tata ruang bangunan disesuaikan dengan
kebutuhan
h. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami
49
1) Sun Protection
Sun protection adalah suatu bagian yang melindungi atau
menjaga bagian dalam bangunan atau interior, dengan
suatu sistem atau bahan, yang dapat menambah
kenyamanan.
2) Sun Shading
Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari
pada bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya
terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi
bangunan.
c. Window Radiation (radiasi jendela/bukaan)
Window radiation maksudnya pengaruh material atau sistem
pada bukaan atau jendela, baik terhadap lingkungan interior
bangunan, ataupun lingkungan luar/eksterior bangunan.
d. Karakter khusus lain bangunan tropis
Bangunan tropis memiliki suatu sistem penggunaan material
ataupun warna yang berbeda dari bangunan modern lainnya,
hal ini tergantung konsep bangunan, fungsi bangunan, lokasi
site bangunan, serta tujuan bangunan di desain.
50
didapat dari dalam tubuh, panas juga berasal dari luar tubuh,
seperti ketika berjemur di bawah sinar matahari atau ketika
kita berdekatan dengan sumber penghasil panas, tubuh akan
merespon dengan mengeluarkan keringat. Keringat ini
bertugas untuk menjaga keseimbangan suhu pada tubuh
manusia.
c. Matahari dan Proses Perancangan
Ketika matahari merupakan salah satu elemen yang
mempengaruhi kenyamanan manusia, maka peran matahari
dalam proses perancangan bisa menjadi sumber yang
dimanfaatkan sebagai elemen pencahayaan alami namun bias
juga menjadi salah satu elemen yang dihindari karena
mengakibatkan kenaikan suhu dan silau. Hal lain yang perlu
diperhatikan pada bangunan terkait dengan sinar matahari
adalah menentukan perlengkapan penghalang (shading
device), arah sinar matahari dan dampak bayangan gelap
yang dihasilkan
d. Orientasi dan Perencanaan
Perlu diperhatikan ketika membuat suatu perancangan
bangunan membutuhkan data yang akurat mengenai kondisi
site, iklim, arah datangnya sinar matahari dan angin
e. Ventilasi
Pada sebuah perencanaan bangunan diperlukan adanya
ventilasi atau buka-bukaan yang bisa mengontrol aliran udara,
di mana aliran udara tersebut berfungsi supaya ruangan tidak
pengap, ini karena udara dari luar akan mengalirkan udara
panas keluar bangunan. Jumlah dan besarnya ventilasi ada
baiknya juga memperhatikan lingkungan sekitar yang
mengandung banyak oksigen atau malah berdebu
51
f. Lansekap
Fungsi tanaman antara lain: kontrol pandangan, pembatas
fisik, pengendali iklim, pencegah erosi, habitat satwa, dan
fungsi estetika. Dengan memperhatikan tata hijau di suatu
kawasan akan mempengaruhi visualisasi atau pencitraan
terhadap suatu kawasan
g. Perlengkapan Pendingin
Dengan adanya sinar matahari yang datang sepanjang tahun,
maka pada bangunan di daerah iklim tropis membutuhkan
pendinginan ruangan. Pendinginan ruangan dilakukan dengan
cara penguapan, exhaust fan, atau pendinginan dengan ac.
h. Analisis dalam perancangan
Pada iklim tropis dibedakan dengan dua arah yakni iklim
panas dan kering serta iklim panas dan lembab. Kering berarti
jarang terjadi hujan, sedangkan lembab berarti sering terjadi
hujan. Maka dibutuhkan pengetahuan untuk membuat desain
perencanaan bangunan sebagai bentuk respon dari
perbedaan iklim kering dan lembab
52
rancangan dari masing-masing iklim membentuk tipologi bentuk
yang secara umum dikenal dengan arsitektur lokal.
a. Pemilihan Tapak
Secara umum, panas kelembaban tinggi disebabkan adanya
angin dari arah utara dan selatan hemisphere mengumpul dan
naik pada pertemuan permukaan tropis, menyebar kemudian
dingin pada saat bersamaan. Karakteristik antara lain:
1) Kelembapan dan curah hujan tinggi sepanjang tahun
2) Temperatur tinggi sepanjang tahun
3) Temperatur diurnal barvariasi sekitar 8 der Cel
4) Sedikit variasi dalam temperatur
5) Lahan datar dan angin laut mempunyai peranan utama
wilayah pantai
6) Intensitas radiasi matahari bervariatif dengan kondisi
berawan
Dalam memilih tapak atau lahan yang akan digunakan untuk
tempat membangun bangunan yang akan didesain sangat
ditentukan oleh faktor ekonomi, kelayakan dan harga diri
tanah tersebut dan jika pada area pinggiran kota aksebilitas
dan daya dukung infrastruktur. Permasalahan tentang iklim
mikro menjadi penting agar konsumsi energi untuk
pemanasan ataupun pendinginan yang lebih efisien.
Kebutuhan akan rancangan yang mempunyai karakteristik
berkelanjutan terhadap masalah transportasi menuju lokasi.
Dan isu tersebut mengangkat masalah desain arsitektur
bioklimatik yang sangat sensitif Physical Characteristics dari
sebuah site mengenai arah angin dan sinar matahari,
kelayakan dari shelter (keterlindungan) atau permukaan
lahan.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam
memilih lahan yang efektif:
53
1) Menempatkan bangunan untuk mendapatkan manfaat dari
kondisi iklim mikro
2) Pertimbangkan terhadap insolasi dan shelter ketika
pemanasan ruang dibutuhkan
3) Pertimbangkan terhadap aliran udara segar, untuk
pendinginan
4) View (pemandangan), jenis dari langit, dan elemen kultural
dari lingkungannya
b. Insolation
Pembayangan diakibatkan adanya topografi lahan, kondisi
eksisting serta vegetasi. Penataan bangunan dan vegetasi
menjadi faktor yang menentukan dalam mengatur akses sinar
matahari untuk mendapatkan panas. Dengan menempatkan
bangunan yang lebih tinggi berada pada deretan belakang
bangunan lebih rendah maka akan memperbesar peluang
untuk mendapatkan pemanasan terhadap bangunan.
c. Wind
Perimbangan terhadap aspek ini adalah untuk mendapatkan
pembayangan pada situasi panas dan untuk mendapatkan
ventilasi udara segar pada saat pendinginan. Pada kondisi
panas, aliran angin dingin akan meningkatkan proses heat
loss sehingga lingkungan jadi lebih terasa dingin. Aliran angin
tersebut akan bekerja untuk mendinginkan beberapa
permukaan elemen bangunan dan juga meningkatkan infiltrasi
melalui bukaan bangunan. Tanaman sebagai pelindung
(shelter) mempunyai fungsi untuk pembayangan terhadap
bangunan. Namun hal tersebut dapat menjadi masalah untuk
proses aliran angin menuju bangunan. Terlalu banyak dan
padat tanaman yang melindungi bangunan juga akan
mengurangi infiltrasi menuju bangunan. Desain juga harus
54
mempertimbangkan terhadap arah datang aliran angin beserta
jarak antar bangunan dan tanaman sendiri.
Pada kondisi pendinginan, sangat penting untuk mengatur
arah aliran angin dengan menggunkan susunan tanaman
yang terdapat disekitarnya dan juga melalui topografi atau
permukaan tanah.
d. Cooling
Kebutuhan terhadap proses pendinginan pada bagian belahan
Utara dan Selatan berbeda. Pada daerah tropis menuntut
penggunaan bahan yang ringan, termal inersia bangunan
rendah, penggunaan vegetasi, topografi, natural ventilasi,
reduksi terhadap insolasi pada saat kondisi dingin.
Di bagian selatan orientasi Barat dihindari. Sangat sulit untuk
membuat pembayangan sebab altitude rendah saat sore hari
dan temperatur yang sangat tinggi pada siang hari.
e. Bukaan dan Fasade Bangunan
1) Pengudaraan alami
Ada 3 (tiga) prinsip desain yang saling mendukung
terciptanya sistem pengudaraan alami pada bangunan,
yakni penerapan model atap bertingkat, bukaan yang tepat
(seperti letak jendela, lubang ventilasi, klerestori), dan
ruang-ruang ber-void. Simak bagaimana prinsip-prinsip ini
saling bekerja sama.
a) Memakai Sopi-sopi
Dinding sopi-sopi beton dapat digunakan pada struktur
utama atap bertingkat. Sebenarnya kuda-kuda atap
kayu atau baja juga bias digunakan, namun sopi-sopi
diharapkan dapat memeberikan kesan bersih dan luas.
b) Meletakkan Lubang Ventilasi
Prinsip mengalirkan udara di rumah adalah adanya
ventilasi silang yang dapat dicapai dengan meletakkan
55
buka-bukaan yang saling berseberangan dan berbeda
ukuran. Cara tersebuit dapat menciptakan perbedaan
tekanan sehingga udara bias mengalir
c) Membuka Sebagian Lantai
Perpaduan void dan klerestori bisa membuat udara
panas yang masuk ke dalam ruang dapat terangkat ke
atas (melalui void) dan keluar melali klerestori (seperti
proses aliran udara pada cerobong) sehingga udara di
dalam jadi lebih dingin.
Selain untuk mengalirkan udara, void juga berguna
untuk memasukkan cahaya alami yang diteruskan
sampai ke lantai bawah. Efek dari hilangnya sebagian
lantai ini juga menciptakan suasana yang luas dan
terbuka.
2) Mengatasi kelembapan
Tujuan dari perancangan di daerah tropis lembab adalah
mereduksi temperatur internal, memaksimalkan ventilasi
untuk efektifitas evaporasi proteksi terhadap sinar
matahari, hujan dan serangga. Beberapa strategi yang
dapat dikembangkan dalam iklim tropis lembab antara lain:
a) Temperatur dalam ruangan diusahakan tidak lebih dari
temperatur luar. Potensi terbesar adalah dengan
memaksimalkan shading.
b) Memperbesar volume ventilasi untuk menghilangkan
panas dalam ruangan
c) Menjaga Meant Radiant Temperature serendah
mungkin dengan reflective roof, separate ceiling,
ventilated attic, low emmisive, roof material, reflective
foil above ceiling, insulated ceiling.
d) Bangunan diusahakan mempunyai bahan lightweight
untuk mempercepat pendinginan di malam hari.
56
e) Elevasi timur dan barat dihindari sebesar mungkin.
Dinding bersifat reflektif dan mempunyai insulasi yang
baik
f) Orientasi utara dan selatan diusahakan mempunyai
bukaan besar untuk ventilasi. Ruangan di dalam
bangunan diusahakan agar mendorong terjadinya
cross-ventilation (ventilasi silang)
g) Bukaan dibuat untuk proteksi terhadap matahari, hujan
dan serangga
h) Terdapat ruang-ruang yang dapat mengoptimalkan
masuknya udara segar. Orientasi bangunan sebaiknya
mempertimbangkan adanya aliran udara dingin yang
masuk ke dalam bangunan
i) Konflik antar orientasi yang mempertimbangkan radiasi
matahari dan aliran udara sebaiknya diselesaikan
dengan melakukan kontrol terhadap radiasi matahari,
dengan membuat rancangan yang memodifikasi antara
aspek abngunan dan lansekap untuk mengarahkan
aliran udara segar.
j) Untuk bangunan tunggal sebaiknya lebih banyak
mempertimbangkan aliran udara segar.
57
Menara Mesiniaga adalah kantor pusat waralaba IBM di
Subang Jaya, dekat Kuala Lumpur. Rancangan luar dan
dalamnya menggunakan pendekatan bioklimatik untuk
menghasilkan bengunan hemat energy secara operasional yang
menghasilkan kesan yang paling menyenangkan dari iklim tropis.
Rancangan yang paling menarik perhatian adlah tampilnya
dua taman di awan yang membelit bangunan bak spiral. Taman
itu memberikan efek bayangan dan sangat kontras dengan
permukaan dinding dari aluminium dan baja.
58
memiliki pintu kaca geser dengan tinggi penuh untuk mengontrol
kelebihan ventilasi alami (jika diperlukan).
2. Apartemen Arcadia
Lokasi : Singapura
Fungsi : Apartemen yang terdiri dari 10 lantai
Fasilitas : kolam renang dewasa, kolam renang anak, club,
house, squash, gymnasium, pelataran dan lintasan
jogging sepanjang 1.400 meter, garasi terlindung dan
pertamanan yang indah.
59
cocok dengan kondisi iklim tropis, yang memiliki kekayaan iklim
seperti hujan, panas, angin yang sejuk dan pemandangan tropis
yang indah.
60
walaupun bangunan ini memiliki sepuluh lantai yang bertaut di
tengah-tengah.
61
Lokasi : Gandaria, Jakarta Selatan
Jumlah menara : 3 buah
Jumlah lantai : 18, 22 dan 26 lantai
Jumlah unit : 379 unit
62
Hunian setinggi 26 lantai ini mengedepankan konsep ramah
lingkungan atau green building dengan memperbanyak ventilasi
untuk mengurangi penggunaan listrik. Membangun instalasi
pengolahan air limbah untuk mendaur ulang pemakaian air. Di
samping itu, sekitar 75% dari lahan seluas 1,2 hektar akan
dimanfaatkan untuk ruang hijau.
63
Fasad bangunan dirancang modern kontemporer yang
didominasi warna hijau. Dimana setiap dinding penutup elevator
dilapisi tanaman rambat, sehingga penampilan bangunannya tidak
terkesan berat.
64
pemandangan luas dan seolah-olah penghuni berada di teras
rumahnya. Begitu pintu lift terbuka maka penghuni langsung berada
di depan pintu unit apartemennya dengan lobby lift langsung
berhadapan dengan outdoor. Posisi lift berada di luar bangunan
dengan view yang luas ke arah luar apartemen.
65
Gambar 2.25 Fasilities
Sumber: http://buildingindonesia.biz/wp-content/
66
bandara), juga berdekatan dengan tol dalam kota
dan akses menuju Jakarta Pusat dan Jakarta
Barat (Grogol-melalui fly over jembatan dua).
Tower/Floor : A/28, 32
Condition : Unfurnished
67
Gambar 2.28 Panorama laut lepas Green Bay Pluit
Sumber: http://greenbuypluit.blogspot.com
68
Gambar 2.29 Kawasan Green Bay Pluit
Sumber: http://greenbuypluit.blogspot.com
69
Gambar 2.30 Type Bad Room Green Bay Pluit
Sumber: http://greenbuypluit.blogspot.com
Facility:
3 Ha Botanical Park, Green Forest dan Relaxing Area, Mall
(Sebuah mall yang Berkonsep Lifestyle Entertainment berpanorama
Laut), Thematic Children Playground, Thematic Swimming Pool,
Tennis Court, Kid Pool, Kids Zone Entertainment, Thematic Jogging
Track, Bicycle Track, Skateboard Track, Roller Skater Track
Complete Sport, Facility & Club House Shopping Area (Mall,
Supermarket & Shopping Arcade ). Lifestyle Entertainment, School
& Medical Centre (Apotek & Clinic). Dock (Dermaga), Luxurious
Yacht (Kapal Pesiar), Water Sport Recreation (Jet Ski, Banana
Boat, Fishing Pond), Security 24 Hours (CCTV, Access Card),
Parking Area Shuttle Bus.
70
5. National Aeronautics and Space Administration (NASA)
Ames Research Center
71
Gambar 2.33 Site Nasa Research Center
Sumber : http://www.archdaily.com/231211/nasa-sustainability
72
lingkungan bangunan, perangkat lunak ini kemudian
kemudian menampilkan
strategi optimal untuk beberapa tujuan kinerja dan kendala.
Gambar 2.34
2 Sustainable Konstruksi
Sumber : http://www.archdaily.com/231211/nasa-sustainability
http://www.archdaily.com/231211/nasa sustainability
73
Gambar 2.35 Material Ramah Lingkungan
Sumber : http://www.archdaily.com/231211/nasa-
sustainability
74
Kombinasi surya PV (85 kilowatt array dari sunpower), turbin
angin kecil, panas bumi dan sel bahan bakar energi bloom
menyediakan energi di tempat. Bangunan ini berorientasi untuk
memaksimalkan siang hari, menjadi pencahayaan buatan dan
dibutuhkan hanya sekitar 40 hari setiap tahun. Bangunan ini tidak
memiliki kolom interior, sehingga orang-orang yang bekerja di
tengah masih akan mendapatkan keuntungan dari siang hari
mengalir dari lantai ke langit-langit jendela, dan, di lantai dua,
skylight.
Interior bangunan ini dilengkapi secara eksklusif dengan bahan
daur ulang dan dapat didaur ulang serta tidak beracun. Lantai kayu
di tingkat dasar yang direklamasi dari sebuah terowongan angin tua
dating kembali ke 1953, dan bangunan bersertifikat Steelcase
furniture dirancang untuk daur ulang pembongkaran dan mudah.
Kelimpahan skylight yang memungkinkan begitu banyak cahaya
dan hanya membutuhkan pencahayaan buatan sekitar 40 hari per
tahun, sementara itu jendela dapat dioperasikan manual ditetapkan
di bawah sebuah bank jendela dikendalikan komputer yang secara
otomatis membuka dan menutup untuk mengatur iklim interior
bangunan.
75
Sebuah komputer terpusat di dalam gedung baik membuka
atau menutup jendela, menyesuaikan tingkat keringanan, atau
menurunkan dan menaikkan nuansa jendela, tergantung pada
kondisi cuaca. Bangunan itu sendiri juga menggunakan kaca daur
ulang.
76
Sistem pendingin cairan bangunan berisi sekitar 5.000 cahaya,
panas dan sensor karbon dioksida. Ketika sensor ini mendeteksi
bahwa bangunan yang terlalu hangat, mereka akan mengaktifkan
sistem baik panas bumi bawah tanah di dekatnya yang membantu
memompa air melalui pipa tembaga mengular melalui langit-langit.
Cairan ini mendinginkan udara sekitarnya. benjolan di tanah yang
diperlakukan onsite dan disimpan dalam tangki di bawah rumput.
Pembangkit listrik kecil di kotak berjalan pada gas alam dan
NASA berencana untuk memiliki sel menjalankan perangkat bahan
bakar biogas yang diambil dari tempat pembuangan sampah.
Perangkat ini menyediakan 20% dari energi bangunan.
77
Gambar 2.40 Sirkulasi tapak yang hijau
Sumber : http://www.archdaily.com/231211/nasa-sustainability
78
Lokasi : Distrik Tengah Beirut menghadap distrik tepi laut,
daerah perumahan yang paling high-end di
Lebanon.
79
Gambar 2.42 Site Level 3, 9, 20 dan 25 Beirut Terraces
Sumber : http://www.beirutterraces.com/
80
Gambar 2.43 Beirut Terraces di tengah kota dengan view laut
Sumber : http://www.beirutterraces.com/
81
Gambar 2.45 Eco-friendly tower dengan konsep penanaman teras.
Sumber : http://www.beirutterraces.com/
82
pusat dan teras sepanjang seluruh bangunan. Setiap ruang
apartemen indoor dan outdoor bergabung, dan dengan cara ini
teras menjadi bagian integral kehidupan sehari-hari, tetapi yang
lebih penting menjamin tingkat privasi yang diperlukan antara teras
apartemen individu.
83
yang lebih tinggi dua lobi lift berbagi layanan, MEP anak tangga,
dan tangga darurat.
84
dibagi antara pengunjung dan penduduk. Para pengunjung masuk
dengan mobil dari utara, sedangkan mobil warga masuk melalui
gerbang utama ke selatan.
85
3. Lansekap/Tata Ruang Luar
Menata sedemikian rupa lansekap agar sirkulasi khususnya
kendaraan tidak kacau dan penanaman vegetasi yang
berfungsi sebagai penyaring panas dan kebisingan
4. Interior
Pada interior khususnya pasa warna diusahakan untuk tidak
menggunakan warna yang membuat ruangan menjadi panas
misalnya warna hitam atau warna-warna terang dan
memaksimalkan penggunaan warna yang soft (lembut) agar
membuat para penghuni merasa nyaman
5. Lingkungan
Sebanyak mungkin memanfaatkan kondisi alam seperti angin,
matahari, hujan, dan pemandangan yang indah.
86
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APARTEMEN
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS
87
2. Keadaan Topografi dan Iklim
Kondisi topografi Kota Makassar berada pada ketinggian
yang bervariasi antara 0-25 m dari permukaan laut, pada bagian
timur Kota Makassar agak berbukit, dan bagian pesisir pantai
yaitu bagian utara dan barat relatif datar. Kota Makassar
merupakan kota pantai atau kota pesisir berbentuk menyudut,
sehingga mempunyai dua sisi yaitu Utara dan Barat berupa
pantai dari selat Makassar.
Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim
Paotere, secara rata-rata kelembaban udara sekitar 82,7%,
temperatur udara sekitar 26,5-28,5C, dan rata-rata kecepatan
angin 4,0 knot. (Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar, Makassar
dalam Angka 2012)
88
d. Membagi masing-masing
masing fungsi kota
Sehubu
Sehubungan dengan tujuan pembangunan K
Kota Makassar,
maka ditempuhlah strategi dan kebijaksanaan pembangunan
Kota Mak
akassar
ssar yang diantaranya adalah pelaksanaan konsep
tata ruang yang senantiasamenunjuk pada potensi dasar
daerah tersebut.
89
yang tinggal di Indonesia mengakibatkan semakin meningkanya
kebutuhan hunian yang tidka hanya sekedar tempat tinggal,
akan tetapi lebih kepada tersedianya kelengkapan berbagai
fasilitas penunjang dan lokasi tempat tinggal yang berdekatan
dengan tempat kerja sehingga perjalanan ke tempat kerja
menjadi lebih singkat.
Keterbatasan lahan yang tersedia untuk menampung
kebutuhan hunian di daerah pusat kota dan semakin mahalnya
harga tanah memberikan alternatif untuk membangun sarana
hunian/tempat tinggal vertikal, salah satu wujudnya adalah
apartemen.
Perubahan kondisi struktur serta gaya hidup keluarga
generasi yang lebih mudah lebih dapat menerima apartemen
disebabkan makin banyaknya struktur keluarga inti (ayah, ibu,
dan anak). Suami istri bekerja kecenderungan mempunyai anak
sediki serta berusaha melakukan aktifitas lebih efektif dalam
pengaturan dan efisien.
90
sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan dari segi
pengadaan perumahan yang layak di Kota Makassar baru
37,7% kebutuhan saja yang dapat dilayani oleh sektor-sektor
formal yaitu Real Estate, perumnas dan BTN selebihnya
didasarkan pada kemampuan seseorang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pemerintah
kota Makassar membuat pemecahan masalah, yakni untuk
pinggiran kota ditujukan untuk pembangunan perumahan murah
dengan pengembangan ke arah timur dan selatan, sedangkan
daerah pusat kota diarahkan untuk pembangunan hunian
vertikal untuk golongan menengah ke atas yaitu kecamatan
tamalate dan kecamatan panakukang. Untuk prediksi 10-20
tahun yang akan dating diasumsi kondisi ekonomi membaik dan
dapat menarik investor asing.
Kota Makassar saat ini sudah diklasifikasikan sebagai kota
metropolitan karena mengalami perkembangan kota sama
dengan Jakarta, hal ini ditandai dengan pesatnya pertumbuhan
jasa komersial dan perdagangan seperti maraknya bangunan-
bangunan ruko, pusat perbelanjaan, mall-mall dan perhotelan
serta fasilitas-fasilitas penunjang kota.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut sehingga melahirkan
akan perlunya ketersediaan akan sarana perumahan (rumah
susun/apartemen) bagi masyarakat. Saat ini Kota Makassar
telah siap melengkapi sarana kota dengan pembangunan
apartemen, yaitu dengan dibangunnya kawasan Super
BlockCentral Bussiness Distric Sam Ratulangi, Tanjung Bunga
dan Panakukang Mas.
a. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pengadaan apartemen di kota Makassar sudah cukup
layak, terutama bila diprediksikan sampai dengan 15 tahun
ke depan adalah dengan peningkatan jumlah penduduk kota
91
Makassar, baik pertambahan penduduk alami maupun
pertambahan penduduk yang diakibatkan oleh urbanisasi
dan atau orang-orang yang berasal dari Sulawesi Selatan
ataupun dari luar Indonesia yang mempunyai kepentingan di
Kota Makassar
Tabel 3.1.. Data Penduduk Kota Makassar
92
P n = P o ( 1 + r )n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk prediksi tahun ke n (tahun
2020)
Po = Jumlah penduduk tahun dasar (tahun 2011)
r = Persentase pertambahan penduduk tiap tahun
(10%)
n = Jumlah selisih tahun (9 tahun)
93
adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit
usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai
sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai
perencanaan dan pengambilan keputusan
Pada sisi PDRB kenaikan yang cukup berarti dapat
dilihat baik menurut harga berlaku maupun harga konstan.
Kenaikan tersebut dapat kita amati pada tabel berikut:
PDRB
No Tahun
Harga Berlaku Harga Konstan
1. 2006 18.165.876,32 11.341.848,21
2. 2007 20.794.721,30 12.261.538,92
3. 2008 26.068.221,49 13.561.827,18
4. 2009 31.263.651,65 14.798.187,68
5. 2010 37.007.451,94 16.252451,43
Sumber: Badan Pusat Statistik Makassar 2012
94
rata-rata pertumbuhan sebesar 8,23% dalam kurun waktu 5
tahun (2006 2010).
c. Strategi Pengembangan Kota
1) Pengembangan tata ruang berdasarkan RIK. Prinsip
dasar yang dipilih untuk mengembangkan tata ruang kota
adalah dekonsentrasi kegiatan perkotaan di wilayah kota
lama atau pinggiran yang hingga saat ini masih sedikit
dibebani kegiatan pembangunan perkotaan.
2) Kebijaksanaan pengembangan fungsi kota sebagai:
a) Pusat pemerintahan
b) Pusat perdagangan dan jasa pelayanan
c) Pusat industri dan pariwisata
d) Pusat permukiman
e) Pusat pendidikan
3) Kebijaksanaan pengembangan transportasi kota
a) Penataan fungsi jalan
b) Penataan arus lalu lintas kota dan regional
c) Pengaturan pola jaringan jalan, yang akan
dikembangkan menjadi pembangunan jalan baru yaitu
jalan lingkar luar (outer ring road) jalan lingkar tengan
(middle ring road) dan jalan radial tengah (centre ring
road) yang dimaksudkan untuk mengatasi arus lalu
lintas yang semakin padat.
4) Konsepsi pengembangan struktur tata ruang metropolitan
yang bertujuan untuk:
a) Melakukan penataanruang yang terintegrasi antara
Kota Makassar dengan kota lainnya dalam rangka
mempersiapkan peran kota yang lebih besar di masa
yang akan datang
95
b) Melakukan kajian awal untuk mempersiapkan kota
Makassar dan sekitarnya menjadi satuan wilayah
metropolitan terpadu
96
Masyarakat menengah/menengah ke atas lebih
mengutamakan identitas pribadi dan persyaratan bangunan
dengan standar modern.Standar modern di sini adalah
hunian yang nyaman, praktis, mudah dalam
pemeliharaannya dan tersedia fasilitas modern lainnya.
Tenaga Kerja
3 108 4.5
Asing
Sumber: Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Sulsel 2010
97
b. Penduduk di Kota Makassar
Sasaran peruntukan apartemen ini, selain orang asing,
juga penduduk Kota Makassar dari golongan mampu dan
berminat atau mereka yang mempunyai tingkat kehidupan
yang hampir sama dengan orang asing seperti:
1) Struktur Keluarga
Masyarakat golongan menengah ke atas secara
umum merupakan keluarga kecil dengan jumlah anak
maksimum 4 orang. Komposisi keluarga yang diterapkan
pada unit hunian berdasarkan jumlah anggota keluarga
adalah:
a) 1 orang (bujangan), membutuhkan 1 kamar tidur.
b) 2 orang (suami-istri), membutuhkan 1 kamar tidur.
c) 3 orang (suami-istri + 1 anak), membutuhkan 2 kamar
tidur.
d) 4 orang (suami-istri + 2 anak), membutuhkan 2-3
kamar tidur.
2) Sosial Budaya Penghuni Apartemen
Apartemen diciptakan dari suatu struktur dan
kebudayaan yang sudah kompleks dan maju.Dengan
demikian, penghuni apartemen harus memiliki struktur
dan kebudayaan tersebut sebagai konsekuensinya.
Apartemen termasuk hasil kebudayaan yang dapat
memaksa orang untuk tinggal di dalamnya karena
terdesak oleh berbagai macam masalah, di mana tidak
ada pilihan lain kecuali tinggal di dalam apartemen.
Ada berbagai macam pertimbangan dari mereka yang
memilih tinggal di apartemen, antara lain:
a) Menilai adanya kepraktisan
(1) Tidak mengadakan perawatan gedung
98
(2) Mengadakan perlengkapan fasilitas furniture dan
peralatan lainnya
b) Menilai adanya kenyamanan
(1) Hunian yang aman, sehat dan teratur
(2) Kelengkapan fasilitas dasar hunian
(3) Suasana yang tenang dan nyaman dan privasi
yang cukup
c) Menilai adanya kelayakan ekonomi
Dibandingkan dengan tinggal di rumah biasa
(horizontal) di daerah tertentu, biaya yang dikeluarkan
untuk penghuni relatif akan lebih murah bila dilihat
pada beberapa hal seperti prasarana, sarana hunian
dan fasilitas yang dipakai bersama. Selain peninjauan
dari segi komersial, faktor kenikmatan atau kelayakan
penghuni untuk tinggal dalam apartemen penting
untuk diperhatikan, sebab menyangkut kehidupan
keluarga yang layak dipandang dari berbagai segi
kehidupanmasyarakat seperti sosial ekonomi,
kesehatan dan keserasian bertempat tinggal.
99
3. Penentuan Jumlah Unit Hunian
Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa setiap
tahun jumlah kelompok masyarakat golongan menengah ke
atas terus meningkat. Untuk prediksi tahun 2020 diharapkan
jumlah akan terus meningkat, mengingat pembangunan di Kota
Makassar semakin meningkat di segala bidang.
a) Asumsi tenaga profesional yang memilih tinggal di
Apartemen (1 %)
1% x 33,992 jiwa = 339 jiwa (kepala Keluarga)
b) Asumsi pengusaha yang memilih tinggal di Apartemen
(1.30%)
1.30% x 23,794 jiwa = 310 jiwa (kepala Keluarga)
c) Asumsi Tenaga Kerja Asing yang memilih tinggal di
Apartemen (95%)
95% x 108 jiwa = 103 jiwa (kepala Keluarga)
d) Maka Total jumlah penghuni yang membutuhkan apartemen
adalah 752 jiwa (kepala keluarga). Untuk prediksi 20 tahun
yang akan datang, maka digunakan rumus:
A + { (2038 2013 ) x B x A}
Dimana :
A = Jumlah penghuni tahun 2013
B = Jumlah penghuni tahun 2038
Sehingga diperoleh :
1) Tenaga profesional sebanyak
= 399 + { (2038 2013) x 3.7% x 399 }
= 652.575 ~ 653 kepala Keluarga
2) Pengusaha sebanyak
= 310 + { (2038 2013) x 1.3% x 310 }
= 410.75 ~ 411 kepala Keluarga
100
3) Tenaga Kerja Asing sebanyak
= 103 + { (2038 2013) x 4.5% x 103 }
= 218.875 ~ 219 kepala Keluarga
Total Jumlah penghuni apartemen adalah:
653 + 411 + 219 = 1,283 kepala Keluarga
101
c) Hunian dengan tipe 3 kamar tidur, adalah :
32% x 256 unit = 81 unit
d) Hunian dengan tipe 4 kamar (penthouse) tidur, adalah :
2% x 256 unit = 5 unit
D. Karakteristik Kegiatan
1. Pelaku Kegiatan Pada Apartemen
Pelaku aktifitas utama pada apartemen terdiri dari:
a. Pemilik atau Staf Pengelola
Pemilik atau staff pengelola melakukan aktifitasnya berupa
kegiatan administratif dan bangunan yang dilakukan baik di
ruang kantor pengelola maupun pada fasilitas pelayanan.
b. Penghuni atau penyewa
Kegiatan utama penghuni atau penyewa terjadi di dalam
unit-unit hunian masing-masing, sedangkan interaksi social
baik antara penghuni maupun dengan masyarakat dapat
dilakukan di ruang-ruang terbuka atau pada fasilitas-fasilitas
penunjang pada bangunan apartemen.
c. Pengunjung
Pengunjung melakukan kegiatannya bai dengan pihak staf
pengelola yaitu pada fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat
digunakan oleh masyarakat umum, maupun dengan
penghuni atau penyewa yang dilakukan di dalam unit hunian
penghuni.
102
c. Sedapat mungkin mengurangi kesan mengawasi, baik pada
penghuni maupun terhadap tamu.
d. Memberikan kebebasan yang terkoodinir pada penghuni
untuk memilih alternatif sistem pelayanan yang disukai,
karena pada dasarnya manusia yang berbeda akan
menghendaki kebutuhan dan pelayanan yang berbeda.
Kegiatan yang membutuhkan sistem pelayanan yang
berbeda diantaranya adalah:
1) Kegiatan Parkir Penghuni
a) Pencapaian Penghuni
(1) Penghuni mengendarai mobil menuju enterance
penghuni keluar mobil dikemudikan oleh
petugas menuju parkir (kunci mobil dititipkan di
bell captain).
(2) Penghuni ingin menggunakan kendaraan
menujuke bell captain pemanggil mobil
dikemudikan oleh petugas enterance bangunan
hunian pemilik memperoleh mobilnya keluar.
(3) Untuk penghuni yang merasa tidak bebas dengan
sistem tersebut, penghuni dapat memarkir
mobilnya sendiri.
b) Pendekatan dengan perancangan:
(1) Setiap tower unit hunian dapat dicapai dengan
kendaraan penghuni
(2) Perlu disediakan ruang bell captain
(3) Setiap penghuni harus memiliki tempat parkir
tertentu. Untuk memudahkan petugas, setiap kunci
mobil dilengkapi dengan denah lokasi parkir dan
letak hunian
2) Menerima Tamu
a) Tamu yang mempunyai janji terlebih dahulu
103
Tamu yang melapor di ruang keamanan ruang
tunggu keamanan menghubungi penghuni tamu
masuk hunian.
3) Tamu yang belum mempunyai janji
a) Tamu hanya menjemput penghuni (tidak memiliki
kekerabatan yang dekat dengan tamu) tamu
menunggu di ruang tunggu penghuni turun ke
ruang tunggu.
b) Tamu diterima langsung pada unit hunian (untuk tamu
yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat
dengan penghuni) penghuni menerima tamu
c) Pengantar kiriman
Hall utama petugas resepsionis menghubungi
penghuni. Penghuni memberikan kebebasan untuk
memilih salah satu dari 2 cara ini:
(1) Penghuni turun mengambil bingkisan/barang
(2) Meminta petugas untuk mengantarkannya
Pendekatan dalam perancangan:
(1) Ruang tunggu
(2) Counter informasi pada hall utama
d) Pembantu Rumah Tangga
(1) Dapat membedakan nilai kenyamanan bagi
penghuni karena pekerjaan rumah tangga
dikerjaan oleh pembantu
(2) Privasi dapat diatur dari perancangan ruang
Pendekatan dalam perancangan:
Perlu disediakan ruang pembantu yang memiliki pintu
masuk yang tidak berbau, dengan demikian dapat
ditingkatkan privasi tetap terjaga.
e) Mencuci Pakaian
Kegiatan mencuci pakaian dapat dilakukan dengan:
104
(1) Mesin cuci yang dapat juga mengeringkan pakaian
(2) Pelayanan laundry
Penghuni dapat meminta pembantu atau petugas
untuk membawakan pakaian ke laundry. Pakaia
yang sudah bersih dikirim pada waktu yang sudah
dijanjikan
Pendekatan perancangan:
(1) Tidak diperlukan untuk menjemur pakaian
(2) Membutuhkan tempat laundry
f) Mass Media
Pendekatan dalam perancangan:
Perlu disediakan wadah untuk menerima mass media
cetak maupun kiriman pos yang dapat diterima
penghuni yang berhak tanpa menyebabkan gangguan
yang berarti.
105
a. Penghuni
Tabel 3.7. Jenis Kegiatan Penghuni
No. Kegiatan/Aktifitas Kebutuhan Ruang
Pintu Masuk
1 Datang/Pergi
Tempat Parkir
2 Perkir Kendaraan
Lobby
3 Masuk/Keluar
Koridor, Lift/tangga
4 Menuju Kamar/Ke Lantai
Atas
Ruang Tidur
5 Istirahat/Tidur
KM, WC, Toilet Set
6 Membersihkan Badan
Ruang Keluarga
7 Duduk Santai Bersama
Ruang Terbuka/Taman
8 Jalan-Jalan
Ruang Makan
9 Makan
Dapur Kering/Pantry
10 Memasak
Gudang
11 Menyimpan Barang
Kolam Renang, Fitness,
12 Olahraga/Rekreasi
jogging track dan fasilitas
penunjang yang lain
Restoran dan Ruang
13 Rekreasi Malam
Serba Guna
106
Mini Bar
Restaurant
Mini Market
Ruang Serba Guna
Ruang Personalia
Ruang Sales Manager Ruang Pengelola
Ruang Tata Usaha
Ruang Public Relation
Ruang Telekomunikasi
Operator
Ruang Penitipan Anak
Laundry
Poliklinik
Ruang Cleaning Service
Toilet
Ruang Ganti Karyawan
Ruang Karyawan
Loker Karyawan
Ruang Makan Karyawan
Dapur/Pantry Kantin Karyawan
Gudang Makanan
Ruang Security
Workshop
Ruang Engineering
b. Pengelola
Tabel 3.9. Jenis Kegiatan Bagi Pengelola
No. Kegiatan/Aktifitas Kebutuhan Ruang
1 Datang/Pergi Pintu masuk
utama/samping
2 Parkir Kendaraan Tempat Parkir
3 Menerima Tamu Resepsionis
4 Memberi Informasi Informasi Desk
5 Menjaga Keamanan Ruang Security
6 Mengurus Kepegawaian Ruang Personalia
7 Mempertimbangkan harga hunian Ruang Sales Manager
107
dan Pemasaran/Promosi
8 Mengurus Administrasi Ruang Tata Usaha
9 Menerima Publik Public Relation Room
10 Melayani Surat/Telegram, Mail/Stamp/Cable Depr.
11 Pelayanan Telepon Ruang Operator
12 Melayani Pengiriman Dokumen Ruang Faximile
13 Mengendalikan Pengoprasian Ruang Pimpinan
Apartemen
14 Mengadakan Rapat Personalia Meeting Room
15 Mengurus Kebersihan Ruang Cleaning Service
16 Buang Air Kecil/Besar Toilet
17 Ganti Pakaian Seragam Ruang Ganti
18 Memasak Dapur
19 Menyiapkan Bahan Makanan Pantry
20 Menyimpan Bahan Makanan Gudang Basah/Kering
21 Makan/Minum Ruang Makan/Kantin
22 Istirahat Ruang Istirahat
23 Melayani Makanan dan Minuman Restaurant
24 Mencuci, Mengeringkan dan Laundry
Menyetrika
25 Menyimpan Pakaian Ruang Linen Setrika
26 Memperbaiki Kerusakan Workshop
27 Mengurus Personalia Teknik Ruang Engineering
c. Pengunjung/Tamu
Tabel 3.10. Jenis Kegiatan Bagi Pengunjung
No. Kegiatan/Aktifitas Kebutuhan Ruang
1 Datang/Pergi Pintu Masuk Utama
2 Masuk/Keluar Ruang Penerima
3 Membutuhkan Informasi Tamu
4 Menunggu/Bertamu Dengan Penghuni Information Desk/
Apartemen Lobby
5 Makan/Minum Restaurant
6 Rapat Meeting Ruang Serba Guna
108
4. Pengelompokan Ruang
Berdasarkan penzoningan ruang-ruang pada apartemen
dapat dikelompokkan menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah Publik
1) Daerah Parkir
Daerah parkir digunakan untuk kendaraan sedan dan
bus.Penyediaan parkir diperuntukkan bagi kendaraan
penghuni apartemen, kendaraan pengelola dan
kendaraan tamu penghuni.
2) Lobby (Ruang Tunggu/Penerima)
Merupakan daerah transisi antara bagian luar dan bagian
dalam.Harus mampu menampung penghuni maupun
tanu terutama pada waktu bersamaan.Kesan atau citra
penghuni didapatkan dari suasana lobby.Oleh karena itu
perlu penataan interior dan dekorasi yang baik.
3) Front Desk Area
Tempat memberikan penerangan/penjelasan, menerima
pesan, tempat pengaduan dari penghuni apartemen, dan
lain-lain.
4) Kantor Pengelola
Merupakan tempat kegiatan administrasi, pemasaran
apartemen, urusan kepegawaian dan keuangan, tempat
mengkoordinir berlangsungnya kegiatan rutin apartemen.
5) Restaurant
Perlengkapan sebuah restaurant adalah counter panjang
untuk minum, gudang, tempat menyimpan makanan dan
minuman berupalemari es, sebagai tambahan dapat
dilengkapi dengan panggung kecil untuk pertunjukan.
6) Ruang Telekomunikasi
Ruang yang menampung kegiatan surat menyurat,
faxmile dan operator
109
7) Ruang Poliklinik
8) Ruang Penitipan Anak
9) Ruang Serba Guna
Ruang yang dapat menampung segala kegiatan seperti
rapat, konferensi, seminar, pameran, pertunjukan, dan
lain-lain.
10) Play Ground
11) Kolam Renang
12) Lapangan Tennis
13) Fitness Centre
14) Jogging track
15) Mini Market
b. Daerah Privasi
Merupakan bagian yang terpenting dari sebuah bangunan
apartemen.Dibutuhkan faktor-faktor kenyamanan, keamanan
dan efisien dalam pelayanan. Di bawah ini terdapat jenis
ruang berikut perabotnya:
Tabel 3.11. Jenis Ruang dan Kebutuhan Perabot Untuk Daerah Privasi
No. Jenis Ruang Kebutuhan Perabot
1 buah double bed, 1 buah toilet untuk
1 Ruang tidur Utama berhias, 1 set tempat duduk untuk santai, 1
set lemari pakaian, 1 km/wc
1 buah single bed, 1 set meja kerja, 1 set
lemari pakaian, 1 set tempat mainan,. Untuk
2 Ruang Tidur Anak
ruang tidur sebaiknya jendela tidak terlalu
lebar
Merupakan tempat untuk beristirahat,
3 Ruang Keluarga seperti nonton, mendengar music,
membaca, ngobrol/diskusi dan santai
Mekan bersama merupakan kebiasaan
4 Ruang Makan orang timur, sehingga perlengkapan harus
tersedia dengan kapasitas yang dapat
110
menampung seluruh keluarga
1 bathtube, 1 set closet duduk, shower, 1
5 Km/Wc set westafel, 1 set gantungan handuk,
tempat sabun
Untuk duduk santai menikmati udara luar
6 Balkon dan pemandangan, 1 set kursi dan
perlengkapan tanaman
Untuk mempersiapkan makanan makanan
dan tempat membersihkan perlengkapan
7 Dapur/Pantry makanan. Letaknya sebaiknya berdekatan
dengan ruang makan. Kitchen set, 1 set
kompor gas
c. Daerah Service
Daerah ini harus mempunyai enterance tersendiri dan dapat
dilalui oleh kendaraan besar, seperti truk.Juga harus ruang
terbuka untuk bongkar muat barang yang dibutuhkan untuk
pelayanan apartemen.
1) Cleaning Service
Fungsi cleaning service menjaga unit apartemen dan
lingkungannya. Biasanya diletakkan pada setiap tower
hunian
2) Laundry dan Linen
Kegiatan ini terdiri atas proses pengumpulan, sortir dan
penyimpanan. Sebaiknya antar kegiatan mempunyai
akses langsung dengan lift barang.
a) Seluruh pencucian harian dilakukan oleh perusahaan
laundry dengan sistem kontrak
b) Seluruh peralatan dan perlengkapan linen serta
pencucian dilakukan oleh pihak apartemen sendiri
3) Dapur
Perancangan perletakan dapur harus satu lantai dan
berdekatan dengan restorant serta mempunyai sirkulasi
111
service tersendiri yang tidak terlihat oleh tamu atau
penghuni apartemen.
4) Ruang Karyawan
Biasanya disediakan untuk karyawan menengah ke
bawah, letaknya dekat dengan dapur utama
5) Ruang Engineering (Ahli Mesin)
Biasanya disediakan untuk karyawan menengah ke
bawah, letaknya dekat dengan dapur utama
6) Ruang Workshop
Merupakan ruang untuk reparasi bagian perabotan,
pengecatan dan plumbing
7) Ruang Mesin
Ruang ini digunakan untuk broiler, gudang bahan bakar,
ruang transformer dan gudang peralatan.
E. Tinjauan Khusus Apartemen Dengan Pendekatan Arsitektur
Tropis
1. Iklim Tropis di Makassar
Kota Makassar sebagaimana daerah Indonesia lainnya
beriklim tropis lembab.Kota Makassar terletak di pantai barat
dengan posisi 119 24 178 Bujur Timur dan 5 8 6 9 Lintang
Selatan.Mengingat kedudukannya di daerah khatulistiwa, maka
arah mata angin dipengaruhi oleh angin musim yang terdiri atas
2 musim, yaitu musim hujan pada bulan Desember sampai Mei
dan musim Kemarau pada bulan April sampai November.
Tabel 3.12, Rata-rata suhu udara di rinci menurut bulan pada stasiun Maritim Paotere
di Kota Makassar
Suhu Udara (C)
Bulan
Rata-rata Maksimum Minimum
Januari 28,8 30,7 23,8
Februari 26,9 30,9 24,2
112
Maret 26,8 30,8 24,2
April 27,2 31,2 24,6
Mei 28,5 32,9 25,1
Juni 27,7 32,4 23,9
Juli 27,4 32,1 23,6
Agustus 27,6 32,2 23,8
September 28,3 33,1 24,7
Oktober 28,7 33,1 25,2
November 28,4 32,8 25,2
Desember 27,0 30,6 24,6
2010 27,8 31,9 25,0
RATA-RATA
2011 27,6 31,9 24,4
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2012
Tabel 3.13, Rata-rata kelembaban udara dan penyinaran matahari di rinci tiap bulan pada
stasiun Maritim Paotere di Kota Makassar
Kelembaban Udara Penyinaran Matahari
Bulan
Rata-Rata (%) (Jam)
Januari 89 45
Februari 87 47
Maret 89 46
April 88 61
Mei 78 75
Juni 72 84
Juli 73 88
Agustus 70 94
September 71 90
Oktober 76 88
November 79 67
Desember 86 28
2010 82,7 57,8
RATA-RATA
2011 79,8 67,7
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2012
113
Tabel 3.14, Rata-rata curah hujan dan hari hujan menurut bulan pada stasiun Maritim
Paotere di Kota Makassar
Curah Hujan Jumlah Hujan
Bulan
(Mm) (Hari)
Januari 560,4 26
Februari 527,7 21
Maret 592,5 27
April 383,0 24
Mei 161,7 9
Juni 8,4 3
Juli 0,8 1
Agustus 0,0 0
September 0,0 1
Oktober 38,7 14
November 181,2 23
Desember 856,1 30
2010 306,6 20
RATA-RATA
2011 275,9 15
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2012
Tabel 3.15, Kecepatan angin rata-rata dan kecepatan angin maksimum dirinci tiap bulan
pada Stasiun Maritim Paotere di Kota Makassar
Kecepatan Angin Kecepatan Angin
Bulan
Rata-Rata Maksimum
Januari 4,3 41,0
Februari 4,8 45,0
Maret 4,8 40,0
April 4,3 38,0
Mei 3,8 22,0
Juni 3,9 32,0
Juli 3,9 21,0
Agustus 4,0 21,0
September 4,4 25,0
114
Oktober 4,5 30,0
November 4,1 28,0
Desember 4,2 28,0
2010 4,0 27,8
RATA-RATA
2011 4,3 30,9
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar 2012
115
Dari penelitian yang pernah dilakukan di Bandung oleh
Prof. Adhiwijoyo pada tahun 1969 mengenai nilai langit
adalah tingkat penerangan di luar oleh cahaya langit antara
08.00-16.00 adalah 10.000 lux, dengan faktor kegagalan
10%. Jadi jika suatu titik pada bidang kerja yang mempunyai
fp 2%, maka titik tersebut akan mempunyai tingkat
penerangan minimum sebesar 200 lux antarajam 08.00-
16.00 dengan faktor kegagalan 10%.
Jadi diinginkan pada daerah daerah di dalam bangunan
dilakukan tugas visual sedang, mempunyai fp rata-rata
sebesar 2%.
Penerangan alami siang hari yang baik adalah sekitar
jam 08.00 sampai dengan 16.00, di mana banyak cahaya
yang masuk dalam ruang dan tingkat penerangannya
ditentukan oleh hubungan geometris antara titik ukur lubang
cahaya, ukuran dan posisi lubang cahaya
116
Penetapan faktor langit didasarkan atas keadaan langit
yang terangnya merata dan kekuatan terangnya di lapangan
terbuka sebesar 10.000 lux.
Faktor yang mempengaruhi kualitas penerangan,
perbandingan luas lubang cahaya dan luas lantai, bentuk
dan letak lubang cahaya, refleksi cahaya di dalam ruangan.
117
thermal yang sama dengan udara jenuh pada keadaan diam
dengan temperatur 27C.
Penelitian yang mengenai kenyataan thermal di
Indonesia pernah dilakukan oleh Mom dan Wiesebron
(1940), kedua peneliti ini membagi daerah kenyamanan
menjadi empat ialah kondisi sejuk, nyaman, optimal dan
hangat. Dihasilkan harga ambang yang berlaku untuk orang
Indonesia dengan pakaian biasa dan kecepatan udara
sekitar 0,1 m/s 0.2 m/s adalah sebagai berikut:
1) Ambang bawah untuk kondisi sejuk adalah pada
temperatur 23C, RH = 50% atau temperatur efektif
20,5C.
2) Ambang bawah untuk kondisi optimal adalah pada
temperatur 24C, RH = 80% atau temperatur efektif
22,8C yang juga digunakan ambang atas untuk kondisi
sejuk nyaman.
3) Ambang atas untuk kondisi yang nyaman adalah
temperatur 28C, RH = 70% atau temperatur efektif
25,8C yang juga merupakan ambang bawah untuk
kondisi yang hangat.
4) Ambang atas untuk kondisi hangat adalah pada
temperatur 60C, RH = 60% atau temperatur efektif
27,1C
Untuk memperkecil panas yang masuk di dinding, kecuali
memperbesar tahanan dan kapasitas panas, cara lain yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur
dan barat.
2) Melindungi dinding dengan alat peneduh.
Cara ini berlaku juga untuk bagian dinding yang
transparan ditambah dengan penggunaan bahan kaca
118
khusus dengan maksud untuk mengurangi transmisi panas
yang masuk ke dalam bangunan.Perolehan panas dapat
juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari
permukaan utama untuk permukaan atap.
Waktu terang mempunyai penyerapan radiasi matahari
yang kecil sedang warna gelap sebaliknya. Penyerapan
panas yang besar akan menyebabkan temperatur
permukaan naik, sehingga jauh lebih besar dari temperatur
udara luar. Hal ini akan menyebabkan perbedaan temperatur
yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan
berakibat aliran panas yang lebih besar.
Keadaan ideal adalah jika kondisi thermal di dalam
bangunan nyaman optimal. Di daerah pantai atau daratan
pada siang hari sulit dicapai, akan tetapi sebaiknya masih
berada pada kondisi yang hangat.
c. Penghawaan
Penghawaan atau yang dikenal dengan istilah ventilasi
adalah pergantian udara atau atau sirkulasi udara ke dalam
bangunan kemudian ke luar bangunan dan seterusnya untuk
mencapai kenyamanan dalam ruang.
Penghawaan alami ini memanfaatkan orientasi angin
sehingga diharapkan diperoleh sirkulasi silang dalam
ruangan
a) Syarat-syarat penghawaan alami yang ideal untuk
manusia
1) Temperatur normal = 22oC 25oC
2) Kelembaban udara = 40% - 55%
3) Kecepatan angin maksimum = 0,5/detik
4) Besaran ruang =200 600
5) Udara bersih =20 30
119
Efektifitas pengudaraan/penghawaan alami dalam bangunan
sangat tergantung pada letak dan besarnya, jenis bangunan-
bangunan disekitarnya, dan penempatan lubang masuk dan
keluar udara.
b) Kebutuhan udara bersih pada ruang-ruang yang banyak
digunakan:
1) Rata-rata 20 m3/jam/orang (no smoking)
2) Rata-rata 20 m3/jam/orang (smoking)
3) Pergantian udara rata-rata 7-10 kali/jam
d. Bukaan Pada Bangunan
Faktor lain yang juga ikut menunjang efisiensi energi
dalam bangunan adalah bukaan yang berfungsi sebagai
media serta pencahayaan. Yang termasuk di dalamnya yaitu
pintu, jendela, jalusi, lubang angin dan yang popular pada
bangunan tinggi tropis lembab atrium yang menyalurkan
udara dari bagian atas bangunan melalui louver ke seluruh
ruang sekitaran atrium.
1) Luas bukaan pencahayaan disesuaikan dengan fungsi
ruang.
a) Ruang kerja = 1/5 1/2 luas lantai
b) Ruang umum = 1/8 1/6 luas lantai
c) Ruang keluarga = 1/3 luas lantai
d) Ruang makan = 1/5 1/3 luas lantai
e) Ruang tidur = 1/3 luas lantai
f) Etalase = 1/5 1/2 luas lantai
g) Gudang, km/wc = 1/10 1/5 luas lantai
2) Sinar matahari yang diperbolehkan masuk di dalam
ruangan.
a) Cahaya matahari pagi maksimum 45C
b) Cahaya matahari sore dihindari mulai sudut 135C
120
e. Orientasi
Orientasi untuk penyelesaian masalah thermal berarti
menempatkan bangunan pada posisi tertentu terhadap
matahari, sehingga radiasi matahari yang masuk ke dalam
bangunan dapat diminimalkan.Ini berkaitan dengan tata
ruang, ruang-ruang yang biasanya lembab dapat
ditempatkan pada bagian yang paling banyak menerima
panas.
Sinar matahari yang paling baik dimasukkan secara
langsung ke dalam ruang adalah sebelum pukul 09.00 dan
sesudah pukul 17.00.sedangkan antara pukul 09.00 sampai
pukul 17.00 yang dibiarkan masuk ke dalam ruang adalah
sinar matahari secara tidak langsung.
121
45maka dapat mengurangi pengaruh angin sebesar 50%.Jadi
orientasi bangunan ditentukan oleh matahari dan angin.
122
berkontur.Kondisi tapak yang seperti ini tidak memiliki
variasi yang terlalu berarti terhadap kondisi
bangunan.Selain itu juga memiliki sedikit pergerakan
udara.Pada iklim tropis lembab, perhatian utama adalah
memaksimalkan pergerakan udara, jadi bangunan harus
diletakkan pada sisi windward di mana kecepatan udara
lebih tinggi.Lokasi dekat dengan arah angin menerima
lebih banyak pergerakan udara.Selain itu lereng sisi
selatan dan utara lebih disukai daripada sisi timur dan
barat karena kecilnya radiasi.
123
ketinggian lahan, sehingga bagaimanapun juga
bangunan akan mendapatkan radiasi sinar matahari
kecuali mungkin pada dasar lantai.
3) Vegetasi
Pola vegetasi akan mempengaruhi pergerakan
udara, radiasi, kelembaban, dan terang langit. Vegetasi
dapat member pembayangan dan mengurangi panas
yang didapat.Selain itu juga dapat menambah dan
mengurangi kecepatan angin, atau mengarahkan angin
ke dalam bangunan. Tanaman, semak-semak, dan
pohon menyerap radiasi pada proses fotosintetis,
mendinginkan lingkungan di sekitarnya. Vegetasi juga
biasa memaksimalkan angin dan meningkatkan tingkat
kelembaban.
Pohon yang membayangi seharusnya memiliki
cabang yang tinggi supaya tidak mengganggu aliran
angin.Vegetasi yang rendah harus dijauhkan dari rumah
supaya tidak menghalangi jalannya udara. Udara yang
masuk ke struktur bangunan dari menyeberangi halaman
rumput yang terbayangi lebih disukai karena udara yang
dirasakan relatif lebih segar.
Tanaman biasa digunakan untuk mendinginkan
bangunan.Tanaman seharusnya diletakkan sebagai
lansekap vertikal dan halaman dalam pada bagian atas
bangunan tinggi.
Vegetasi seharusnya dimasukkan ke dalam
lingkungan bangunan lebih banyak daripada biasanya.
Efek bermanfaat yang bias dirasakan bukan hana
mengurangi panas yang didapat, tetapi juga digunakan
sebagai penghasil oksigen untuk menciptakan
penjernihan udara pada lingkungan lokal. Ken Yeang
124
mengatakan bahwa seharusnya terjadi hubungan antara
inorganic material dan organic material.Dalam hal ini
inorganic material berarti bangunan, dan organic material
berarti tanaman.Jadi menurut Ken Yeang, tanaman
biasa digolongkan sebagai material bangunan juga.
125
b) Intermixing, mengkombinasikan area atau permukaan
yang luas. Contoh: Menara Mesiniaga, IBM Plaza
c) Integration, merupakan kondisi ideal di mana tidak
ada penghalang dalam menyatukan inorganic
material.
126
4) Water Bodies
Water Bodies berpengaruh terhadap radiasi
matahari, suhu udara, dan kelembaban.Air menyerap
banyak radiasi sehingga kehadirannya dapat
menghasilkan pendinginan secara evaporatif. Tetapi di
iklim tropis lembab seperti di Kota Makassar
penggunaan water bodies ini sebaiknya dihindari karena
akan mneyebabkan peningkatan kelembaban udara.
127
harus diorientasikan untuk menciptakan pola pergerakan
angin yang alami.Aksen seharusnya berada pada
bangunan yang terpisah untuk menghadirkan
pergerakan udara.Lingkungan yang terbayangi menjadi
pertimbangan yang penting. Karakter susunan kota
seharusnya longgar dan tersebar.
6) Ruang Terbuka
Ruang terbuka mempengaruhi nilai radiasi dan
pergerakan udara. Ruang terbuka yang luas akan
menyebabkan udara dapat bergerak bebas.Pola
128
susunan area terbangun bisa meningkatkan,
mengurangi, dan memodikfikasi kecepatan angin.
Bangunan seharusnya tidak berdempet satu sama lain
supaya setiap unit bangunan mendapatkan udara aliran
udara. Jalan dan ruang terbuka seharusnya
diorientasikan sesuai dengan pola angin.Ruang terbuka
bisa digunakan untuk memaksimalkan aliran udara di
dalam kompleks bangunan.Ruang yang terbuka juga
memasukkan banyak terang langit ke dalam
bangunan.Untuk di daerah tropis, jarak tempat berjalan
minimum dan area terbayangi lebih disukai.Bangunan
seharusnya juga terbayangi.Hal ini dapat mendorong
pergerakan udara dingin.Perlindungan seharusnya
berada pada seluruh sisi yang terekspos matahari, pad
aatap dan sisi barat timur.
7) Karakter Lahan
Karakter lahan berpengaruh pada radiasi matahari
dan terang langit.Warna dan tekstur dari permukaan
material menentukan nilai reflektifitasnya.Di daerah
129
tropis lembab, karakter lahan yang baik adalah yang bisa
menyerap uap air. Selain itu permukaan lahan juga akan
memantulkan terang langit, sehingga paving yang keras
harus diminimalkan dan harus memiliki permukaan yang
kasar.
8) Tipe Bangunan
Tipe bangunan yang baik untuk di daerah tropis
adalah individual, lebih baik lagi bila terangkat dan
memanjang bebas dengan kerapatan yang
renggang.Tipe bangunan seperti ini menguntungkan
karena udara bisa dengan bebas mengalir masuk ke
dalam bangunan melalui setiap sisinya.Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, apartemen memiliki
beberapa tipe dan subtype.Semua tipe tersebut memiliki
strategi yang berbeda dalam memanfaatkan angin
sebagai penghawaan alami.
a) Double Loaded Corridor Building
Untuk apartemen tipe ini, semua unit tidak memiliki
ruang yang efektif untuk melakukan penghawaan
silang.Tetapi ada satu strategi yang bisa dilakukan,
130
yaitu dengan mengatur pola ruangnya. Dengan
pengaturan ruang yang seperti itu, maka setiap
unitnya akan mendapatkan penghawaan silang
131
terbuka pada dinding luar dan dinding yang
menghadap koridor. Tetapi meletakkan pintu dan
jendela yang terbuka pada sisi dinding yang
menghadap koridor akan mengurangi privasi visual
dan suara bagi pengguna bangunan. Untuk
mengatasinya, maka harus dilakukan strategi tertentu
dalam mengatur perletakan jendelanya.Ventilasi
untuk bangunan seperti ini sensitif pada
orientasi.Perancang harus memastikan bahwa satu
fasade menghadap arah angin yang kuat dengan
sudut di atas sekitar 30 derajat.
132
Gambar 3.15, Dengan perletakan bukaan seperti ini, penghawaan
silang bisa terjadi tanpa merusak privasi penggunaannya (Givoni, 1998)
Sumber: Iklim sebagai konteks, PDF
133
d) Multistory Buildings with More Than 2 Units per
Staircase
Ventilasi yang potensial pada bangunan dengan
akses langsung dengan 3 unit per lantai:
(1) Tangga di dalam, satu unit bisa berada dalam
baying-bayang angin, dengan ventilasi yang
buruk.
(2) Tangga terbuka di luar meningkatkan ventilasi
yang potensial.
(3) Tangga di dalam, unit yang menghadap
downwind memiliki ventilasi yang buruk
Ketika lebih dari 3 unit per lantai diakses dari
tangga, beberapa unit bisa memiliki ventilasi dan
pencahayaan matahari yang buruk.
134
9) Pola dan Konfigurasi bukaan
Penghawaan silang seharusnya selalu dilakukan,
sekalipun pada ruang yang menggunakan AC. Sekali
waktu pasti membutuhkan udara segar untuk
menggantikan udara panas dalam ruangan. Ventilasi di
sisi ruangan bisa berfungsi sebagai sekop angin
diletakkan di pojok fasade akan menangkap angin. Bisa
digunakan bila kecepatan angin tinggi.Pola dan
konfigurasi bukaan mempengaruhi radiasi, aliran udara,
dan pencahayaan.Luasan, bentuk, lokasi, dan posisinya
juga berpengaruh pada pergerakan udara,
pencahayaan, dan silau pada ruang dalam. Jika bukaan
tidak terbayangi, maka akan mempengaruhi panas
radiasi yang didapatkan. Bukaan pada level yang lebih
tinggi, menambah aliran udara, dikenal sebagai stack
effect.Posisi bukaan mempengaruhi distribusi cahaya
pada ruang dalam sebagaimana mempengaruhi refleksi
pada ruang dalam.
Untuk daerah tropis, bukaan harus lebar untuk
memfasilitasi masuknya udara.Sosoran yang lebar lebih
disukai bila memotong radiasi matahari.Ketinggian
bukaan harus menimbulkan distribusi udara yang baik
bagi tubuh manusia.Ambang bukaan bawah mungkin
lebih disukai.Jendela yang tinggi menyediakan distribusi
yang baik untuk cahaya langsung dan difus.Jendela
yang rendah memungkinkan tanah memantulkan
cahaya. Partisi seharusnya tidak diletakkan di dekat
jendela karena akan merubah dan mengacaukan arah
aliran angin. Akan lebih disukai untuk menyediakan
setiap ruangan dengan jendela paling tidak di dua sisi
135
dinding.Ventilasi dibutuhkan 85% setahun, dan ventilasi
silang timur barat.
136
Gambar 3.20, Posisi bukaan yang ideal (Krishan, 2000)
Sumber: Iklim sebagai konteks, PDF
Core di tengah
menyatukan semua
1 sirkulasi, cukup terpadu
dan dapat diterapkan
pada lahan
Mengarah ke bentuk
menara
137
Bentuk denah Y
Membutuhkan 3 tangga
Sulit dalam
pembentukan ruang-
ruang umum dan sulit
dalam bentuk struktur
2 Blok dengan 3 sayap,
mengkombinasikan
kemungkinan yang
paling disukai dari pusat
sirkulasi dengan
penempatan sayap-
sayapnya secara bebas
Bangunan berbentuk H
Terdiri dari 2 sayap,
dengan jembatan
penghubung yang
digunakan untuk
3
menempatkan lift, toilet,
ruang penyimpanan dan
lain-lain
Cukup ekonomis
Mudah mengatur ruang
Bentuk Cogwheel
Sistem penerangan pada
4 beberapa bagian buruk
Cukup ekonomis
Mudah mengatur ruang
138
Bentuk U
5 Cukup ekonomis
Mudah mengatur ruang
Bentuk melingkar
Membutuhkan
penyelesaian yang
6 seksama untuk
pengaturan ruang yang
saling membelakangi
Sulit dalam perluasan
Bentuk T
Cukup ekonomis
7 Mudah dalam
pengaturan ruang
Mudah dalam perluasan
139
Pada iklim tropis lembab, perhatian utama pada
bentuk denah adalah untuk memaksimalkan pergerakan
udara. Meminimalkan perbandingan antara keliling dan
luas bangunan akan berguna untuk meminimalkan
panas yang diterima. Bila temperatur tidak terlalu
berlebihan, denah yang bebas bisa disusun selama
rumah berada di bawah bayangan yang
melindungi.Jalan udara di dalam bangunan adalah
penting.Denah bisa disusun menjadi elemen-elemen
terpisah, karena 75% waktu kondisi outdoor mendekati
nyaman, jika terbayangi.Paving harus dihindari.Area
yang dilindungi kasa penting untuk mengusir
serangga.Area yang menghasilkan panas dan lembab
harus diberi ventilasi dan terpisah dari struktur.Kontrol
Uap air, serangga, dan kelembaban penting pada ruang
penyimpanan.Denah bangunan seharusnya
memantulkan pergerakan udara melalui ruang-ruang dan
memasukkan cahaya alami ke- dalam bangunan.Lantai
dasar pada iklim tropis sebaiknya terbuka dengan
lingkungan luar dan terventilasi secara alami.
12) Elemen Denah
Elemen denah berpengaruh terhadap pergerakan
udara, radiasi, suhu, kelembaban, dan terang langit.
Macam elemen-elemen denah antara lain vegetasi,
water bodies, dan halaman. Halaman dan teras bisa
menambah ventilasi.Penangkap angin juga bisa
digunakan.Tetapi penangkap angin hanya efektif bila
digunakan pada angin yang kuat dan dingin.
140
Gambar 3.21, Penangkap angin (Krishan, 2000)
Sumber: Iklim sebagai konteks, PDF
141
meningkatkan ventilasi, bisa didapat dengan
memodifikasi jendela itu sendiri.
b. Internal Bangunan
Penyelesaian internal akan mempengaruhi panas dan
pencahayaan alami. Penyelesaian internal ruang akan
mempengaruhi efek tingkat pencahayaan alami di dalam
ruangan. Reflektifitas atau emisivitas radiasi
142
akanmempengaruhi panas yang dilepaskan bila u-value
material rendah. Reflektansi internal harus sesuai dengan
kondisi pencahayaan yang diharapkan di dalam
ruangan.Ruang interior harus terbayangi dan terventilasi
dengan baik.Ruang-ruang fleksibel, dengan penggunaan
jasa, bisa dipindah, atau partisi yang rendah, lebih
disukai.Material lantai harus kedap air.Area yang ditinggali
di siang hari harus mengalirkan angin barat-timur.
1) Material
Kapasitas panas dinding yang paling baik adalah
yang memiliki termal lag yang bisa menyebabkan re-
radiasi di malam hari. Selain itu juga yang bisa
mencegah rusaknya material karena
kelembaban.Material konstruksi seharusnya bukan
material yang menyimpan panas. Sedangkan material
atap akan menentukan transfer panas melalui atap.
Aliran panas melalui material ditentukan oleh nilai
konduktan dan resistan dari material tersebut.Material
yang menyimpan panas tidak disukai di iklim tropis.Atap
seharusnya ringan dan mempunyai u-value yang tinggi
dan kapasitas panas yang rendah.Pengaruh thermal
yang paling kuat muncul di sini.Titik berat desain
berubah dari dinding ke atap.Atap dobel yang
berventilasi lebih disukai, atap lebih atas berfungsi
sebagai pelindung matahari.Harus berinsulasi dan
memantulkan sinar matahari. Insulasi thermal yang baik
pada kulit bangunan akan mengurangi transfer panas,
baik yang berasal dari matahari maupun kehilangan
hawa dingin dari dalam.
143
Gambar 3.25, Insulative Wall (Ken Yeang, 1994)
Sumber: Iklim sebagai konteks, PDF
3) Mechanical Electrical
Salah satu strategi menggunakan iklim dalam
bangunan adalah memanfaatkannya sebagai energi
untuk sistem Mechanical & Electrical.Dalam hal ini energi
angin bisa disimpan dan digunakan sebagai tenaga
tambahan.Contohnya adalah bangunan China Tower 1
karya Ken Yeang.
144
Gambar 3.26, China Tower (Ken Yeang, 1994)
Sumber: Iklim sebagai konteks, PDF
145
Sedangkan untuk penempatan lobby lift, tangga dan
toilet seharusnya memperhatikan ventilasi natural dan
view keluar. Hal-hal tersebut seharusnya berada pada
keliling luar bangunan sehingga dapat menerima cahaya
matahari dan view keluar. Hal ini akan menghasilkan
penghematan energi karena tidak membutuhkan
ventilasi buatan dan mengurangi penggunaan cahaya
buatan.
4) Fasade Bangunan
Fasade bangunan juga bisa dirancang untuk
beradaptasi dengan iklim.Fasade bisa dirancang supaya
memiliki zona udara yang dalam.Bentuk bukaan yang
luas mengahadap langit secara alami memberi ventilasi
pada atrium dengan penutup louver di atas kepala, atau
balkon yang menjorok masuk ke dalam, atau skycourt
yang luas.Contoh penggunaan strategi-strategi tersebut
adalah pada beberapa karya Ken Yeang yaitu Plaza
Atrium, Menara Boustead, dan Menara
Mesiniaga.Ruang-ruang transisi tersebut bisa
menciptakan fasade bangunan yang berlapis.Hal
tersebut juga bisa menghaluskan pengaruh permukaan
yang rata dan keras dari sistem membangun pada
ligkungan luar, serta bisa menyediakan area
pembayangan pada bagian atas bangunan.Skycourt juga
menyediakan kesempatan pengguna bangunan untuk
menambahkan tanaman untuk menciptakan garden in
the sky.
Pintu kaca dengan ketinggian penuh yang terbuka
menuju ke skycourt akan:
a) Memungkinkan kualitas pencahayaan alami yang
lebih baik untuk masuk ke ruang dalam.
146
b) Bertindak sebagai katup yang memungkinkan angin
memasuki bangunan kapanpun dia diinginkan.
Penyatuan skycourt dalam bangunan tinggi
memungkinkan kita untuk menciptakan kembali kondisi
lantai dasar di ruang-ruang yang berada di tingkat
atas.Ceruk yang dalam bisa menyediakan pembayangan
pada sisi panas bangunan.Jendela bisa sepenuhnya
tercoak dan membentuk balkon atau skycourt
kecil.Menempatkan balkon pada sisi yang panas
memungkinkan penggunaan kaca pada sisi ini dengan
penuh.
Ruang transisi yang besar bisa diletakkan di bagian
pusat atau luar bangunan sebagai ruang udara atau
atrium.Bagian atasnya bisa dilindungi oleh louvered roof,
untuk mendorong aliran angin melalui area dalam
bangunan.Hal ini juga bisa didesain untuk difungsikan
sebagai sekop angin untuk mengontrol ventilasi alam
pada bagian dalam bangunan. Salah satu teknik yang
lain untuk pendinginan adalah dengan menggunakan
sistem water spray pada sisi fasade yang panas.
147
dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab, yaitu:
a. Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal
terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan
aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar
bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi
langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang
panas.
Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan
bahan atau material memiliki ketahanan panas yang besar,
sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut
akan terhambat.
Permukaan yang paling besar menerima panas adalah
atap.Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai
ketahanan panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk
mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit
karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian
atas bangunan dapat diperbesar dengan cara, misalnya
rongga-rongga langit, penggunaan pemantul panas reflektif
juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk
memperkecil panas yang masuk, antara lain yaitu:
1) Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke Timur
dan Barat
2) Melindungi dinding dengan alat peneduh
Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil
penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk
permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari
yang kecil sedangkan warna gelap adalah sebaliknya.
Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan
temperatur permukaan naik, sehingga akan jauh lebih besar
148
dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan
temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan
yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.
149
diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal.Untuk
yang pertama kali sebaiknya menggunakan lubang ventilasi
tetap yang selalu terbuka.Untuk memenuhi yang kedua,
sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya
dapat diatur.
c. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi dikarenakan oleh sinar
matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dari
permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk
mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun
Shading Device)
150
2) Cahaya matahari difus
Di Indonesia seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya
cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam bangunan.
Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak
dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan
menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar
matahari pada pagi hari, sehingga yang perlu dimanfaatkan
untuk penerangan adalah cahaya langit.
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai
bangunan makin kuat potensi cahaya langit uang bisa
dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang
kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen:
1) Komponen langit
2) Komponen refleksi luar
3) Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut langit memberikan
bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan
oleh suatu lubang cahaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat
penerangan pada bidang kerja tersebut adalah:
1) Luas dan posisi lubang cahaya
2) Lebar teritis
3) Penghalang yang ada di depan lubang cahaya
4) Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam ruangan
5) Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak, semakin tinggi
bangunan semakin berkurang pula kemungkinan adanya
penghalang di depan lubang cahaya. Dari penelitian yang
dilakukan, baik pada model bangunan dalam langit buatan,
maupun pada rumah sederhana, faktor penerangan siang
hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya
151
15% dari luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya
di dinding, pada ketinggian normal pada langit, lebar sekitar
1 meter, faktor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan
dalam ruangan sekitar 50% - 60% tidak ada penghalang di-
depan lubang cahaya dan kaca penutup adalah kaca
bening.
152
BAB IV
KESIMPULAN
153
Sebagai langkah awal kebutuhan hunian dalam bentuk apartemen
dalam perencanaan ini berdasarkan hasil analisis pada bab
sebelumnya adalah sebanyak 128 unit hunian dengan perincian
sebagai berikut
1. Tipe 1 kamar tidur sebanyak 32 unit
2. Tipe 2 kamar tidur sebanyak 52 unit
3. Tipe 3 kamar tidur sebanyak 41 unit
4. Tipe khusus/penthouse sebanyak 3 unit
Sistem kepemilikan apartemen ini adalah sewa, dengan
pertimbangan bahwa tenaga kerja asing yang merupakan sasaran
utama penghuni apartemen memiliki sistem ikatan kontrak kerja yang
lama tinggalnya hanya beberapa tahun saja, dan bagi masyarakat
Kota Makassar itu sendiri apartemen masih berupa hunian sementara
karena masih merupakan sosialisasi bagi sebagian besar masyarakat
Kota Makassar.
154
Makassar dengan pemanfaatan iklim tropis di mana secara spesifik
untuk iklim mikro Makassar diketahui bahwa kecepatan angin cukup
tinggi sehingga potensi ini bisa dimanfaatkan untuk mengatasi
kelembaban dengan memperbanyak bukaan, namun dengan
pertimbangan bahwa pada ketinggian di atas bangunan, kecepatan
angin harus direduksi untuk mendapatkan kenyamanan yang optimal.
Secara umum perbedaan apartemen dengan pendekatan
arsitektur tropis ini dengan apartemen pada umumnya adalah terletak
pada pengolahan bangunan dalam kaitannya dengan respon terhadap
iklim setempat, sehingga dengan pendekatan ini didapatkan bahwa:
1. Perbandingan panjang dan lebar yang optimum untuk denah di
daerah tropis adalah 1 : 3
2. Pemanfaatan core sebagai daerah servis biasanya ditempatkan
pada daerah yang lebih banyak menerima panas
3. Orientasi bangunan sebaliknya pada arah Utara-Selatan jika tidak
ada alasan/perrtimbangan khusus lainnya.
155
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Dasar Perancangan Makro
1. Pemilihan Lokasi
Dalam pemilihan lokasi apartemen perlu mempertimbangkan
kecenderungan masyarakat perkotaan dalam memilih lokasi hunian,
yaitu dekat dengan tempat mereka bekerja, agar lebih efisien dalam
hal waktu dan biaya. Mengingat saat ini lalu lintas di Kota Makassar
dapat dibilang sangat padat. Sesuai dengan dasar pertimbangan di
atas, maka kriteria dalam memilih lokasi apartemen adalah sebagai
berikut:
a. Lokasi merupakan daerah yang difungsikan sebagai kawasan
permukiman sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Makassar.
b. Lokasi berada dekat atau dapat diakses dengan mudah dari
pusat bisnis dan perkantoran.
c. Terdapat transportasi umum yang menghubungkan lokasi
dengan pusat bisnis dan perkantoran.
d. Lokasi didukung dengan sarana penunjang yang memadai,
seperti rumah sakit, sekolah maupun perguruan tinggi, pusat
perbelanjaan, dan lainnya.
Kriteria kriteria yang telah disebutkan di atas kemudian dijadikan
dasar dalam menentukan alternatif lokasi untuk apartemen di kota
Makassar. Berdasarkan RTRWK Makassar Tahun 2016, kawasan
permukiman meliputi kecamatan rappocini, manggala, sebagian
wilayah kecamatan tamalate dan tamalanrea.
156
Gambar 5.1. Peta Administratif Kota Makassar
Sumber: BAPPEDA
a. Alternatif Lokasi
Berdasarkan pembagian kriteria yang telah disebutkan
sebelumnya, terdapat dua alternatif lokasi untuk apartemen di
Makassar, yaitu:
1) Kecamatan Rappocini
a) Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Makassar, kawasan ini diperuntukan sebagai kawasan
permukiman dan juga jasa pelayanan sosial.
b) Dekat dari pusat kota, selain itu di kawasan ini sendiri
banyak terdapat perkantoran dan pusat bisnis.
157
c) Dilalui oleh transportasi publik dan merupakan jalur
penghubung kota Makassar dan Kabupaten Gowa.
d) Sarana penunjang seperti rumah sakit, perguruan tinggi,
sekolah, maupun pusat perbelanjaan juga telah tersedia di
kawasan ini.
2) Kecamatan Panakkukang
a) Merupakan pusat perkantoran, permukiman, pemerintahan
dan perguruan tinggi.
b) Dekat dari pusat kota.
c) Dilalui oleh transportasi publik, selain itu kawasan ini juga
merupakan pintu masuk/keluar tol reformasi sehingga akses
ke bandara mudah. Merupakan jalur trans provinsi Sulawesi.
d) Memiliki sarana penunjang lengkap mulai dari sarana
kesehatan, pendidikan, dan juga dekat dari pusat
perbelanjaan.
3) Kecamatan Tamalate
a) Merupakan kawasan pusat kebudayaan, permukiman, dan
bisnis / perdagangan.
b) Kawasan pusat kota dapat diakses dengan mudah dan
cepat.
c) Dilalui oleh transportasi publik. Hanya pada kawasan metro
tanjung bunga dan pusat kebudayaan belum mendapat
akses transportasi publik.
d) Terdapat sarana yang menunjang keberlangsungan aktivitas
di kawasan ini, seperti sarana kesehatan, pendidikan,
rekreasi dan perbelanjaan.
b. Penentuan Lokasi
Berdasarkan beberapa kriteria yang telah disebutkan di atas,
maka lokasi yang dianggap memenuhi adalah kecamatan
Rappocini.
158
Gambar 5.2 Peta Kecamatan Rappocini
Sumber : http//Peta Kota Makassar jpg.com
2. Pemilihan Tapak
Memilih tapak dalam perancangan apartemen sebaiknya
mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:
a) Peruntukan tapak sesuai RTRWK
b) Aksesibilitas tapak ke pusat kota
c) Luas tapak
d) Kondisi tapak
e) Daya dukung lingkungan sekitar tapak
f) View tapak
Adapun kriteria untuk pemilihan tapak:
a) Tapak diperuntukkan sebagai permukiman sesuai dengan
RTRWK.
b) Aksesibilitas yang baik antara tapak dan pusat kota / bisnis.
c) Luas tapak memenuhi kebutuhan akan aktivitas di dalam
apartemen.
159
d) Kondisi topografi dan daya dukung tanah tapak baik, kebisingan
yang cukup rendah.
e) Lingkungan sekitar tapak berpotensi mendukung aktivitas yang
ada di dalam apartemen.
f) View yang baik dari dalam ataupun luar tapak.
Berdasarkan kriteriapemilihan tapak di atas, maka dapat diambil
beberapa alternatif tapak yang sesuai untuk perancangan
apartemen, sebagai berikut
1
`Jl. Her tasni ng
Jl. Pettarani
Jl . A ro epal a
2
Jl. Sultan Alauddin 3
160
Kriteria:
1) Diperuntukkan sebagai pusat bisnis di kawasan Rappocini.
2) Terletak di Jalan A.P.Pettarani dan Jl. Hertasning yang
merupakan jalan protokol yang terhubung dengan pusat
kota.Sistuasi lalu lintas di sekitar tapak cukup lancar. Selain itu,
transportasi publik juga dapat diakses dengan mudah.
3) Luas tapak kurang lebih 2,3 Ha (23.000 m2), cukup memadai
untuk dibangun apartemen di atasnya. Lahan ini bukan lahan
kosong seluruhnya.
4) Kondisi topografi tanah datar, dan daya dukung tanah baik.
Sedangkan kebisingan dari jalan raya di depan tapak cukup
tinggi.
5) Pada kawasan ini terdapat berbagai sarana penunjang seperti
rumah sakit (RSI Faisal), perguruan tinggi (Universitas Negeri
Makassar), pusat perbelanjaan (Mal Panakkukang), dan
sebagainya.
6) Tapak berada pada pusat kota, sehingga view dari dalam tapak
sangat baik untuk melihat panorama kota.
b) Alternatif 2 Jalan A.P.Pettarani Jalan Sultan Alauddin
161
Kriteria:
1) Tapak berada pada kawasan bisnis perguruan tinggi.
2) Tapak terletak di pertigaan jalan Pettarani dan jalan Sultan
Alauddin. Merupakan jalur penghubung kota Makassar dan
kabupaten Gowa.
Aksesibilitas cukup baik, lalu lintas di sekitar tapak cukup padat
pada waktu waktu tertentu.
3) Luas tapak cukup memadai, kurang lebih 1,6 Ha (16.000 m2)
4) Kondisi topografi tanah datar, dan daya dukung tanah baik.
Sedangkan kebisingan dari jalan raya di depan tapak cukup
tinggi.
5) Beberapa fasilitas penunjang seperti perguruan tinggi, hotel
dan pusat konvensi, pusat bisnis dan perdagangan, telah
tersedia di sekitar lokasi tapak. Saat ini juga rumah sakit
pendidikan Universitas Islam Negeri Makassar sedang dalam
tahap pembangunan.
6) Tapak terletak di sudut antara jalan Pettarani dan Sultan
Alauddin, sehingga jika penampilan dan pengolahan site diatur
dengan baik akan menghasilkan view yang baik dari luar dan
dari dalam tapak.
c) Alternatif 3 Jalan Aroepala
162
Kriteria:
1) Diperuntukkan sebagai kawasan permukiman.
2) Tapak terletak di kawasan sedang berkembang, merupakan
kawasan yang baru terbuka beberapa tahun belakangan ini.
Berbatasan langsung dengan kabupaten Gowa. Cocok untuk
dijadikan kawasanpermukiman karena letaknya di pinggir kota
sehingga masih jauh dari kebisingan kota. Hanya saja, sampai
saat ini belum tersedia transportasi publik untuk sampai ke
kawasan ini.
3) Luas tapak memadai, yaitu kurang lebih 3Ha (30.000 m2)
4) Kondisi topografi datar, karena sebagian besar lahan di
kawasan ini merupakan bekas rawa. Sehingga, perlu dilakukan
penimbunan dalam jumlah besar. Tingkat kebisingan di sekitar
tapak cukup rendah.
5) Lokasi tapak agak jauh dari pusat kota, tapi akses untuk
menuju pusat kota ataupun fasilitas penunjang seperti pusat
perbelanjaan, perguruan tinggi, dan rumah sakit cukup lancar.
6) Kawasan ini masih didominasi oleh lahan lahan kosong dan
juga perumahan penduduk, sehingga view yang dapat dinikmati
penghuni apartemen masih sangat natural dan hijau.
Penentuan Tapak
Berdasarkan berbagai pertimbangan atas kriteria, maka dapat
ditentukan tapak yang terpilih yaitu Alternatif 1 yang terletak di sudut
jalan A.P.Pettarani dan jalan Hertasning. Tapak ini dipilih karena
lokasinya yang strategis, sarana dan prasarana yang lengkap
diharapkan mampu menunjang keberadaan apartemen ini nantinya.
163
Gambar 5.7 Tapak terpilih
Sumber: Google Earth, 2013
3. Analisis Tapak
a. Kondisi Fisik Tapak
Tapak berada di antara jalan A.P.Pettarani dan jalan Sultan
Alauddin. Sebagian besar lahan merupakan lahan kosong,
sebagian kecilnya lagi
merupakan bangunan ruko yang sudah tidak terpakai lagi. Lahan
ini nantinya akan diratakan dan bangunan yang tidak sesuai
dengan peruntukan lahan akan dibongkar dan sisa materialnya
akan dipakai untuk penimbunan atau perataan lahan.
164
Gambar 5.9 Foto Situasi jalan Pettarani jalan Hertasning
Sumber: Dikutip langsung di lapangan
165
b. Existing Condition
7 9
8 8
6
5
3 4
2 11
1
10
Keterangan:
1. DPRD Kota 5. Kompleks Ruko Zamrud 9. Hotel Swiss Bell-Inn
2. Kantor BPK 6. BTS Telkomsel 10. PLN Sulselbar
3. Gudang Pupuk 7. Kawasan Bisnis Boulevard 11. Rumah Sakit Grestelina
4. Permukiman penduduk 8. Mall Panakukang
166
c. Kondisi iklim
Kelembaban udara berkisar antara 67% (bulan Agustus) - 90%
(bulan Januari) dengan lama penyinaran matahari rata-rata 70
persen. Curah hujan tahunan rata-rata 2560.8 mm dengan jumlah
hari hujan sekitar 128 hari hujan per tahun. Temperatur udara
rata-rata di Kota Makassar berkisar antara 26.2 29.3 C.
Kecepatan angin rata-rata 5.2 Knot/Jam.
d. Luas Tapak
Luas tapak kurang lebih 2,3 Ha (23.000 m2).
4. Konsep Pengolahan Tapak
a. Orientasi Matahari dan Arah Angin
1) Orientasi terhadap lintasan matahari
Agar sinar matahari dapat dimanfaatkan dengan optimal
sebagai pencahayaan alami, orientasi bangunan serta luasan
bukaan harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
167
Gambar 5.14 Penggunaan sun shade dan vertikal
garden pada fasad. Sumber: www.google.com/images
Sirkulasi kendaraan
dalam tapak
168
Pencapaian ke tapak menggunakan satu jalan masuk yang
berada di jalan A.P.Pettarani, dan jalan keluar yang berada di
jalan Sultan Alauddin. Jalan masuk dan jalan keluar dibuat
terpisah untuk menghindari penumpukan kendaraan di satu titik.
Selain itu, di dalam tapak juga dapat dihindari crossing antara
kendaraan dan pejalan kaki.
1) Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi kendaraan di dalam tapak dapat dibagi atas:
a) Kendaraan pengunjung,
b) Kendaraan penghuni
c) Kendaraan pengelola, dan
d) Kendaraan servis.
Jalur kendaraan diatur sesuai dengan pengelompokan jenis
kendaraan di atas. Kendaraan pengunjung diarahkan ke
tempat drop-off atau parkir outdoor. Sedangkan untuk
kendaraan pengelola dan penghuni diarahkan untuk parkir di
parkiran indoor.
Kendaraan servis seperti pengangkut barang ataupun
limbah diarahkan menuju belakang bangunan dan langsung
menuju jalan keluar. Dengan pengaturan seperti ini mobilitas
di dalam tapak dapat berjalan lancar dan memberikan
kemudahan bagi pelaku kegiatan di apartemen.
2) Sirkulasi pejalan kaki
Jalur pejalan kaki berupa pedestrian di sekeliling bangunan
dan juga sepanjang jalan masuk dan keluar. Pedestrian dibuat
jelas dan terarah, aman bagi pejalan kaki dan juga tetap
memperhatikan kenyamanannya.
169
c. Kebisingan dan Penzoningan
Tapak terletak di salah satu jalan protokol Kota Makassar, di
mana kegiatan publik banyak dipusatkan di daerah ini.
Akibatnya, tingkat kebisingan di daerah ini dapat dikatakan
cukup tinggi. Sumber kebisingan terbesar adalah dari kendaraan
yang melintas di kedua jalan yang mengapit tapak, yaitu jalan
Pettarani dan Letjen. Hertasning. Sedangkan, untuk area
permukiman yang ada di belakang tapak tingkat kebisingannya
cukup rendah.
170
d. View dari Dalam dan Luar Tapak
171
a) Tanaman peneduh, berupa pohon dengan tinggi sekitar 5-
15 m, ditanam pada area publik yang memerlukan
perlindungan terhadap sinar matahari langsung seperti
area parkir, taman, dan area bermain. Adapun pohon
yang dapat dijadikan peneduh antara lain pohon akasia,
kiara tanjung, dan sebagainya
b) Tanaman pengarah, berupa pohon kecil ataupun semak
tinggi yang ditanam pada sepanjang tepi jalur kendaraan
ataupun pedestrian. Contoh tanaman pengarah dapat
berupa pohon palem botol, tanaman asoka, dan
sebagainya.
c) Tanaman estetika, berupa pohon atau bunga yang
biasanya ditanam tunggal di tengah-tengah taman atau
area yang ingin dijadikan centre of view. Biasanya,
memiliki bunga, daun atau bentuk yang menonjol.
Contohnya, pohon kamboja, pohon
d) Ground cover, merupakan tanaman penutup tanah,
berupa jenis jenis rumput.
2) Hard Material, berupa pengerasan jalan (paving block) dan
perabot pelengkap taman atau lanskap. Seperti, kursi taman,
sculpture, fountain, lampu taman, tempat sampah, dan
permainan anak anak di playground.
Untuk pengerasan digunakan dua material, yaitu peving block
dan grass block. Grass block digunakan pada jalur pejalan
kaki di area taman, sedangkan paving block digunakan pada
pedestrian dan juga jalur kendaraan.
172
5. Bentuk dan Tampilan Bangunan
a. Bentuk Dasar
Bentuk bangunan dapat terbentuk dari beberapa faktor,
seperti fungsi bangunan, imajinasi perancang, tren bangunan
saat itu, serta pengaruh iklim dan budaya.Berdasarkan faktor
faktor tersebut, bentuk apartemen pada perancangan ini dibuat
mengikuti fungsi bangunan sebagai hunian komersial serta
pengaruh iklim di sekitar tapak.
Sebagai bangunan hunian komersial, bentuk harus
mengoptimalkan luas lantai untuk dijadikan unit hunian serta
memiliki alur sirkulasi yang mudah dan jelas. Alur sirkulasi yang
jelas berhubungan dengan pola tata ruang dan bentuk dasar
bangunan.
1) Pola tata ruang
Pola tata ruang yang digunakan adalah pola radial di mana
penataan ruang mengikuti alur sirkulasi mengelilingi pusat
bangunan (core). Pola radial dipilih karena tidak
menggunakan banyak ruang untuk sirkulasi. Selain itu, alur
sirkulasi yang tercipta juga mudah.
2) Bentuk dasar bangunan
Bentuk dasar bangunan yang digunakan adalah persegi
panjang karena bentuknya yang memudahkan dalam
pengolahan ruang ruang nantinya. Dua tower unit hunian
terbentuk dari beberapa persegipanjang. Untuk penyesuaian
dengan bentuk lahan, pada area main entrance dibuat
diagonal.
173
Gambar 5.18 Bentuk dasar
Bentuk massa bangunan pada apartemen dibagi menjadi tiga
macam, yaitu: tipe slab, tipe tower dan tipe variant.
a) Tipe slab
Pada tipe ini, bangunan berbentuk memanjang secara
horisontal.
Dapat menampung unit hunian yang banyak untuk tiap
lantainya. Namun, untuk penggunaan bentuk ini memerlukan
tapak yang cukup luas.
b) Tipe tower
Bentuk bangunan menjulang tinggi ke atas. Cocok untuk
bangunan dengan tapak yang sempit. Tidak banyak
menghasilkan unit hunian per lantainya. Oleh karena itu, perlu
dibangun dengan jumlah lantai yang banyak.
c) Tipe variant
Merupakan penggabungan dari dua tipe sebelumnya. Tipe
slab pada bagian dasar bangunan, biasanya dimanfaatkan
sebagai wadah fasilitas fasilitas publik, sedangkan tipe tower
dijadikan sebagai unit hunian.
174
(a) (b) (c)
Gambar 5.19 (a) tipe slab; (b) tipe tower; (c) tipe variant
Bentuk massa bangunan yang dipilih adalah tipe variant, dengan
pertimbangan luasan lahan cukup besar untuk dibangun podium
sebagai pusat fasilitas penunjang, dengan begitu akses ke unit
hunian hanya dapat dilalui oleh pemilik unit hunian.
Penggunaan tower yang ramping dimaksudkan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara masuk ke dalam bangunan. udara
dari luar bangunan masuk
melalui ruang transisi berupa sky garden dan balkon yang berada di
sisi timur barat tower.
175
b. Tampilan Bangunan
Dalam mengekpresikan penampilan bangunan, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, diataranya:
1) Proporsi, yaitu perbandingan fisik bangunan dengan luasan
tapak, maupun perbandingan unit bangunan dengan
bangunan tinggi.
2) Ritme, yaitu modul pengulangan dari seluruh unit
bangunan. Dapat diciptakan dengan pemakaian bahan
material yang sama maupun bentuk dasar yang sama.
3) Unity, yaitu menciptakan kesan kesatuan dari seluruh unit
bangunan, dapat diciptakan dengan pemakaian bahan
material yang sama maupun bentuk dasar yang sama.
4) Balance, yaitu keseimbangan yang dapat dicapai dengan
pengaturan dan perletakan bangunan sedemikian rupa
didalam site atau tapak.
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang
tampilan bangunan apartemen, yaitu:
1) Mencerminkan bangunan hunian
2) Memperhatikan skala bangunan
3) Cara mengatasi iklim yang kurang menguntungkan
4) Sebagai wadah akomodasi apartemen, karakteristik
bangunan mengekspresikan sifat keterbukaan yang
didekati dengan menggunakan elemen-elemen
transparan dan enterance lebar terbuka.
5) Mampu meningkatkan kualitas lingkungan sehingga
disamping menjadi ciri bagi lingkungan juga menjadi
status simbol/kebanggan penghuni.
6) Bentuk bangunan berdasarkan hasil pengamatan
beberapa apartemen.
176
Iklim merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tampilan bangunan dengan pendekatan
bioklimatik. Karena, pendekatan
bioklimatik mengisyaratkan bangunan yang tanggap terhadap
iklim. Penampilan bangunan yang tanggap terhadap iklim
mengutamakan penghematan pemakaian energi mekanik dan
elektrikal dengan memanfaatkan hubungan antara iklim dan
elemen elemen bangunan, yaitu dengan cara:
1. Perletakan core pada tepi bangunan yang menghadap ke
arah timur barat
2. Penggunaan balkon sebagai penghalang sinar matahari
langsung ke dalam bangunan.
3. Memanfaaatkan ruang ruang transisi sebagai pemecah laju
angin dan juga sinar matahari langsung.
4. Pemanfaatan sun shade dan taman vertikal pada fasad
bangunan sebagai penghalau sinar matahari dan angin.
177
3) Pengelola, adalah sekelompok orang yang bertanggung
jawab atas pengelolaan apartemen. Pengelola apartemen
dapat dikelompokkan dalam beberapa divisi, yaitu:
a) Marketing
b) Housekeeping
c) Buiding Maintenance
d) M&E
e) Security
f) Servis
4) Servis, adalah kelompok orang yang melakukan kegiatan
servis seperti pengangkutan barang ataupun petugas
kebersihan kota untuk mengangkut sampah.
178
14 Perawatan Kesehatan Klinik
15 Perawatan Kecantikan Salon & Spa
2) Pengunjung
Tabel 5.2 Kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas pengunjung
NO Aktivitas Kebutuhan Ruang
1 Datang / Pergi Main Entrance
2 Parkir Kendaraan Parkiran
3 Drop-off Entrance foyer
4 Masuk / Keluar Bangunan Entrance
5 Membutuhkan informasi Information desk
Menunggu / bertamu dengan
6 Lobby
penghuni
Lounge, Coffee Shop,
7 Makan / Minum
Restoran.
8 Berbelanja Shop Arcade
3) Pengelola
Tabel 5.3 Kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas pengelola
NO Aktivitas Kebutuhan Ruang
1 Datang / Pergi Main Entrance
Parkiran Khusus
2 Parkir Kendaraan
Pengelola
3 Masuk / Keluar Bangunan Entrance
4 Menerima pengunjung Resepsionis
5 Memberi informasi Information desk
6 Mengurus Kepegawaian Rg. Personalia
7 Pemasaran Rg. Marketing
8 Keuangan Rg. Keuangan
Mengendalikan operasional
9 Rg. Pimpinan
apartemen
10 Rapat operasional Ruang rapat
11 Istirahat WC
12 Membuat makanan/minuman Pantry
4) Servis / pelayanan
Tabel 5.4 Kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas servis
NO Aktivitas Kebutuhan Ruang
1 Datang / Pergi Main Entrance
Parkiran Khusus
2 Parkir Kendaraan
Service
3 Masuk / Keluar Bangunan Entrance khusus
4 Menjaga Keamanan Rg. Keamanan
179
Melayani surat, kiriman
5 Mail room
paket.
Mengawasi rekaman
6 Rg. CCTV
kamera
7 Mengurus Kebersihan Rg. Cleaning Service
8 Melayani Unit Hunian Rg. Housekeeping
9 Memasak Dapur Umum
Menyimpan Bahan Gudang Basah /
10
Makanan Kering
Mencuci, mengeringkan,
11 Laundry
dan menyetrika pakaian
12 Menyimpan Pakaian Kering Rg. Linen
Mengoperasikan,
13 memantau, memelihara Rg. Teknik
M&E
Coffee Shop,
14 Melayani makan dan minum
restaurant.
15 Istirahat Ruang Istirahat
16 Berganti pakaian seragam Ruang Ganti
17 Makan / minum Kantin
18 Ruang hajat WC
2. Pengelompokan ruang
Ruang ruang yang ada dikelompokkan berdasarkan pembagian
zona publik, semi privat, privat dan servis.
a. Zona publik
Merupakan ruang ruang yang dapat diakses oleh semua orang,
baik itu penghuni maupun bukan penghuni.
1) Dalam bangunan
a) Entrance
b) Lobby
c) Resepsionis / information desk
d) Kafe,
e) Coffee shop,
f) Restoran
g) Fitness Centre
h) Shop Arcade
i) Parkiran indoor
180
2) Luar Bangunan
a) Main entrance
b) Parkiran outdoor
c) Kolam renang
d) Taman
e) Fasilitas olahraga outdoor
f) Playground
b. Zona privat
Merupakan ruang ruang yang terdapat di dalam unit hunian.
Akses ke unit hunian hanya dimiliki oleh penghuni unit tersebut.
Tingkat privasi di ruangan ini sangat dijaga oleh pihak pengelola
apartemen. Adapun, ruangan yang terdapat di unit hunian, antara
lain:
1) Ruang tamu (tipe 2, 3 kamar tidur)
2) Dapur
3) Ruang makan / bar (1 kamar tidur)
4) Ruang keluarga
5) Kamar tidur
6) KM/WC
7) Balkon / Teras
c. Semi privat
Merupakan ruang ruang yang mewadahi aktivitas pengelola,
seperti:
1) Ruang manajer
2) Ruang rapat
3) Ruang personalia
4) Ruang marketing
5) Mushallah
6) Pantry
d. Servis
181
Merupakan ruang ruang yang mewadahi aktivitas servis dan
perawatan bangunan, seperti:
1) Rg. Cleaning Service
2) Rg. Housekeeping
3) Gudang
4) Laundry
5) Rg. Linen
6) Rg. Engineering
7) Rg. Security
8) Rg. Panel
9) Rg. Chiller
10) Rg. AHU
11) Rg. Generator
12) Rg. Penampungan limbah sementara
13) Ruang Istirahat
14) Ruang Ganti
3. Pola Hubungan Ruang
a. Ruang publik
182
b. Ruang privat
c. Ruang servis
183
a) Besaran ruang pada unit hunian
Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang dan Luasan tipe studio
Jenis Ruang Kebutuhan Perabot Luas (m2)
1 buah tempat tidur (double
bed)
1 buah lemari pakaian
R. Tidur 1 buah meja rias dan kursi
1 buah meja lampu 12.00
1 buah meja kerja dan kursi
1 buah rak TV
1 set meja makan, 4 kursi
1 buah lemari
1 buah kulkas
R. Makan +
1 set peralatan dapur yaitu,
Pantry/Dapur
kompor, bak cuci, kulkas
12
Beberapa lemari gantung +
lemari di bawah meja
1 buah kloset duduk + space
KM/WC shower
3.00
1 buah westafel
Balkon 2 buah kursi + meja 4.20
Luasan 31.2
Sirkulasi 10% 6.24
Total Luasan 37.44
Luas
Jenis Ruang Kebutuhan Perabot
(m2)
1 buah tempat tidur (double bed)
1 buah lemari pakaian
R.Tidur Utama 1 buah meja rias dan kursi 16.8
2 buah meja lampu
1 buah meja kerja dan kursi
R. Tidur 1 buah tempat tidur (double bed)
184
1 buah lemari pakaian 9.00
1 buah meja rias dan kursi
1 buah meja lampu
1 set sofa untuk 3 orang
R.Keluarga 9.00
1 buah lemari TV
1 set kitchen set (kabinet dinding
dan kabinet lantai) + cerobong asap
Dapur Kulkas 6
Kompor
Bak cuci / sink
185
1 set meja makan + 6 kursi makan
Ruang Makan 1 meja hias 7.2
1 wastafel
1 buah kloset duduk + space
KM/ WC shower
3.00
1 buah westafel
1 buah bathub
KM/ WC R.Tidur
1 kloset duduk
Utama 4.50
1 buah westafel
Balkon 2 buah kursi + meja 4.8
Luasan 67.7
Sirkulasi 10 % 13.5
Total Luasan 81.24
Toilet Wanita :
2
WC A 1,08 m /unit 3 unit 3,24
2
Wastafel B 0,5m /unit 3 unit 1,5
Toilet Pria :
2
WC B 1,08m /unit 3 unit 3,24
2
Westafel B 0,5m /unit 2 unit 1
2
Urinoir B 0,9m /unit 3 unit 2,7
108,81
2
Restoran Ruang Makan B 1,5 m /orang 200 orang 300
Dapur B 25%R.Makan 75
Pantri B 15% R. Makan 45
Gudang B 10% R.Makan 30
186
Ruang Servis A 6
Toilet Wanita :
WC B 1,08m2/unit 2 unit 2,16
Wastafel B 0,5m2/unit 2 unit 1
Toilet Pria :
2
WC B 1,08m /unit 2 unit 2,16
2
Westafel B 0,5m /unit 2 unit 1
2
Urinoir B 0,9m /unit 3 unit 2,7
465,02
2
Ruang Makan B 1,5 m /orang 50 orang 75
Dapur B 25% R. Makan 18,75
Pantri B 15% R. Makan 11,25
Gudang B 10% R.Makan 7,5
Toilet Wanita :
2
Kafe WC B 1,08m /unit 2 unit 2,16
2
Wastafel B 0,5m /unit 2 unit 1
Toilet Pria :
2
WC B 1,08m /unit 2 unit 2,16
Westafel B 0,5m2/unit 2 unit 1
2
Urinoir B 0,9m /unit 3 unit 2,7
118,82
Retail Area Belanja 1 m2/orang 40
40 orang
Shop Counter 4,8 m2/orang 9,6
2 orang
Gudang Barang 3 m2 3
12 retail shop @ 52,6 m2 631,2
2
Klinik Ruang Tunggu B 0,9-1M 6 orang
5,4
Kesehatan Ruang administrasi B 6-8 M2 1 orang
6
Ruang dokter A 16-18 M2 2 org
2 18
umum A 16-18 M 2 org
2 18
Ruang dokter gigi A 5M 2 org
2 10
Conter obat A 6M 1 unit
6
Toko obat
63,4
R.Bermain Penitipan anak dan A 72-360 - 180
Anak R. Bermain in Door
2
R. Bermain Outdoor F 2,4 5m /org 40 200
380
Salon + Ruang Tunggu A - - 12
2
spa Ruang Administrasi B 6-8 m /org 2 org 12
Ruang Pelayanan A - - 100
Ruang Spa A - - 150
Gudang A - - 10
284
Tenis Lapangan B 9,5 x 6,4 2 lapangan
121,6
Indoor / Ruang duduk A 6-9 m2 5 org
6
Squash Ruang ganti 1,2 2 4
2 9
m /org
136,6
2
Fitness Looker & R.ganti B 1,2-2 m /org 20 org 40
2
Center Ruang Aerobik B 4,2-6 M 20 org 84
2
Ruang Fitness B 15x5 M 30 org 75
2
Gudang A 9m 1 unit 9
Toilet Wanita:
WC B 1,08 m2/unit 2 unit 2,16
Wastafel B 0,5 m2/unit 2 unit 1
187
2
shower B 1,2 m /unit 3 unit 3,6
Toilet Pria :
WC B 1,08 m2/unit 1 unit 1,08
Westafel B 0,5 m2/unit 2 unit 1
2
Urinoir B 0,9 m /unit 2 unit 1,8
2
shower B 0,8 m /unit 4 unit 3,2
221,84
2
Kolam Kolam dewasa C 4 m /org 25 org 200
2
renang Kolam anak C 2 m /org 25 org 100
2
Loker B 0,8-1 m /eks 20 unit 16
2
Ruang duduk tepi B 4 m /org 15 org 60
kolam A - 20
Tolilet wanita:
Wc B 2,16 m2/unit 2 unit 4,32
2
Wastafel B 0,5 m /unit 2 unit 1
2
shower B 0,8 m /unit 3 unit 2,4
2
Ruang ganti B 2,16 m /unit 5 unit 10,8
Toilet pria:
Wc B 2,16 m2/unit 2 unit 4,32
2
Wastafel B 0,5 m /unit 2 unit 1
2
Urinoir B 0,9 m /unit 2 unit 1,8
2
Shower B 0,8 m /unit 3 unit 2,4
2
Ruang ganti B 2,16 m /unit 5 unit 10,8
284,84
Jogging 1,4 x 600 m
840
Track
2
Laundry Counter E 4-5 m /org 5 oranga 20
SERVIS service Washer E 5 m2/org 12 unit 60
2
Dryer E 5 m /org 12 unit 60
140
Ruang Core - - - 180
service Lavatory A - - 36
2
R.Makan Karyawan B 1,5 m /unit 30 org 45
Pantry B - - 9
2
Mushollah A 1,5 m /org 30 org 45
Gudang B - - 18
R.loker C 4-5 m 2 9
342
Pengelola Ruang Tamu A - 4 org
2 16
R. Pimpinan B 20 M 2 org
2 20
Front Office B 2,4-3m /org 2 org
2 6
R.House Keeping B 6 M /org 3 org
2 18
R.Rapat B 2,25 M /org 12 org
2 24
R.Staf pengelola B 2,4-3m /org 4 org
12
96
2
R.ME R. Engineer C 4,5 m /org 4 org 22,5
R. pompa A - - 36
R. travo = Genset A - - 36
R. mesin C - - 50
R. fuel storange A - - 15
R. panel Listrik A - - 36
R.maintanance A - - 60
R. AHU C - - 24
R. Gudang ME A 30 5 150
R. Chiller A - - 36
188
465,5
Jumlah 10.721
sirkulasi 30% 3.216
Total 13.937
Sumber:
A = Asumsi dan Studi banding
B = Neufert Architec Data
C = Time Safer Standar for Building type
D = Hanbook of Sport and Recreation building
E = Time safer for Residence development
189
Besaran podium (Podium >Tower):
L. lantai dasar podium = L. Fas. Pendukung (indoor ):Jumlah lantai
= 13.937: 4 Lantai
= 3.484,2 m2
Jumlah lantai tower = L. hunian : L. lantai (20% L. Podium)
= 21.259,04 m2 : 696,85
= 40 lantai : 2 tower
= masing masing tower 20 lantai
Maka jumlah lantai keseluruhandan basement adalah 4 lantai + 20
lantai + 1 basement = 25 lantai
Koefisien dasar bangunan (KDB)
Berdasarkan peraturan kawasan, KDB untuk bangunan adalah 60%
(Tidak terbangun) : 40% (terbangun).
Luas tapak yang tidak terbangun adalah:
190
e. Pencahayaan dan penghawaan dalam bangunan
Sistem sirkulasi dalam bangunan dibedakan menjadi:
1) Sistem sirkulasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal yang digunakan menjadi :
a) Tangga, dengan radius pelayanan maksimal 30 m dan lebar
minimum 120 cm
b) Elevator / lift yang dibedakan atas penumpang dan lift barang.
Sedangkan untuk jenis, kecepatan, kapasitas, dan jumlah lift
digunakan data standar.
Sistem sirkulasi ini menggunakan lift dan tangga normal, yatu
menggunakan pola sirkulasi vertikal dengan pencapaian lantai per
lantai (simpleks).
2) Sistem sirkulasi horizontal
Sistem sirkulasi ini berupa selasar yang merupakan fasilitas servis
dalam bangunan yang terbentuk dari beberapa faktor :
a) Layout bangunan
b) Faktor efisiensi banggunan
c) Flow pemakai dan aktivitas
d) Faktor kebakaran
e) Faktor struktur
Jenis selasar yang digunakan adalah koridor yang melayani dua
baris unit hunian di tiap sisinya.
6. Konsep Tata Ruang Dalam
Secara garis besar tujuan penataan ruang dalam adalah dapat
tercapainya ruang-ruang yang diinginkan, kenyamanan bagi para
penghuni, serta memberikan suasana yang berkesandan berbeda
dari apartemen yang lainnya.
a) Aspek-aspek penting dalam menata interior
1) Tema
191
Penataan interior yang tepat dapat memberikan kenyamanan
pada orang yang datang secara psikologis, dan juga mampu
memberikan kesan yang hanya dimiliki oleh apartemen ini.
Tema yang dipilih ada modern kontemporer.
2) Warna dan material
Pada penataan Apartemen dengan konsep ramah
lingkungan ini akanmenggunakan warna warna yang banyak
digunakan pada konsep modern, seperti putih, hitam, merah.
Sedangkan penggunaan material dalam hal ini termasuk
material lantai, dinding, dan plafond dipilih yang berkualitas dan
mudah perawatannya.
3) Pencahayaan
Untuk pencahayaan alami dari luar bangunan akan
dipengaruhi oleh tipe dan desain bukaan, dengan posisinya
relatif pada dinding dan atap. Sedangkan untuk pencahayaan
buatan dapat digunakan untuk memberikan atmosfir berbeda
untuk setiap ruang yang berbeda fungsi dengan penempatan
yang berbeda pula.
4) Perabot
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
perabot, yaitu:
(a) Fungsi
(b) Estetika
(c) Perawatan
b) Penataan ruangan yang sering berhubungan dengan penghuni
1) Area penerimaan
Area ini merupakan poin penting yang membuat kesan para
tamu untuk menilai fasilitas lain yang ada di bangunan tersebut.
Area penerimaan dari apartemen didesain dengan memberikan
kesan keterbukaan dengan entrance yang lebar dan
penglihatan keluar bangunan yang leluasa.
192
2) Unit hunian
Unit hunian didesain dengan memperhatikan pengaruh iklim
dan view untuk penentuan bukaan, penempatan lansekap, dan
fasilitas pendukung serta penunjang lainnya. Penataan interior
untuk unit hunian diserahkan penuh kepada pemilik unit.
Interior unit didesain seragam untuk material lantai, pelapis
dinding dan plafond. Sedangkan penataan perabot dilakukan
oleh pemilik.
3) Restoran dan bar
Tujuan penataan fasilitas ini adalah agar pengunjung dapat
menghabiskan waktu luangnya dengan menikmati santapan
dengan santai serta memberikan pengalaman yang membuat
pengunjung ingin kembali lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penataan fasilitas ini yaitu :
a) Penataan interiornya harus mengundang, fresh, dan bersih.
b) Pencahayaan yang aktraktif pada malam hari.
c) Penempatan bukaan pada tempat tertentu untuk
memberikan estetika visual bagi pengunjung.
d) Penggunaan dan pengaturan layout yang mengundang
kenyamanan pengunjung.
c) Analisa bentuk ruang
Pendekatan pola bentuk ruang dipengaruhi oleh :
1) Pola kegiatan dan sifat kegiatan
2) Jenis dan dimensi ukuran kegiatan
3) Organisasi antar fungsi kegiatan/kesan ruang berdasarkan
kegiatan yang terjadi
Pengaruh tersebut dipertimbangkan untuk memperoleh
kenyamanan di dalam ruang, keserasian dengan karakteristik dari
kegiatan yang berlangsung di dalamnya,kesesuaian dengan
fungsinya.
193
Bentuk dasar ruang :
194
Dalam menentukan struktur bangunan yang akan
dipergunakan, perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut :
1) Faktor teknis, dimana struktur harus kokoh, stabil, kaku dan
aman.
2) Faktor fungsi bangunan, dimana fungsi kegiatan pada
bangunan menuntut fleksibelitas dan efisiensi ruang.
3) Faktor alam, dimana keadaan fisik lahan berupa daya dukung
tanah, ketinggian air tanah dan sebagainya
4) Faktor ekonomis, dimana menyangkut sistem pelaksanaan dan
pemeliharaan dalam pembiayaan dan keuntungan yang akan
diperoleh pada masa yang akan datang.
5) Dapat mendukung penampilan/bentuk bangunan.
195
1) Sistem bearing wall
2) Sistem shear wall
3) Sistem rigid frame
c) Struktur bawah (sub struktur), yang menjadi dasar
pertimbangan sub struktur adalah kondisi tanah setempat,
kemungkinan terjadinya penurunan tanah, beban bangunan
dan kemudahan dalam pelaksanaan.Terdapat beberapa
alternatif untuk sub structure antara lain :
1) Pondasi tiang pancang
Keuntungan :
(a) pelaksanaanya mudah
(b) Kualitas lebih terjaga, sebab merupakan produk
pabrik
(c) Ekonomis dalam penggunaan bahan
Kerugian :
(a) Pada pelaksanaannya menimbulkan suara bising
dan getaran yang terkadang merusak bangunan
(b) Perlu ruang yang besar untuk alat berat yang
digunakan pada pemasangan.
2) Pondasi Bored file
Kedalam pondasi rata-rata 10 15 m atau lebih dan
memiliki daya pikul yang menumpu pada dinding dari
ujung tiang.
Keuntungannya :
(a) Kebisingan rendah
(b) Polusi getaran kecil
(c) Cocok untuk segala jenis tanah
(d) Daya dukung lebih besar
Kerugiannya :
(a) Waktu pelaksanaan yang lebih lama
(b) Biaya pelaksanaan lebih mahal
196
(c) Pelaksanaannya rumit
(d) Pemakaian bahan tidak ekonomis
b. Modul struktur
Modul merupakan unit ukuran terkecil yang digunakan untuk
menentukan dimensi ruang dan komponen-komponen ruang
dalam bentuk kelipatannya.
Penentuan modul didasarkan pada :
1) Kebutuhan ruang gerak manusia dalam kegiatannya
2) Kebutuhan peralatan dan perabotan
3) Ukuran material yang digunakan
4) Sistem struktur dan konstruksi
Jenis modul yang biasa digunakan adalah :
1) Modul dasar, sesuai dengan sistem matrik.
2) Modul manusia, sesuai dengan standar gerak manusia dan
perabotan.
3) Modul struktur, sesuai dengan sistem struktur yang
digunakan
c. Material bangunan
Material yang digunakan harus memperhatikan
keamanan,kenyamanan, keawetan, ekonomis, dan estetika. Oleh
karena itu material bangunan sebaiknnya :
1) Mudah dirawat
2) Tahan api
3) Keawetan bahan, ekonomis dan mudah diperoleh
4) Fleksibilitas bahan
5) Serta material yang ramah lingkungan yaitu material yang tidak
mengandung toxin (racun) atau material daur ulang.
8. Sistem Utilitas Bangunan
a. Pemipaan (Plumbing)
1) Air bersih
197
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan didistribusikan
melalui pompa ( water pump ) yang berada di basement untuk
mengalirkan air dari reservoir bawah ke reservoir tank yang
berada pada top floor bangunan untuk didistribusikan keseluruh
bangunan.
Penditribusian air bersih di gabungkan dengan sistem air
panas yang didistribusikan berdasarkan zona tertentu, dimana
pada setiap zona lantai dilengkapi dengan tangki air yang akan
melayani kebutuhan beberapa lantai yang ada dibawahnya.
PAM Meteran
Sumur Bor
Pompa Filter Artesi
198
Sink, Wastafel, air
Perangkap Bak Treatment
mandi, kolam renang,
ruang bilas, dll Lemak Penampung
Sumur
Cair Riol Kota
Resapan
Toilet
Padat Septic
Tank
b. Pengolahan Limbah
Sistem pembuangan sampah dengan cara distribusi verikal
secara manual oleh petugas kebersihan lantai perlantai
kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara, sebelum
dibawa oleh mobil pengangkut sampah yang dapat didaur ulang
dipisahkan untuk kemudian diolah oleh pendaur ulang.
Sedangkan distribusi horisontal adalah melalui penampungan
sementara pada tempat-tempat tertentu sebelum diteruskan ke
bak penampungan di basemant.Kemudian sampah-sampah
tersebut setiap harinya akan diangkut menuju pembuangan oleh
orang yang bertugas pada bangunan apartemen tersebut.
Mobil
Sampah Basah angkutan TPA
sampah
Sampah Kering
199
c. Jaringan listrik
Sumber utama tenaga listrik pada bangunan yang direncanakan
berasal dari jaringan PLN dengan tenaga cadangan dari generator
set untuk keadaan darurat.Tenaga listrik ini dibutuhkan untuk
penerangan baik itu di dalam maupun di luar bangunan,
pengoperasian lift, alat pengkondisian udara, peralatan
maintenance bangunan, peralatan komunikasi.
Baterai Trafo
Unit
Panel
Cabang
200
Menggunakan fasilitas interkom untuk menghubungkan unit
hunian dengan resepsionis, dan untuk komunikasi antar
pengelola teknis gedung menggunakan handie talkie.
b) Komunikasi eksternal
Merupakan komunikasi Menggunakan jaringan yang
disediakan oleh perusahaan telekomunikasi yang
didistribusikan ke masing masing unit yang ada.
c) Komunikasi data
Merupakan komunikasi berbasis data yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh pengguna bangunan.
e. Penanganan terhadap bahaya kebakaran
Sistem penanganan yang digunakan terbagi atas pencegahan
terhadap bahaya kebakaran dan sistem penanggulangan saat
kebakaran terjadi.
1) Instalasi Fire Alarm
Merupakan instalasi pencegahan terhadap terjadinya
kebakaran dengan suatu alat yang dapat mendeteksi tanda
tanda akan terjadinya kebakaran.
a) Smoke detector, mendeteksi asap pada suhu 40 - 50C.
Memiliki respon yang cepat karena indikator awal kebakaran
adalah asap lalu disusul peningkatan suhu. Diletakkan pada
unit hunian, fasilitas bersama dan beberapa titik di
sepanjang koridor.
b) Thermal detector, mendeteksi peningkatan suhu yang
terjadi apabila terjadi kebakaran. Biasanya dipasang pada
ruang yang menghasilkan asap atau membutuhkan suhu
rendah, seperti dapur dan ruang operasional perangkat
elektronik.
201
Gambar 5.22 Detektor asap dan panas
2) Instalasi Fire Protector
Merupakan perangkat yang digunakan untuk memadamkan api
saat kebakaran terjadi.
Reservoir Sprinkler
Atas Air
Pemadaman Hidrant/
Manual Extinguisher
202
d. Fire Hidrant Pilar
Diletakkan di luar bangunan (sekeliling bangunan),
jangkauan
pancar 800m2
e. Fire Extinguisher
Adalah tabung karbondioksida portabel untuk memadamkan
apisecara manual oleh manusia. Ditempatkan di tempat
strategis,mudah dijangkau dan dikenali, serta tempat yang
memiliki resikokebakaran tertinggi, antara lain ruang ME,
ruang genset dan ruangAHU.
203
4) Perangkat detector narkotika
5) Sistem pengamanan unit huniandapat dilakukan
denganSmart Card Access. Dengan sistem ini, pemilik
unit dan pengelola menggunakan kartu yang didalamnya
ditanam data pemilik kartu yang terekam di database.
Akses kartu yang digunakan untuk membuka pintu
hunian hanya dipegang oleh pemilik hunian. Selain unit
hunian, lift yang mengakses lantai lantai di mana unit
hunian berada serta ruang pengelola juga diakses
menggunakan kartu.
204
Terbuat dari batang besi metal runcing dan ditempatkan pada
bagian tertinggi dari bangunan. Sifat bahan metal yang runcing
menimbulkan medan listrik yang kuat dengan syarat- syarat
sebagai berikut :
a) Tinggi antena di atas bangunan beratap runcing antara 25-
35 cm, sedangkan pada plat datar antara 25 90 cm.
b) Sudut perlindungan untuk bangunan biasa sebesar 450,
sedangkan untuk bangunan yang mudah terbakar sebesar
300
c) Jarak masing-masing antena maksimum 6 meter.
2) Terminal tanah
Syarat-syarat penangkal petir terminal tanah adalah sebagai
berikut :
a) Atap dengan luas < 60 M2 membutuhkan satu konduktor
pentanahan, bila > 60 m2 mebutuhkan 2 konduktor dan
setiap penambahan 30 m2 ditambah 1 konduktor
b) Jarak masing masing konduktor minimal 30 meter dengan
panjang elektroda pentanahan minimal 2,80 meter.
h. Sistem pencahayaan dan penghawaan
1) Sistem pencahayaan
Adalah suatu sistem pengadaan dan pengaturan cahaya
sehingga membuat sesuatu dapat dilihat dalam batas-batas
kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan hasil yang optimal
sesuai dengan fungsi dan tuntutan yang akan dicapai, maka
ada beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan antara
lain :
a) Comfort (kenyamanan)
b) Efisiensi
c) Efektivitas
d) Fleksibilitas ruang
205
Pencahayaan menurut sumber cahayanya dapat dibagi
menjadi :
a) Pencahayaan alami
Pencahayaan ini digunakan pada siang hari dengan
mempertimbangkan dan memperhatikaan :
(1) Luas bukaan minimum 1/10 dari luas lantai
(2) Pengaruh penggunaan warna dalam ruang dimana
penggunaan warna muda dan lembut sangat membantu
efek penerangan.
(3) Jenis material yang digunakan
(4) Penerangan yang sama rata tiap hari
(5) Antisipasi terhadap radiasi matahari dan silau
diantaranya dengan pemasangan tabir matahari,
penggunaan pergola sertapenggunaan overstek untuk
mengurangi intensitas dan kesilauan dalam ruang akibat
cahaya matahari langsung.
206
Gambar 5.26. Pemanfaatan pencahayaan alami pada
bangunan
b) Pencahayaan buatan
Penggunaan pencahayaan buatan antara lain:
(1) Pada malam hari dimana aktifitas dalam ruang akan atau
sedang berlangsung.
(2) Keadaan cuaca buruk sehingga membutuhkan cahaya
tambahan.
(3) Menambah nilai estetika, dalam hal ini permainan
cahaya untuk menimbulkan kesan tertentu agar terkesan
indah dan nyaman.
(4) Kuat penerangan (lux) disesuaikan pada fungsi dan
karakteristik ruang.
(5) Mengefesiensikan cahaya pada ruangan-ruangan
tertentu untuk meminimalisir penggunaan energi listrik
tetapi tetap memperhitungkan kenyamanan, seperti
untuk ruang wc
207
diberikan sentuhan tekhnologi penerangan otomatis
dimana lampu akan nyala ketika pintu wc terbuka dan
akan mati dengan sendirinya ketika pintu tertutup.
(6) Banyaknya perusahan lampu yang menawarkan bebagai
jenis bola lampu yang hemat energi juga dapat
digunakan pada unit hunian.
2) Sistem penghawaan
Dengan penerapan konsep bioklimatik, diharapkan
penggunaan penghawaan buatan seminim mungkin, utamanya
pada unit hunian, koridor, lobby lift, dan tangga darurat.
a) Penghawaan alami.Dapat diciptakan dengan memanfaatkan
potensi alam sebanyak-banyaknya, menggunakan sistem
penghijauan / pohon-pohon untuk menanggulangi panas
serta kecepatan angin dan penataan jenis ventilasi yang
dipakai.
Penggunaan teras dengan penanaman vegetasi vertikal
dapat digunakan sebagai overstek untuk mencegah
penyinaran matahari secara langsung dan mengatur laju
angin pada bangunan tinggi.
208
b) Penghawaan buatan. Dapat diciptakan dengan penggunaan
Air Conditioner System. Sistem yang digunakan untuk unit
hunian adalah split (terpisah), sebab penggunaannya untuk
ruang yang terpisah lokasinya atau mempunyai zona
penghunian yang terpisah yang dapat terdiri dari dua bagian
atau lebih ( kondensor unit atau sisi panas terpisah dengan
evaporator atau sisi dalam). Penggunaannya lebih efektif
dan pengaturan temperature untuk tiap unit akan menjadi
lebih mudah.
209
Daftar Pustaka
http://www.slideshare.net/
http://aszoel9arch.blogspot.com/2010/11/tata-ruang-ramah-lingkungan.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_tb_0900228_chapter2.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/
http://eprints.undip.ac.id/32416/
http://buildingindonesia.biz/2012/08/06/apartemen-1-park-residences/