Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Lasmiyatun 2281200010
2. Sheila Shakila 2281200041
3. Ainiah Zahrah 2281200064
4. Harninda Ristantri 2281200073
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat petunjuk serta
bimbingan-Nya, sehingga penyusunan sintesis makalah Outcome Dalam Pelaksanaan
Praktikum IPA di SMP Sesuai Kurikulum 2013 yang dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Praktikum IPA ini dapat terselesaikan. Serta Kami berterimakasih juga
kepada Ibu Vica Dian Aprelia Resti, M.Pd, Bapak Adi Nestiadi, M.Pd, dan ibu Nofita
Fajariyanti, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Praktikum IPA yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Serta Orang tua yang telah
mendukung kami dalam mengerjakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Pengembangan Praktikum
IPA khususnya bagaimana Outcome Dalam Pelaksanaan Praktikum IPA di SMP Sesuai
Kurikulum 2013, terutama bagi Mahasiwa dan Mahasiswi Pendidikan IPA, serta bagi seluruh
civitas akademia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Akhir kata, kami mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membangun dan
menambah ilmu bagi penyusun.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Manfaat Praktikum Berdasarkan Kajian Pustaka dan Pengalaman ........... 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan laboratorium merupakan salah satu peranan yang sangat besar dalam
membangun pemahaman konsep, verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep, menumbuhkan
keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah dan kemampuan afektif siswa), dan
menumbuhkan “rasa suka” terhadap pelajaran IPA (Koretsky, et.al., 2011). Selain melatih
keterampilan, kegiatan laboratorium juga berperan dalam melatih dan mengembangkan nilai-
nilai sikap ilmiah, seperti: kritis, objektif, kreatif, skeptis, terbuka, disiplin, tekun, mengakui
kelebihan orang lain, dan kekurangan diri sendiri.
1
membantu siswa untuk membangun keutuhan makna dari konsep-konsep IPA yang
dibelajarkan, serta diharapkan dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah dirancang
sebelumnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manfaat Praktikum dalam Pembelajaran IPA
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembelajaran IPA, karena dengan adanya praktikum akan melatih keterampilan peserta
didik baik mulai dari keterampilan melakukan observasi suatu masalah sampai
keterampilan dalam mengkomunikasikan hasil riset dalam bentuk laporan kerja dan
dengan adanya praktikum, peserta didik akan lebih terampil dalam menggunakan
peralatan praktikum yang ada di laboratorium. Selain itu, praktikum dalam pembelajaran
IPA merupakan metode efektif yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Melalui kegiatan praktikum dapat menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, karena
dengan praktikum akan memberikan pengalaman yang sangat menunjang dalam
melakukan pendekatan ilmiah, ini disebabkan karena dalam kegiatan praktikum siswa
akan diajarkan untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, memakai alat,
melakukan pengukuran, menginterpretasi data perolehan, serta mengkomunikasikan
dalam bentuk laporan. Selain itu salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat
menciptakan kondisi tercapainya hasil konsep keilmuan IPA dan komponen proses
keilmuan IPA adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium
berupa praktikum.
Praktikum akan berjalan sebagaimana mestinya apabila ada dukungan dari pihak
sekolah dan adanya motivasi dari guru maupun peserta didik dalam melaksanakan
praktikum, kelengkapan sarana laboratorium, dan waktu yang cukup untuk melaksanakan
praktikum. Namun pada kenyatannya, kurangnya motivasi dari guru maupun peserta
didik dalam melaksankan praktikum, keterbatasan peralatan praktikum, serta kurangnya
waktu pelaksanaan kegiatan praktikum akan menghambat keterampilan proses maupun
keterampilan kerja dari peserta didik itu sendiri. Karena apabila praktikum tidak berjalan
dengan sebagaimana mestinya maka peserta didik akan kesulitan dalam menggunakan
peralatan praktikum, kurangnya kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan
masalah yang ada, dan tidak mengetahui jenis dan fungsi dari peralatan yang digunakan
pada saat praktikum.
Maka akan ada manfaat dari praktikum bagi siswa yaitu dari tujuan praktikum itu
sendiri, dimana tujuan praktikum adalah untuk membekali siswa agar lebih dapat
3
memahami teori dan praktik. Melalui kegiatan praktikum, banyak hal yang dapat
diperoleh oleh siswa diantaranya:
Tabel 1.1. Manfaat Praktikum Berdasarkan Kajian Pustaka dan Pengalaman
Sebenarnya banyak sekali kendala yang dialami pada saat praktikum disekolah yang
akan menghambat proses keterampilan proses dan keterampilan kerja peserta didik yaitu
kurangnya ketersediaan alat dan bahan, kurangnya waktu dalam pelaksanaan praktikum,
suasana praktikum yang tidak kondusif, penggunaan laboratorium yang tidak digunakan
sebagaimana fungsinya laboratorium IPA, dan tidak adanya laboran. Hambatan dalam
melakukan kegiatan laboratorium yaitu selain tidak adanya tenaga laboran atau teknisi
laboratorium, masih kurangnya pemahaman guru tentang pentingnya inovasi dalam
pembelajaran untuk mengembangkan kebiasaan keterampilan berpikir kritis dan
mengembangkan kebiasaan berpikir ilmiah.
4
Kemudian kurangnya waktu dalam pelaksanaan praktikum sering dialami oleh guru
dan praktikan ketika sedang praktikum, hal ini disebabkan karena praktikum memang
membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam pengerjaan setiap langkah kerjanya dan
satu praktikum harus selesai dalam satu kali pertemuan. Apabila praktikum tidak selesai
dalam satu kali pertemuan maka akan menyebabkan peserta didik bingung akan hasil
yang didapatkan sehingga akan menghambat peningkatan keterampilan proses peserta
didik di laboratorium.
Adapun alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA di SMP di adakan dan dilaksankan.
Empat alasan itu antara lain:
Dengan menggunakan metode praktikum, maka pembelajaran akan terarah pada proses
pembelajaran yang bersifat konkrit dan dapat berdiskusi dengan teman sehingga dapat
diperoleh ide, gagasan ataupun konsep yang baru. (Nisa, 2017)
5
penunjang pembelajaran untuk mencapai tujuan kurikulum 2013 (khususnya pada
pembelajaran IPA), keberadaan perangkat laboratorium menjadi sangat penting.
Kegiatan laboratorium memberi peran yang sangat besar terutama dalam membangun
pemahaman konsep, verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep, menumbuhkan
keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah dan kemampuan afektif siswa),
dan menumbuhkan “rasa suka” terhadap pelajaran IPA. Di samping melatih keterampilan,
kegiatan laboratorium juga mempunyai manfaat dalam melatih dan mengembangkan
nilai-nilai sikap ilmiah, seperti: kritis, objektif, kreatif, skeptis, terbuka, disiplin, tekun,
mengakui kelebihan orang lain, dan kekurangan diri sendiri.
Dalam penyampaian pembelajaran IPA, diperlukan suatu sarana yang berupa model
pembelajaran beserta perangkat pembelajaran yang sesuai. Kegiatan belajar mengajar IPA
hendaknya diberikan melalui menyentuh benda-benda yang nyata. Dengan demikian
mungkin saja diantara para siswa banyak yang sudah mengenal alat-alat yang dipakai
mengadakan percobaan oleh gurunya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman terhadap konsep-konsep IPA, terlebih dahulu diawali dengan melihat dan
menjalani dengan dasar bahwa segala pikiran berawal dari pengamatan dan pada akhirnya
mengerti. Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar IPA hendaknya melalui kegiatan
praktikum. Dengan perangkat praktikum IPA yang sesuai, diharapkan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih baik, efektif, dan lebih membantu siswa membangun
keutuhan makna dari konsep-konsep IPA yang dibelajarkan. Implikasinya adalah tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan lebih bermakna. (Dewa Putu Subamia, 2015)
Praktikum memberikan outcome serta kesempatan bagi siswa untuk membuktikan
teori, menemukan teori atau mengelusidasi teori. Dari kegiatan-kegitan tersebut maka
pemahaman siswa terhadap suatu pelajaran telah merasionalisasi fenomena ini. Dalam
proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran berbasis praktikum ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Mengikuti proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
mengenai sesuatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
Nantinya akan ada keuntungan bagia guru dan juga siswa yaitu dimana praktikum
bisa membantu guru dalam mengajarkan IPA dan siswa juga akan lebih termotivasi untuk
belajar karena dapat melihat, mengamati (observasi) melalui kegiatan mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan dari lapangan, yang kemudian fakta-fakta tersebut
diklasifikasikan atau di kelompokkan dengan jenis-jenisnya, perbedaannya, dan
berdasarkan persamaannya, setelah dilakukan pengklasifikasian hasil observasi tersebut
6
selanjutnya dikomunikasikan atau dilakukan diskusi. Dari hasil diskusi tersebutlah siswa
menemukan fakta dan tidak adanya keabstrakan dalam memahami materi IPA.
(Suryaningsih, 2017)
Dari kegiatan praktikum yang dijalan oleh siswa maka nantinya siswa akan
mempunyai keterampilan proses yang perlu dimiliki karena dengan keterampilan proses
bisa meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menguasai rangkaian bentuk kegiatan
yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik, serta
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang mana
prinsip-prinsip dasar tersebut sudah ada dalam diri peserta didik jadi hanya tinggal
dikembangkan kemampuan-kemampuannya. Keterampilan proses bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik menyadari, memahami, dan menguasai
rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai
peserta didik. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan
mengkomunikasikan.
Penggunaan keterampilan proses sains, akan memberikan hasil belajar yang lebih
permanen. Disamping itu keterampilan proses sains membolehkan siswa memecahkan
masalah, berfikir kritis, membuat keputusan, memperoleh jawaban, dan memuaskan
keingintahuan peserta didik. (Randa Candra, 2017)
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penyusunan sintesis makalah dapat disimpulkan bahwa praktikum dalam
pembelajaran IPA merupakan metode efektif yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Melalui kegiatan praktikum dapat menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah,
karena dengan praktikum akan memberikan pengalaman yang sangat menunjang dalam
melakukan pendekatan ilmiah, ini disebabkan karena dalam kegiatan praktikum siswa akan
diajarkan untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, memakai alat, melakukan
pengukuran, menginterpretasi data perolehan, serta mengkomunikasikan dalam bentuk
laporan. Beberapa manfaat praktikum berdasarkan kajian literatur yaitu kegiatan praktikum
dapat melatih keterampilan, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan dan
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata dalam
praktik, membuktikan sesuatu secara ilmiah/melakukan scientific inquiry dan menghargai
ilmu dan keterampilan inkuiri. Selain itu, terdapat beberapa manfaat praktikum berdasarkan
pengalaman yaitu sebagai pemahaman materi ipa yang masih abstrak atau butuh pembuktian
seperti materi asam dan basa, sebagai pengetahuan diluar jam pelajaran, karena dimanfaatkan
untuk ekstrakulikuler, sebagai pengalihan suasan jenuh belajar di kelas dan dapat mengenal
alat-alat labolatorium.
8
3.2 Saran
Pada sintesis makalah kami ini membahas mengenai outcome dalam pelaksanaan
praktikum IPA di SMP sesuai kurikulum 2013, kami menyadari bahwa penyusunan sintesis
makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Maka kedepannya penyusun akan menyusun
makalah lebih kompleks mengenai outcome dalam pelaksanaan praktikum IPA di SMP
sesuai kurikulum 2013. Maka dari itu kami menyarankan kepada para pembaca untuk melihat
sumber yang sudah kami cantumkan untuk memperoleh pengetahuan lebih baik mengenai
outcome dalam pelaksanaan praktikum IPA di SMP sesuai kurikulum 2013.
9
DAFTAR RUJUKAN
Nisa, U. M. (2017). Metode Praktikum untuk Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V MI YPPI 1945 Babat pada Materi Zat Tunggal dan Campuran.
Proceeding Biology Education Conference, 14, 62-68.
10