Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

METODOLOGI AMDAL

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dengan Dosen Dr. Nahadi, S.Pd., M.Pd., M.Si

Disusun oleh :
KELOMPOK 8
1. Ani Mulyaningsih 0800230
2. Fiska Noor Adityani 0800545
3. Maulina Munawaroh 0800224
4. Nuurul Setyaningtyas 0807637
5. Tanti Juwita Nurcahya 0807640

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kasih
sayang-Nya makalah yang berjudul ”Metodologi AMDAL” ini selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai referensi bagi para mahasiswa, dosen dan mereka yang
berminat mengetahui tentang metode-metode penyusunan dokumen AMDAL beserta proses-
proses terkait yang dapat/harus dilakukan didalamnya. Selain itu, penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
Kemajuan teknologi dan sains akan sangat mempengaruhi perkembangan di berbagai
bidang dan akan berpengaruh juga pada perubahan-perubahan yang ada dalam dokumen
AMDAL sesuai dengan Undang-undang yang telah diatur oleh pemerintah. Setiap orang,
terutama analis dalam bidang lingkungan harus mempunyai wawasan yang luas tentang
perkembangan teknologi dan sains. Oleh karena itu, makalah ini akan memberikan gambaran
proses tentang metode penyusunan dokumen AMDAL. Metode-metode yang akan dibahas
dalam makalah ini merupakan penerapan konsep-konsep yang telah dibahas di dalam teori-
teori sebelumnya yang tersusun di dalm makalah-makalah sebelumnya, diantaranya
mengenai: Dokumen AMDAL yang terdiri dari beberapa dokumen penting, yaitu: KA,
ANDAL, RPL dan RKL.

Makalah ini disusun dalam 3 bab. Bab I berisi tentang Pendahuluan, Bab II
merupakan Isi yang menitikberatkan pembahasan tentang metode-metode yang dapat
dilakukan dalam penyusunan dokumen AMDAL dan Bab III yang merupakan suatu
kesimpulan. Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan atau aplikasi, makalah ini
juga memberikan contoh-contoh dari setiap metode yang ada. Dengan mengetahui banyaknya
metode yang dapat digunakan untuk menyusun suatu dokumen AMDAL, diharapkan para
pembaca dapat menyadari pentingnya suatu perusahaan memiliki dokumen AMDAL dan
dapat mengetahui metode apa yang paling tepat dalm menyusun suatu dokumen AMDAL.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah AMDAL
yang memberi kepercayaan kepada penyusun untuk menyusun makalah ini. Semoga makalah
ini member sumbangan berharga bagi para pembaca dan penyusun akan merasa senang
menerima saran serta kritik untuk memperbaiki isi makalah ini.
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

BAB II METODOLOGI AMDAL.................................... ............................ ....... 3

A. AMDAL .....................................................................................................5
B. Metodologi Amdal ………….……………………..…………………… 7
1. Metode penapisan…………………………………………………………. 7
2. Metode pelingkupan………………………………………………… .7
3. Metode Identifikasi Hal Penting………………………………………… ..7
4. Metode Identifikasi Dampak…………………………… … ……….12
5. Identifikasi Dampak Penting……………………………….………..21
6. Metode Prakiraan Dampak………………………………….…….....22
7. Metode Evaluasi Dampak………….………………………………...23

BAB III KESIMPULAN ................................................................................. ..24

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................iii

LAMPIRAN ........................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

AMDAL adalah Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentangn penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL itu sudah mulai
berlaku di Indonesia pada tahun 1986 karena berlakunya PP No. 29 Tahun 1986. Hal ini
dimaksudkan sebagai bagian dari studi kelayakan pembangunan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Tujuannya untuk memastikan bahwa pembangunan suatu rencana/atau kegiatan
yang akan dilaksanakan bermanfaat dan tidak mengorbankan lingkungan hidup. Lambat laun
karena pelaksanaan aturan tersebut terhambat akibat sifat birokratis maupun metodologis,
maka sejak 23 Oktober 1993 pemerintah RI mencabut PP.29.19986 kemudian menggantinya
dengan PP.51.1993. Diterbitkannya Undang-Undang No. 23. 1997, maka PP.51.1993 perlu
penyesuaian, sehingga pada tanggal 7 Mei 1999, Pemerintah RI menerbitkan PP. No. 27
Tahun 1999 sebagai penyempurnaan PP. 51. 1993. Efektif berlakunya PP. No. 27 Tahun 1999
mulai 7 November 2000 dan satu hal penting yang diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999 ini
adalah pelimpahan hampir semua kewenangan penilaian AMDAL kepada daerah.
Tujuan & Sasaran AMDAL itu sendiri adalah Untuk menjamin agar suatu usaha
dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan
mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek
lingkungan hidup”. Ada 3 sasaran utama kegunaan dan manfaat AMDAL itu yakni:
pemerintah, masyarakat dan pemrakarsa.
Dokumen AMDAL itu terbagi dalam beberapa komponen dokumen yang menjadi
satu kesatuan rangkaian studi yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Dokumen AMDAL
terdiri dari:
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan LH (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan LH (RPL)
Sebelum penyusunan dokumen AMDAL dilakukan studi AMDAL terlebih dahulu
dan metodologi AMDAL. Metodologi AMDAL tersebut meliputi,
a. metode identifikasi hal penting, terdiri dari: telaah literatur, wawancara dn kuesioner,
penelitian partisipasi-observasi, rapat dan lokakarya, simulasi dan metode delphi
b. metode identifikasi dampak, terdiri dari metode daftar uji, matriks dan non matriks.
c. identifikasi dampak penting
d. metode prakiraan dampak, diklasifikasikan dari metode formal dan informal

B. Tujuan

Untuk mengetahui metode penyusunan dokumen AMDAL (Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan).

C. Rumusan Masalah

 Metode apa saja yang digunakan untuk penyusunan dokumen AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan)?
BAB II
ISI

A. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari
suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah
suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian dampak positif dan
negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi,
sosial-ekonomi, sosialbudaya dan kesehatan masyarakat.
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan
hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk
menanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang
akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan.
Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya.
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari 5 (lima)
dokumen, yaitu:

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)

KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL
dan batas-batas studi ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan
penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan
ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa
Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses
pelingkupan.

Kerangka Acuan Terms of Reference (TOR). Dibuat berdasarkan studi kelayakan


(feasibility study) suatu aktivitas dan merupakan dasar dalam pelaksanaan studi
AMDAL, misal :
 Daerah studi
 Jumlah dan lokasi sampel
 Isu utama yang akan timbul, misal : masalah kualitas udara yang akan berdampak
ke kondisi sosial dan kesehatan masyarakat
Hasil dari kerangka acuan ini harus melalui persetujuan Tim Teknis AMDAL di
daerah tingkat II/ propinsi/ pusat.
Kerangka Acuan dapat disusun dalam 3 cara :
1. KA telah disusun oleh komisi yang bertanggung jawab atau bersama-sama dengan
pemrakarsa proyek (sesuai dengan Peraturan Pemerintah)
2. KA disusun bersama antara komisi yang bertanggung jawab, pemrakarsa proyek
dan pelaksana AMDAL atau konsultan AMDAL.

3. KA disusun oleh pelaksana AMDAL kemudian diajukan kepada pemrakarsa


proyek.

2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana kegiatan. Dampakdampak penting yang telah
diindetifikasi di dalam dokumen KA-ANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat
dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya
dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran
dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang
satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-
dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif.

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan


dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-
upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak
yang dihasilkan dari kajian ANDAL.

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk


melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal
dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan
pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk
mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.

5. Dokumen Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas
hasil kajian ANDAL. Hal hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif
biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting
dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan
lingkungan hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diperlukan karena:


a. Setiap kegiatan usaha manusia dan pembangunan akan menimbulkan perubahan
lingkungan hidup sebagai hasil sampingan pembangunan;
b. Pembangunan adalah mutlak diperlukan untuk meningkatkan harkat derajat
bangsa, meskipun ada hasil sampingannya yang dipengaruhi kualitas lingkungan
hidup;
c. AMDAL diperlukan agar kualitas lingkungan hidup tidak rusak karena adanya
suatu kegiatan/usaha pembangunan;
d. AMDAL harus dilakukan untuk proyek-proyek pembangunan yang akan
menimbulkan dampak penting, karena undang-undang atau peraturan
menghendaki demikian.
Kegunaan AMDAL bagi masyarakat:
Sebagai kajian kelayakan lingkungan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
prosesnya melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, AMDAL sangat berguna
dalam:
 Memberikan informasi secara jelas mengenai suatu rencana usaha, berikut dampak-
dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya;
 Menampung aspirasi, pengetahuan, dan pendapat penduduk, khususnya dalam
masalah lingkungan, akan didirikannya rencana usaha tersebut;
 Menampung informasi setempat yang berguna bagi pemrakarsa dan masyarakat
dalam mengantisipasi dampak dan mengelola lingkungan.
B. Metodologi AMDAL
Metode AMDAL yang baik harus:
a) Memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah
b) Meyakinkan pemakai bahwa tidak ada komponen lingkungan penting yang
terlewatkan
c) Dapat digunakan untuk menetapkan data dan informasi apa yang diperlukan dalam
pendugaan dampak
d) Dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh dampak yang akan terjadi
e) Dapat menunjukkan usaha-usaha apa yang diperlukan untuk dapat menekan dampak
negatif
f) Metode yang baik memudahkan siapa saja untuk dengan cepat mengetahui dampak
apa yang akan terjadi dan usaha apa tang harus dilakukan.
Metodologi AMDAL, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Metode Penapisan
Metode Pelingkupan, Metode Identifikasi Hal Penting, Metode Identifikasi Dampak,
Metode Prakiraan Dampak, Metode Evaluasi Dampak Pembuatan Laporan
Pembuatan Ringkasan

a. Metode Penapisan
Metode Penapisan ditunjukkan untuk memilih rencana pembangunan mana yang
harus dilengkapi dengan pembuatan AMDAL. Dengan penapisan tersebut diharapkan
tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan
yang diperlukan untuk pembangunan. Saat sekarang ini telah ditentukan oleh
pemerintah rencana pembangunan apa saja yang memerlukan dokumen AMDAL

b. Metode Pelingkupan

Metode Pelingkupan Pembuatan suatu dokumen-dokumen AMDAL diperlukan suatu


pelingkupan (pemusatan pandangan =”Scoping”). Scoping didalam AMDAL dapat
diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau
sering disebut sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap
lingkungan.

c. Metode Identifikasi Hal Penting

Metode identifikasi hal penting dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan hal
– hal penting apa saja yang diperlukan dalam AMDAL. Metode – metode yang
dilakukan dalam identifikasi hal penting yaitu :

1. Telaah uraian proyek dan penelitian lapangan di daerah proyek

Informasi tentang hal penting harus digali dari uraian proyek dan daerah proyek.
Para pelaksana AMDAL harus mengenal daerah proyek dengan mengumpulkan
data yang relevan. Seperti data potret udara, peta, dan data statistik maupun
penelitian lapangan, baik sifat biofisik maupun sosial-budaya-ekonomi.

2. Telaah Literatur

 Literatur ilmiah

Arsip daerah dapat merupakan petunjuk informasi yang bersangkutan. Namun


banyak arsip yang sifatnya tertutup.

 BGHN, Repelita (nasional dan daerah)

GBHN merupakan petunjuk yang penting karena dapat dianggap mandat yang
diberikan kepada presiden sebagai mandataris.

 Menyimak pidato presiden, menteri, dan gubernur dan anggota DPRD (D)

Pidato dapat menggambarkan pandangan dan pendapat pemerintah daerah


tentang daerahnya dan kebijakan pembangunan untuk daerahnya.
 Menyimak kegiatan dan pendapat LSM

Surat kabar memberitakan pandangan dan pendapat resmi pemerintah, sering


juga memberitakan pandangan dan pendapat pemimpin masyarakat.

 Menyimak berita surat kabar, terutama yang lokal.

LSM sering menjadi berita dan suaranya amat nyaring. Suara LSM
menggambarkan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh masyarakat, khususnya
kelompok LSM namun tidak selalu mencerminkan suara masyarakat umum.

3. Wawancara dan kuesioner

Wawancara ditujukan untuk mendapat informasi, yang paling sulit


ialah mendapat informasi dari rakyat kecil. Mereka jarang menyuarakan isi
hatinya, baik karena tidak mempunyai saluran suaranya atau kebudayaannya
yang tertutup, ada juga karena tingkat pendidikan masyarakat yang masih
rendah dirasakan menyulitkan. Kesulitan mendapat informasi yang benar
tentang yang dianggap penting oleh masyarakat dalam kaitannya dengan
rencana sebuah proyek karena pada umumnya proyek pembangunan bersifat
tertutup. Informasi dari penduduk yang dilakukan secara informal dapat
ditambah dan diuji silang dengan wawancara terstruktur dan kuesioner. Hasil
wawancara dan kuesioner dianalisis, misalnya berdasarkan frekuensi dan
konsistensi. Konsistensi menunjukkan tidak berubahnya suatu pendapat,
harapan, dan keinginan, walaupun bentuk pertanyaan diubah. Frekuensi dan
konsistensi yang melebihi nilai tertentu dapat dianggap penting.

4. Penelitian partisipasi-observasi

Metode partisipasi-observasi dengan tinggal bersama masyarakat yang


diteliti, dapat memberikan informasi tambahan yang sangat berharga dan dapat
digunakan untuk uji silang hasil wawancara dengan kuesioner. Walaupun
demikian, kehati-hatian dalam pelaksaannya juga sangat penting sebagai
upaya untuk meminimalkan sentimen dan konflik dini di lokasi proyek.

5. Rapat dan Lokakarya

Rapat dan lokakarya merupakan metode yang banyak dipakai untuk


identifikasi hal penting. Para peserta lokakarya harus mengerti benar, tujuan
pertemuan itu bukan untuk menyetujui atau menolak proyek, melainkan
mengidentifikasi hal penting yang berkaitan dengan proyek. Apabila terdapat
hal yang kontroversial, hal tersebut dianggap penting. Penerangan dan
identifikasi dilakukan secara bertahap sesuai jadwal lokakarya. Hasil
lokakarya dapat memberikan kepuasan berperan serta dalam mengambil
keputusan. Karena perbedaan pendapat juga diperhatikan, orang merasa
keputusan itu tidak dipaksakan dari atas. Kerugian lokakarya ialah waktunya
lebih lama, lebih mahal dan memerlukan sumberdaya pengelola yang lebih
baik daripada rapat.

6. Simulasi

Sering kita tidak dapat melakukan lokakarya atau pertemuan yang


dapat dihadiri oleh kelompok pemrakarsa, pejabat yang berkepentingan, dan
masyarakat yang berkepentingan. Dalam hal ini dapat dilakukan simulasi,
yaitu pertemuan atau lokakarya dilakukan dengan tiruan. Peneliti dibagi dalam
kelompok yang masing-masing melakukan peranan sebagai pemrakarsa,
pejabat yang berkepentingan, dan masyarakat yang berkepentingan.

7. Metode Delphi

Tujuan metode ini ialah untuk mendapatkan konsensus tentang hal-hal


yang tidak mempunyai kriteria obyektif. Sifat utama model ini ialah:
a. Para peserta panel dalam kegiatan Delphi anonim.
b. Penggunaan jawaban para peserta sebagai umpanbalik terkendali
dalam reiterasi kuesioner.
c. Penyajian pengolahan statistik jawaban peserta
Metode Delphi pada dasarnya merupakan suatu konferensi jarak jauh
dengan menggunakan kuesioner. Pihak pelaksana membentuk suatu tim
pemantau yang terdiri atas seorang ketua dan kira-kira dua orang anggota yang
didukung oleh sebuah sekretariat. Tim pemantau menyususn kuesioner yang
dikirimkan pada pakar peserta Delphi yang disebut panel Delphi. Lalu data
diolah secara statistik. Hasil olahan dikirimkan kembali ke pada panel dengan
pertanyaan yang belum mendapatkan konsesus ditambah dengan butir baru
yang disarankan oleh panel.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode Delphi:


1. Pilih anggota tim pemantau yang telah menunjukkan kemampuan untuk
komunikasi objektif.

2. Mengembangkan kriteria untuk evaluasi calon anggota panel pakar.


3. Identifikasi calon anggota yang potensial berdasarkan kriteria di atas
dengan mengevaluasi publikasi yang mereka buat dan/atau keanggotaan
dalam himpunan profesi dan/atau aktivitas dalam bidang yang relevan.
4. Hubungi para calon dan minta kesediaan mereka untuk ikut serta dalam
penelitian tersebut.
5. Identifikasi butir-butir yang harus diperhatikan dan susun kuesioner.
6. Susun anggota panel pakar dan kirim kan kuesioner pertama.
7. Olah jawaban dan kembangkan kuesioner kedua yang mencakup semua
masukan dari para anggota panel dan kembangkan pandangan konsensus.
8. Kirimkan kuesioner kedua.
9. Olah jawaban.
10. Jika tercapai konsensus, hentika iterasi.
11. Gunakan informasi yang didapat dengan teknik Delphi untuk memecahkan
masalah yang diteliti.
Keuntungan dari metode Delphi yaitu dapat mengikutsertakan banyak
pakar dengan biaya yang murah,lebih teliti dan tingkat konsensus lebih tinggi
daripada hasil pertemuan tatap muka dalam lokakarya. Dan kekurangannya
yaitu sulit untuk mendapatkan pakar yang berpengalaman dan menguasai
bidang yang di teliti dan yang memberikan kesediaan yang serius untuk
menjadi panel.

8. Metode Identifikasi Dampak

Metode identifikasi dampak merupakan langkah pendahuluan untuk menentukan


informasi yang diperlukan sebagai persiapan untuk melakukan prakiraan dampak.
Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk identifikasi dampak. Ada metode
yang khusus digunakan untuk identifikasi dampak dan ada pula yang digunakan
sekaligus untuk langkah lain dalam AMDAL. Metode yang dikenal ialah:
 Daftar uji
 Matriks
 Non Matrik
Metode tumpang tindih McHarg (1969) sering dianggap sebagai metode
identifikasi dampak. Tetapi sebenarnya metode itu merupakan metode untuk evaluasi
dampak, khususnya dampak yang mempunyai penyebaran geografis, misalnya jalan
raya.

e. Daftar Uji

Metode identifikasi dampak daftar uji terdiri dari 3 jenis yaitu:


 Daftar uji sederhana
 Metode yang sangat sederhana ialah daftar uji yang merupakan daftar
komponen dan besaran lingkungan yang mungkin akan terkena dampak.
 Daftar uji kuesioner
 Daftar uji kuesioner sering digunakan untuk prakiraan dampak.
 Namun para peneliti hanya berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, tanpa pengumpulan data
terlebih dahulu.
 Hasilnya ialah laporan yang sangat dangkal dan banyak jawaban yang
merupakan tebakan.
 Daftar uji deskriptif
 Daftar uji deskriptif menguraikan secara singkat apa yang harus dilakukan
oleh peneliti, data yang diperlukan, sumber data, dan teknik prakiraan.
 Pada daftar uji deskriptif pun langkah pertama adalah untuk
mengidentifikasi butir yang relevan yang kemudian disusul dengan
mencari data menurut petunjuk dalam daftar uji tersebut.

Metode daftar uji memiliki keuntungan kesederhanaan, daftar itu


mengingatkan faktor apa saja yang perlu diperhatikan, sehingga mengurangi
kemungkinan terlupakannya faktor tertentu. Kerugiannya ialah daftar uji
sering digunakan secara mekanis tanpa menguji lebih dahulu kesesuaiannya
untuk proyek dan lingkungan yang sedang diteliti.

b. Matriks

Metode matriks adalah metode yang menggunakan daftar uji (checklist)


dua dimensi, yaitu daftar horizontal yang memuat acuan kegiatan pembangunan
yang potensial menimbulkan dampak dan daftar vertikal yang memuat daftar
komponen lingkungan hidup yang mungkin terkena dampak.
 Cara yang lebih baik untuk mengidentifikasi dampak ialah untuk
mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak, yaitu aktivitas yang akan
dilakukan dalam pembangunan, dan faktor lingkungan yang akan terkena
dampak.
 Dengan demikian kita memerlukan dua daftar uji.
- Pertama adalah daftar uji aktivitas pembangunan sebagai penyebab
dampak, dan
- Kedua, daftar uji faktor lingkungan yang akan terkena dampak.
 Dalam matriks umumnya daftar uji aktivitas pembangunan ditulis pada sumbu
horizontal atas dan faktor lingkungan pada sumbu vertikal kiri.

 Kotak pertemuan antara lajur dan baris menunjukkan interaksi antara aktivitas
pembangunan dan faktor lingkungan.

Jenis – jenis Metode Matriks:

1. Metode matrik interaksi Leopold (1971)

Metode Leopold merupakan metode matriks yang dapat memberikan


informasi yang lebih lengkap. Metode matriks Leopold membagi aktivitas
pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak menjadi 100 macam,
dan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak menjadi 88 macam.
Matriks Leopold menggambarkan pula penilaian terhadap besar dan
pentingnya suatu dampak. Metode ini mempunyai keuntungan maupun
kesulitan dalam menganalisis dampak, oleh karena itu beberapa pakar
memodifikasi metode matriks Leopold ini. Langkah – langkah dalam
menggunakan metode matrik:
 Langkah pertama
Setelah matriks dibuat kemudian, menentukan dampak dari tiap aktivitas
proyek pada komponen lingkungan.

 Langkah kedua
Menentukan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan (importance)
dampak. Penilaian berskala 1 (nilai paling rendah) sampai 10 (nilai paling
tinggi) dan diberi tanda + atau – untuk masing-masing dampak.

Contoh dari metode Leopold


2. Metode Fisher and Davies (1973)

Metode Fisher and Davies terdiri atas 3 matriks yang disusun secara
bertahap, yaitu :

 Tahap pertama : matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek


dibangun (Environmental Baseline)

 Tahap kedua : matriks dampak lingkungan (Environmental Compatibility


Matriks)

3. Metode Ad-hoc

Metode Ad-Hoc merupakan metode yang sangat sederhana dan tidak


menunjukkan keistimewaan di samping tidak mempunyai acuan tertentu
sehingga hasilnya tidak konsisten antara satu penelitian dengan penelitian
lainnya, sangat sedikit memberikan pedoman cara melakukan pendugaan,
relatif mudah, singkat, tetapi kurang keterpaduan dari disiplin-disiplin ilmu
yang terlibat. Metode ini melibatkan suatu tim dalam pendugaan dampak
lingkungan menurut keahliannya masing-masing.
Contoh metode AD Hoc

4. Metode checklist

Metode Checklist, berbentuk daftar komponen lingkungan yang


kemudian digunakan untuk menentukan komponen mana yang terkena
dampak. Berdasarkan perkembangannya

Metode Checklist dibagi menjadi :

 Checklist sederhana (simple checklist)


 Checklist dengan uraian (descriptive checklist)
 Checklist berskala(scaling checklist)
 Checklist berskala dengan pembobotan (scale weight checklist)
f. Metode non matriks

Metode non matriks terdiri dari 4 jenis yaitu :

1. Metode bagan alir atau metode analisis jaringan (network analysis)

Menggambarkan bagan interaksi suatu sebab-akibat dampak yang akan


terjadi pada suatu komponen lingkungan dan bagaimana kondisinya setelah
terkena dampak.
Pada dasarnya metode ini berusaha untuk mengidentifikasi interaksi
antara aktivitas penyebab dampak dan faktor lingkungan yang terkena
dampak dalam suatu jaring-jaring sebab, kondisi, dan efek. Keuntungan
bagan alir adalah secara lentur dapat berusaha merunut terjadinya dampak.
Dampak orde pertama bekerja sebagai penyebab dampak untuk dampak orde
kedua, dan seterusnya. Perunutan dampak dapat dilakukan sampai panjang
dan dibatasi oleh pengetahuan kita atau dampak akhir yang kita anggap
penting. Bagan alir bukanlah metode untuk prakiraan dampak, tetapi bagan
alir dapat dipakai untuk panduan dalam memprakirakan dampak.

Contoh dari metode bagan alir


2. Metode overlay (penumpukan peta)

Menggambarkan wilayah-wilayah yang terkena dampak. Menggunakan


sejumlah peta di lokasi yang akan dibangun proyek dan daerah sekitarnya,
tiap peta menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang lengkap
(meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi, dan sosialbudaya).
Kelebihan dari metode ini adalah dalam melakukan evaluasi, pemilihan
alternative dan mengidentifikasi dampak tertentu dan kekurangannya yaitu
tidak dapat menyajikan dampak kuantitatif

3. Metode cost and benefit

Merupakan pendekatan secara makro, karena manfaat proyek tidak terbatas


pada wilayah di mana proyek itu berada, tetapi manfaat proyek, dapat
dinikmati juga oleh wilayah-wilayah lainnya. Kelayakan proyek dinilai dari
perbandingan cost and benefit yang berkisar dari 0 - 1. Proyek dikatakan
layak bila perbandingan B/C di antara 0,6 - > 1.

4. Metode analisis sistem informasi

Merupakan metode yang menggabungkan metode antara fotogrametri dan


cartogrametri. Kini metode tersebut banyak dimanfaatkan untuk Sistem
Informasi Geografi (SIG) yang sangat mengandalkan kemajuan teknologi di
bidang komputer.

Dampak Kumulatif

Suatu aktivitas yang efeknya kecil, mungkin dampaknya tidak nampak atau
tidak dianggap penting. Tetapi, jika kegiatan tersebut berulangkali atau terus-menerus,
maka lama-kelamaan efeknya dapat semakin besar. Maka, dampak yang disebabkan
oleh efek aditif, yaitu penjumlahan efek banyak, disebut Dampak Kumulatif .
Menurut Clark (1986) dampak Kumulatif terjadi apabila:

1. Suatu Aktivitas (penyabab dampak), dilakukan berulangkali dengan frekwensi


lebih pendek daripada waktu yang diperlukan bagi sistem (yang terkena
dampak ) untuk pulih kembali.
2. Suatu aktivitas (penyebab dampak) tersebar dalam ruang dengan kerapatan
yang cukup tinggi, sehingga gaya penyebab dampak dapat sampai pada lokasi
sistem (yang terkena dampak) lebih cepat daripada sistem untuk pulih
3. Beberapa jenis aktivitas (penyebab dampak) mempunyai efek yang sama
terhadap sistem dan frekuensi serta lokasi jenis penyebab dampak memenuhi
syarat dengan (1) dan (2).

Skala aktivitas (penyebab dampak) meningkat dalam intensitas atau/dan


ruang. Terjadinya dampak kumulatif dapat dapat diidentifikasi dengan daftar uji
sebagai berikut:

 Apakah aktivitas (penyebab dampak) terjadi berulang kali? Apakah


frekwensinya relatif lebih tinggi daripada pemulihan sistem ( yang terkena
dampak)?
 Adakah aktivitas proyek lain di sekitar daerah proyek yang diusulkan yang
mempunyai dampak yang sama dengan yang disebabkan oleh aktivitas
proyek?
 Apakah proyek bersifat perintis dan merupakan bagian program jangka
panjang atau /dan di daerah yang luas?
 Adakah rencana yang lain di/disekitar daerah proyek dengan aktivitas yang
mempunyai dampak serupa dengan yang disebabkan oleh operasi proyek?

Jika jawaban terhadap semua atau salah satu pertanyaan tersebut adalah ”YA”, maka
kemungkinan terjadinya dampak kumulatif kita anggap teridentifikasi.

9. Identifikasi Dampak Penting

Identifikasi dampak penting digunakan untuk menentukan dampak penting,


yaitu dengan membandingkan dampak dan hal penting yang teridentifikasi. Pedoman
penentuan dampak penting:

1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak


2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak
6. Sifat kumulatif dampak tersebut
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
8. Keterkaitan pada penggunaan sumberdaya tak-terbaharui yang makin besar
9. Kekhasan lingkungan yang terkena
10. Tingkat kontroversi dampak
11. Pelanggaran terhadap undang-undang, peraturan pemerintah (pusat dan daerah),
atau kebijaksanaan (pusat dan daerah, antara lain, GBHN dan Repelita), termasuk
di dalamnya ialah undang-undang dan peraturan pemerintah tentang perlindungan
jenis hewan dan tumbuhan yang terancam kepunahan, habitat yang dilindungi atau
tapak yang dilindungi (bersejarah, cultural, arkeologi, ilmiah).

10. Metode Prakiraan Dampak

Metode Prakiraan Dampak merupakan pengukuran dampak lingkungan yang


akan terjadi dimasa yang akan datang, besar dampak tersebut akan ditentukan oleh
waktu dan lamanya dampak terjadi. Perlu ditegaskan untuk waktu kapan dan berapa
lamanya dampak tersebut akan diprakirakan Dampak yang diprakirakan adalah selisih
kualitas lingkungan tanpa proyek (Qtp) dengan kualitas lingkungan dengan proyek
(Qdp) atau Dampak = Qtp - Qdp.

1. Dampak positif bila Qdp > Qtp.


2. Dampak negatif bila Qdp < Qtp.
3. Tidak ada dampak bila Qdp = Qtp.

Metode pendugaan diklasifikasikan menjadi 2 (dua) metode, yaitu metode formal dan
metode informal, metode formal terdiri dari:

1. Model prakiraan cepat;


2. Model matematik;
3. Model fisik;
4. Model eksperimental.

Sedangkan metode informal terdiri atas:

1. Penilaian para ahli;


2. Analogi.

G. Metode Evaluasi Dampak

Metode Evaluasi Dampak merupakan proses atau prosedur yang harus diikuti
oleh pemrakarsa proyek dan dalam menyusun AMDAL dan proses evaluasinya.
Proses tersebut bertujuan untuk menetapkan atau merumuskan potensi dampak
lingkungan dari suatu proyek sebelum proyek dibangun. Dari hasil evaluasi prakiraan
dampak suatu proyek akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah
sebelum mengambil kepurtusan atau kebijaksanaan mengenai suatu proyek

Evaluasi dampak dapat mencapai 2 (dua) sasaran yaitu:

a. Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan
seberapa besar dampak itu terjadi;
b. Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang
terkena dampak.

Untuk dapat menafsirkan atau menginterpretasikan suatu hasil evaluasi


dampak, perlu suatu kriteria penafsiran atau interpretasi dampak menurut Fandeli
(1992) kriteria tersebut didasarkan pada significancy, explicit criteria, uncertamity,
risk, alternatifves, aggregation, dan public involvement. Metode evaluasi dampak
yang digunakan di antaranya adalah overlay, matrik, cheklist, flowchart, atau bagan
alur.

Dari sekian banyak metode kita dapat memilih metode yang sesuai dengan perusahaan
yang akan dibangun. Oleh karena itu kita harus memperhatikan hal – hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memimil metode AMDAL yaitu :

 Memahami kelebihan dan kelemahan dari tiap metode baik dalam fungsi maupun cara
kerja
 Penguasaan tipe aktivitas proyek yang akan di AMDAL
 Penguasaan ciri dan sifat umum dan khusus dari rona lingkungan
 Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skoping. Makin besar dan
makin kompleks dampak harus menggunakan metode yang lebih kompleks pula
 Pedoman yang diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab mengenai bagaimana
bentuk informasi yang diperlukan dan cara penyajiannya
 Batasan-batasan waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data serta teknik analisis yang
diperlukan
 Mempelajri metode yang digunakan tim-tim lain dan pustaka mengenai proyek yang
sejenis.
BAB III

Kesimpulan

Metode yang digunakan dalam penyusunan dokumen AMDAL tersebut meliputi,

a. Metode identifikasi hal penting, terdiri dari: telaah literatur, wawancara dn kuesioner,
penelitian partisipasi-observasi, rapat dan lokakarya, simulasi dan metode delphi
b. Metode identifikasi dampak, terdiri dari metode daftar uji, matriks dan non matriks.
c. Identifikasi dampak penting
d. Metode prakiraan dampak, diklasifikasikan dari metode formal dan informal
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (tanpa tahun). “AMDAL”. [Online]. Tersedia :


http://www.menlh.go.id/index.php?idx=amdalnet. [9 Oktober 2010].
Anonim. (tanpa tahun ). “AMDAL”. [Online]. Tersedia :
http://ocw.unnes.ac.id/ocw/kesehatan-masyarakat/kesehatan-masyarakat-
s1/ikm306-analisis-dampak lingkungan / AMDAL .pdf. [9 Oktober 2010].
Anonim. (tanpa tahun). “ Laporan Dampak Lingkungan”. [Online]. Tersedia :
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&u=http:
//www.ucop.edu/budget/pep/ceqacomp/CEQA-
Handbook/chapter_02/pdf/2.3.pdf&rurl=translate.google.com&usg=ALkJrhhnkc
Bf-UnpfOjJNKDcmZgDKkWk1w. [9 Oktober 2010].
Anonim. (1997). “ EIA untuk Negara- Negara Berkembang.”. [Online]. Tersedia :
http://www.translate_p.htm. [9 Oktober 2010].
Dharma, Agus. (tanpa tahun). “Kerangka Acuan Anaalisa Dampak Lingkungan (KA-
ANDAL)”. [Online]. Tersedia : http://staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh. [11
Oktober 2010].
Effiro, Affan. (tanpa tahun ). Pelingkupan Dalam AMDAL.[Online]. Tersedia:
http://affan-
enviro.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id=29&Itemid
=30. [10 Oktober 2010].
Hendartomo, Tomi. (2003). “Permasalahan dan Kendala Penerapan Amdal dalam
Pengelolaan Lingkungan”. Kompas (17 juli 2003).
Ibrahim, Slamet. (2009). Handout Analisis Mengenai Dampak Lingkunagn Hidup.
Sekolah Farmasi ITB : tidak diterbitkan.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2004). Tanya Jawab Amdal, Menjawab Berbagai
Pertanyaan Umum Tentang AMDAL. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Kajian
Dampak Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2004). Teknik Penilaian Dokumen Amdal. Jakarta:
Asisten Deputi Urusan Kajian Dampak Lingkungan.
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. (2000). Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : 09 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Jakarta : BAPEDAL.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2006). Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup. Jakarta : Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Migas Indonesia. (2004). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Sulawesi Utara :
Migas Indonesia.
PPLH Universitas Diponegoro. (2009). Kajian terhadap Dokumen Amdal
Pembangunan Pabrik Semen Gresik di Pati. Yogyakarta : PPLH Universitas
Diponegoro.
Rekayasa Lingkungan. (2009). AMDAL. Bandung : Program Studi Teknik Lingkungan
ITB.
Syahputra, Benny. (tanpa tahun). “Telaah studi amdal pada tahap prakonstruksi pabrik
peleburan timah (smelter) pt. Laba-laba multindo pangkalpinang propinsi
kepulauan bangka belitung”. [Online]. Tersedia :
http://www.scribd.com/doc/41362582/jurnal-amdal-2. [10 oktober 2010].
Syahranny. (2007). “AMDAL 2”. [Online]. Tersedia :
http://syahranni.blogspot.com/2007/08/alkisah-sebuah-dokumen.html. [10
Oktober 2010].
Tim Teknis AMDAL Khusus Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Gempa dan
Tsunami. (2007). Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup,
Pembangunan Waduk Krueng Ldi di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam. Aceh : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
(BAPELDA).
Tim Teknis AMDAL Khusus Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Gempa dan
Tsunami. (2007). Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup,
Kegiatan Pembangunan Perumahan untuk Pengungsi Korban Tsunami di Saree,
Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh : Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah (BAPELDA).
Wardiati, Arumi . (2009). “Studi Analisis Dampak Lingkungan.”. [Online]. Tersedia :
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rCa-
5eQ7UeAJ:www.idonbiu.com/2009_03_28_archive.html+Saturday,+April+25,+
2009+Karya+Tulis+:+Studi+Analisis+Dampak+Lingkungan&cd=1&hl=id&ct=cl
nk&gl=id&client=firefox-a. [10 Oktober 2010].

LAMPIRAN

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan 100 aktivitas dan 88 komponen dalam


metode yang diusulkan Leopold? Apakah bersifat mutlak?

2. Dalam mendapatkan data yang valid dari suatu proyek apakah bisa
metode satu sama lain di gabungkan?

Jawaban :

1. Leopold mengajukan usulan 100 aktivitas dan 88 komponen agar data yang
didapat itu komprehensif. (penjelasan di slide pada metode fisher dan davis),
komponen dan aktivitas disesuaikan dengan keadaan industri yang
bersangkutan. Jadi 100 aktivitas dan 88 komponen hanya usulan saja bisa
dipakai sesuai kebutuhan jenis industrinya.

2. Ya bisa. Karena untuk menguatkan suatu data atau prakiraan yang didapat
mengenai dampak sebelum dan sesudah industri haruslah bukan hanya satu
metode saja, akan tetapi bisa lebih dari satu metode, karena satu metode dengan
metode lainnya berkesesuaian dan bisa saling melengkapi.

Anda mungkin juga menyukai