Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK KULIAH LAPANGAN

“PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN


IDENTIFIKASI SANITASI PASAR KASIH NAIKOTEN 1 KOTA
KUPANG”

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Praktek Kerja
Lapangan

ANISA KURNIATI, NIM . 1806050008

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul ‘Pengelolaan Kebersihan


Lingkungan Dan Identifikasi Sanitasi Pasar Inpres Naikoten 1 Kota Kupang’ yang
disusun dan diajukan oleh Anisa Kurniati,Nim.1806050008 telah diperiksa, diperbaiki dan
dinyatakan sah sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Praktek Kerja Lapangan oleh
Tim Pembimbing Praktek Kuliah Lapangan.

Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan PKL

Kristina M. Nono,S.si,M.si
NIP. 19671228 199702 2 001 Jemrit W. Meyok

Mengetahui,

Ketua Program Studi Biologi Direksi Utama Pasar Kots


Fakultas Sains dan Teknik Kupang

Dr. Refli., MSc Kardinad L.Kale Lena,SH


NIP. 19650526 199103 1 002

Wakil Dekan Bidang Akademik


Fakultas Sains dan tehnik

Suliha N.I Neonufa, ST., MT


NIP. 19770707 200404 2001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan
dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan pada Pasar Kasih
Naikoten I Kota Kupang dan dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
dengan baik adanya.

Adapun Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu persyaratan akademik dan menggenapi Sitem Kredit Semester (SKS) pada Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang.

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan penulisan laporan ini bukan semata-mata
karena usaha penulis sendiri melainkan melibatkan dukungan bantuan serta bimbingan
berbagai pihak yang terkait dengan Praktek Kerja Lapangan dan penulisan laporan ini.
Menyadari hal tersebut maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Hery Leo Sianturi, M.Si selaku Dekan beserta semua civitas akademika
Fakultas Sains dan Teknik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama satu bulan.
2. Bapak Dr. Refli, M.Sc selaku Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknik
beserta staf yang telah banyak membantu demi kelancaran kegiatan Praktek Kerja
Lapangan.
3. Ibu Kristina Moi Nono, S.Si, M.Si sebagai pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
4. Kepada Perusahaan Daerah Pasar Kota Kupang beserta jajarannya yang telah banyak
membantu penulis selama PKL
5. Rekan-rekan Praktek Kerja Lapangan : Etri, Altin, Al Darmo, Kacy, dan Juna atas
kerja samanya selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama kegiatan Praktek Kerja
Lapangan berlangsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Kupang, 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
KOVER..................................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3

1.3 Tujuan..............................................................................................................................3

1.4 Manfaat............................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4

2.1 Pengelolaan Kebersihan Sampah di Pasar...................................................................4

2.2 Sarana Prasarana Sanitasi.............................................................................................11

BAB III METODE PKL.......................................................................................................16

3.1 Lokasi dan Waktu...........................................................................................................16

3.2 Prosedur Pelaksanaan.....................................................................................................16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................17

4.1 Pengelolaan Kebersihan Pasar.......................................................................................17

4.2 Identifikasi Sanitasi Pasar..............................................................................................19

BAB V PENUTUP.................................................................................................................22

5.1 Simpulan...........................................................................................................................22

5.2 Saran.................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23

LAMPIRAN...........................................................................................................................24

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia pertambahan penduduk semakin hari semakin meningkat, dimana
masyarakat sangat membutuhkan pasar untuk tempat mendapatkan segala kebutuhan hidup
mereka, pengelolahan lingkungan pasar bertujuan untuk tercapainya keselarasan hubungan
antara manusia dengan pasar itu sendiri, salah satunya dari berbagai sistim yang terkait,
prosedur hubungan sosial dan infrastuktur dimana usaha penjual, barang, jasa dan tenaga
kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.
Banyak masyarakat atau orang sangat membutuhkan tempat berbelanja untuk mencari
bahan pangan,sandang,dan papan untuk keperluan kelangsungan hidup manusia, Oleh sebab
itu, tidak terlepas dari masalah yang dihadapi salah satunya masalah kebersihan lingkungan
pasar.Masalah kebersihan lingkungan pasar cendrung meningkat apabila tidak dapat
perhatian khusus dan kepedulian yang tinggi dari masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan bernegara masyarakat berkewajiban menjaga kebersihan
lingkungan. Berdasarkan undang-undang lingkungan hidup no. 23 tahun 1997 tentang
pengelolahan lingkungan hidup yang berdefenisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi alam itu sendiri,kelangsungan perkembangan dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lainnya (Efrida, 2012).
Pasar merupakan sarana dimana orang banyak berkumpul dan mengadakan interaksi
atau hubungan dengan sesamanya. Salah satu bentuk interaksi tersebut bertemunya para
penjual dan pembeli dan atas dasar itu dapat menghasilkan kesepakatan yang sama. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008, pasar
tradisional adalah pasar yang sebagian besar dagangannya adalah kebutuhan dasar sehari-hari
dengan praktek perdagangan yang masih sederhana dengan fasilitas infrastukturnya juga
masih sangat sederhana dan belum mengindahkan kaidah kesehatan. Peranan pasar
tradisional sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan, terutama bagi golongan masyarakat
menengah ke bawah.
Dalam pengertian sederhana, pengertian pasar adalah sebagai tempat bertemunya
pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti
pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu
untuk jual-beli barang. Adapun defenisi pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya
sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak
penjual (Gunadarma, 2012). Disamping itu untuk kelangsungan dalam suatu pasar tersebut
mempunyai beberapa syarat-syarat berdirinya suatu pasar yaitu:(a) Ada tempat untuk
berniaga, (b) Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan, (c) Terdapat penjual barang
tertentu, (d) Adanya pembeli barang, (e) Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.
(Gunadarma, 2012).

1
Kupang merupakan ibu kota dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dikupang banyak
terdapat pasar tradisional contohnya Pasar Kasih , Pasar Oebobo, Pasar Oesapa, Pasar Oeba,
Pasar Penfui dan sebagainya. Pasar sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia,
perkembangan pasar akan meningkatkan penghasilan,akan tetapi perkembangan dan
pengelolahan kebersihan lingkungan pasar tersebut bukanlah hal yang sangat mudah.Untuk
perkembangan dan pengelolahan lingkungan pasar ini banyak factor-faktor yang mendorong
untuk kelangsungan pasar tersebut.Ada beberapa faktor menentukan suatu daerah baik atau
tidaknya berkembangnya suatu pasar tersebut, yaitu adanya kebebasan bergerak dalam arti
melakukan perjalanan kelengkapan sarana transportasi dan faktor alam.
Menurut Ihsan dalam Efrida (2012), pasar itu merupakan sebagai sarana distribusi,
berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke
konsumen berjalan lancar.Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi jika kegiatan distribusi
tidak berjalan lancar.Untuk memperlancar kegiatan distribusi di pasar maka pasar dilengkapi
oleh beberapa unsur pengelola pasar yang terdiri dari kepala pasar, sekretaris, bendahara,
bagian ketertiban serta bagian pemeliharaan.
Selain itu bukan hanya pengelolahan tempat saja,tetapi pengelolahan kebersihan
lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap berdirinya pasar tersebut.Berdasarkan
observasi sebelumnya, pengelolahan di Pasar Inpres Naikoten 1 Kota Kupang kurang
terancang dengan baik, salah satunya letak suatu pedagang dengan tukang parkir yang tidak
teratur dan pasar tersebut tidak rapi dan bersih dilihat apalagi terjadinya hujan.
Pasar Kasih termasuk pasar tradisional, dimana dibangun oleh pihak pemerintah, dan
tempat usaha dapat berupa toko, kios, serta tenda yang menyediakan barang-barang
konsumen sehari-hari, disini adanya transaksi jual beli terjadi setiap hari masyarakat banyak
membeli bahan-bahan pangan, sandang, dan papan ini untuk kelangsungan hidup manusia,
kadang-kadang masyarakat datang dari berbagai tempat seperti Kefa, Soe bahkan dari luar
Pulau Timor. Pengelolaan sampah dipasar Kasih sudah berjalan dengan baik, namun
ketersediaan tempat dan sarana seperti tempat sampah hanya sedikit terdapat di pasar Kasih ,
sementara itu pedagang membuang sampah hanya pada tempat dia berjualan saja dan masih
banyak terdapat tumpukan sampah yang masih bertebaran di tempat para pedagang berjualan,
terutama pedagang sayur dan tempat pedagang ikan dan daging. Keberadaan keteraturan
tempat los ikan, daging dan ayam sudah teratur letaknya dengan baik, namun pengelolaan
kebersihan tempat los tersebut kurang bersih salah satunya tempat pedagang ikan dan daging,
apalagi terjadinya hujan, tempat ini becek, kotor dan bau, sementara itu pedagang kurang
menyadari akan keikutsertaannya dalam mengelolah sampah, pedagang hanya mementingkan
daganganya , seharusnya para pedagang setelah berjualan, lalu mereka bersihkan dan sampah
tersebut mereka buang pada tempat sampah yang telah disediakan oleh pengelola dinas pasar.
Keberadaan pengelolaan tempat parkir sangat tidak teratur, keadaan tempat parkir
tersebut sekarang sudah menjadi tempat pedagang kaki lima sehingga tempat parkir sekarang
berada ditepi jalan. tempat yang berdiri disembarangan mengakibatkan pengelolaan pasar
Kasih tersebut terlihat tidak bersih disebabkan kurang teraturnya antara tempat pedagang dan
tempat parkir. Pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit. Untuk mencegah
penyebaran penyakit yang dapat terjadi di pasar, diperlukan pelaksanaan sanitasi lingkungan
pasar yang baik sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008. Berdasarkan

2
hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Pasar diketahui bahwa Pasar Kasih kurang
terkelola dari segi sanitasi dan kesehatan dimana Drainase dan sampah-sampah belum
terkelola dengan baik, kondisi bangunan kamar mandi dan toilet yang minim. Serta banyak
terdapat genangan air yang menyebabkan jalan-jalan antar gang menjadi becek, saluran
pembuangan air limbah yang kotor sehingga menimbulkan aroma yang tidak mengenakkan.
Permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat “Pengelolaan Kebersihan
Lingkungan dan Identifikasi Sanitasi Pasar Inpres Naikoten 1 Kota Kupang”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan dari latar belakang tersebut maka masalah dalam kegitan PKL
ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengelolaan kebersihan lingkungan dipasar Kasih naikoten 1 kota
kupang?
2. Bagaimanakah pengelolaan sanitasi di lingkungan pasar Kasih naikoten 1 kota
kupang?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari kegiatan PKL ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan membahas pengelolaan kebersihan lingkungan di pasar Kasih
naikoten 1 kota kupang.
2. Untuk mengidentifikasi dan membahas pengelolaan sanitasi di lingkungan pasar
Kasih naikoten 1kota kupang.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan PKL di atas maka kegiatan ini bermanfaat untuk :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah praktek kerja lapangan
(PKL)di Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana
Kupang.
2. Untuk memberikan informasi atau masukan bagi masyarakat dan dinas pasar dalam
mengambil kebijakan dalam pengelolaan Pasar Kasih Naikoten 1 Kota Kupang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Kebersihan Sampah di Pasar


1) Pengertian

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakain lagi oleh
manusia atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan
dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah adalah suatu
benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh
kegiatan manusia. Dengan demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industri,
transportasi, rumah tangga, perdagangan dan kegiatan manusia lainnya.

Dalam Undang-undang No.18 tahun 2008 Ketentuan umum pasal 1 ayat (1) tentang
Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah
yang berwawasan lingkungan segingga menimbulkan dampak negarif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Dinyatakan definisi “sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.” Selanjutnya yang dimaksud dengan
sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, kosentrasi dan/atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus..Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan
pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan
budaya masyarakat, seperti berikut:

a) Pengaruh terhadap kesehatan


a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus.
b. Insidensi penyakit demam berdarah dengueakan meningkat karena vektor penyakit
hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air
hujan.
c. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan, misalnya
luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebagainya.
d. Gangguan psikosomatis, misalnya sesak napas, insomnia, stres, dan lain-lain.

b) Pengaruh terhadap lingkungan


a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu
yang menimbulkan bau busuk.
c. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran
yang lebih luas.

4
d. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air
terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
e. Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir dan
mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.

Pasar adalah suatu tempat tertentu bertemunya antara penjual dan pembeli termasuk
fasilitasnya dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dengan membayar
retribusi. Sedangkan pasar dalam arti yang sempit adalah suatu tempat pertemuan penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa. Sedangkan dalam pengertian yang luas
pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk
menjual barang/jasa dan pembeli yang menggunakan uang untuk membeli barang dengan
harga tertentu.

Pasar memiliki dua fungsi yang sangat penting yaitu :

a. Pasar kompetitif menyediakan informasi atau pengetahuan yang harus dimiliki oleh
konsumen dan produsen dalam rangka memperhitungkan peningkatan penurunan
barang-barang langka atau sumber daya produktif melalui penyesuaian harga relatif
yang mudah dipahami.
b. Pasar berfungsi memotivasi konsumen dan produsen untuk bereaksi atau memberi
tanggapan secara layak informasi. Dengan memberi imbalan yang lebih tinggi baik itu
berupa upah, laba atau utilitas kepada produsen dan konsumen dan juga produsen yang
lebih baik reaksinya.

Jenis-jenis pasar diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pasar didasarkan pada kelas mutu pelayanan dan menurut sifat pendistribusiannya
adalah :
a. Pasar Modern, adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta atau Koperasi
yang dalam bentuknya berupa Mall, Supermarket, DepartmentStore dan Shopping
Centre dimana pengelolaannya dilaksanakan secara modern dan mengutamakan
pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada di satu tangan,
bermodal relatif kuat dan dilengkapi label harga yang pasti.
b. Pasar Tradisional, adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta,
Koperasi atau Swadaya Masyarakatdengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan
tenda, yang dimiliki/dikelola oleh Pedagang Kecil, Menengah dan Koperasi,dengan
usaha skala kecil dan modal kecil dengan proses jual beli melalui tawar-menawar.
c. Pasar Grosir, adalah Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar.
d. Pasar Eceran, adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai
kecil.
e. Pasar Swalayan (Super Market), adalah pasar yang kegiatan usahanya menjual
barang-barang kebutuhan sehari-hari secara langsung kepada konsumen dengan
teknik pelayanan oleh konsumen itu sendiri.

2. Pasar digolongkan menurut skala luas wilayahnya yaitu:


5
a.Skala kurang dari 8000 m2 disebut pasar kecil.
b. Skala 8000 m2 - 10.000 m2 disebut pasar sedang
c.Skala lebih dari 10.000 m2 disebut pasar berskala besar.

2) Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan bahan asalnya, sampah itu dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah
organik dan anorganik, di negara yang sudah menerapkan pengelolaan sampah secara
terpadu, tiap-tiap jenis sampah diterapkan sesuai dengan jenisnya.

Untuk mempermudah pengangkutan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sampah


dipilah berdasarkan klasifikasinya sebagai berikut:

1. Sampah Basah ialah Sampah yang dapat diurai (degradable) atau biasa dikatakan
membusuk. Contohnya ialah sisa makanan sayuran, potongan hewan, daun kering dan
semua materi yang berasal dari makhluk hidup.
2. Sampah kering ialah sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua, kaleng bekas dan
sampah kering nonlogam seperti kayu, kertas, kaca, keramik, batubatuan dan sisa
kain.
3. Sampah lembut contoh sampah ini adalah debu dari penyapuan lantai rumah, gedung,
penggergajian kayu dan abu dari rokok atau pembakaran kayu.
4. Sampah besar adalah sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga yang besar-
besar seperti meja, kursi, kulkas, televisi, radio dan peralatan dapur.
5. Sampah Komersial. Sampah yang berasal dari kegiatan komersial dan industri seperti
pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel dan kios.
Demikian pula dari institusi seperti perkantoran, tempat pendidikan, tempat ibadan
dan lembaga-lembaga nonkomersial lainnya yang menghasilkan sampah.
6. Sampah Bangunan. Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan termasuk
pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu-batu dan
genting.
7. Sampah Fasilitas Umum. Sampah ini barasal dari pembersihan dan penyapuan jalan,
trotoar, taman, lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas umum lainnnya. Contohnya
ialah daun-daun, ranting, kertas pembungkus, plastik dan debu.

Jenis-jenis sampah untuk benda-benda padat dengan pembagian sebagai berikut:

1. Sampah yang mudah membusuk (garbage), misalnya sisa makanan.


2. Sampah yang tidak mudah membusuk (rubbish), terdiri dari :
- Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, kayu; dan
- Sampah yang tidak mudah terbakar, misalnya kaca, kaleng.
3. Sampah bangkai binatang (dead animal), terutama binatang besar (kucing, anjing,
tikus).
4. Sampah berupa abu hasil pembakaran (ashes), misalnya pembakaran kayu, batu bara,
arang.
5. Sampah padat hasil industri (industrial waste), misalnya potongan besi, kaleng, kaca.

6
6. Sampah padat yang berserakan dijalan-jalan (street sweeping), yaitu sampah yang
dibuang oleh penumpang atau pengemudi kendaraan bermotor.

Kemudian di dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,


diatur beberapa jenis-jenis sampah yaitu sebagai berikut :

a. Sampah rumah tangga yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa
kegiatan sehari-hari di rumag tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan
dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber
dari rumah atau dari kompleks perumahan.
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga yaitu sampah rumah tangga yang berasal bukan
dari dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber
lain seperti pasar, pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan,
hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.
c. Sampah sfesifik yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang
karena sifat, kosentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusus,
meliputi, sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti batre
bekas, bekas toner dan sebagainya), sampah yang mengandung limbah B3 (sampah
medis), sampah akibat bencana, puing bongkaran, sampah yang secara teknologi
belum dapt diolah, sampah yang timbul secara periode (sampah hasil kerja bakti).

3) Sumber Sampah

Berdasarkan pengertian sampah dan jenis-jenis sampah terdapat pula sumber-sumber


sampah yang mengakibatkanpencemaran udara oleh bau busuk dan pencemaran lingkungan.
Sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut:

a. Sampah pemukiman yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan, makanan,
perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman
dan lain-lain.
b. Sampah pertanian dan perkebunan, Sampah kegiatan pertanian tergolong bahan
organik, seperti jarami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama
musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia
seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari
lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat
tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat
pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
c. Sampah dari sisa bangunan dan kontruksi gedung, Sampah yang berasal dari kegiatan
pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun
anorganik. sampah organik, misalnya: kayu, bambu, tripleks. Sampah anorganik,
misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca dan kaleng.
d. Sampah dari perdagangan dan perkantoran, Sampah yang berasal dari daerah
perdagangan seperti: toko,pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari
kardus, pembungkus, kertas dan bahan organik termasuk sampah makan dan restoran.
Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta

7
biasanya terdiri dari kertas, alat tulis menulis (bolpoint, pensil, spidol dan lain-lain),
toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari
laboratorium.
e. Sampah dari industri, sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi
(bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk
(kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan).
Sampah industri berupa bahan kimia memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.

4) Tahapan-Tahapan Serta Proses Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah juga semakin berkembang sejalan dengan perkembangan
jenis sampah yang akan dikelola. Beberapa cara dalam tahapantahapan serta proses
pengelolaan akhir sampah yang dilakukan masyarakat berdasarkan UU No. 18 Tahun
2008 tentang pengelolaan sampah meliputi kegiatan berikut:
a. Pengeloaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
b. Pengurangan sampah yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari
produsen sampah (rumah tangga, pasar dan lainnya) menggunakan ulang sampah dari
sumbernya dan/atau di tempat pengolahan dan daur ulang sampah di sumbernya dan
atau di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan di atur dalam Peraturan
Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah:
a. Menetapkan sasaran pengurangan sampah. b. Mengembangkan teknologi bersih
dan label produk. c. Menggunaan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau
digunakan ulang. d. Fasilitas kegiatan guna untuk daur ulang. e. Mengembangan
kesadaran program guna ulang atau daur ulang.
c. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah yang mencakup
pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya),
pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat
pengelolaan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari
sumber, TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu, pengolahan hasil
akhir(mengubah bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah sampah agar diproses
lebih lanjut dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemrosesan aktif kegiatan
pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat
dikembalikan ke media lingkungan
d. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat
pendauran ulang, pengolahan dan/atau tempat pengolahan dan pemrosesan akhir
sampah terpadu.
e. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah.
f. Tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) adalah tempat untuk memroses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkunngan.

5) Dampak Negatif Sampah

8
Apabila pengelolaan sampah yang tidak dilakukan secara sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan maka akan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak-
dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dampak terhadap kesehatan: tempat berkembang biak organisme yang dapat


menimbulkan berbagai penyakit, meracuni hewan dan tumbuhan yang dikonsumsi
oleh manusia.
2. Dampak terhadap lingkungan: mati atau punahnya flora dan fauna serta menyebabkan
kerusakan pada unsur-unsur alam sepertiterumbu karang , tanah, perairan hingga
lapisan ozon.
3. Dampak terhadap sosial ekonomi: menyebabkan bau busuk, pemandangan buruk yang
sekaligus berdampak negatif pada pariwisata seperti bencana banjir.

6) Kewenangan Pengelolaan Sampah

Pemerintah didalam pengelolaan sampah diperlukan kepstian hukum, kejelasan


tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan
dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif dan
efesien. Dalam undang-undang dan peraturanperaturan lainnya yang telah diwajibkan kepada
pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan.
Khusus kawasan industri sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk melaksanakan masalah
persampahan ini. Adapun beberapa kewenangan yang dimaksud yaitu:

1. Wewenang Pemerintah Pusat: dalam penyelengaraan pengelolaan sampah, pemerintah


mempunyai kewenangan, menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan
sampah, menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sampah,
memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antar daerah, kemitraan dan jejaring
dalam pengelolaan sampah; menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan
pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah, pembinaan dan
pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah, dan menetapkan
kebijakan penyelesaian perselisihan antar daerah dalam pengelolaan sampah,
aplikasinya serahkan kepada Gubernur untuk kondisikan di setiap wilayahnya.

2. Wewenang Pemerintah Provinsi : dalam menyelengarakan pengelolaan sampah,


pemerintah provinsi mempunyai kewenangan: menetapkan kebijakan dan strategi
dalam pengelolaan sampah sesuai dengan kebijakan pemerintah; memfasilitasi kerja
sama antar daerah dalam satu provinsi kemitraan dan jejaring dalam pengelolaan
sampah; menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan kinerja
kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah; memfasilitasi penyelesaian perselisihan
pengelolaan sampah antar kabupaten/kota dalam satu provinsi.

3. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota: Dalam menyelenggarakan pengelolaan


sampah, pemerintah kabupaten/kota mempunyai kewenangan: menetapkan kebijakan
dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

9
menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma
standar prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah; melakukan pembinaan
dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;
menetapkan lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS), tempat pengelolaan
sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah; melakukan pemantauan dan
evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama kurun waktu tertentu terhada
tempat pemrosesan akhir sampah dengan system pembuangan terbuka yang telah
ditutup, menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan
sampah sesuai dengan kewenangannya.

7) Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan


dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau
langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan. Pengumpulan
sampah di pemukiman pasar dilakukan oleh gerobak yang selanjutnya membwawa sampah
ke TPS. Dari sini sampah akan diangkut oleh dump truk menuju TPA. Pengumpulan sampah
dari jalan dan tempat umum dilakukan oleh truk secara langsung mengangkut sampah ke
TPA. Pengumpulan sampah yaitu cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat
penampungan/pewadahan sampah ke tempat pembuangan sementara.

Pola pengumpulan sampah pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 (dua) yaitu :

a. Pola individual proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah kemudian
diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum dibuang ke TPA.
b. Pola komunal pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah dilakukan oleh
penghasil sampah ke tempat penampungan sampah komunal yang telah disediakan/ ke
truk sampah yang menangani titik pengumpulan kemudian diangkut ke TPA tanpa
proses pemindahan.

8) Pengangkutan Sampah

Mekanisme sistem pengangkutan sampah untuk didaerah perkotaan adalah tanggung


jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi
sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya
sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan TPS, maupun TPA.
sampah rumah tangga umumnya di daur ulang menjadi pupuk.

9) Pemusnahan dan Pengelolaan Sampah

Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai
caraa antara lain :

10
1. Ditanam (Landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
2. Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam
tungku pembakaran (inceneration)`
3. Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos),
khususnya untuk sampah organik dan daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang
dapat membusuk.

2.2 Sarana Prasarana Sanitasi


1) Pengertian

Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular
dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan.(24) Sanitasi, menurut kamus Bahasa Indonesia
diartikan sebagai pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian
semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan
tubuh manusia.

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelengarakan sanitasi lingkungan
antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
memfasilitasi terjadinya penularan penyakit atau tempat layanan umum yang intensitas
jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal
angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau
tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondik pesantren,
tempat ibadah, objek wisata dan lain-lain.

2) Persyaratan Sarana Prasarana Sanitasi Pasar

Persyaratan kesehatan lingkungan pasar menurut Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 antara
lain sebagai berikut:

1. Lokasi Pasar

Lokasi pasar meliputi:

a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Setempat (RUTR),

b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti banjir dan sebagainya,

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
penerbangan termasuk jalan,

d. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas
lokasi pertambangan,

e. Mempunyai batas wilayah yang jelas antara pasar dan lingkungannya.

11
2. Bangunan Pasar

Persyaratan bangunan pasar yakni sebagai berikut:

a. Umum bangunan dan rancangan bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Penataan Ruang Dagang:
 Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan, unggas hidup, pemotongan
unggas,
 Pembagian zoning diberi identitas yang jelas,
 Penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan ditempat khusus,
 Setiap los/kios memiliki lorong yang lebarnya minimal 1,5 meter,
 Setiap los/kios memiliki papan karakteristik,
 Jarak tempat penampungan dan pemotongan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar utama minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan
ketinggian minimal 1,5
 Khusus untuk jenis pestisida, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bahan
berbahaya lainnya ditempatkan di tempat terpisah dan tidak berdampingan
dengan zona makanan dan bahan pangan.
c. Ruang Kantor Pengelola:
 Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20% dari luas lantai,
 Tingkat pencahayaan ruang minimal 100 lux,
 tersedia ruang kantor pengelola dengan tinggi langit-langit dari lantai sesuai
ketentuan yang berlaku,
 Tersedia toilet terpisah bagi lakilaki dan perempuan,
 Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air mengalir.
d. Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan
 Tempat penjualan bahan pangan basah:
 Meja tempat penjualan harus tahan karat, rata dan tinggi minimal 60 cm,
 Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan,
 Tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air mengalir,
 Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan yang sesuai
ketentuan, serta tidak melewati area penjualan,
 Tersedia tempat sampah kering atau basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat,
 Bebas dari vektor penyakit dan tempat perindukannya.

 Tempat Penjualan Bahan Pangan Kering:


 Meja tempat penjualan dengan permukaan rata, mudah dibersihkan dan
tinggi minimal 60 cm,
 Meja terbuat dari bahan tahan karat,

12
 Tempat sampah haru terpisah basah dan kering, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat,
 Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air mengalir,
 Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya.
 Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji:
 Tempat penyajian makanan tertutup, bahan tahan karat, permukaan rata,
mudah dibersihkan dan tinggi minimal 60 cm dari lantai,
 Tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air yang mengalir,
 Tempat cuci peralatan harus kuat, aman, tidak berkarat dan mudah
dibersihkan,
 Tempat sampah terpisah antara sampah basah dan kering, kedap air dan
bertutup,
 Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya,
 Pisau yang digunakan untuk memotong dan tidak berkarat,
 Saluran pembuangan limbah tertutup.
e. Area Parkir:
 Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah pasar,
 Parkir mobil, motor, sepeda, andong/delman, becak terpisah,
 Tersedia area parkir khusus kendaraan pengangkut hewan hidup dan hewan
mati, Tersedia area khusus bongkar muat barang,
 Tidak ada genangan air,
 Tersedia tempat sampah yang terpisah setiap radius 10 meter,
 Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas,
 Ada tanaman penghijauan,
 Adanya area resapan air di pelataran parkir.
f. Kontruksi :
Dari segi kontruksinya, pasar harus mempunyai syarat-syarat kesehatan
lingkungan sebagai berikut:
 Atap:
 Atap yang digunakan kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
perindukan vektor,
 Kemiringan atap cukup dan tidak memungkinkan genangan air,
 Atap dengan ketinggian lebih 10 meter dilengkapi penangkal petir.
 Dinding:
 Keadaan dinding bersih, tidak lembab dan berwarna terang,
 Pemukiman dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air,
 Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung (conus).

 Lantai:
 Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak licin,
tidak retak dan mudah dibersihkan,

13
 Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai
kemiringan ke saluran pembuangan.
g. Tangga.

Tangga harus memenuhi syarat yaitu:

 Tinggi, lebar dan kemiringan yang sesuai dengan ketentuan,


 Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga,
 Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin,
 Memiliki pencahayaan minimal 100 lux.
h. Ventilasi.
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20% dari luas lantai dan saling
berhadapan (cross Ventilation).
i. Pencahayaan.
Intensitas pencahayaan di setiap ruangan harus cukup terang agar dapat
melakukan kegiatan dengan jelas minimal 100 lux, dimana pencahayaan atau
penerangan tidak menyilaukan dan tersebar merata sehingga tidak menimbulkan
bayangan yang nyata.
j. Pintu.
Khusus untuk pintu los/kios penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang
berbau tajam agar menggunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri atau
tirai plastik untuk menghalangi vektor penyakit masuk.

Syarat-syarat sanitasi pasar yakni sebagai berikut:

1. Air bersih.
Air bersih dipasar harus memenuhi syarat:
a. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (minimal 40 liter per
pedagang),
b. kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.416 Tahun 1990 Pasal 1 bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila dimasak,
c. Jarak sumber air bersih dengan septick tank minimal 10 meter,
d. Pengujian kualitas air bersih dilakukan 6 bulan sekali.

2. Kamar mandi dan toilet. Syarat kamar mandi dan toilet di pasar yaitu:
a.Harus tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, yang dilengkapi
dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai berikut:

14
No Jumlah Jumlah Jumlah
Pedagang Kamar Toilet
Mandi
1. s/d 25 1 1
2. 25 s/d 50 2 2
3. 51 s/d 100 3 3
Sebagai penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi dan satu toilet

b. Didalam kamar mandi harus tersedia bak air dan air bersih dengan jumlah
cukup dan bebas jentik,
c.Didalam Toilet harus tersedia dengan leher angsan, peturasan dan bak air,
d. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun,
e.Tersedia tempat sampah yang tertutup,
f. Tersedia septic tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat kesehatan,
g. Letak toilet minimal 10 meeter dari tempat penjualan makanan dan bahan
pangan,
h. Ventilasi minimal 20% dari luas lantai,
i. Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan kemiringan cukup.
3) Pengolahan sampah harus memenuhi syarat yaitu :
a. Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan kering,
b. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah berkarat, kuat
tertutup dan mudah dibersihkan,
c. Tersedia Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan mudah dijangkau,
d. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit,
e. TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan
pasar
f. Sampah 34 diangkut minimal 1 x 24 jam,
g. Ketetapan besaran timbulan sampah untuk pasar yakni 2,5 – 3,0 L per dagang atau
petugas/hari di tiap los kiosnya.
4) Drainase. Syarat drainase dipasar yaitu:
a. Selokan/drainase sekitar pasar Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan
mudah dibersihkan,
b. limbah cair mengalir lancar,
c. limbah cair harus memenuhi baku mutu,
d. Tidak ada bangunan di atas saluran,
e. pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali.
5) Tempat cuci tangan.
Kondisi tempat cuci tangan di pasar harus memenuhi syarat yaitu:
a. Lokasi mudah dijangkau,
b. dilengkapi sabun,
c. tersedia air mengalir,
d. Limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup

BAB III

15
METODE PKL
3.1 Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dipilih yaitu Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Waktu Pelaksanaan pada Tanggal 26 Oktober-26 November 2020

3.2 Prosedur Pelaksanaan

 Observasi, dilakukan untuk melihat keadaan yang ada di lapangan. Observasi


digunakan untuk menguji hasil wawancara tersebut.
 Wawancara Langsung yaitu wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
cara tanya jawab yang di lakukan melalui metode pemberian kuisioner kepada
pedagang.

BAB IV

16
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Pasar

Untuk mengkaji pengelolaan kebersihan lingkungan pasar dan keikutsertaan pedagang


dalam menjaga kebersihan lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang, saya
mengajukan beberapa pertanyaan melalui kuisioner. Hasil adalah sebagai berikut:

Frekuens
Jenis Kelamin i Persentase(%)
1 Laki-laki 15 50
2 Perempuan 15 50
Jumlah 30 100

No Pengelolaan Frekuensi Persentase(%)


Kebersihan

1 Tidak Baik 7 23.33

2 Sedang 10 33.33

3 Baik 13 43.33

Jumlah 30 100

Dari hasil jawaban kuisioner yang di berikan kepada para pedagang, untuk
pengelolaan kebersihan lingkungan pasar terdapat pada kategori baik dengan frekuensi
43,33% orang jumlah persentasenya jauh lebih banyak daripada kategori sedang 33.33%
dan kategori tidak baik 23.33% . dari hasil dapat disangkal bahwa pengelolaan kebersihan
lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang dikatakan baik. Untuk lebih jelasnya
perolehan nilai pengelolaan kebersihan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang digambarkan
sebagai berikut

Dari hasil observasi yang penulis lakukan untuk Pengelolaan ketersediaan tempat
atau sarana pembuangan sampah sementara (TPS) di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang
Sudah tersedia seperti tempat bak sampah, dan bak sampah semen yang terletak di dua (2)
titik akan tetapi di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang ini kalau ketersediaan tempat sampah
sementara kepada para pedagang belum tersedia, pedagang kadang-kadang hanya
menyediakan karung, kantong, kardus ataupun keranjang untuk sisa dagangannya, kemudian
para petugas kebersihan yang mengambil tumpukan sampah yang telah dikumpulkan oleh
masing-masing pedagang dan sistem pengangkutan sampahnyadi lakukan dua (2) kali setiap
hari yaitu di pagi hari dan di sore hari , pertama sesudah pedagang berjaualan mereka
letakkaan sisa dagangannya di samping tempat mereka berjualan, setelah itu baru diangkut
dengan truk oleh petugas kebersihan, setelah sampah diambil ke tempat-tempat pedagang
satu persatu lalu diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

17
Pengelolaan kebersihan tempat los pedagang Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang
sudah terancang dengan baik karena sudah tidak terlihat lagi para pedagang yang menggelar
dagangannya langsung di lantai seperti sebelumnya, Walaupun kesan tak tertata dan
amburadul akan semakin kuat saat melihat kondisi pasar ini lebih jauh. Pasar tersebut tidak
mempunyai ruang yang tertata. Antara pedagang sayur, buah, makanan, sembako dan ikan
terlihat menyatu dan saling bercampur dan pengelolaan di tempat pedagang los ikan tidak
tersedia tempat sampah, para pedagang meletakkan kotoran ikan mereka di samping mereka
berjualan, itu pun tidak ada keranjang tapi hanya mereka buang di lantai, sehingga keadaan
kebersihan tempat los ikan tersebut terlihat tidak bersih dan bau . Sampah masih saja
berserakan, terutama di selokan dan drainase di tempat los pedagang ikan. Sedangkan melihat
Peraturan menteri dalam negeri republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 tentang pengelolaan
dan pemberdayaan pasar tradisional mengatakan bahwa untuk mendorong pasar tradisional
mampu berkopetensi dan berdaya saing dalam pusat perbelanjaan dan toko modern
diperlukan pengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional secara profesional yang memiliki
tujuan :

(a) Menciptakan pasar tradisional yang tertib, aman, bersih, dan sehat.

(b) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(c) Menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak perekonomian daerah dan

(d) Menciptakan pasar tradisional yang berdaya saing dengan pusat perbelanjaan dan
toko moderen.

Seperti yang telah ditetapkan pada pasal 6 ayat 1 adanya perencanaan fisik yang
meliputi penentuan lokasi, penyediaan fasilitas bangunan dan tata letak pasar dan sarana
pendukung adalah:

1. Fasilitas bagunan dan tata letak pasar seperti bangunan toko, kios, dan los dibuat
berdasarkan ukuran standar ruang tertentu.
2. Petak atau blok dengan akses penunjang kesegala arah.
3. Percahayaan dan sirkulasi udara yang cukup.
4. Penataan toko, kios dan los berdasarkan jenis barang daganganya.
5. Bentuk bangunan pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah.

Usaha pemerintah dalam ketersediaan tempat parkir Pasar Kasih Naikoten I Kota
Kupang, sudah di lakukan dengan baik terdapat enam (6) titik tempat parkir. Akan tetapi,
adanya kegiatan salah guna yang di lakukan oleh pedagang kaki lima (PKL) yang masih saja
berjualan di area parkir sehingga menimbulkan kesan romol dan akses untuk para pengunjung
pasar menjadi sedikit terganggu. Kondisi demikian memerlukan peranan dinas pasar dalam
mengelola dan membina pasar tersebut. Bagaimana peranan dinas pasar dalam mengelola dan
membina pasar daerah untuk dapat terwujudkan tujuan pengelolaan pasar dan tempat
berjualan pedagang (Fattah, 2008). Peranan dinas pasar dalam mengelola pasar daerah yaitu
dengan meningkatkan pengetahuan pedagang, meningkatkan disiplin pedagang dan
meningkatkan keamanan dan kebersihan pasar.

18
Sedangkan untuk Keikutsertaan pedagang dalam kebersihan sampah Pasar Kasih
Naikoten I Kota Kupang bahwa pedagang makanan,sayur dan di tempat penjualan hewan-
hewan hidup seperti ayam sampah mereka masukan ke dalam karung, kantong, kardus
ataupun keranjang, kemudian dibiarkan saja sampahnya di tepi tempat berjualan. Tempat
sampah sementara seperti karung, kantong, kardus ataupun keranjang merupakan sarana yang
sangat efektif bagi pedagang dalam proses pengumpulan sampah untuk mengetahui sejauh
mana kepedulian pedagang dalam menyediakan tempat sampah sementara,. Akan tetapi dari
hasil pengamtan di lapangan hanya sebagian kecil pedagang saja yang berinisiatif sendiri
untuk menyediakan tempat sampah sementara tersebut dan untuk pedagang yang lain seperti
yang sudah di jelaskan di atas untuk pedagang yang lain masih saja membuang sampah
sembarangan sehingga terlihat masih ada banyak tumpukan sampah di dekat selokan dan
drainase yang menimbulkan bau yang tidak sedap. Walaupun Keikutsertaan pedagang juga
terlihat dari kepatuhan seluruh pedagang dalam membayar uang retribusi (Beo) perlapak.
Namun berdasarkan persentase jawaban responden yang diperoleh, untuk tingkat kesadaran
mereka dapat dikatakan baik. Hal tersebut tentu saja, melihat kenyataan bahwa tingkat
kebersihan pasar masih sangat kurang. Tingkatkan kesadaran dengan tingkat kebersihan
seakan-akan berbanding terbalik. Seharusnya dengan memahami bahwa kesadaran partisipasi
dalam memahami dan menentukan kehendak dan sikap manusia dalam menafsirkan realitas
disekitarnya, akan berbanding lurus. Dengan melihat hasil kuisioner dan membandingkan
kondisi lapangan, maka dapat menunjukkan bahwa tingkat keikutsertaan dan kesadaran para
pedagang di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang dikatakan masih rendah.

4.2 Identifikasi Sanitasi Pasar

Untuk mengkaji identifikasi sanitasi lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang,
saya mengajukan beberapa pertanyaan melalui kuisioner. Hasil adalah sebagai berikut:

Frekuens
Jenis Kelamin i Persentase(%)
1 Laki-laki 15 50
2 Perempuan 15 50
Jumlah 30 100

No Sanitasi Frekuensi Persentase(%)


1 Memadai 17 56.67
Kurang
2 Memadai 3 10
3 Sangat Tidak 10
Memadai 33.33
Jumlah 30 100
Dari hasil jawaban kuisioner yang di berikan kepada para pedagang, untuk
pengelolaan kebersihan lingkungan pasar terdapat pada kategori memadai dengan frekuensi
56.67 % orang jumlah persentasenya jauh lebih banyak daripada kategori kurang memadai
10% orang dan kategori sangat tidak memadai 33.33% orang . Dari hasil dapat disangkal

19
bahwa Sanitasi lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang dikatakan memadai. Untuk
lebih jelasnya perolehan nilai sanitasi lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang
digambarkan sebagai berikut

Dari hasil observasi yang saya lakukan untuk sanitasi di Pasar Kasih Naikoten I Kota
Kupang

 Untuk Ketersediaan air bersih di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang masih belum
memadai dimana untuk memperoleh air bersih para pedagang membeli sendiri air
tersebut seharga Rp.2000,00 / jirigen. sedangkan standarisasi untuk air bersih dimana,
Tersedia air bersih dengan jumlah yg cukup setiap hari secara berkesinambungan,
minimal 40 liter per pedagang, Kualitas air bersih yg tersedia memenuhi persyaratan,
Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan ketersediaan air dan dilengkapi
dengan keran yang tidak bocor, Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah
minimal 10 m, Kualitas air bersih diperiksa setiap enam (6) bulan sekali.
 Untuk ketersediaan kamar mandi dan toilet di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang
sudah memadai dimana kamar mandi dan toilet terdapat di dua (2) titik. Untuk titik
pertama ada enam (6) unit toilet dan dua (2) unit kamar mandi dan di titik kedua ada
dua (2) unit kamar mandi dan dua (2) unit toilet, Tetapi toilet di Pasar Kasih Naikoten I
Kota Kupang tidak ada pemisahan antara toilet laki-laki dan toilet perempuan. Toilet
digunakan secara bergantian antara laki-laki dan parempuan. Di dalam kamar
mandi/toilet juga tidak tersedia sabun. Hal ini sangat beresiko menimbulkan
kontaminasi tinja dari tangan manusia yang tidak mencuci tangan dengan sabun setelah
buang air besar. Di kamar mandi dan toilet harus tersedia tempat sampah untuk
membuang sampah seperti tisu, bungkus sampo, bungkus sabun dan lain-lain, dan
tempat sampah tersebut harus tertutup (Kepmenkes RI No
519/MENKES/SK/VI/2008). Kenyataannya, di kamar mandi dan toilet Pasar Kasih
Naikoten I Kota Kupang tidak tersedia tempat sampah. Sehingga pengguna toilet
biasanya membuang sampah di selokan didekat toilet.
 Untuk ketersediaan Tempat cuci tangan di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang yang
baik menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 harus dilengkapi dengan
sabun dan air mengalir. Berdasarkan hasil observasi, tempat cuci tangan yang ada di
Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang sudah memadai dimana terdapat di lima (5) titik
pasar dan sudah tersedia sabun cuci tangan, apalagi dengan pandemi COVID-19
sekarang maka untuk ketersediaan tempat cuci tangan sudah memadai untuk
digunakan pedagang maupun pengunjung Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang. Akan
tetapi juga terjadi salah guna yang di lakukan oleh oknum-oknum pedagang dimana
mereka mengambil air dari tempat cuci tangan untuk digunakan untuk keperluan
seperti mencuci barang dagangan seperti sayur, buah, daging dan ikan bahkan para
pedagang juga kadang mengambil air dari tempat cuci tangan untuk mandi.
 Untuk pengelolaan kebersihan drainase di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang
berdasarkan hasil observasi beberapa titiik masih kurang memadai seperti di tempat
los pedagang ikan dimana drainasenya sangat kotor dimana terdapat tumpukan sampah
dan genangan air dan drainasenya tidak tertutup sehingga menimbulkan bau yang tidak

20
sedap, dan di selokan dekat kamar mandi / toilet terdapat tumpukan sampah dan di
selokan akhir di belakang Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang masih terdapat
genangan air dan tumpukan sampah.

Penulis memperkirakan bahwa melencengnya jawaban responden dengan realita yang


ada karena faktor kurangnya pemahaman responden terhadap pertanyaan yang penulis
ajukan. Mungkin mereka memilih jawaban yang baik, bukan berdasarkan informasi pada diri
mereka masing-masing. Hal itu dapat dibuktikan dengan tidak sinkronnya antara pilihan
jawaban dengan alasan yang ditulis responden.

Dengan melihat hasil kuisioner, dan membandingkan kondisi lapangan, maka dapat
menunjukkan bahwa saniatsi lingkungan di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang di dikatakan
masih kurang memadai karena sanitasi unttuk dari segi ketersediaan sudah memadai dari ada
dan tidaknya fasilitas tersebut hanya saja dilihat dari segi kesehatan,keindahan dan
kenyamanan kurang memadai terutama dari air bersih dan kamar mandi/ toilet.

BAB V

21
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. Pengelolaan kebersihan lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang
sudah terancang dengan baik dimana terlihat dan sudah tersedia Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS) dan pengangkutan sampah yang di lakukan secara rutin setiap hari,
hanya saja untuk tempat pembuangan sampah sementara di para pedagang belum tersedia
hanya beberapa pedagang saja yang punya inisiatif sendiri untuk menyimpan sampah di
Karung, Kardus, keranjang utuk menyimpan sisa dagangan. Untuk pengelolaan tempat los
pedagang sudah tidak terlihat pedagang yang menggelar dagangannya di lantai walaupun
terkesan belum tertata. Antara pedagang sayur, buah, makanan, sembako dan ikan terlihat
menyatu dan saling bercampur dan pengelolaan di tempat pedagang los ikan tidak tersedia
tempat sampah, para pedagang meletakkan kotoran ikan mereka di samping mereka
berjualan, itu pun tidak ada keranjang tapi hanya mereka buang di lantai, sehingga keadaan
kebersihan tempat los ikan tersebut terlihat tidak bersih dan bau . Sampah masih saja
berserakan, terutama di selokan dan drainase di tempat los pedagang ikan.
2. Dengan melihat hasil kuisioner, dan membandingkan kondisi lapangan, maka
dapat menunjukkan bahwa saniatsi lingkungan di Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang di
dikatakan masih kurang memadai karena sanitasi unttuk dari segi ketersediaan sudah
memadai dari ada dan tidaknya fasilitas tersebut hanya saja dilihat dari segi
kesehatan,keindahan dan kenyamanan kurang memadai terutama dari air bersih dan kamar
mandi/ toilet.

5.2 Saran
1. Kepada pemerintah pemangku kebijakan demi kepentingan bersama untuk
pengelolaan kebersihan lingkungan Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang untuk memberikan
sosialisasi kepada para pedagang untuk ikut serta menjaga kebersihan lingkungan dan
memberikan peraturan dan sanksi yang tegas kepada para pedagang yang tidak menjaga
kebersihan lingkungan pasar dan untuk menyediakan fasilitas sanitasi yang lebih memadai
lagi agar tercipta lingkungan yang sehat, indah dan nyaman.
2. Kepada Seluruh pedagang Pasar Kasih Naikoten I Kota Kupang agar ikut serta
dalam menjaga kebersihan pasar terutama disekitar tempat mereka berjualan.

DAFTAR PUSTAKA

22
 Efrida, Ade. 2012. Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Pasar di Kenagarian Aur Kunng
Kabupaten Pasaman Barat. Padang. STKIP PGRI. Skripsi.
 Sejati, Kuncoro. 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu Dengan Sistim Node, Sub Poin da
Cebter Poin. Yogyakarta: Kanisius.
 Slamet, S. J. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyaarta: Gajah Mada University Press.
 Soemirat, 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
 Hermanto. 2007. Pengelolaan Sampah Kota Padang (Studi Kasus Pada Loasi
Pembuangan Air Dingin). Padang. Fis UNP. Skripsi.
 Karim, Ihsan. 2004. Konsep Dan Pemaknaan Tentang Pasar. Padang Fis UNP. Skripsi.
 Gunadarma 2012. http:/ Elearning. Ac.Id/ Pokok-pokok pengertian pasar. Diakses 13
November 2020

LAMPIRAN I Gambar 1 dan 2. Tempat sampah


sementara (TPS)

23
Gambar 3,4 dan 5. Tempat cuci tangan

Gambar 9,10,11 dan 12. Tempat los


pedagang

Gambar 6,7, dan 8. Tempat los pedagang


ikan

24
Gambar 13,dan 14. Drainase dan Gambar 18 dan 19 tumpukan sampah di
tumpukan sampah di tempat pedagang area selokan toilet dan dibelakang pasar
ikan

Gambar 20,21,22,23,24,25,dan 26.


Responden kuisioner
Gambar 15,16 dan 17. Kamar mandi dan
toilet

25
Gambar 27,28 dan 29. Staf PD pasar Kota
Kupang

26
LAMPIRAN II

KUESIONER UNTUK PEDAGANG


PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN IDENTIFIKASI
SANITASI PASAR INPRES NAIKOTEN I KOTA KUPANG

TAHUN 2020

No. Responden :
Tanggal wawancara :
Jenis kelamin :
I. Pengelolaan Kebersihan
NO KUISIONER YA TIDAK
1. Apakah anda memiliki tempat sampah?
2. Jika punya, apakah tempat sampah Saudara/i telah
memenuhi syarat kesehatan (Kedap air, tidak mudah
berkarat, tertutup, kuat, dan mudah diangkut)?
3. Apabila tempat sampah anda tidak memenuhi syarat,
apakah Saudara akan menggantinya?
4. Apakah Saudara/i menyediakan peralatan kebersihan
untuk mengumpulkan sampah (sapu, sapu lidi, sekop)?
5. Jika tidak ada tempat sampah, apakah anda membuang
sampah di TPS?
6. Apakah ada pengangkutan sampah dari kios anda
setiap hari?
7. Apakah anda membayar retribusi untuk pengelolaan
sampah?
8. Apakah anda tahu tentang peraturan kebersihan pasar?
9. Apakah ada peraturan yang diterapkan oleh pihak
pengelola pasar?
10. Pernahkah petugas pasar menyampaikan informasi
untuk menjaga kebersihan pasar kepada para pedagang
dan para pembeli yang berbelanja di pasar?

27
II. Sanitasi Lingkungan Pasar
NO KUISIONER YA TIDAK
1. Apakah Ketersediaan Air Bersih bersih cukup memadai?
2. Apakah tersedia Kamar mandi dan toilet ?
3. Apakah anda sering menggunakkan kamar mandi dan
toilet tersebut?
4. Apakah ada petugas yang bertugas untuk membersihkan
kamar mandi dan toilet?
5. Apakah tersedia Tempat cuci tangan?
6. Apakah anda sering menggunakkan tempat cuci tangan
tersebut?
7. Apakah pengelolaan kebersihan drainase dilakukan
dengan baik?
8. Apakah anda menggunakkan fasilitas sanitasi sesuai
peruntukannya?

LAMPIRAN III

28
LAMPIRAN IV

29
30

Anda mungkin juga menyukai