Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PELAKSANAAN PENGAWASAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI


DAMPAK LINGKUNGAN PT. DAIMOND ALFA PROPERTINDO OLEH
INSTANSI PENGAWAS DI KABUPATEN BUTON TENGAH

Oleh :

LA ODE ABDULLAH, S.H.

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN BUTON TENGAH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Labungkari, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3. Tujuan..................................................................................................4
1.4. Manfaat................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pelaksanaan Pengawasan Dokumen Amdal PT. Daimond


Alfa Propertindo...................................................................................6
2.2. Hambatan yang dihadapi oleh Instansi Pengawas.............................8
2.3. Akibat Hukum bagi Instansi Pengawas...............................................10
2.4. Upaya yang Dilakukan oleh Instansi Terkait.......................................12

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.........................................................................................14
3.2. Saran..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembangunan dapat memberikan dampak positif dan negatif


terhadap lingkungan. Sehingga sejak dini perlu dipersiapkan langkah
untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak
positifnya. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat pembangunan
akan menimbulkan masalah lingkungan yang spesifik dan untuk
meminimalisir dampak pembangunan diperlukan suatu instrumen untuk
mendeteksi sejak dini dampak dari pembangunan, yaitu Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Amdal merupakan salah satu alat bagi pengambilan keputusan


untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup, guna
mempersiapkan langkah untuk menganggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif. Kajian dampak positif dan negatif
tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia,
biologi, sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.

Definisi Amdal terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun


2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang
– undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yang sudah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 yang

1
telah dirubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup. Dalam Pasal 1 angka (11) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
memberikan definisi “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”.

Amdal diperlukan dalam setiap proses pembangunan, baik dari


perencanaan hingga nantinya pada pengawasan dan jika terdapat
permasalahan. Pada dasarnya Amdal bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana dampak atau pengaruh-pengaruh yang timbul terhadap suatu
kegiatan yang akan direncanakan.

Manfaat Amdal secara konkrit adalah bahwa Amdal dapat


membantu para pengusaha memilih teknologi dan alat-alat produksi yang
dapat menekan/memperkecil dampak negatif lingkungan. Menurut Emil
Salim, walaupun Amdal memberikan kelengkapan informasi bagi
pengambil keputusan, namun Amdal tidak memberi apriori penilaian
bahwa suatu pembangunan adalah buruk atau baik. Penetapan buruk
baiknya suatu proyek pembangunan setelah Amdal diketahui terletak di
tangan pengambil keputusan. Dokumen Amdal terdiri dari Dokumen
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL),
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Dokumen Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Setelah dikeluarkannya Dokumen
Amdal, maka kepada instansi lingkungan diwajibkan untuk melakukan
pengawasan sebagaimana yang tercantum di dalam Dokumen Amdal.

2
Kegiatan pengawasan Dokumen Amdal dilaksanakan untuk
mengetahui sejauh mana ketaatan pemilik usaha dan/atau kegiatan
dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan seperti yang tercantum dalam
Dokumen Amdalnya. Dari penelitian yang dilakukan pada Kantor
Lingkungan Hidup dan Kabupaten Buton Tengah Pada Dokumen Amdal
PT. Daimond Alfa Propertindo, Terdapat 5 (lima) instansi yang
bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan. Pelaksanaan
pengawasan wajib dilaksanakan oleh instansi pengawas sebagaimana
yang tercantum dalam Dokumen Amdal. Akan tetapi, kenyataan selama
ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan oleh instansi yang
bertanggungjawab sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Amdal belum dilaksanakan sepenuhnya ataupun pelaksanaannya belum
efektif.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya


adalah:

1. Mengapa instansi pengawas belum melaksanakan tugas dan


fungsinya dalam melakukan pengawasan sesuai dengan dokumen
Amdal ?
2. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi oleh instansi pengawas
sehingga pengawasan Amdal tidak dilaksanakan sesuai ketentuan ?
3. Apakah akibat hukum bagi instansi pengawas yang tidak melakukan
tugas dan fungsinya dalam melakukan pengawasan ?
4. Upaya apakah yang dilakukan oleh instansi terkait untuk
melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengawasan ?

3
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka
tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengawasan oleh
dinas lingkungan hidup terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan yang
memiliki Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di
Kabupaten Buton Tengah berserta kendala dalam pelaksanaannya.

1.4. Manfaat

Diharapkan bermanfaat untuk teoritis dan praktis.

1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis untuk perkembangan ilmu


pengetahuan ilmu pengetahuan pada umumnya, lebih khusus lagi
mengenai pengawasan oleh dinas lingkungan hidup terhadap
pelaku usaha dan/atau kegiatan yang memiliki Dokumen
Mmengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di
Kabupaten Buton Tengah
2. Manfaat Praktis diharapkan bermanfaat bagi :
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah agar
mendapat masukan saran sehingga dapat menjalankan fungsi
pengawasan yang lebih efektif terhadap pelaku usaha dan/atau
kegiatan yang memiliki AMDAL.
- Pelaku usaha dan/atau kegiatan yang memiliki AMDAL agar
memperoleh pemahaman dan kesadaran pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan hidup dan diharapkan mampu memenuhi
setiap kewajiban sebagai pelaku usaha dan/atau kegiatan
pemegang AMDAL.

4
- Penulis agar mampu lebih memahami lebih jauh mengenai
pentingnya pengawasan serta pelaksanaannya oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah terhadap pelaku
usaha dan/atau kegiatan yang memiliki AMDAL yang berada di
wilayah Kabupaten Buton Tengah dan penulisan ini sebagai
pemenuhan salah satu persyaratan uji kompetensi pejabat JPT
Pratama Kabupaten Buton Tengah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Pengawasan Dokumen Amdal PT Daimon Alfa


Propertindo

Pengawasan menurut Sondang P. Siagian (1970:107)


merupakan proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.Oleh karena itu, pengawasan pada dasarnya
diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan
penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.
Secara lebih luas, Jazim Hamidi dan Mustafa Luthfi(2011:510)
mengatakan, pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya
untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau
penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.
Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu pelaksanaan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien.Bahkan melalui pengawasan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau
evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan.Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana
kebijakan pimpinan atau pemerintah dijalankan dan sampai
sejauhmana yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Dalam perspektif hukum, tujuan pengawasan menurut Paulus
Effendi Lotulung (Bahrul Amiq, 2006:90), adalah untuk menghindari

6
terjadinya kekeliruan-kekeliruan, baik sengaja maupun tidak disengaja,
sebagai usaha preventif, atau juga untuk memperbaikinya apabila
sudah terjadi kekeliruan itu, sebagai usaha represif. Dikaitkan dengan
pengawasan terhadap ketentuan dalam dokumen Amdal yang
dilakukan oleh instansi pengawas terkait maka tindakan pengawasan
dapat berwujud tindakan pengawasan yang bersifat hukum.Pada
konteks ini dapat diterapkan sanksi hukum ataupun sanksi
administrative bagi pihak yang melanggar ketentuan dalam dokumen
Amdal.
Pada tataran praktis di Buton Tengah, pelaksanaan
pengawasan Dokumen Amdal yang dilakukan oleh penanggung jawab
usaha PT. Daimond Alfa Propertindo diantaranya terhadap lapangan
kerja, terhadap kualitas udara, terhadap kebisingan, dan terhadap
kualitas air. Sistem atau bentuk pengawasan oleh pihak PT. Daimond
Alfa Propertindo yang termasuk sebagai pengawas internal terhadap
dokumen Amdal.Prosedurnyadilakukan dengan cara menunjuk satu
orang PIC lingkungan yang bertanggangung jawab terhadap
pengawasan dan pelaporan dalam dua bentuk, yakni laporan triwulan
maupun semesteran.

Dalam pelaksanaan pengawasan Dokumen Amdal PT.


Daimond Alfa Propertindo, terdapat 5 (lima) instansi pengawas yang
bertugas melakukan pengawasan yaitu :
1. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah
2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Buton Tengah
3. Administratur PT. Daimond Alfa Propertindo
4. Kepala Tekhnik PT. Daimond Alfa Propertindo

7
5. Communty Development Officer (CDO) PT. Daimond Alfa
Propertindo.
Dalam melakukan pengawasan masing-masing Dinas/Instansi
terkait melakukan pengawasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dari masing-masing Dinas/instansi dan sesuai dengan Dokumen
Amdal yang telah dibuat oleh pemrakarsa sendiri. Dinas Lingkungan
Hidup juga melakukan pengawasan terhadap penurunan kualitas
udara disekitar PT. DAP, penurunan udara disebabkan oleh
pengoperasian Tambang. Dalam pengoperasian tambang dapat
menimbulkan debu yang dapat merusak kesehatan bagi pekerja.
Tujuan dilakukannya pengawasan ini yaitu untuk mengetahui apakah
kerja alat masih sesuai dengan standar alat yang berlaku. Metode
pengawasan yang dipakai yaitu dengan dilakukannya pengujian emisi
dilapangan di sekitar PT. DAP tersebut. Pengujian emisi dilakukan
paling sedikit 2 tahun sekali atau 6 bulan sekali.
Dinas Lingkungan Hiidup bertugas mengawasi dampak
terhadap kualitas air dan pemanfaatan air permukaan dengan
mengecek alat apa yang digunakan, debitnya dan kapasitasnya
berapa dan dimana lokasinya.
Instansi yang bertugas melakukan pengawasan, melakukan
pengawasan dengan dua bentuk pengawasan yaitu pengawasan yang
dilakukan secara tidak langsung, yaitu misalnya pernah ditemukannya
penemuan mengenai masalah pengelolaan limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) pada Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) maka
pihak dinas memberikan saran-saran tindak lanjut atau berupa
pembinaan bagaimana mengelola limbah B3 dan juga pengawasan
dilakukan dengan menerima laporan-laporan mengenai pelaksanaan
pengawasan dan juga laporan-laporan yang diberikan oleh pihak
Perusahaan itu sendiri.

8
Selain pengawasan secara tidak langsung instansi pengawas
juga melakukan pelaksanaan pengawasan secara langsung yaitu
pihak pengawas dari Dinas Lingkungan Hidup beserta tim dari instansi
lainnya yang terkait langsung memverifikasi apa yang ditulis dilaporan
sesuai atau tidak dengan situasi dilapangan dan juga melakukan
pengawasan langsung ditempat kegiatan.

Dinas Lingkungan Hidup memberikan himbauan atau


peringatan kepada pemrakarsa yang tidak melakukan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Amdal. Setelah diberikan peringatan tetap saja melakukan
pelanggaran-pelanggaran atau tidak sesuai dengan isi Dokumen
Amdal, yang menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan
hidup, maka akan diikuti pencabutan izin pengoperasian.

2.2 Hambatan yang Dihadapi oleh Instansi Pengawas

Pengawasan yang dilakukan oleh instansi pengawas terhadap


Dokumen Amdal PT. Daimond Alfa Propertindo belum berjalan
optimal. Pengawasan tersebut belum berjalan secara optimal
disebabkan terdapatnya beberapa hambatan bagi para pejabat
pengawas lingkungan hidup dalam melakukan tugasnya. Hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh para instansi pengawas yaitu salah
satunya adalah hambatan yang timbul dari pihak internal instansi itu
sendiri, yaitu mengenai minimnya ketersediaan dana yang
mengakibatkan pelaksanaan pengawasan serta pengadaan kegiatan-
kegiatan sosialisasi tidak berjalan secara optimal, tenaga terbatas juga

9
merupakan hambatan karena pada Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Buton Tengah yang bertugas sebagai pengawas yaitu
Kepala Bidang Pengawasan Lingkungan dan dibantu oleh 2 anggota
Pegawai Tidak Tetap (Magang).

Minimnya petugas pengawasan, sehingga sering terjadi


kesulitan dalam pengawasan yang dilakukan di lapangan. Mengenai
kendaraan yang digunakan untuk memantau langsung ke lokasi
perusahaan juga belum memadai dan dalam menggunakan kendaraan
juga membutuhkan biaya yang juga menjadi kendala dalam
melakukan pengawasan. Tidak adanya tenaga penyidik lingkungan
dalam proses pengawasan apabila terjadi penyimpangan dan
kurangnya tenaga ahli dalam melakukan pengujian limbah.

Selain hambatan yang diakibat oleh pihak internal instansi itu


sendiri, terdapat juga hambatan atau kendala yang timbul dari luar
atau disebut dengan kendala ekstern yaitu pada pihak perusahaan PT.
DAP. Kendala ini disebabkan karena kurangnya tingkat pengetahuan
dari pemrakarsa terhadap Dokumen Amdal dan juga karena
kurangnya kesadaran dalam mentaati peraturan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen, apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
melakukan sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Amdal
maka tentunya tidak akan adanya kendala-kendala dan juga
sebaliknya apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak
menjalankan sesuai dengan yang telah tercantum di dalam Dokumen
maka tentunya akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan,
sosial maupun fisik, sehingga pada akhirnya akan mempersulit
pelaksanaan pengawasan oleh instansi pengawas. Pihak perusahaan
hanya terfokus pada keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan
tanpa terlalu mempedulikan keadaan atau kondisi lingkungan sekitar

10
dan tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana yang tercantum pada
Dokumen AMDAL

2.3 Akibat Hukum bagi Instansi Pengawas

Apabila dalam pelaksanaan pengawasan dokumen AMDAL ditemukan


pelanggaranpelanggaran terhadap lingkungan maka pemerintah dan
pemerintah daerah dapat memberikan sanksi administratif seperti yang
tercantum dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :

1. Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota menerapkan sanksi


administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika
dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.
2. Sanksi administratif terdiri atas:

a. teguran tertulis;

b. paksaan pemerintah;

c. pembekuan izin lingkungan; atau

d. pencabutan izin lingkungan.

Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau


pencabutan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76
ayat (2) huruf c dan d dilakukan apabila penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan tidak melaksanaan paksaan pemerintah.

Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76


ayat (2) huruf b berupa :

11
a. penghentian sementara kegiatan produksi;
b. pemindahan sarana produksi;
c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d. pembongkaran;
e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi
menimbulkan pelanggaran;
f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran
dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang


menghalangi pelaksanan tugas pejabat pengawas lingkunga hidup.
Akibat hukum pidana bagi instansi pengawas yang tidak melakukan
pengawasan terhadap Dokumen Amdal dijelaskan dalam Pasal 112
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi :

“setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak


melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan dan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 71 dan 72, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilangnya
nyawa manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima
ratus juta rupiah).”

Pengenaan sanksi bagi penanggung jawab usaha yang


melakukan pencemaran lingkungan tidak hanya berupa sanksi
administratif saja tetapi juga bisa dilakukan pengenaan sanksi pidana

12
yaitu seperti dijatuhi penjara dan kurungan sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku, dan juga dapat dikenakan sanksi
perdata misalnya adanya ganti rugi yang harus dibayar oleh
penanggung jawab usaha jika memang pencemaran yang dilakukan
menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup.

2.4. Upaya yang Dilakukan oleh Instansi Terkait

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah beserta Instansi


terkait lainnya telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi pada pelaksanaan pengawasan Dokumen Amdal
PT. Daimond Alfa Propertindo. Upaya yang dilakukan salah satunya yaitu
mengadakan pembinaan terhadap pemrakarsa mengenai pentingnya
Amdal sehingga dapat menambah pengetahuan dan meimbulkan rasa
kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Sosialisasi terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dan


Undang – undang Nomor 11 Tahun 2020 serta turunanya dengan cara
mengadakan Sosialisasi dengan pihak perusahaan agar mengetahui hal-
hal apa saja yang diatur dan hal-hal apa saja yang dilarang didalam
peraturan perundang-undangan tersebut.Upaya selanjutnya yang telah
dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kabupaten Buton Tengah
yaitu melakukan pengawasan lapangan dalam kegiatan pelaksanaan
pengawasan tepat pada waktu yang telah ditentukan, juga memberi
peringatan secara lisan bagi pemrakarsa yang menyalahi aturan dan tidak
menjalankan sesuai dengan yang tercantum di dalam Dokumen Amdal PT.
DAP, apabila peringatan yang sudah diberikan kepada pemrakarsa dalam
jangka waktu tiga kali berturutturut maka dari pihak instansi pengawas
langsung mendatangi lokasi tempat perusahaan tersebut, jika dilapangan

13
masih terlihat adanya penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai
dengan Dokumen Amdal dan memberikan dampak besar maka pihak
instansi pengawas akan memberikan sanksi berupa pencabutan
rekomendasi lingkungan sehingga perusahaan PT. DAP tersebut harus
ditutup, namun apabila hanya berdampak kecil maka pihak instansi
pengawas tidak akan melakukan tindakan apapun terhadap perusahaan
tersebut.Selain upaya-upaya yang dilakukan terhadap PT. DAP, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah juga mengadakan pembinaan
dan pelatihan terhadap personil aparat pengawas yang mana pembinaan
tersebut bertujuan agar para aparat pengawas mampu melakukan
pengawasan dengan baik, dan juga memberikan pelatihan mengenai
AMDAL itu sendiri dan apabila terjadi pelanggaran atau penyimpangan
maka aparat pengawas dapat melakukan tindakan pencegahan secara
cepat.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan pengawasan Dokumen Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan PT. Daimond Alfa Propertindo oleh Instansi Pengawas di
Kabupaten Buton Tengah belum terlaksana secara optimal. Pelaksanaan
pengawasan Dokumen Amdal tidak berjalan optimal disebabkan oleh
minimnya ketersediaan dana atau anggaran pada instansi pengawas,
Kurangnya tenaga ahli dan terbatasnya petugas pengawas, mengenai
transportasi yang kurang memadai untuk melakukan pemantauan secara
langsung dan kurangnya kesadaran yang dari pihak pemrakarsa untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan tidak melakukan pengelolaan lingkungan
sesuai dengan isi Dokumen Amdal. Bahwa dalam Pelaksanaan Pengawasan
Dokumen Amdal terdapat akibat hukum apabila ditemukan pelanggaran-
pelanggaran terhadap lingkungan. Pengenaan sanksi dapat berupa sanksi
administratif yaitu berupa pembekuan atau pencabutan izin lingkungan,
sanksi perdata yaitu adanya ganti rugi, dan sanksi pidana yaitu dijatuhi
penjara dan kurungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah sebagai instansi
pengawas dengan dibantu oleh instansi terkait lainnya sebagai pengawas
dalam Dokumen Amdal PT. Daimond Alfa Propertindo telah melakukan
upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi yaitu dengan
mengadakan pembinaan terhadap pemrakarsa, memberi peringatan secara
lisan bagi pemrakarsa yang menyalahi aturan dan tidak menjalankan sesuai
dengan yang tercantum di dalam

15
3.2 Saran
1. PT. Daimond Alfa Propertindo selaku penanggung jawag kegiatan untuk
melaporkan kegiatan usahanya sesuai dengan dokumen Amdal kepada
Dinas Lingkungan hidup selaku pengawas dan dilaporkan setiap semester
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.Mengadakan pembinaan dan pelatihan terhadap personil aparat pengawas.
PT. Daimond Alfa Propertindo

16
DAFTAR PUSTAKA

Siahaan N. H. T Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta:


Erlangga, 2004.

Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan


Nasional, Surabaya: Airlangga University, 2000.

Syamsuharya Bethan, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi


Lingkungan Hidup Dalam Aktivitas Industri Nasional, Bandung: Alumni,
2008

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta


Kerja

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin


Lingkungan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05


Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Negara Lingkungan dan Kehutanan Hidup Republik


Indonesia Nomor 04 Tahun 2021 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup

Ilham Kusuma, 2012, “Manfaat Amdal”,


http://Pinterdw.blogspot.com/2012/03/html/, [diakses 11/03/2017].

Anda mungkin juga menyukai