Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELAKSANAAN PENGAWASAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK


LINGKUNGAN PT DAIMON PERPORTINDO OLEH INSTANSI PENGAWAS DI
KABUPATEN BUTON TENGAH

Oleh :

LA ODE ABDULLAH, S.H.

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN BUTON TENGAH

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap


lingkungan. Sehingga sejak dini perlu dipersiapkan langkah untuk menanggulangi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya. Dampak negatif yang dapat
ditimbulkan akibat pembangunan akan menimbulkan masalah lingkungan yang spesifik
dan untuk meminimalisir dampak pembangunan diperlukan suatu instrumen untuk
mendeteksi sejak dini dampak dari pembangunan, yaitu Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Amdal merupakan salah satu alat bagi pengambilan keputusan
untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup, guna mempersiapkan langkah untuk
menganggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif. Kajian dampak
positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik,
kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat. Definisi Amdal
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang – undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja,Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yang
sudah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 yang telah dirubah dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 1 angka (11) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 memberikan definisi “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”.
Amdal diperlukan dalam setiap proses pembangunan, baik dari perencanaan hingga
nantinya pada pengawasan dan jika terdapat permasalahan. Pada dasarnya Amdal
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dampak atau pengaruh-pengaruh yang timbul
terhadap suatu kegiatan yang akan direncanakan. Manfaat Amdal secara konkrit adalah
bahwa Amdal dapat membantu para pengusaha memilih teknologi dan alat-alat
produksi yang dapat menekan/memperkecil dampak negatif lingkungan. Menurut Emil
Salim, walaupun Amdal memberikan kelengkapan informasi bagi pengambil keputusan,
namun Amdal tidak memberi apriori penilaian bahwa suatu pembangunan adalah buruk
atau baik. Penetapan buruk baiknya suatu proyek pembangunan setelah Amdal
diketahui terletak di tangan pengambil keputusan. Dokumen Amdal terdiri dari Dokumen
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL), Dokumen Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) dan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Setelah
dikeluarkannya Dokumen Amdal, maka kepada instansi lingkungan diwajibkan untuk
melakukan pengawasan sebagaimana yang tercantum di dalam Dokumen Amdal.
Kegiatan pengawasan Dokumen Amdal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana
ketaatan pemilik usaha dan/atau kegiatan dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan
seperti yang tercantum dalam Dokumen Amdalnya. Dari penelitian yang dilakukan pada
Kantor Lingkungan Hidup dan Kabupaten Buton Tengah Pada Dokumen Amdal PT.
Daimon Perpertindo, Terdapat 5 (lima) instansi yang bertanggung jawab dalam
melakukan pengawasan. Pelaksanaan pengawasan wajib dilaksanakan oleh instansi
pengawas sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Amdal. Akan tetapi,
kenyataan selama ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan oleh instansi
yang bertanggungjawab sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Amdal belum
dilaksanakan sepenuhnya ataupun pelaksanaannya belum efektif
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya adalah:

1. Mengapa instansi pengawas belum melaksanakan tugas dan fungsinya dalam


melakukan pengawasan sesuai dengan dokumen Amdal?

2. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi oleh instansi pengawas sehingga


pengawasan Amdal tidak dilaksanakan sesuai ketentuan ?

3. Apakah akibat hukum bagi instansi pengawas yang tidak melakukan tugas dan
fungsinya dalam melakukan pengawasan?

4. Upaya apakah yang dilakukan oleh instansi terkait untuk melaksanakan


tugasnya dalam melakukan pengawasan ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui pengawasan oleh dinas lingkungan hidup
terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan yang memiliki Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Buton Tengah berserta kendala dalam
pelaksanaannya.

1.4 Manfaat

Diharapkan bermanfaat untuk teoritis dan praktis.

1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis untuk perkembangan ilmu pengetahuan ilmu


pengetahuan pada umumnya, lebih khusus lagi mengenai pengawasan oleh
dinas lingkungan hidup terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan yang
memiliki Dokumen Mmengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di
Kabupaten Buton Tengah
2. Manfaat Praktis diharapkan bermanfaat bagi :
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah agar mendapat masukan
saran sehingga dapat menjalankan fungsi pengawasan yang lebih efektif
terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan yang memiliki AMDAL
- Pelaku usaha dan/atau kegiatan yang memiliki AMDAL agar memperoleh
pemahaman dan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
hidup dan diharapkan mampu memenuhi setiap kewajiban sebagai pelaku
usaha dan/atau kegiatan pemegang AMDAL.
-.Penulis agar mampu lebih memahami lebih jauh mengenai pentingnya
pengawasan serta pelaksanaannya oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Buton Tengah terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan yang
memiliki AMDAL yang berada di wilayah Kabupaten Buton Tengah dan
penulisan ini sebagai pemenuhan salah satu persyaratan uji kompetensi
pejabat JPT Pratama Kabupaten Buton Tengah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Pengawasan Dokumen Amdal PT Daimon Perportindo


Pelaksanaan pengawasan Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha PT Daimon
Perportindo diantaranya terhadap lapangan kerja, terhadap kualitas udara,
terhadap kebisingan, dan terhadap kualitas air. Sistem atau bentuk pengawasan
oleh pihak PT Daimon Perportindo yang termasuk sebagai pengawas internal
pada dokumen amdal dilakukan dengan cara menunjuk satu orang PIC
lingkungan yang bertanggangung jawab terhadap pengawasan dan pelaporan
baik laporan triwulan maupun semesteran.

Dalam pelaksanaan pengawasan Dokumen Amdal PT Daimon


Perportindo, terdapat 5 (lima) instansi pengawas yang bertugas melakukan
pengawasan yaitu :
1. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah
2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Buton Tengah
3. Administratur PT Daimon Perportindo
4. Kepala Tekhnik PT Daimon Porpertindo
5. Communty Development Officer (CDO) PT Daimon Perportindo
Dalam melakukan pengawasan masing-masing Dinas/Instansi terkait
melakukan pengawasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing Dinas/instansi dan sesuai dengan Dokumen Amdal yang telah dibuat
oleh pemrakarsa sendiri. Dinas Lingkungan Hidup juga melakukan pengawasan
terhadap penurunan kualitas udara disekitar PT DP, penurunan udara
disebabkan oleh pengoperasian Tambang. Dalam pengoperasian tambang dapat
menimbulkan debu yang dapat merusak kesehatan bagi pekerja. Tujuan
dilakukannya pengawasan ini yaitu untuk mengetahui apakah kerja alat masih
sesuai dengan standar alat yang berlaku. Metode pengawasan yang dipakai
yaitu dengan dilakukannya pengujian emisi dilapangan di sekitar PT DP tersebut.
Pengujian emisi dilakukan paling sedikit 2 tahun sekali atau 6 bulan sekali.
Dinas Lingkungan Hiidup bertugas mengawasi dampak terhadap kualitas
air dan pemanfaatan air permukaan dengan mengecek alat apa yang digunakan,
debitnya dan kapasitasnya berapa dan dimana lokasinya.
Instansi yang bertugas melakukan pengawasan, melakukan pengawasan
dengan dua bentuk pengawasan yaitu pengawasan yang dilakukan secara tidak
langsung, yaitu misalnya pernah ditemukannya penemuan mengenai masalah
pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) maka pihak dinas memberikan saran-saran
tindak lanjut atau berupa pembinaan bagaimana mengelola limbah B3 dan juga
pengawasan dilakukan dengan menerima laporan-laporan mengenai
pelaksanaan pengawasan dan juga laporan-laporan yang diberikan oleh pihak
Perusahaan itu sendiri.

Selain pengawasan secara tidak langsung instansi pengawas juga


melakukan pelaksanaan pengawasan secara langsung yaitu pihak pengawas
dari Dinas Lingkungan Hidup beserta tim dari instansi lainnya yang terkait
langsung memverifikasi apa yang ditulis dilaporan sesuai atau tidak dengan
situasi dilapangan dan juga melakukan pengawasan langsung ditempat kegiatan.

Dinas Lingkungan Hidup memberikan himbauan atau peringatan kepada


pemrakarsa yang tidak melakukan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
yang tercantum dalam Dokumen Amdal. Setelah diberikan peringatan tetap saja
melakukan pelanggaran-pelanggaran atau tidak sesuai dengan isi Dokumen
Amdal, yang menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan hidup, maka
akan diikuti pencabutan izin pengoperasian.
2. Hambatan Yang dihadapi Oleh Instansi Pengawas

Pengawasan yang dilakukan oleh instansi pengawas terhadap Dokumen


Amdal PT Daimon Porpertindo belum berjalan optimal. Pengawasan tersebut
belum berjalan secara optimal disebabkan terdapatnya beberapa hambatan bagi
para pejabat pengawas lingkungan hidup dalam melakukan tugasnya.
Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para instansi pengawas yaitu salah
satunya adalah hambatan yang timbul dari pihak internal instansi itu sendiri, yaitu
mengenai minimnya ketersediaan dana yang mengakibatkan pelaksanaan
pengawasan serta pengadaan kegiatan-kegiatan sosialisasi tidak berjalan secara
optimal, tenaga terbatas juga merupakan hambatan karena pada Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah yang bertugas sebagai pengawas
yaitu Kepala Bidang Pengawasan Lingkungan dan dibantu oleh 2 anggota
Pegawai Tidak Tetap (Magang).

Minimnya petugas pengawasan, sehingga sering terjadi kesulitan dalam


pengawasan yang dilakukan di lapangan. Mengenai kendaraan yang digunakan
untuk memantau langsung ke lokasi perusahaan juga belum memadai dan
dalam menggunakan kendaraan juga membutuhkan biaya yang juga menjadi
kendala dalam melakukan pengawasan. Tidak adanya tenaga penyidik
lingkungan dalam proses pengawasan apabila terjadi penyimpangan dan
kurangnya tenaga ahli dalam melakukan pengujian limbah.

Selain hambatan yang diakibat oleh pihak internal instansi itu sendiri,
terdapat juga hambatan atau kendala yang timbul dari luar atau disebut dengan
kendala ekstern yaitu pada pihak perusahaan PT DP. Kendala ini disebabkan
karena kurangnya tingkat pengetahuan dari pemrakarsa terhadap Dokumen
Amdal dan juga karena kurangnya kesadaran dalam mentaati peraturan yang
telah ditetapkan dalam Dokumen, apabila penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan melakukan sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Amdal maka
tentunya tidak akan adanya kendala-kendala dan juga sebaliknya apabila
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak menjalankan sesuai dengan
yang telah tercantum di dalam Dokumen maka tentunya akan memberikan
dampak negatif bagi lingkungan, sosial maupun fisik, sehingga pada akhirnya
akan mempersulit pelaksanaan pengawasan oleh instansi pengawas. Pihak
perusahaan hanya terfokus pada keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan
tanpa terlalu mempedulikan keadaan atau kondisi lingkungan sekitar dan tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana yang tercantum pada Dokumen AMDAL

3. Akibat Hukum Bagi Instansi Pengawas

Apabila dalam pelaksanaan pengawasan dokumen AMDAL ditemukan


pelanggaranpelanggaran terhadap lingkungan maka pemerintah dan pemerintah
daerah dapat memberikan sanksi administratif seperti yang tercantum dalam Pasal
76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :

1. Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota menerapkan sanksi administratif kepada


penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan
pelanggaran terhadap izin lingkungan.

2. Sanksi administratif terdiri atas:

a. teguran tertulis;

b. paksaan pemerintah;

c. pembekuan izin lingkungan; atau

d. pencabutan izin lingkungan.

Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin


lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan d
dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak
melaksanaan paksaan pemerintah.

Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf


b berupa :

a. penghentian sementara kegiatan produksi;


b. pemindahan sarana produksi;

c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;

d. pembongkaran;

e.penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan


pelanggaran;

f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau

g.tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan


tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang menghalangi


pelaksanan tugas pejabat pengawas lingkunga hidup. Akibat hukum pidana bagi
instansi pengawas yang tidak melakukan pengawasan terhadap Dokumen
Amdal dijelaskan dalam Pasal 112 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi :

“setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan


pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 dan 72, yang mengakibatkan
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang
mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima
ratus juta rupiah).

Pengenaan sanksi bagi penanggung jawab usaha yang melakukan


pencemaran lingkungan tidak hanya berupa sanksi administratif saja tetapi juga
bisa dilakukan pengenaan sanksi pidana yaitu seperti dijatuhi penjara dan
kurungan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, dan juga
dapat dikenakan sanksi perdata misalnya adanya ganti rugi yang harus dibayar
oleh penanggung jawab usaha jika memang pencemaran yang dilakukan
menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup.

4. Upaya Yang Dilakukan Oleh Instansi Terkait

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah beserta Instansi terkait


lainnya telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang
terjadi pada pelaksanaan pengawasan Dokumen Amdal PT Daimon Perportindo.
Upaya yang dilakukan salah satunya yaitu mengadakan pembinaan terhadap
pemrakarsa mengenai pentingnya Amdal sehingga dapat menambah pengetahuan
dan meimbulkan rasa kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Sosialisasi terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dan Undang –


undang Nomor 11 Tahun 2020 serta turunanya dengan cara mengadakan Sosialisasi
dengan pihak perusahaan agar mengetahui hal-hal apa saja yang diatur dan hal-hal
apa saja yang dilarang didalam peraturan perundang-undangan tersebut.Upaya
selanjutnya yang telah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kabupaten
Buton Tengah yaitu melakukan pengawasan lapangan dalam kegiatan pelaksanaan
pengawasan tepat pada waktu yang telah ditentukan, juga memberi peringatan
secara lisan bagi pemrakarsa yang menyalahi aturan dan tidak menjalankan sesuai
dengan yang tercantum di dalam Dokumen Amdal PT DP, apabila peringatan yang
sudah diberikan kepada pemrakarsa dalam jangka waktu tiga kali berturutturut maka
dari pihak instansi pengawas langsung mendatangi lokasi tempat perusahaan
tersebut, jika dilapangan masih terlihat adanya penyimpangan-penyimpangan yang
tidak sesuai dengan Dokumen Amdal dan memberikan dampak besar maka pihak
instansi pengawas akan memberikan sanksi berupa pencabutan rekomendasi
lingkungan sehingga perusahaan PT DP tersebut harus ditutup, namun apabila
hanya berdampak kecil maka pihak instansi pengawas tidak akan melakukan
tindakan apapun terhadap perusahaan tersebut.Selain upaya-upaya yang dilakukan
terhadap PT DP, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah juga
mengadakan pembinaan dan pelatihan terhadap personil aparat pengawas yang
mana pembinaan tersebut bertujuan agar para aparat pengawas mampu melakukan
pengawasan dengan baik, dan juga memberikan pelatihan mengenai AMDAL itu
sendiri dan apabila terjadi pelanggaran atau penyimpangan maka aparat pengawas
dapat melakukan tindakan pencegahan secara cepat.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pelaksanaan pengawasan Dokumen Analisis Mengenai Dampak LingkunganPT


Daimon Perportindo oleh Instansi Pengawas di Kabupaten Buton Tengah belum
terlaksana secara optimal. Pelaksanaan pengawasan Dokumen Amdal tidak berjalan
optimal disebabkan oleh minimnya ketersediaan dana atau anggaran pada instansi
pengawas, Kurangnya tenaga ahli dan terbatasnya petugas pengawas, mengenai
transportasi yang kurang memadai untuk melakukan pemantauan secara langsung dan
kurangnya kesadaran yang dari pihak pemrakarsa untuk menjaga kelestarian
lingkungan dan tidak melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan isi Dokumen
Amdal. Bahwa dalam Pelaksanaan Pengawasan Dokumen Amdal terdapat akibat
hukum apabila ditemukan pelanggaran-pelanggaran terhadap lingkungan. Pengenaan
sanksi dapat berupa sanksi administratif yaitu berupa pembekuan atau pencabutan izin
lingkungan, sanksi perdata yaitu adanya ganti rugi, dan sanksi pidana yaitu dijatuhi
penjara dan kurungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Tengah sebagai instansi pengawas dengan
dibantu oleh instansi terkait lainnya sebagai pengawas dalam Dokumen Amdal PT
Daimon Perportindo telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi yaitu dengan mengadakan pembinaan terhadap pemrakarsa,
memberi peringatan secara lisan bagi pemrakarsa yang menyalahi aturan dan tidak
menjalankan sesuai dengan yang tercantum di dalam Dokumen Amdal PT Daimon
Perportindo, melakukan pengawasan lapangan dalam kegiatan pelaksanaan
pengawasan tepat pada waktu yang telah ditentukan, mengadakan pembinaan dan
pelatihan terhadap personil aparat pengawas
DAFTAR PUSTAKA

Siahaan N. H. T Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga,


2004.

Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional,


Surabaya: Airlangga University, 2000.

Syamsuharya Bethan, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup


Dalam Aktivitas Industri Nasional, Bandung: Alumni, 2008

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin


Lingkungan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Negara Lingkungan dan Kehutanan Hidup Republik Indonesia


Nomor 04 Tahun 2021 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Ilham Kusuma, 2012, “Manfaat Amdal”, http://Pinterdw.blogspot.com/2012/03/html/,


[diakses 11/03/2017].

Anda mungkin juga menyukai