Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATKUL PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN

Dosen :
Dr. Ita Junita Puspa Dewi, M.Pd.

Nama : Muhammad Syihabudin


NIM : 12 22 265
Peminatan : Industri Akuakultur

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSES


PENYUSUNAN AMDAL PADA SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan kajian dampak


besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan
digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL
ialah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan
masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Agar pelaksanaan AMDAL berjalan
efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan
mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan
bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan
wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.
AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian
ijin usaha dan/atau kegiatan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL :
(1). Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat
Provinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Provinsi,
dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola
lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan
dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi
Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur
dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota
Komisi Penilai AMDAL di provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur
dan Bupati/Walikota. Susunan Komisi Penilai AMDAL ialah sebagai berikut :
1. Komisi Penilai AMDAL Pusat
 Ketua
 Sekretaris
 Anggota : 18 Unsur (PP 27-2012, Psl 56, ayat 3a)
2. Komisi Penilai AMDAL Provinsi
 Ketua
 Sekretaris
 Anggota : 18 Unsur (PP 27-2012, Psl 56, ayat 3b)
3. Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota
 Ketua
 Sekretaris
 Anggota : 18 Unsur (PP 27-2012, Psl 56, ayat 3c)

(2). Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pihak-pihak yang terlibat
pada permrakarsa adalah sebagai berikut :
1. Ketua Komisi
 Deputi untuk penilai AMDAL Pusat
 Kepala BAPEDALDA atau pejabat lain yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan hidup di tingkat provinsi
 Kepala BAPEDALDA atau pejabat lain yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan hidup di tingkat Kabupaten/ Kota
2. Sekretaris Komisi
 Pejabat yang menangani AMDAL di tingkat Provinsi
 Pejabat yang menangani AMDAL di tingkat Kabupaten/ Kota
3. Anggota Komisi
 Wakil Intansi/dinas teknis yang mewadahi kegiatan yang dikaji wakil daerah
 Ahli lingkungan hidup
 Ahli rencana kegiatan pengkajian
 Wakil masyarakat
 Wakil Organisasi lingkungan

(3). Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut: (a)
kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, (b) faktor pengaruh
ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, (c) faktor
pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses
AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat
pemerhati. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL di masyarakat adalah
sebagai berikut :
1. Kepala Kecamatan/ Lurah dan jajarannya
2. Kepala Desa dan jajarannya
3. Kepada BPD (Badan Permusyawaran Desa) dan jajarannya
4. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat).
5. Ketua RW
6. Ketua RT
7. Ketua Karang Taruna
8. Tokoh Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai