Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SEMESTER GENAP 2023/2024

Dosen Pengampu :
Heny Budi Utari, Ph. D.

OLEH :
MUHAMMAD SYIHABUDIN
NIM: 12 22 265

JENJANG MAGISTER TERAPAN


PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2023
A. Alkalinitas
 Alkalinitas merupakan gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal
dengan acid neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion dalam air yang dapat
menetralkan kation hydrogen.
 Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap
perubahan pH perairan. Penyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3-
), karbonat (CO32-), dan hidroksida (OH-). Borat (H2BO3-), silikat (HSiO3-), fosfat
(HPO42- dan H2PO4-), sulfida (HS-), dan amonia (NH3). Sebagai pembentuk alkalinitas
yang utama adalah bikarbonat, karbonat, dan hidroksida, dan bikarbonat adalah paling
banyak terdapat pada perairan alami (Effendi,2003).
 Alkalinitas mempunyai arti penting terutama dalam masalah-masalah yang berkait
dengan proses pengolahan air ataupun masalah-masalah kimia dan biologi dari
perairan alami. Dengan mengetahui alkalinitas suatu badan air seringkali
permasalahan jumlah zat-zat kimia yang harus ditambahkan kedalam badan air dapat
diatasi. Begitu pula dapat diprediksikan kandungan padatan yang terlarut dalam badan
air tersebut sehingga hal ini membantu penentuan kegunaannya. Sebagai contoh badan
air yang alkalinitasnya tinggi pada umumnya mengandung padatan yang cukup tinggi
pula. Badan air seperti ini tidak baik digunakan untuk pengisi ketel uap, pengolahan
makanan ataupun sistem saluran air perkotaan.
 Alkalinitas juga merupakan parameter dari kandungan karbon anorganik suatu badan
air yang memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ganggang dan
biota akuatik lainnya. Oleh karena itu alkalinitas sering digunakan oleh para ahli
biologis sebagai ukuran kesuburan air. Akalinitas merupakan penyangga (buffer)
perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S).

B. Hubungan Alkalinitas dengan Kesadahan


 Semakin tinggi nilai kesadahan maka disertai juga dengan tingginya nilai alkalinitas.
Akan tetapi tidak selalu tingginya nilai kesadahan disertai dengan tingginya nilai
alkalinitas.
 Jika alkalinitas total melebihi kesadahan total maka sebagian dari ion penyusun
alkalinitas (bikarbonat dan karbonat) berasosiasi dengan kation valensi satu
(monovalent). Misalnya, kalium (K+), dan sodium (Na+) yang tidak terdeteksi pada
penentuan kesadahan.
 Jika diperairan yang mengandung kalium dan sodium, nilai alkalinitas total dapat
mencapai 6.000 mg/liter CaCO3, akan tetapi tidak ditemukan nilai kesadahan.
 Jika kesadahan total melebihi alkalinitas total, maka sebagiandari kation penyusun
akan kesadahan berikatan dengan sulfat, klorida, dan silikat atau nitrit yang tidak
terdeteksi pada penentuan alkalinitas.
 Berdasarkan penjelasan berikut, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara nilai
alkalinitas dengan nilai kesadahan tidak selalu positif atau semakin besar nilai
kesadahan dan tidak selalu disertai dengan semakin tingginya alkalinitas begitupun
sebaliknya. Dalam hal ini, biasanya nilai kesadahan air diperlukan dalam penilaian
kelayakan perairan untuk kepentingan domestik dan industri. Kemudian, air
permukaan biasanya memiliki nilai kesadahan yang lebih kecil dari pada air tanah,
sehingga dengan nilai kesaahan kurang dari 120 mg/liter CaCO3 dan lebih dari 500
mg/liter CaCO3 dianggap kurang baik bagi peruntukkan domestik, pertanian, dan
industri.Namun air sudah disukai oleh organisme daripada air lunak.

C. Siklus Nitrogen
1. Fiksasi Nitrogen
Suatu kejadian alam yang melibatkan komponen biotik dan abiotik yang
mengubah nitrogen menjadi amonia disebut dengan proses fiksasi nitrogen. Diazotrof
merupakan suatu mikroorganisme yang berperan dalam proses fiksasi nitrogen.
Mikroorganisme tersebut mempunyai enzim yang bisa menyatukan hydrogen dengan
nitrogen yang disebut dengan enzim nitrogenaze. Azotobacteraceae, Cyanobacteria,
Clostridium, Frankia, serta Rhizobia merupakan beberapa organisme yang dapat
melakukan proses fiksasi. Selain organisme tersebut, ada juga ganggang hijau yang dapat
membantu dalam proses fiksasi nitrogen. Lebih lengkapnya terdapat empat cara
terjadinya konversi unsur nitrogen yang terdapat di atmosfer seperti:
a. Fiksasi Biologis, berbagai jenis bakteri simbiotik serta berbagai jenis bakteri yang dapat
hidup bebas bisa melakukan perbaikan nitrogen sebagai nitrogen organik.
b. Industri Fiksasi Nitrogen, nitrogen atmosfer serta hydrogen bisa dikombinasikan
sehingga dapat membentuk amonia di bawah tekanan besar. N2 akan diubah menjadi
NH3 secara bersamaan untuk diolah menjadi bahan peledak serta pupuk.
c. Bahan Bakar Fosil yang Dibakar, selain hal tersebut terdapat proses lain seperti
pembakaran mesin mobil serta pembakaran listrik termal yang mampu melepaskan
berbagai nitrogen oksida.
d. Proses Lain, selain ketiga proses di atas, terbentuknya NO yang berasal dari N2 dan
O2 yaitu dengan bantuan foton serta petir sehingga dapat memfiksasi nitrogen.
2. Asimilasi
Melalui absorbsi akar, tanaman akan memperoleh nitrogen dari tanah dalam
bentuk ion amonium maupun ion nitrat. Sedangkan untuk hewan akan memperoleh
nitrogen dari makanannya yaitu tanaman. Melalui rambut akar, ion nitrat atau amonium
akan diserap tumbuhan dari dalam tanah. Tanaman yang mempunyai hubungan
mutualistik dengan mikroorganisme rhizobia, maka dapat melakukan asimilasi dalam
bentuk ion amonium secara langsung. Organisme heterotrof, jamur, serta hewan
memperoleh nitrogen dalam bentuk nukleotida, asam amino, serta organik kecil.
3. Amonifikasi
Bakteri beserta jamur memiliki peran penting untuk mengubah nitrogen organik
yang terdapat pada tumbuhan yang sudah mati menjadi amonium. Sedangkan amonifikasi
merupakan suatu proses terbentuknya amonium dengan bantuan bakteri yang berada di
dalam tanah.
4. Nitrifikasi
Bakteri yang terdapat di dalam tanah memiliki peran penting dalam proses
nitrifikasi. Dalam hal ini terdapat amonium yang sudah dikonversi menjadi nitrat.
Tahapan utama dari proses nitrifikasi adalah adanya bakteri nitrifikasi yang dapat
mengoksidasi amonium dan mengubahnya menjadi nitrir.
Sedangkan untuk proses oksidasi nitrit menjadi nitrat dibantu oleh bakteri Nitrobacter.
Proses tersebut sangatlah penting karena nitrit adalah suatu racun bagi kehidupan
tanaman.
5. Denitrifikasi
Suatu proses reduksi nitrat menjadi suatu gas nitrogen kembali sehingga siklus
nitrogen dapat diselesaikan adalah proses dari denitrifikasi. Bakteri clostridium dan
bakteri pseudomonas merupakan jenis bakteri yang membantu dalam proses denitrifikasi.
Selama proses respirasi, kedua bakteri tersebut menggunakan nitrat sebagai akseptornya.
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Secara biologis, amonium dengan nitrat dikonversi secara langsung untuk
membentuk elemen nitrogen. Proses tersebut dapat membentuk berbagai macam dari
jenis konversi nitrogen yang unsurnya juga terdapat di lautan.
Dalam kondisi anoxic, reduksi juga bisa berlangsung melalui suatu proses yang dapat
disebut dengan oksidasi amonia anaerobik.

D. Proses Nitrifikasi
 Nitrifikasi merupakan proses pembentukan nitrat yang dilakukan secara alami dengan
mengoksidasi senyawa amonia beracun yang bersifat racun pada tambak. Proses ini
tentu terdengar cukup penting dalam budidaya perairan, karena mampu mengurangi
tingkat amonia pada tambak. Proses nitrifikasi dilakukan dengan 2 tahap, yang
pertama dilakukan oleh bakteri dari genus Nitrosomonas yang mengoksidasi amonia
menjadi nitrat. Tahap kedua dilakukan oleh bakteri dari genus Nitrobacter dengan
mengoksidasi nitrat menjadi nitrit:
1). Langkah pertama adalah oksidasi amonia menjadi nitrit, yang dilakukan oleh
mikroba yang dikenal sebagai pengoksidasi amonia. Pengoksidasi amonia aerobik
mengubah amonia menjadi nitrit melalui hidroksilamin, suatu proses yang membutuhkan
dua enzim yang berbeda, yaitu amonia monooksigenase dan hidroksilamin
oksidoreduktase. Proses ini menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat kecil
dibandingkan dengan banyak jenis metabolisme lainnya. Akibatnya, nitrosofier terkenal
sebagai penanam yang sangat lambat. Selain itu, pengoksidasi amonia aerobik juga
autotrof, memperbaiki karbon dioksida untuk menghasilkan karbon organik, seperti
organisme fotosintesis, tetapi menggunakan amonia sebagai sumber energi, bukan
cahaya.
2). Langkah kedua, dalam proses nitrifikasi adalah oksidasi nitrit (NO2-) menjadi nitrat
(NO3-). Proses nitrifikasi ini dilakukan oleh kelompok prokariota yang benar-benar
terpisah, yang dikenal sebagai Bakteri pengoksidasi nitrit. Beberapa genera yang terlibat
dalam oksidasi nitrit antara lain Nitrospira, Nitrobacter, Nitrococcus, dan Nitrospina.
Mirip dengan pengoksidasi amonia, energi yang dihasilkan dari oksidasi nitrit menjadi
nitrat sangat kecil, dan oleh karena itu, hasil pertumbuhannya juga sangat rendah.
Faktanya, pengoksidasi amonia dan nitrit harus mengoksidasi banyak molekul amonia
atau nitrit untuk memfiksasi satu molekul CO2. Untuk nitrifikasi lengkap, oksidasi
amonia dan oksidasi nitrit harus terjadi.
Pengoksidasi amonia dan pengoksidasi nitrit terjadi di mana-mana, di lingkungan
aerobik. Pengoksidasi amonia dan nitrit memainkan peran yang sangat penting dalam
fasilitas pengolahan air limbah dengan menghilangkan tingkat amonium memiliki potensi
berbahaya, seperti menyebabkan pencemaran air. Banyak penelitian telah difokuskan
pada bagaimana mempertahankan populasi yang stabil dari mikroba penting ini di
instalasi pengolahan air limbah. Selain itu, pengoksidasi amonia dan nitrit membantu
menjaga akuarium yang sehat dengan memfasilitasi pembuangan amonium yang
berpotensi beracun yang diekskresikan dalam urin ikan.
 Pada umumnya, nitrat tidak bersifat racun bagi udang maupun ikan, namun proses
lanjutan yang membuat nitrat menjadi nitrit inilah yang bersifat racun bagi udang atau
ikan. Hal ini karena nitrit dapat mengikat hemoglobin udang dan ikan sehingga udang
dan ikan tidak dapat menyerap oksigen dengan baik.
 Proses nitrifikasi juga mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air
serta membuat air menjadi bersifat asam. Kondisi tersebut tentu bukanlah suatu
kondisi yang ideal untuk kehidupan udang dan ikan.
 Kadar nitrit yang umum ada pada kolam atau tambak berkisar pada 0,005 hingga 0,5
mg/L. Jika kadar nitrit lebih tinggi dari itu, tentu proses budidaya perairan harus segera
ditangani dengan serius demi menghindari terjadinya kerugian.
 Bakteri nitrifikasi akan bekerja sebagai berikut :
1. Amonia (NH4+) diubah menjadi nitrit (NO2-) oleh Nitrosomonas
2. Nitrit (NO2-) diubah menjadi nitrat (NO3-) oleh Nitrobacter

Daftar Pustaka

Effendi, H. (2003). Telaah Kualias Air agi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Kurniawan, A. (2015). Proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi dalam Transformasi Nitrogen
beserta Fungsinya. Bandung: merdeka.com/jabar/.
Marsidi, R. (2001). Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air . Jurnal Teknologi
Lingkungan, 2 (1).
Suharsomo, Mustofa. (2017). Biologi Umum. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi.

Anda mungkin juga menyukai