1 Pasal 1 PP 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
2 Pasal 1 UU 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://kbbi.web.id/izin)
4 Adrian Sutedi. 2011. Good Corporate Governance
lingkungan merupakan instrumen tata usaha negara untuk pengendalian
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Izin Lingkungan ini diberikan
kepada setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.
3. Penentuan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal
Proses penentuan suatu usaha/kegiatan wajib menyusun Amdal dikenal dengan
istilah penapisan. Saat ini, metode penapisan yang digunakan adalah metode 1
langkah, dimana setiap orang dapat melihat pada suatu “daftar positif/positive
list” yang tercantum dalam Permen LH nomor 05 Tahun 2012 tentang kriteria
jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal. Sebagai
contoh adalah pembangunan dermaga dengan panjang 250 m adalah kegiatan
yang wajib dilengkap dengan amdal. Hal ini dikarenakan di dalam daftar
tersebut, tercantum kriteria wajib Amdal untuk pembangunan dermaga sebesar
panjang ≥200 m atau luas ≥6000 m2.5
4. Pemilihan Metode
Amdal pada dasarnya sebuah kajian ilmiah yang dilakukan oleh pemrakarsa
untuk membuktikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
dilakukan tersebut aman bagi lingkungan hidup (ramah lingkungan). Kajian
tersebut dilakukan melalui berbagai proses termasuk proses pelibatan
masyarakat.
Sebagai sebuah kajian ilmiah, Amdal berisi tentang informasi mengenai
identifikasi, prediksi (prakiraan), evaluasi serta mitigasi berbagai dampak
lingkungan yang akan terjadi di masa depan (biogefisik kimia, social-ekonomi,
sosial budaya dan kesehatan masyarakat) dari rencana usaha dan/atau kegiatan
(proyek) yang akan dilakukan saat ini. Oleh karena itu, dalam hal pemilihan
metode studi perlu dilakukan secara cermat dan teliti untuk dapat menghasilkan
studi yang dapat dipertanggungjawabkan mengingat dokumen Amdal ini tidak
hanya akan digunakan oleh pemerintah dan pemrakarsa kegiatan untuk
menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan, namun rincian data dan
informasi didalamnya sangat penting dalam pengelolaan lingkungan,
pemantauan lingkungan, sampai dengan pelaksanaan pengawasan lingkungan
hidup.
Adapun beberapa metode studi yang dipergunakan mencakup metode
pengumpulan data, metode analisis data, metode prakiraan dampak, dan metode
evaluasi dampak6. Pemerintah tidak membatasi kewajiban kepada pemrakarsa
kegiatan untuk menggunakan metode tertentu dalam penyusunan dokumen
Amdalnya. Secara prinsip, berbagai macam metode terbuka untuk digunakan
sepanjang ada dasar ilmiah penetapan penggunaan metode studi tersebut.
5. Prediksi “With and Without Project”
Prakiraan dampak merupakan inti dari dokumen Amdal. Pada bagian ini,
pemrakarsa menyampaikan hal-hal yang bersifat prediktif terhadap usaha
dan/atau kegiatannya apabila telah dilaksanakan. Pemrakarsa harus mampu
5 Lampiran I Huruf F Angka 4 a Permen LH No. 5 Tahun 2012 tentang Kriteria Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
7 Primiantoro, Erik T. 2017. Sistem Perizinan Lingkungan dan Perizinan Sektor.