Anda di halaman 1dari 14

EKSISTENSI AMDAL DALAM PENGENDALIAN

DAMPAK LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
Nama : Dina Faradila
NIM : 52119048
Prodi : Teknik Sipil

PROGRAM STUDI SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. 3
LATAR BELAKANG................................................................................ 4
VISI DAN MISI PERUSAHAAN .............................................................. 5
VISI .................................................................................................... 5
MISI ................................................................................................... 5
BISNIS PROSES ..................................................................................... 6
MENGENAL APA ITU UKL-UPL ........................................................... 7
FUNGSI AMDAL & UKL-UPL BAGI PERUSAHAAN .............................. 8
PENGELOLAAN AMDAL ....................................................................... 8
PROBLEM & TANTANGAN ................................................................. 10
KESIMPULAN ..................................................................................... 12
SARAN................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 7 Desember 2022

Dina Faradila
LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya
alam apa terlebih potensi pertambangan yang sangat potensial, bukan hanya
untuk kebutuhan negeri tapi dimaanfaatkan juga oleh dunia internasional.
Indonesia dikenal negara yang kaya akan kandungan mineral. Sumber daya
pertambangan merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, maka dari
pada itu kegiatan pertambangan harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
dan harus memiliki AMDAL.
Dalam penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup, harus
didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran
masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum
internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Kesadaran dan kehidupan
masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup telah
berkembang sedemikian rupa sehingga perlu disempurnakan untuk mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Peraturan Pemerintah mengenai AMDAL telah mengalami beberapa kali
perubahan. Pertama kali diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, kemudian di revisi melalui
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan, dan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan, yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).
Di Indonesia hal ini mendorong penyesuaian UUPPLH Tahun 2009 sebagai
perkembangan baru yang masih perlu dibahas serta bagaimana AMDAL menjadi
pembentuk hukum lingkungan.

VISI DAN MISI PERUSAHAAN


VISI
Menjadi perusahaan konsultan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
terbaik dan sebagai mitra bagi institusi lain dalam upaya menciptakan Indonesia
yang produktif, lestari, ramah lingkungan dan nyaman dalam bekerja.

MISI
Ikut ambil bagian dalam memerankan keberlanjutan lingkungan dengan
mengembangkan kerjasama dengan pemerintah, non pemerintah, dunia usaha
dan institusi lain di Indonesia

• Berperan serta dalam mewujudkan perkembangan teknik, strategi,


teknologi dan manajemen yang berwawasan lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja
• Menjadi partner yang memberikan solusi terbaik dan menyeluruh kepada
pelanggan dalam pemenuhan terhadap peraturan dan tujuan perusahaan
• Memberikan pelayanan terbaik dengan selalu bertindak professional
dalam menjadi hubungan dengan klien.

BISNIS PROSES
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan suatu kajian
studi tentang dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan dalam rencana
pembangunan proyek suatu industri / perusahaan. Jika lulus uji analisis, maka
perusahaan tersebut akan mendapatkan dokumen AMDAL dan baru bisa
menjalankan proyeknya.

Komponen AMDAL terdiri atas 5 hal yaitu:

• Kerangka acuan
• Analisis dampak lingkungan
• Penyajian informasi lingkungan
• Rencana pemantauan lingkungan
• Rencana pengelolaan lingkungan

AMDAL sudah diatur sejak tahun 1982 dan diperbarui pada tahun 1999
dan 2012. Secara umum isinya sama yakni mengatur tentang kegiatan usaha yang
berpotensi membawa dampak bagi lingkungan hidup (biotik, abiotik, kultural).

Tidak setiap perusahaan wajib memiliki dokumen AMDAL, berdasarkan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012, ada 14 bidang usaha yang
wajib memilki AMDAL, berikut beberapa diantaranya:
• Perindustrian
• Energi & sumber daya mineral
• Pekerjaan Umum
• Perhubungan
• Pengembangan pemukiman
• Kehutanan
• Pertanian

MENGENAL APA ITU UKL-UPL


Bagi perusahaan yang tidak masuk ke dalam 14 bidang usaha di atas tentu
tidak wajib AMDAL namun harus memiliki sertifikasi UKL-UPL (Upaya Kelola
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). UKL-UPL ini diatur
berdasarkan Peraturan Pemerintah no 51 Tahun 1993 dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 86 Tahun 2002.
Untuk mendapatkan UKL-UPL ini tidaklah sesulit mendapatkan izin AMDAL yang
harus melakukan analisis dan presentase secara langsung. Cukup dengan mengisi
formulir dan melakukan pemenuhan pada standar pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dengan menggunakan teknologi yang telah ada. Hal ini karena
dampak yang ditimbulkan dari jenis usaha ini tidak sebesar ke 14 bidang usaha di
atas.
Prosedur mendapatkna UKL-UPL ini terdiri atas beberapa langkah yaitu:

• Identitas lengkap pemilik usaha


• Informasi rencana kegiatan usaha
• Dampak lingkungan yang ditimbulkan
• Tanda tangan & stempel

FUNGSI AMDAL & UKL-UPL BAGI PERUSAHAAN


Beberapa aspek yang dijadikan bahan kajian studi analisis AMDAL meliputi
aspek kimia, biologi, sosial budaya hingga aspek ekonomi masyarakat. Jadi bila
suatu perusahaan membawa pengaruh buruk bagi lingkungan dan masyarakat
maka izin usahanya dapat dicabut.

PENGELOLAAN AMDAL
Pelaksanaan AMDAL menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
mengatakan bahwasanya dalam pelaksanaan AMDAL harus mengikutsertakan
masyarakat yang terkena dampak dan dapat pula melibatkan pemerhati
lingkungan hidup.
Pengikutsertaan masyarakat sebagaimana dimaksud dan/atau pemerhati
lingkungan melalui:
a. Pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
b. Konsultasi publik.
Berdasarkan Pasal 55 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Dalam
kaitannya dengan masyarakat, Pengikutsertaan masyarakat dilakukan melalui
pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan atau juga melalui konsultasi
publik, pengikutsertaan masyarakat disini dilakukan sebelum Penyusunan AMDAL
dibuat. Masyarakat sebagaimana yang dimaksud di atas, dalam jangka waktu 5
(lima) hari terhitung sejak pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan, berhak
mengajukan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap rencana Usaha dan/atau
Kegiatan.
Pelaku usaha menyusun ANDAL dan RKL-RPL berdasarkan kerangka acuan,
ANDAL RKL-RPL yang telah disusun sebagaimana dimaksud diajukan kepada:
a. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui Komisi Penilai
AMDAL Pusat, untuk kerangka acuan yang dinilai oleh Komisi Penilai
AMDAL Pusat;
b. Gubernur melalui Komisi Penilai AMDAL Provinsi, untuk kerangka acuan
yang dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL Provinsi atau;
c. Bupati/walikota melalui Komisi Penilai AMDAL kabupaten/kota, untuk
kerangka acuan yang dinilai oleh Komisi Penilai Kabupaten/Kota
d. Komisi Penilai AMDAL melakukan penilaian ANDAL dan RKL-RPL sesuai
dengan kewenangannya.
Selanjutnya Penilai Komisi Penilai AMDAL sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 57 menyampaikan rekomendasi hasil penilaian ANDAL dan RKL-RPL kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
kewenangannya.
Rekomendasi hasil penilaian ANDAL dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud dapat
berupa:
a. Rekomendasi kelayakan lingkungan; atau
b. Rekomendasi ketidaklayakan lingkungan.

PROBLEM & TANTANGAN


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan merupakan teknologi pembuatan
perencanaan dan keputusan yang berasal dari barat, negara industri yang
demokratis dengan kondisi budaya dan sosial berbeda, sehingga ketika program
ini diterapkan di negara berkembang dengan kondisi budaya dan sosiopolitik
berbeda, kesulitanpun muncul.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL di Indonesia telah
lebih dari 15 tahun diterapkan. Meskipun demikian berbagai hambatan atau
masalah selalu muncul dalam penerapan AMDAL, seperti juga yang terjadi pada
penerapan AMDAL di negara-negara berkembang lainnya. Hambatan tersebut
cenderung terfokus pada faktor-faktor teknis, seperti :
• Tidak memadainya aturan dan hukum lingkungan
• Kekuatan institusi
• Pelatihan ilmiah dan professional
• Ketersediaan data
Karakter budaya serta perilaku sosial dan politik orang Indonesia sangat
mempengaruhi bentuk penerapan AMDAL. Inisiatif program dan kebijakan
lingkungan di Indonesia sangat bersifat “top down” oleh pemerintah sendiri.
Inisiatif “top down” tersebut muncul bukan karena adanya kebut uhan
penganalisisan dampak, tetapi sebagai tanggapan terhadapa perkembangan
barat. Tekanan perkembangan barat untuk menanggapi masalah lingkungan
terutama melalui konferensi lingkungan internasional di Stockholm tahun 1972
dan Rio De Janiero tahun 1992 . Berbeda dengan di negara barat, program dan
kebijakan lingkungan dibuat karena adanya kebutuhan masyarakat, sehingga
inisiatif bersifat “bottom up” .
Penerapan AMDAL di Indonesia tidak semudah di negara barat, karena
kondisi masyarakat yang berbeda, yang tidak dapat sepenuhnya memberi
dukungan terhadapa tindakan pemerintah. Walaupun banyak isu lingkungan
dalam agenda sosial, tetapi isu tersebut masih dianggap kurang penting.
Masyarakat juga cenderung lebih mempertahankan hidup dengan
menggantungkan pada sum berdaya alam daripada melakukan tindakan untuk
melindungi kehidupan liar, spesies langka dan keanekaragaman hayati. Agenda
sosial untuk perlindungan lingkungan tersebut juga lemah dan mempunyai sedikit
kesempatan untuk diangkat menjadi agenda politik. Kemiskinan, buta huruf,
kurangnya informasi, sangat berkuasanya elit politik dan ekonomi, rejim politik
yang terlalu mengontrol dan otoriter, merupakan faktor adanya situasi tersebut.

KESIMPULAN
Berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, maka
AMDAL bermanfaat untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dalam
suatu usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
lingkungan hidup dan merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan izin
lingkungan, karena pada dasarnya proses penilaian Amdal atau permeriksaan
merupakan satu kesatuan dengan proses permohonan dan penerbitkan izin
lingkungan, sebab Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah merupakan
bagian studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup.
Secara umum pengaturan AMDAL tentang eksploitasi pertambangan
menurut Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2009 dimaksudkan agar supaya
lingkungan hidup terlindungi dan terkelola dengan baik, sedangkan sasaran dari
pengaturan AMDAL ini adalah dalam upaya melestarikan kemampuan lingkungan,
dengan analisis mengenai dampak lingkungan kondisi lingkungan tetap berada
pada suatu derajat mutu tertentu demi menjamin kesinambungan pembangunan.
Eksploitasi pertambangan pada prinsipnya berhubungan dengan perizinan, karena
sistem perizinan lingkungan dalam sistem perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 menentukan
bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL
wajib memiliki izin lingkungan.

SARAN
Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, AMDAL
harus dibuat pada tahap paling dini dalam perencanaan kegiatan pembangunan.
Dengan kata lain, proses penyusunan dan pengesahan AMDAL harus merupakan
bagian dari proses perijinan satu kegiatan/usaha. Dengan cara ini dapat disaring
seberapa jauh menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Di sisi lain, studi
AMDAL juga dapat memberi masukan bagi upaya-upaya untuk meningkatkan
dampak positif dari setiap usaha/kegiatan dalam memanfaatkan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Danusaputro Munadjat ST, Hukum Lingkungan, Buku.I Bina Cipta, Bandung, 1998.
Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Lingkungan Hidup, Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Refika Aditama, 2009
Anonimous, 1997,”Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 ,”
tentang Pengeloaan Lingkungan Hidup.
Anonimous, 1999,”Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999,”
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Sukananda, Satria. (2019). Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Tidak
Terlaksananya Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Social Responsibility) di Indonesia. Yogyakarta: Tesis Program Pasca
Sarjana Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
Silalahi, M. Daud., & Kristianto. (2016). Perkembangan Pengaturan Amdal di
Indonesia. Bandung: Keni Media.

Anda mungkin juga menyukai