Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH EMBRIOLOGI

“GAMETOGENESIS”

Dosen Pengampu : Paryono, S.Kp., Ns., M.Kes

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 8 :

1. Eka Nursyafitri
2. Faradilla Ahlaqul Gifari
3. Nur Purma Sari
4. Rera Maulindra
5. Ridha Islami

PROFESI KEBIDANAN SEMESTER I

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
embriologi yang berjudul “Gametogenensis” dengan baik dan tepat waktu. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari banyak pihak yang telah
membimbing, memberi semangat dan memberikan petunjuk serta penjelasan, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu KH Endah Widhi Astuti, M.Mid selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
2. Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.Mid selaku Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
3. Bapak Paryono, S.Kp., Ns., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
embriologi
4. Teman-teman profesi kebidanan regular A yang telah memberikan motivasi
dan selalu memberikan semangat dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan baik dalam isi maupun penulisan, untuk itu saran dan masukan yang
bersifat membangun sangat diharapkan. Dan besar harapan penulis makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Klaten, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Gametogenesis ..................................................................................... 2
B. Mekanisme ........................................................................................... 3
1. Sel Germinal ................................................................................... 3
2. Spermatogenensis ........................................................................... 8
3. Oogenesis ........................................................................................ 10
C. Fertilisasi .............................................................................................. 14
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 28
B. Saran ..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tubuh hewan ataupun manusia terdiri atas dua jenis sel, yaitu sel
somatik dan sel gamet. Sel somatik difungsikan dalam pembentukan sel tubuh.
Sedangkan sel gamet diperuntukkan untuk sel kelamin. Sel kelamin (gamet) ini
dihasilkan oleh organ organ yang tergabung dalam sistem reproduksi. Proses ini
disebut dengan gametogenesis. Gametogenesis erat kaitannya dengan sistem
reproduksi khususnya pada hewan dan manusia. Sebagaimana yang ketahui
bahwa salah satu bagian yang penting dalam sistem reproduksi adalah sel gamet
hal ini dikarenakan cikal bakal dari pembentukan individu baru adalah dari
proses reproduksi dan proses reproduksi bermula pertemuan antara sel kelamin
jantan dan betina. Dalam hal ini sel kelamin tersebut dihasilkan oleh proses
gametosis.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari gametogenesis ?
2. Apa sajakah mekanisme dari gametogenesis?
3. Apakah pengertian dari fertilisasi ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun demi keperluan pembelajaran tentang
gametogenesis sehingga lebih jauh lagi mengerti dan memahami tentang topik
pembelajaran tersebut. Makalah ini juga bermanfaat sebagai sarana kita untuk
mempermudah dalam mempelajari topik pembahasan materi gametogenesis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gametogenesis
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin)
yang terjadi melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis berlangsung pada sel
kelamin dalam alat perkembang biakan. Gametogenesis meliputi
spermatogenesis (pembentukan spermatozoa atau sperma) dan Oogenesis
(pembentukan ovum) (Wahyu, 1990). Dengan kata lain, dapat diketahui bahwa
Gametogenesi adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal menjadi
sel-sel kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan
fertilisasi untuk kemudian menjadi individu baru (BPKM Perkembangan
Hewan FMIPA UNIMED, 2015).
Pada reproduksi seksual, individu-individu baru berasal dari penyatuan
penyatuan dua perangkat informasi kebakaan (DNA). Biasanya setip perangkat
sel ini tersimpan didalam sel khusus yang disebut dengan gamet (Kimball,
1992). Sel gamet pada manusia terdiri atas dua jenis yaitu sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina. Pada sel kelamin jantan menghasilkan sperma. Sperma
adalah gamet amat kecil yang terdiri atas nukleus dan flagelum yang membuat
nya dapat bergerak. Telur, gamet betina lebih besar dan nonmotil. Isinya ialah
makanan dalam jumlah besar dan selalu ada nukleusnya. Karena sperma dan
telur itu berlainan bentuknya, maka disebut heterogamet (Kimball, 1992).
Dalam kasus hewan multisel kita menemukan ada dua jenis sel kelamin, yaitu
sel seks perempuan (ovum, atau telur) yang berasal dari oosit (sel telur yang
belum matang) dan sel kelamin laki-laki (spermatozoa atau sperma) yang
berasal dari spermatosit. Telur diproduksi di ovarium. Sedangkan sperma
didalam testis. Baik telur dan sperma berkontribusi pada pengembangan
individu baru masing-masing memberikan satu set gen sehingga memulihkan
jumlah diploid kromosom pada telur yang telah dibuahi (Britannica, 2015).

Berikut adalah gambar dari sel gamet manusia

2
A. B.

Gambar 1 : Sel Gamet


A: Sel Telur (ovum), B: Sel Sperma

B. Mekanisme
1. Sel Germinal
Perkembangan awal mengenai plasma germinal yang akan menjadi
sel gamet belum diketahui dengan pasti, namun secara keseluruhan
gametogenesis secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu
periode perbanyakan,, tumbuh dan pematangan.
a. Fase perbanyakan, yaitu bakal sel kelamin bermigrasi ke
gonad dengan melakukan beberapa kali pembelahan untuk
membentuk spermatogonia atau oogenesis.
b. Fase pertumbuhan, dimana gametosit primer mengalami dua kali
pembelahan meiosis. Pembelahan pertama menghasilkan gametosit
sekunder, sedangkan pembelahan miosis kedua menghasilkan gamet
yang haploid.
c. Fase pematangan, yaitu individu baru yang akan berkembang dari sel
telur yang sudah dibuahi akan mempunyai kromosom yang sama
jumlahnya dengan kromosom induk (Gani, 1989:283).
Sel germinal diploid harus menjalani banyak putaran pembelahan
sel dan menciptakan banyak sel-sel baru untuk menghasilkan gamet

3
haploid. Seluruh urutan sel dari sel germinal ke gamet disebut
sebuah germline. Dua jenis pembelahan sel terjadi pada sel germline yaitu,
mitosis melibatkan satu putaran pembelahan sel dan membuat salinan dari
sel dan meiosis melibatkan dua putaran pembelahan sel dan menghasilkan
sel dengan setengah jumlah kromosom sebagai sel asli. Meiosis hanya
terjadi pada sel-sel germline dan tidak sel somatik (Wikipedia, 2015).
a. Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah
digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh
pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak
yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang
nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M)
pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang
memiliki genetik yang sama dengan sel awal (Wikipedia, 2015).

Gambar 2 : Pembelahan Mitosis


b. Meiosis
Meiosis menghasilkan sel-sel yang mempunyai jumlah
kromosom yang persis dengan seperti sel induknya. Hal ini akan
menimbulkan kesukaran jika sel-sel yang dibentuk tadi harus

4
berfungsi sebagai gamet sperma manusia dengan 46 kromosom
bersatu dengan telur yang mengandung 46 kromosom maka akan
menghasilkan 92 kromosom (2 kali lipat). Sebenarnya keadaan
tersebut sangat jarang di jumpai karena pada saat diantara
pembentukan gamet, terjadi suatu pembelahan yang khusus yang
dinamai meiosis. Pada pembelahan ini hanya berisikan setengah dari
jumlah diploid kromosomnya. Setengah dari jumlah ini disebut
haploid (n) (kimball, 1992).

Gambar 3: Pembelahan Meiosis

Adapun perbedaan antara pembelahan secara mitosis dan


meiosis yaitu sebagai berikut :

5
Gambar 4 : Perbedaan antara mitosis dan meiosis

6
Perbedaan lebih rinci dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 1 : Perbedaan antara Mitosis dan Meiosis

7
2. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan
cara pembelahan meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa
terjadi di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara,
terletak di vas deferens. Spermatogenesis berasal dari kata
sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi
pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan
tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu
spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang. Sperma
dihasilkan di tubulus seminiferus yang merupakan lebih dari 90 persen
masa testis (Nalbandov, 1990).

Gambar 5: Spermatogenesis

8
Sel-sel germinal primordial berdiferensiasi menjadi spermatogonia
yang terletak di dekat dinding bagian luar tubula seminiferus,
spermatogonia mengalami pembelahan mitosis. Jumlah kromosom
berkurang separuh ketika memasuki proses meiosis pertama yang
menghasilkan spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis kedua
menghasilkan empat spermatid. Masing-masing dengan dua kromosom
tunggal. Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi spermatozoa
dewasa atau sel sperma (Champbell, 2000).

Gambar 6: Struktur sperma

Struktur sel sperma sesuai dengan fungsinya. Pada sebagian spesies,


kepala yang mengandung nukleus haploid ditudungi oleh badan khusus
yaitu akrosom yang mengandung enzim yang membantu sperma untuk
menembus sel telur. Dibelakang kepala, sel sperma mengandung sejumlah
besar mitokondria yang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor yang
berupa sebuah flagel (Chambell, 2000).

9
3. Oogenesis
Oogenesis sudah dimulai dalam ovarium dan berkembang sejak dari
embrio betina, dengan produksi sel germinal primordial atau oogonia- ini
diproduksi dengan pembelahan secara mitosis. Oogonium menjadi oosit
primer dengan memulai pembelahan meiosis pertama, tetapi mereka
menangkap di profase. Pada oosit primer yang hadir dalam ovarium wanita
saat lahir, masing-masing terkandung dalam follicle pelindung mereka
tetap diam seperti ini sampai pubertas, ketika hormonal mulai tampak, hal
ini menyebabkan pematangan. (Tcd.ie, 2015).

Gambar 7: Oogenesis

Produksi ovum atau sel telur dimulai dengan mitosis sel germinal
primordial dalam embrio yang menghasilkan oogonia diploid. Masing-
masing oogonium berkembang menjadi oosit primer yang juga melibatkan
sitokinesis yang tidak sama. Pembelahan meiosis pertama menghasilkan
sebuah sel besar yaitu oosit sekunder dan sebuah badan polar. Pembelahan

10
meiosis kedua yang menghasilkan ovum dan badan polar kecil
(Champbell, 2000). Setelah itu membelah menghasilkan ootid dan lalu
menjadi ovum dengan tiga badan polar lainnya.

Gambar 8: Ovum
Ovum, selayaknya spermatozoon juga didesain khusus untuk
memuat muatan genetis berupa 23 kromosom, dan merupakan gamet dari
wanita. Dan untuk melindungi muatan genetis tersebut, ovum harus
memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain:
a. Membran Vitellin, yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum
b. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak
di bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk
spermatozoa
c. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat
disisi luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi
(penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses
pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan
kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata
berdiameter 1,5µ. Bila dibandingkan dengan spermatozoon, ukuran ovum
jauh lebih besar daripada ukuran spermatozoon. Hal ini dikarenakan
karena material isi ovum pun juga berbeda dengan material isi
spermatozoon, material ovum terdiri dari glikogen, kuning telur dan
protein yang terakumulasi dalam sitoplasma. Berbeda dengan

11
spermatozoon yang bergerak aktif menuju ovum, ovum bersifat non motil
karena tidak memiliki alat pergerakan seperti spermatozoon. Ovum
memiliki bentuk yang bulat dan mampu bergerak pasif untuk sampai ke
tuba fallopii karena adanya bantuan dari gerakan silia di bagian
infundibulum dan ampula tuba Fallopii (Nalbandov, 1990).
Berikut adalah beberapa contoh gambar bentuk dari ovum :

Gambar 9: Proses Keluarnya Ovum dari Ovarium Wanita

Oogenesis berbeda dengan spermatogenesis dalam tiga hal penting, yaitu:


a. Pertama, selama pembelahan meiosisoogenesis, sitokinesis bersifat
tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli
oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus
berkembang menjadi ovum. Produk lain meiosis yaitu se yang lebih
kecil yang disebut badan polar (polar body) akan mengalami
degenerasi. Hal tersebut berbeda dengan spermatogenesis, ketika
keempat produk meiosis I dan I berkembang menjadi sel yang dewasa
(bandingkan gambar 5 dan 7)
b. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus membelah
melalui meiosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi
oogenesis pada betina. Seaat lahir, ovarium telah mengandung semua
sel yang akan berkembang menjadi telur

12
c. Ketiga, oogenesis memiliki periode “istirahat” yang panjang.
Berlawanan dengan spermatogenesis, yang menghasilkan sperma
dewasa dari sel prekursor dalam urutan yang tidak berhenti
(Champbell, 2000).
Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina.
Manusia dan banyak primata lainnya mempunyai siklus menstruasi
sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus. Pada siklus menstruasi,
endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan
uterus untuk kemungkinan implantasi embrio. Pada siklus esterus,
endometrium diserap kembali oleh uterus dan tidak terjadi pendarahan
yang banyak (Champbell, 2000).
a. Siklus menstruasi

Gambar 10: Siklus Menstruasi


Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah
perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala

13
dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-
Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara
usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya
terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus. Pada siklus menstruasi
terdiri atas berbagai fase yaitu:
1) Fase menstruasi, yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim
dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar hormon seks.
Hali ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1 sampai 7
2) Fase pra-ovulasi, yaitu masa pembentukan dan pematangan
ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar
estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap
pada hari ke-7 sampai 13
3) Fase ovulasi, Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam
siklus menstruasi wanita dimana sel telur yang matang siap untuk
dibuahi. menurut beberapa literatur, masa subur adalah 14 hari
sebelum haid selanjutnya. Apabila wanita tersebut melakukan
hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka
kemungkinan terjadi kehamilan (Wikipedia, 2015).

C. Fertilisasi
Keajaiban awal mula kehidupan diawali dengan bertemunya sel sperma
dan sel telur di saluran tuba. Hanya 1 sperma yang mampu memasuki sel
telur dan membuahinya.
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung
ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit
sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit
sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel
granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona
radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona

14
radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah
dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit
sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun
oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa
tertentu,sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.

Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:


o Hialuronidase : Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid
pada korona radiata.
o Akrosin : Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona
pelusida.
o Antifertilizin: Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat
melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin
yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
- Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
- Menarik sperma secara kemotaksis positif.
- Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di


bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang
menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya.
Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti
oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian
meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit
sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada
kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan
berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom
(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan

15
bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46
kromosom.
2. Perkembangan Janin di Rahim
Permulaan masa embriogenik
Embrio :
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2
tahap yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai
dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan
akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel
(cleavage). Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a) Morula
Hasil pembelahan zygot tersebut berupa sekelompok sel yang sama
besarnya seperti buah arbei Morula adalah suatu bentukan sel sperti
buah arbei (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus secara mitosis.
Dan keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi
yaitu proses terbentuknya morula

b) Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. bentuk ini kemudian disebut blastosit.Bentuk blastula
ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel
yang disebut dengan Blastosoel yang dikeluarkan oleh tuba
fallopii.Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.Pada stadium ini
terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan
membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast

16
mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
menemukan lapisan Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ).
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan
berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam
uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung
di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo
akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat
berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo
pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini
telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan
membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik
yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium.
Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara
aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut.
Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah
(berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai
membran kehamilan. Berbagai macam membran kehamilan berfungsi
untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-
fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu,
adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan
mekanis dari luar, termasuk kekeringan.

c) Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan
tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh.

17
Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang
berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-
ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio
(embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju
uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan
dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap
gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada
gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi
perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam
suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan,
sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini
menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam,
mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan
dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam
usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
individu dari spesies yang bersangkutan.

d) Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula
atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk
alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun
diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami
pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi
terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih,
yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk
definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula
differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh

18
menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis
bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi
awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung
mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka,
bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat
urogenitalia.
e) Organogenesis
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada
makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari
masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
1) Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2) Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah
dan alat ekskresi seperti ren.
3) Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio
dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a. Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya
mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang
berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan
rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir
minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah
terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan
differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga

19
menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk
yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir,
penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu
individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan
jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi
setiap individu. Organogenesis pada bumbung-bumbung:
1. Bumbung epidermis
Menumbuhkan:
- Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan
kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
- Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar
ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.
- Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.
- Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan
email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.
- Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang
menghasilkan bau tajam.
- Lapisan enamel gigi.

2. Bumbung endoderm
- Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
- Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar
lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.
- Lapisan epitel paru atau insang.
- Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter),
makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).
- Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.

3. Bumbung neural (saraf)


- Otak dan sumsum tulang belakang.
- Saraf tepi otak dan punggung.

20
- Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.
- Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.

4. Bumbung mesoderm
- Otot:lurik, polos dan jantung.
- Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel
dan jaringan.
- Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.
- Ginjal dan ureter.
- Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica
adventitia, tunica musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam
tubh, seperti pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
- Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: plera,
pericardium, peritoneum dan mesenterium.
- Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.
- Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama pulpanya.
Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm. Pada saat ini otak
berkembang sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat besar. Pada
minggu ke 6 embrio berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar daripada
badan yang sudah mulai lurus, jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7
embryo berukuran 18 mm, jari tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai
memanjang dan lurus, genetalia eksterna belum dapat dibedakan. Setelah
tahap organogenesis selesai yaitu pada akhir minggu ke 8 maka embrio akan
disebut janin atau fetus dengan ukuran 30 mm.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio
yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini
terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang
tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human
chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes
kehamilan.

21
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi
normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio
dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan
menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk
jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian
dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel
menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi
embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat
sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan
amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.

2.1Janin
Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh
dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar
tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana
dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim, 1990).
Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006 disebutkan bahwa janin
merupakan suatu hewan bertulang belakang yang belum lahir pada suatu
fase dimana semua ciri struktural orang dewasa sudah dapat dikenal,
terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu
pertumbuhan.
Tahapan perkembangan pada masa embrio :
bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti
jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan
darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.

22
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian
dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk
organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak
aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan
respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih
nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan
memutarkan badan (posisi)
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang
vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat
dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat
2500 – 3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina.
Bayi siap untuk dilahirkan.

2. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan


makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat
reproduksi setelah dilahirkan.
Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya
hanya peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup.
Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda
satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan
memasuki masa neonatal.
Tahap perkembangan janin dimulai pada bulan ke 3 sampai ke 10 :
Pada 6 bulan terakhir perkembangan manusia digunakan untuk
meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ yang dibentuk pada 3
bulan pertama.

23
Pada saat janin memasuki bulan ke 3, panjangnya 40 mm. Janin sudah
mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa. Pada
usia ini genitalnya belum dapat dibedakan antara jantan dan betina dan
tampak seperti betina serta denyut jantung sudah dapat didengarkan.
Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm. Kepala masih dominan
dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda. Pada
minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah
dapat dirasakan oleh ibu.
Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5
ukuran fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut
mulai nampak diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai
menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin
sudah dapat dirasakan oleh ibu. Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum
berfungsi.
Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak
kurus, organ internal sudah pada posisi normal.
Pada bulan ke 7 janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah.
Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal
ini selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang sehingga cukup untuk
mengatur pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.

Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi
lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika
dilahirkan 70% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa).
Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki.
Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi
berkurang dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru lengkap tapi
tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai
regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.

24
3. Karakteristik Janin
Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan
Proses terbentuknya janin laki-laki dan perempuan dimulai dari
deferensiasai gonad. Awalnya sel sperma yang berkromosom Y akan
berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X menjadi organ betina.
Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk testis sedangkan kromosom X
membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari
degenerasi cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus
semineferus. Di celah tubulus sel mesenkim membentuk jaringan intertistial
bersama sel leydig. Sel leydig bersama dengan sel sertoli membentuk
testosteron dan duktus muller tp duktus muller berdegenerasi akibat adanya
faktor anti duktus muller, testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis,
vas deferent, vesikula seminlis dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5
alfareduktase testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang
kemudian pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya
mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun
ke pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada di cekukan
bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga
pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut
kemudian pit primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi
mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal membentuk sel
folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad jadi
ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex
tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta
mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi
menjadi oosit primer. Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat
gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis
kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.
Penis dan klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina
ectoderm. Klitoris sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak

25
berkembang secara sempurna. Pada laki-laki evagina ectoderm berkembang
bersama terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca.
4. Pengeluaran Bayi
Kelahiran bayi dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses
persiapan persalinan. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut
rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kedua adalah kelahiran bayi yang
keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap
berikutnya adalah observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta
keluar.
Tahapan yang pertama adalah kontraksi. Ini biasanya fase paling lama.
Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan
(effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa
minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian
orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam)
dengan kontraksi lebih jelas. Setelah itu leher rahim akan semakin
lebar.Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung
sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur
dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm.
Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat
dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5
menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-
olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.
Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat,
sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan
sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus
disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan
berkeringat dingin.
Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan.
Posisi setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena
posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu.
5. Pengeluaran Plasenta

26
Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi
tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup
dalam rahim harus dikeluarkan.Mengerutnya rahim akan memisahkan
plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah
rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya
mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak
sehebat proses pengeluaran bayi. Apabila plasenta telah keluar, akan segera
dijahit robekan atau episiotomi sehingga kembali seperti semula.

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gametogenesis adalah proses pembentukan sel gamet baik pada betina
maupun jantan
2. Gamet dihasilkan melalui sel plasma germativum primordial
3. Pada proses pembelahan sel, terjadi 2 tipe yaitu mitosis dan meiosis
4. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel gamet jantan pada
gonad, dalam hal ini testis yang menghasilkan sperma
5. Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina pada gonad,
dalam hal ini ovarium yang akan menghasilkan ovum
6. Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina yaitu
menstruasi dan esterus, dalam hal ini keduanya berbeda
7. Pada siklus menstruasi terdiri atas berbagai fase yaitu:
a. Fase menstruasi
b. Fase pra-ovulasi
c. Fase ovulasi

B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan agar penulis serta pembaca
dapat memahami dan mengerti lagi lebih lanjut mengenai gametogenesis,
guna menambah wawasan dalam dunia pendidikan maupun dalam lingkup
sehari-hari. Dan juga dapat mengetahui lagi hal-hal yang belum dibahas
dalam makalah ini sehingga dapat lebih menambah pengetahuan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

28
Campbell, dkk. 2000. Biologi, Edisi kelima – Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Gani, yarnelly. 1989. Embriologi Dasar. FMIPA UNAND: Padang

Kimball, John, 1992. Biologi, Jilid 1 edisi kelima, Jakarta: Erlangga

Nalbandov, A.V, 1990, Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas,


Jakarta: UI Press.

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/25677/animaldevelopment/63732/Pe

paratory-events

https://www.tcd.ie/Biology_Teaching_Centre/assets/pdf/by1101/pmby1101/pmby

1101-lecture3-2013.pdf

Arif, (et.all). 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta : Media
Aesculapius

Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4,


Jakarta:EGC-

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Peneyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka


Rihama

Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka

29
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

30

Anda mungkin juga menyukai