Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GAMETOGENESIS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Mira Eka Putri (1920332001) Annisa Namirah Nasution (1920332006)
Yessi Pertiwi (1920332002) Rina (1920332007)
Ilvira Ulpa Ismail (1920332003) Ryskina Fatimah Siregar (1920332008)
Fitri Khoiriyah (1920332004) Eka Darmayanti Putri Siregar (1920332009)
Adela Resa Putri (1920332005) Novi Ratnasari Sinulingga (1920332010)
Izmi Fadhilah Nasution (1920332011)

DIBIMBING OLEH :

Prof. Dr. Arni Amir, MS

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


PASCA SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Gametogenesisis ovulasi hingga implantasi”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

pada mata kuliah Embriologi Manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan

terima kasih kepada Prof. Dr. Arni Amir, MS selaku dosen mata kuliahembriologi

manusia, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan

dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalahl ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................3

C. Tujuan................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sel Germinativum Primordial...........................................................................5

B. Gametogenesis...................................................................................................8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................................22

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama pembentukan embrio, sel germinal primordial bermigrasi kedalam

testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang terletak

di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus semineferus. Spermatogonia

mulai mengalami pembelahan mitosis, yang dimulai saat pubertas dan terus

berpoliferasi melalui berbagai tahap perkembangan untuk membentuk sperma.

Sebagian besar sel di tubuh manusia memiliki kemampuan bereproduksi

sendiri, suatu proses penting dalam pertumbuhan, penggantian dan perbaikan

jaringan. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel

mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses

pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel

kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan antar

individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah

membentuk sel-sel kelamin. Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam

testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium.

Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di ampulla

tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat

dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi

wanita selama kira-kira 24 jam.

Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk

ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot

uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita,

1
spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi

dan reaksi akrosom.

Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi

wanita,yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu

selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput

plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang

mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi

akrosom.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Sel Germinativum Primordial

2. Apa itu Gametogenesis

C. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui Sel Germinativum Primordial

2. Untuk mengetahui Gametogenesis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sel Germinativum Primordial

Perkembangan dimulai dengan fertilisasi (pembuahan) yaitu proses

penyatuan gamet pria, sperma, dan gamet wanita, oosit, yang kemudian menjadi

zigot. Gamet berasal dari sel germinativum primordial (PGC, primordial germ

cell) yang dibentuk di epiblas selama minggu kedua dan bergerak ke dinding yolk

sac. Selama minggu keempat, sel-sel ini mulai bermigrasi dari yolk sac menuju

ke gonad yang sedang terbentuk, tempat sel-sel ini sampai pada akhir minggu

kelima. Pembelahan mitosis memperbanyak jumlah sel ini selama bermigrasi dan

juga ketika sel-sel ini sampai ke gonad. Sebagai persiapan untuk fertilisasi, sel-sel

germinativum menjalani gametogenesis, yang mencakup meiosis, untuk

mengurangi jumlah kromosom dan sitodiferensiasi untuk menuntaskan

maturasinya.

Sebagai persiapan untuk fertilisasi, sel germinativum mengalami

gametogenesis yang mencakup meiosis, untuk mengurangi jumlah kromosom dan

sito diferensiasi untuk menuntaskan pematangannya.

Gametogenesis adalah proses di mana suatu organisme membuat gamet, sel-

sel yang digunakan dalam reproduksi seksual. Setiap gamet mengandung

setengah bahan genetik dari organisme induk. Ketika menyatu dengan gamet lain,

itu menciptakan satu set lengkap DNA. Penyatuan dari dua gamet ini dapat

berkembang menjadi organisme baru dalam serangkaian penggandaan dan

pembagian.

3
1. Teori Pewarisan Kromosom

Sifat individu baru ditentukan oleh gen-gen spesifik dikromosom yang

diwarisi dari ayah dan ibunya. Satu kromosom dari setiap pasangan berasal dari

gamet ibu oosit dan satunya lagi dari gamet ayah sperma. Karena itu, setiap

gamet mengandung jumlah haploid yaitu 23 kromosom dan penyatuan pada

kedua gamet saat fertilisasi memulihkan jumlah diploid (46).

2. Mitosis

Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel anak

yang secara genetis identik dengan sel induk. Saat mitosis dimulai, kromososm

mulai membentuk kumparan, berkontraksi dan memadat, proses ini menandai

dimulainya profase. Setiap kromosom sekarang terdiri dari dua subunit paralel,

kromatid yang diasatukan oleh suatu daerah sempit (sentromer) yang terdapat

dikeduanya. Selama profase kromosom terus memadat, memendek dan menebal.

Hanya saat prometafase kromatid dapat dibedakan. Selama metafase, kromosom-

kromosom berjajar dalan suatu bidang ekuator dan struktur gandanya tampak

lebih jelas.

Tidak lama kemudian sentromer masing-masing kromosom membelah,

menandai awal anafase diikuti oleh migrasi kromatid kekutub gelendong yang

berlawanan. Akhirnya selama telofase, kumparan kromosom mengurai dan

memanjang, selubung nukleus kembali terbentuk dan sitoplasma membelah.

Masing-masing sel anak menerima separuh dari bahan kromosom ganda sehingga

mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel induk.

3. Meiosis

Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk

menghasilkan gamet pria dan wanita, yaitu masing-masing sperma dan sel telur.

4
Meiosis memerlukan dua pembelahan sel, meiosis I dan meiosis II, untuk

mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid 23. Seperti pada mitosis,

sel germinativum pria dan wanita (spermatosit dan oosit primer) pada awal

meiosis I mereplikasikan DNA mereka sehingga setiap ke 46 kromosom tersebut

digandakan menjadi sister chromatid. Namun, berbeda dengan mitosis

kromosom-kromosom homolog kemudian bergabung membentuk pasangan-

pasangan, suatu proses yang disebut sinapsis. Pasangan homolog kemudian

berpisah menjadi dua sel anak setelah itu meiosis II yang memisahkan

kromososm ganda tersebut. Karena itu, setiap gamet mengandung 23 kromosom.

B. Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses di mana sel-sel kelamin jantan dan betina

(gamet) yaitu, sperma dan ovum terbentuk, masing-masing, dalam gonad pria dan

wanita (testis dan ovarium). Gametogenesis ada dalam dua jenis:

Spermatogenesis dan oogenesis.

1. Spermatogenesis

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa

disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.

Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses

pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma

fungsional. 

Proses Spermatogenesis :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

a. Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali

yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan

5
struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan

cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli

dan berkembang menjadi spermatosit primer.

Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23

kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal

yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah

secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah

beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer

yang masih bersifat diploid

Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada

inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan

dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

b. Tahapan Meiois

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma

makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit

sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian

membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang

haploid juga.

Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih

yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan

(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II

memiliki inti yang gelap.

c. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang

meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase

6
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak.

Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk

seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang

menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.

2. Oogenesis

a. Sel-Sel Kelamin Primordial

Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm

embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium

germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam

kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial

(oogonium)dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan

memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel

primordial.

b. Folikel Primordial

Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium

dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel

primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan

selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan.

Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan

dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin

yang disebut oosit primer.

c. Oosit Primer

Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).

Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis

kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain

7
disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin

membawa gen-gen yang disebut DNA.

d. Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami

pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum

membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang

masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar

dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini

disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama.

Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara

normal akan mengalami degenerasi.

Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom

haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi

pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.

e. Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala

spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah

membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu

badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polardan satu

ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga

badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang

masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan

embrional.

8
PERBEDAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

No Spermatogenesis Oogenesis
Pembelahan meiosisnya terjadi Pembelahan meiosinya terjadi secara
1.
secara simetris asimetris
Oogenesisnya mempunyai periode
2. Spermatogenesis terjadi tanpa henti
istirahat yang penjang
Menghasilkan 4 sel sperma Menghasilkan satu sel telur fungsional
3.
fungsional dan 2 sel polosit
Sel-sel asal sperma berkembang
Ovariumnya mengandung semua sel yang
terus dan membelah sepanjang
4. akan berkembang menjadi sel telur,
hidup laki- laki, sehingga jumlahnya
sehingga jumlahna akan selalu berkurang
akan selalu bertambah

PERSAMAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

Spermatogenesis adalah pembentukn gamet jantan. oogenesis pembentukan

gamet betina. scara umum prosesnya sama yaitu melalui mitosis dan miosis.

C. Ovulasi Sampai Implantasi

1. Siklus ovarium

Wanita mulai mengalami siklus bulanan secara teratur setelah mencapai

pubertas.Siklus seksual ini dikendalikan oleh hypothalamus. Gonadotropin-

releasing hormon (GnRH) yang dihasilkan hypothalamus bekerja pada sel-sel

kelenjar hypophyse anterior, yang nanti pada gilirannya

mensekresi gonadotropin. Hormon-hormon ini, yakni FSH (follicle-

stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone), merangsang dan

mengontrol perubahan-perubahan siklik pada ovarium.

Pada awal setiap siklus ovarium 15-20 folikel primer (pre antral)

dirangsang untuk tumbuh, dibawah kontrol FSH. Hormon ini tidak

diperlukan untuk mendorong perkembangan folikel primordial menjadi

9
folikel primer, tetapi tanpa hormon ini, folikel-folikel primer akan mati dan

atretik. Jadi, FSH menyelamatkan 15-20 sel dari kelompok sel-sel yang

sedang terus menerus membentuk folikel-folikel primer (Gb 2.1). Pada

kondisi normal, hanya satu folikel dari folikel-folikel ini mencapai maturitas

sempurna, dan hanya satu oosit yang dikeluarkan; yang lain berdegenerasi

dan menjadi atretik. Pada siklus berikutnya, kelompok folikel primer lain

direkrut, dan lagi hanya satu folikel mencapai maturitas.

Maka dari itu, folikel terbanyak mengalami degenerasi tanpa mencapai

maturasi penuh. Bila folikel menjadi atretik, oosit dan sel-sel folikular yang

mengelilinginya berdegenerasi dan berganti menjadi jaringan ikat yang

disebut corpus atreticum. FSH juga menstimulasi pematangan sel-sel folikel

(granulosa) yang mengelilingi oosit. Pada gilirannya nanti, proliferasi sel-sel

ini dibantu oleh “growth differentiation factor-9 (GDF-9), anggota dari

keluarga “transforming growth factor-b (TGF-b). Kerjasama sel-sel

granulosa dan theca memproduksi estrogen yang (a) menyebabkan

endometrium uteri memasuki fase folikuler atau fase proliferasi; (b)

menyebabkan penipisan mukosa cervix untuk memudahkan migrasi sperma;

dan (c) merangsang kelenjar hipophyse untuk mensekresi LH.

Pada pertengahan siklus, terjadi sentakan LH yang (a) menaikkan

konsentrasi “maturation-promoting factor”, menyebabkan oosit

menyelesaikan meiosis I dan memulai meiosis II; (b) merangsang produksi

progesteron oleh sel-sel stroma folikel (luteinisasi); dan (c) menyebabkan

terjadinya ovulasi.

10
Dari cadangan folikel primordial, setiap hari sebagian mulai tumbuh dan

berkembang menjadi folikel primer , dan pertumbuhan ini tidak dipengaruhi

FSH. Seiring dengan perkembangan siklus, sekresi FSH menyebabkan folikel

- folikel primer mulai berkembang menjadi folikel-folikel sekunder  (antral,

Graaf). Dalam beberapa hari terakhir maturasi folikel sekunder, estrogen

yang diproduksi sel-sel folikel dan theca, merangsang peningkatan produksi

LH oleh hypophyse, dan hormon ini menyebabkan folikel-folikel memasuki

tingkat preovulasi, untuk menyelesaikan meiosis I, dan memasuki meiosis II

dan berhenti sampai metafase kira-kira 3 jam sebelum ovulasi.

2. Ovulasi

Satu hari sebelum ovulasi, di bawah pengaruh FSH dan LH, folikel

sekunder tumbuh cepat sampai diameter 25 mm. Bertepatan dengan

perkembangan folikel sekunder, terjadi peningkatan LH yang tiba-tiba yang

menyebabkan oosit primer menyelesaikan meiosis I dan folikel masuk ke

stadium preovulasi. Meiosis II juga dimulai, tetapi oosit terhenti pada

metafase kira-kira 3 jam sebelum ovulasi. Sementara itu, mulai terbentuk

suatu tonjolan di permukaan ovarium, dan pada ujung tonjolan timbul suatu

stigma, follicular stigma, yaitu suatu bintik dimana folikel akan pecah untuk

meloloskan ovum pada saat ovulasi.

Konsentrasi LH yang tinggi meningkatkan aktivitas enzim kolagenase,

sehingga serat-serat kolagen yang mengelilingi folikel rusak dicerna enzim.

Kadar prostaglandin juga meningkat sebagai respon terhadap lonjakan LH

dan menyebabkan kontraksi otot lokal dinding ovarium. Kontraksi ini

mendorong keluar oosit, yang bersama-sama dengan sel-sel granulosa asal

11
cumulus oophorus yang mengelilinginya melepaskan diri dari ovarium dan

hanyut ke luar ovarium. Sebagian sel-sel cumulus oophorus kemudian

menyusun diri sekeliling zona pellucida membentuk corona radiata.

3. Corpus luteum

Setelah ovulasi, sel-sel granulosa yang tetap berada dalam dinding

folikel yang telah hancur, bersama-sama dengan sel-sel dari theca interna,

mengalami vaskularisasi oleh pembuluh sekitar. Di bawah pengaruh LH, sel-

sel ini tumbuh menjadi pigmen kekuning-kuningan dan berubah menjadi sel-

sel luteum, membentuk corpus luteum dan mensekresi

hormon progesteron (Gb 2.3C). Progesteron, bersama dengan estrogen,

menyebab-kan mukosa uterus memasuki fase progestasional atau fase

sekretoris dalam persiapan untuk implantasi embrio.

4. Transport Oosit

Segera sebelum ovulasi, fimbriae ovarina mulai menyapu permukaan

ovarium, dan tuba sendiri mulai berkontraksi secara ritmis. Diperkirakan

bahwa oosit yang dikelilingi beberapa sel granulosa (Gb 3.3) dibawa ke tuba

dengan gerakan sapuan dari fimbriae ini dan dengan gerak silia dilapisan

epitel dinding tuba. Segera setelah masuk tuba, sel-sel cumulus menarik

prosesus sitoplasmanya dari zona pellucida dan kehilangan kontak dengan

oosit.

Segera sesudah oosit berada dalam tuba, oosit digerakkan oleh silia

dengan kecepatan transportasi yang diatur oleh status endokrin selama dan

12
setelah ovulasi. Pada manusia, oosit yang telah dibuahi mencapai lumen

uterus kira-kira dalam 3-4 hari.

5. Corpus Albicans

Apabila fertilisasi tidak terjadi, corpus luteum mencapai perkembangan

maksimalnya kira-kira dalam 9 hari setelah ovulasi. Mudah dikenal sebagai

tonjolan yang kekuning-kuningan pada permukaan ovarium. Kemudian,

corpus luteum menyusut karena degenerasi sel-sel luteum dan  membentuk

suatu masa jaringan parut fibrotik, yakni corpus albicans. Secara bersamaan,

produksi progesterone menurun, menimbulkan perdarahan menstruasi.

Bila oosit difertlisasi, degenerasi corpus luteum dihambat oleh human

chorionic gonadotropin (hCG), suatu hormon yang disekresi

syncytiotrophoblast dari embrio yang sedang berkembang. Corpus luteum

terus tumbuh dan membentuk corpus luteum kehamilan (corpus luteum

graviditatis). Menjelang akhir bulan ke-3, struktur ini mencapai satu pertiga

sampai setengah besar ovarium. Sel-sel kuning luteum terus mensekresi

progesteron sampai akhir bulan ke-4; sesudah itu sel-sel luteum perlahan-

lahan menyusut sampai sekresi progesteron oleh komponen trophoblastik

placenta menjadi cukup untuk mempertahankan kehamilan.

Pengangkatan corpus luteum kehamilan sebelum bulan ke-4 biasanya

akan menyebabkan abortus.

Jika oosit tidak dibuahi, venula dan sinusoid berangsur-angsur menjadi

penuh oleh sel-sel darah, dan suatu arus ke luar darah ke dalam jaringan

(diapedesis) tampak meluas. Apabila fase menstruasi mulai, darah keluar dari

13
arteri superfisialis, dan sebagian stroma dan kelenjar uterus terlepas. Dalam

3-4 hari stratum compactum dan spongiosum dikeluarkan dari uterus, dan

stratum basalis merupakan bagian endometrium yang dipertahankan. Lapisan

ini, yang disuplai oleh arterinya sendiri, arteri basalis, berfungsi sebagai

lapisan regeneratif dalam pembangunan kembali kelenjar-kelenjar dan arteri

pada fase proliferasi.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Gametogenesis adalah proses di mana sel-sel kelamin jantan dan betina

(gamet) yaitu, sperma dan ovum terbentuk, masing-masing, dalam gonad pria

dan wanita (testis dan ovarium). Gametogenesis ada dalam dua jenis:

Spermatogenesis dan oogenesis.

Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada

tempatnya tertanam.Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada

bagian depan maupun dinding belakang. Sel telur dikeluarkan dari

permukaan ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus haid. Sel telur ini ditangkap

oleh ujung saluran telur (tuba Fallopii) yang berbentuk corong, kemudian

berjalan di dalam tuba karena adanya kontraksi otot. Fertilisasi atau

pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang

saluran telur. Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam.

Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.

Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran. Di dalam bola

sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit.

Blastosit sampai di rongga rahim. Implantasi terjadi sekitar hari ke 7,

14
biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium mengeluarkan sel telur. Pada hari

ke 10, embrio sudah tertanam erat. Masa embrionik ini dimulai sejak momen

ini sampai minggu ke-8.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton Dan Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Kusmiyati Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:

Fitramaya

Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: panduan Ringkas. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida bagus. 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Sadler, T.W. 2009. Langman Embriologi Kedokteran Edisi 10. Jakarta: EGC

Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai