Anda di halaman 1dari 40

CAKRAM MUDIGAH BILAMINER

CAKRAM MUDIGAH TRILAMINER

Dosen pembimbing
Prof. Dr. dr. Yusrawati, SpOG (K)

Oleh
Ilvira Ulpa Ismail
1920332003

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Cakram mudigah Bilaminer dan cakram Mudigah Trilaminar”
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari Mata Kuliah Embriologi
Manusia Pascasarjana Program Studi Kebidanan Universitas Andalas Padang
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. Yusrawati, SpOG
(k) selaku Dosen mata kuliah Embriologi Manusia yang telah banyak memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis khususnya mengenai Embriologi Manusia.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Padang, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
A....Latar Belakang........................................................................3

BAB II Pembahasan
A....FERTILISASI.........................................................................3
B.... PEMBELAHAN..................................................................... 5
C.... IMPLANTASI........................................................................ 5
D....CAKRAM BILAMINER........................................................7
E.... CAKRAM TRILAMINER..................................................... 11

BAB III Penutup


A...Kesimpulan.............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari


pembuahan sel telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang
sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada
dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah
perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek
atau dewasa.
Gametogenesis merupakan konversi sel-sel benih menjadi gamet pria
dan gamet wanita. Dalam persiapan untuk pembuahan, sel benih pria
maupun wanita mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom
maupun sitoplasma, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kromosom
dari jumlah diploid 46 (pada sel somatik) menjadi jumlah haploid 23 (pada
gamet) dan mengubah bentuk bentuk sel-sel benih sebagai persiapan untuk
pembuahan (Sadler, 2010)
Pembuahan merupakan proses yang berpuncak pada penyatuan gamet
pia, spermaa, dan gamet wanita, oosit, untuk membentuk zigot diploid.
Setelah pembuahan, satu sel secara progresif mengalami pembelahan
menjadi 6 milyar sel (6x1012), membentu individu unik, dalam waktu sekitar
38 minggu. Memahami pembuahan penting untuk mengikuti kejadian
selama kehamilan dan mengetahui sebagian penyebab kemandulan dan
kegagalan (Coad, Melyn, 2012).
Menurut Dorland’s Illustrated Medical Dictionary, Embriogenesis
adalah : 1.produksi dari embrio; 2.perkembangan dari individu yang baru
yang terjadi secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum, embriogenesis
adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang
terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Tepatnya,
embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan

1
2

ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman,1994).
Selama kehamilan, zigot yang semula yang terdiri dari satu sel
membelah diri untuk menghasilkan enam milyar sel pada janin yang matang.
Tiga minggu pertama perkembangan disebut sebagai periode pramudigah
(praembrionik) saat sel berdiferensiasi menjadi lapisan germinativum
tempat asal semua organ dan jaringan ( Coad & Melyn, 2010)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet pria dan wanita yang
terjadi didaerah ampula tuba. Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit
segera setelah tiba disaluran genitalia wanita karena harus menjalani
kapasitas dan reaksi akrosom. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit
sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertlisasi umumnya
terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk.
Fertilisasi mencakup tiga fase yaitu:
1) Fase 1 (penembusan korona radiata)
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahan kedalam saluran
kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan.
Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan
diduga sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan
membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet
wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus
sel korona.
2) Fase 2 ( Penembusan zona Pelusida)
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling
telur yang mempermudah dan mempertahan pengikatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom
memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan
bertemu dengan membran plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida
berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini
mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul
korteks yang melapisi membran plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-
enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona)
untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat
tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik

3
spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pelusida
tetapi hanya satu yang menembus oosit.
3) Fase 3 (penyatuan oosit dan membran sel sperma)
Setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua
selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang
membungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom,
penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selapu oosit dan
selaput yang meliputi bagian belakang sepala sperma. Pada manusia,
baik kepala dan ekor spematozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi
selaput plasma tertinggal dipermukaan oosit. (Sherwood, 2014)
Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur merespon dengan 3
cara yang berbeda yaitu:
1) Rearsi kortikal dan zona yang terjadi sebagai akibat terlepasnya butir-
butir kostikal oosit, selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh
spermatozoa lain dan zona pelusida mengubah struktur dan
komposisinya untuk mencegah penembatan dan penetrasi sperma
dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2) Melanjutkan pembelahan miosis ke kedua. Oosit menyelesaikan
pembelahan meiosis keduanya segera stelah spermatozoa masuk.
Salah satu dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan
dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit
definitive. Kromosomnya (22+X) tersusun dalam sebuah inti veskuler
yang dikenal sebagai pronukleus wanita.
3) Pengaktifan matamolik sel telur. Faktor yang mengaktifkan ini
diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Pengaktipan pascadifusi
(penyatuan) diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa
permulaan seluler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.

4
B. Pembelahan
Zigot memerlukan waktu 4-6 hari berjalan ke uterus. Zigot
berkembang melalui tuba uterina oleh gerakan peristaltik otot polos dan
gerakan menyapu dari sili serta cairan yang dihasilkan oleh epitel bersilia.
Embrio (mudigah) mula-mula membelah diri sekitar setiap 15 jam. Selama
tahap pembelahan awal , embrio terbungkus dalam zona pelusida dan masa
totalnya relatif tetap. Faktor sitoplasma yang mengatur pembelahan,
sehingga jumlah sel meningga, tetapi ukuran secara progresif menurun.
(coad & Melyn, 2010)
Pada awalnya, pembelahan bersifat singkron dan setiap sel identik.
Kemudian zigot menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali .
sehingga sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih
kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Setelah 3 sampai 4 kali
pembelahan zigot memasuki tingkat 16 sel yang disebut morulla (berasal
dari kata latin yang berarti buah berbesaran) pada pasca fertilisasi. Morula
terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel dalam, yang akan tumbuh
menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan
sel disebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes
cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Kemudian
ruang antar sel ini bersatu dan memenuhi masa zigot membentuk rongga
blastokista.
Sel blastokista mula-mula bediferensiasi menjadi dua turunan sel yang
berbeda. Lapisan sel luar membentuk trofoblast yang akan berkembang
menjadi plasenta, korion, dan jaringan ekstraembrionik. Sedangkan sel
bagian dalam akan berkembang menjadi embrioblas yang akan membentuk
mudigah, tali pusat, dan amnion (Karlina, dkk. 2015)

C. Implantasi
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi kedalam endometrium. Pada minggu pertama (hari ke 5 sampai ke

5
6 ) zigot mencapai cavum uteri . pada saat itu uterus sedang fase sekresi
lendir dibawah pengaruh prgesteron dari kopue leteum yang masih aktif.
Sehingga lapisan endometrium diising rahim menjadi kaya pembuluh darah
dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Blastokista mungkin tetap bebas mengapung dirongga uterus sebelum
menetas dan tertanam pada hari ke -7. Cairan yang menumpuk di blastokista
meluas dan berkontraksi bersama dengan pencernaan dan penipisan zona
pelusida oleh enzim uterus, yang menyebabkan penetasan blastokista pada
sekitar hari ke 6-7 pasca pembuahan. Hilangnya zona pelusida ini
menyebabkan sel blastokista berkontak dengan epitel uterus dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan endometrium uterus (terjadi implantasi).
Trofoblas melakukan fungsi ganda yaitu menyelesaikan implantasi
denganmembuat lubang diendomentrium untuk blastokista dan
menyediakan bahan menah dan bahan bakar metabolik untuk embrio yang
sedang berkembang sewaktu tonjolan-tonjolan trofoblastik menguraikan
jaringan endometrium kaya nutrien.
Sebagai respon terhadap messenger kimiaw yang dibebaskan oleh
blastokista , sel-sel endometrium mengeluarkan prostagladin yang secara
lokal meningkatkan vaskularisasi, menimbulkan edema, dan meningkatkan
penyimpanan makanan. Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi
sedemikian rupa ditempat implantasi disebut desidua. Dan ditempat inilah
blastokista tertanam. Setelah blastokista membuat terowongan kedalam
kesidua oleh aktivitas trofoblas, suatu lapisan endometrium
menutupipermukaan lubang dan mengubur total blastokista dilapisan dalam
uterus.
Sel-sel tropoblas yang yang bernidasi pada endometrium mengadakan
poliferasi menjadi dua lapisan yang berbeda yaitu sitotropoblas terdiri dari
sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, dan berada didalam (dekat embrioblast).
Dan sisnsitiotrofoblast yang terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas,
disebelah luar (berhubungan dengan stoma endometrium), sel –sel yang
tetanam di endometrium akan tumbuh dan berkembang bersama sistem

6
pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang berfungsi sebagai
sumber nutri dan oksigenisasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh
menjadi janin. (Karlina, dkk. 2015).

D. Cakram Bilaminer dan Cakram Trilaminer


Pada saat implantasi embrio dikenal dengan sebutan bilaminar karena
lingkaran embrio terbentuk dari lingkaran masa bagian dalam yang terdiri
atas dua lapisan sel, yakni epiblas yaitu lapisan tebal sel-sel silindiris
membentuk dasar rongga amnion yang pada akhirnya akan menjadi lapisan
endodermis, mesodermis, dan ektodermis embrionik dan hipoblas, selapis
tipis sel-sel kubus kecil yang tersusun atas endodermis utama kantung
kuning telur. Duktus germativum bilaminar merupakan perkembangan yang
terjadi pada embrio pada minggu kedua dari hari kedelapan hingga
harikedua belas.
Masuk pada tahap perkembangan embrio dimana masuknya kedalam
selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta. Stadium ini dibagi
berdasarkan diferensisasi trofoblas karena trofoblas mengalami
pertumbuhan yang cepat sekali sampai nutria embrio sudah cukup aman,
sementara embrioblast relative tertinggal perkembangannya. Setelah
mengalami pembelahan pada minggu kedua maka selanjutnya akan
berlanjut pada minggu ketiga biasa disebut juga dengan diskus germativum
trilaminer. Dimana perkembangan ini terjadi pada gastrulasi yang akan
terjadi proses pembentukan tiga lapis germativum yaitu ektoderm ,
endoderem, mesoderem, yang berkembang menjadi bagian kanan kiri usus
jantung hingga pembentukan sumbu tubuh.
1) Cakram Mudigah Bilaminar
Cakram mudigah bilaminar atau bisa disebut juga dengan diskus
germativum bilaminar, setelah ovum berovulasi dan mengalami implantasi
maka akan terjadi kejadian-kejadian dari hari ke hari pada zigot selama
perkembangan minggu kedua, namun mudigah dengan usia pembuahan
yang sama tidak sekali berkembang dengan kecepatan yang sama, memang

7
terdapat berbedaan laju pertumbuhan yang cukup bermakna bahkan pada
tahap perkembangan sedini mungkin.
Hari ke 8
Pada Hari ke delapan perkembangan blastokista sudah berada dan tertanam
didalam stroma endometrium. Didaerah diatas embrioblas, trofoblas telah
berdiferensiasi menjadi dua lapisan yakni;
a) Sitotrofoblas yang merupakan lapisan dalam yang berupa sel
mononukleus.
b) Sinsitiotrofoblas yaitu zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas.

Gambar 1 : Blastokista manusia berusia 7 hari

Gambaran miotik ditemukan pada sitotropoblas tetapi tidak pada sinsitio


trofoblas, karena sel-sel di sitotrofoblas tempat sel-sel ini menyatu dan
kehilangan membran sel masing-masing. Sel – sel dimassa sel dalam atau
embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu ;
a) Lapisan Hipoblas yaitu lapisan sel kuboid kecil disamping rongga
blastokista.
b) Lapisan Epiblast yaitu lapisan sel silindris tinggi disamping rongga
amnion.

8
Lapisan-lapisan inilah yang membentuk cakram (diskus) gepeng. Pada
saat yang sama terbentuk suatu rongga kecil didalam epiblas. Rongga
ini akan membesar membentuk amnion. sel-sel epiblas disekat
sitotrofoblas disebut amnioblast, bersama dengan epiblas sisanya sel-
sel ini melapisi rongga amnion. Stroma endometrium didekat tempat
implantasi tampak edema dan banyak vaskular, kelenjar-kelenjar
tampak besar dan berkelok-kelok serta banyak mengeluarkan banyak
glikogen dan mukus.

Hari ke 9
Blastokista semakin tertanam didalam endometrium dan defek penetrasi di
epitel permukaan ditutup oleh bekuan fibrin. Trofoblas memperlihatkan
kemajuan pesat dalam perkembangannya terutama dikutub embrional,
tempat muncul vakuola vakuola disintium. Setelah menyatu vakuola-
vakuola ini akan membentuk lacuna (danau) besar dan fase perkembangan
trofoblas ini dikenal sebagai stadium lakunar. Sementara itul di kutub
embrional, sel-sel gepeng yang mungkin berasal dari hipoblas membentuk
suatu membran tipis, membran ekselom (Heuser) yang melapisi permukaan
dalam sitotrofoblas. Membran ini bersama dengan hipoblas membentuk
lapisan rongga eksoselom atau yolk sac primitif.

Hari ke-11 dan 12


Pada hari ke-11 dan 12 perkembangan blastokista telah terbenam seluruhnya
di dalam stroma endometrium dan epitel permukaan hampir menutupi
seluruh defek semula dinding uterus. Blastokista sekarang menghasilkan
sedikit penonjolan ke dalam lumen uterus. Secara bersamaan, sel-sel
sinsitotrofoblast makin menembus ke dalam stroma dan mengikis lapisan
endotel kapiler ibu. Kapiler-kapiler ini yang mengalami kongesti dan
melebar, dikenal sebagai sinusoid. Lakuna trofoblas di kutub embrional
sudah berhubungan langsung dengan sinusoid ibu di stroma endometrium.

9
Meseoderm ekstraembrional berpoliferasi dan mengisi ruang antara
membran eksoselom dan bagian dalam trofoblas.

Hari ke-13
Pada hari ke-13 defek permukaan di endometrium biasanya telah sembuh.
Namun kadang-kadang terjadi perdarahan di tempat implantasi akibat
meningkatnya aliran darah ke dalam ruang-ruang lakuna. Karena terjadi
pada hari ke-28 siklus haid, perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid
biasa karenya dapat menyebabkan kesalahan perkiraan tanggal kelahiran.
Lakuna trofoblast terdapat baik di kutub embrional maupun di kutub
abembrional dan sirkulasi uteroplasenta telah dimulai. Sitotrofoblas
membentuk kolom-kolom sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh
sinsitum. Kolom ini disebut vilus primer. Pada akhir minggu kedua
blastokista sudah tertanam seluruhnya dan defek dimukosa permukaan telah
sembuh.

10
Gambar 2. Usia mudigah akhir minggu ke 2

E. Cakram Mudigah Triminer


Proses pada trilaminar terjadi pada minggu ketiga kehamilan yang diawali
dengan gastrulasi yang muncul primitive streak (garis primitve) dengan ujung
sefalik nodus primitive. yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan
germinativum (ektoderm, mesoderm, endoderm) pada mudigah. Gastrulasi
diawali oleh pembentukan primitive streak (garis primitif) dipermukaan epiblast.
Pada awalnya garis ini tidak terlalu jelas terlihat, tetapi pada mudigah berusia 15-
16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur sempit dengan bagian yang sedikit
menonjol dikedua sisi. Ujung garis ini disebut primitive node (nodus primitif),
terdiri dari daerah yang sedikit meninggi yang mengelilingi primitive pit (lubang
primitif) kecil. Di daerah nodus dan garis tersebut, sel-sel epiblas bergerak ke arah
dalam (invaginasi) untuk membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm.
Sel yang tidak bermigrasi melalui garis tetapi tetap di epiblas membentuk
ektoderm. Karena itu, epiblas menghasilkan ketiga lapisan germinativum mudigah.

11
Pembentukan Notokord
Sel-sel pronotokord yang mengalami invaginasi di lubang primitif
bergerak kearah kranial hingga mencapai lempeng prekordial. Sel-sel prenotokord
ini kemudian terselip dihipoblas sedemikian sehingga untuk waktu yang singkat,
garis tengah mudigah terdiri dari dua lapis sel yang membentuk lempeng notokord.
Sewaktu hipoblas digantikan oleh-oleh sel endoderem yang bergerak di garis
primitive, sel-sel lempeng notokord berproliferasi dan terlepas dari endoderem.
Sel-sel ini kemudian membentuk genjel (korda) sel yang padat. Notokord
definitive yang terletak dibawah tabung saraf dan berfungsi sebagai dasar untuk
tulang-tulang aksial. Karena pemanjangan notokord adalah suatu proses yang
dinamis yang pertama kali akan dibentuk adalah ujung cranial, dan bagian kaudal
ditambah kan sewaktu garis primitive bergerak kearah lebih kaudal. Sel-sel
notokord dan prenotokord meluas kearah cranial ke lempeng prokordal (suatu
daerah tepat kaudal dari membrane bukofaringealis) dan kearah kaudal ke lubang
primitive. Dititik tempat lubang ini membentuk suatu identitas di epiblas,
terbentuklah kanalis neureterkus yang untuk sementara menghubungkan rongga
amnion dan yolk sac.
Membran kloakalis terbentuk diujung kaudal diskus embrional. Membran
ini yang strukturnya serupa dengan membrane bukofaringealis. Terdiri dari sel-sel
ektoderem dan endoderem yang melekat erat tanpa mesoderem diantaranya ,
ketika membrankloakalis muncul dinding posterior yolksac membentuk dinding
posterior yolk sac yang membentuk suatu divertikulum kecil yang meluas
kedalam tangkai penghubung. Divertikulum ini, divertikulum alantoeterik atau
alantois, munculnya disekitar hari ke 16 perkembangan. Meskipun pada vetebrata
rendah alantois ini berfungsu sebagai reservoal untuk produk ekresi sistem ginjal,
pada manusia, alantois tetap rudimenter tetapi mungkin berperan dalam kelainan
perkembangan kandung kemih.

12
Gambar 3. Proses pembentuka Notokord

Pembentukan sumbu tubuh


Pembentukan sumbu-sumbu tubuh anteroposterior, dorseventral dan kanan
kiri, berlangsung sebelum dan selama periode grastulasi. Sumbu anteposterior
diatur oleh sel-sel ditepi anterior (cranial) iskus embrional. Bagian ini, endoderm
viseral anterior (anterior visceral endoderm [AVE]), mengekspresikan gen-gen
yang penting untuk pembentukan kepala, termasuk faktor transkripsi OTX2,
LIM1, dan HESX1, dan faktor yang disekresikan, cerberus dan lefty, yang
menghambat aktivitas nodus di ujung kranial mudigah. Gen-gen ini membentuk
ujung kranial mudigah sebelum gastrulasi. Canis primitif itu sendiri dimulai dan
dipertahankan oleh ekspresi Nodal, suatu anggota famili transforming growth
factor-β (TGF-(β) Saat garis primitif terbentuk, Nodal mengatur sejumlah gen
yang berperan dalam pembentukan mesoderm dorsal dan ventral serta struktur
kepala dan ekor. Anggota famili TGF-β lainnya, bone morphogenetic protein 4
(BMP4), disekresikan di sepanjang diskus embrional. Pada keadaan terdapatnya
protein ini dan FGF, mesoderm akan mengalami ventralisasi untuk ikut

13
membentuk ginjal (mesoderm intermediet), darah dan mesoderm dinding tubuh
(mesoderm lempeng lateral). Bahkan, seluruh mesoderm akan mengalami
ventralisasi jika aktivitas BMP4 tidak dihambat oleh gen-gen lainnya yang
diekspresikan di dalam nodus. Untuk alasan ini, nodus primitif merupakan suatu
organizer. Pengaturan pembentukan mesoderm dorsal daerah tengah dan kaudal
mudigah diatur oleh gen Brachyury (T) yang diekspresikan di dalam nodus, sel-
sel prekursor notokorda dan notokorda. Gen ini penting untuk migrasi sel melalui
garis primitif. Brachyury mengode suatu protein pengikat DNA spesifik sekuens
yang berfungsi sebagai faktor transkripsi. Ranah (domain) pengikat DNA disebut
T-box, dan terdapat lebih dari 20 gen di dalam famili T-box. Oleh sebab itu,
pembentukan mesoderm di daerah ini bergantung pada produk gen ini, dan
ketiadaannya menyebabkan pemendekan sumbu embrional (disgenesis kaudal).
Derajat pemendekan bergantung pada kapan defisiensi protein ini terjadi.

Pembentukan Diskus Embrional


Diskus embrional yang awalnya berbentuk datar dan hampir bulat, secara bertahap
akan mulai memanjang dengan ujung sefalik melebar dan ujung kaudal
menyempit. Ekspansi diskus embrional terutama terjadi diregio sefalik, regi garis
primitive relatif tidak banyak berubah. Pertumbuhn dan pemanjangan bagian
sefalik ini disebabkan oleh migrasi yang secara terus menerus sel-sel dari regio
garis primitive ke arah sefalik. Invagasi sel-sel permukaan digaris primitive setra
migrasi selanjutnya dari sel-sel ini kearah depan dan lateral berlanjut sampai akhir
minggu keempat. Pada tahap ini garis primitive memperlihatkan perubahan-
perubahan regresif cepat menciut dan akhirya lenyap.
Bahwa garis primitif diujung kaudal diskus terus memasok sel-sel baru
sampai akhir minggu ke empat memiliki dampak penting pada perkembangan
mudigah. Dibagian sefalik, lapisan-lapisan germativum mulai berdiferensiasi
spesifiknya pada pertengahan minggu ketiga, sedangkan dibagian kaudal,
diferensiasi dimulai akhir minggu keempat. Karena itu grastulasi atau lapisan-
lapisan germativum, berlanjut disegmen kaudal sementara struktur cranial sedang
berdiferensiasi menyebabkan mudigah tumbuh secara sefakolaudal.

14
Perkembangan Kaudal lebih lanjut
Pada awal minggu ketiga, trofoblas ditandai oleh vilus primer yang terdiri
dari inti sitotrofoblastik yang dilapisi oleh satu lapisan sinsitium, selama
perkembangan lebih lanjut sel-sel mesoderem menembus inti vilus primer dan
tumbuh kearah desidua. Struktur yang baru terbentuk ini dikena sebagai vilus
sekunder . pada akhir minggu ketiga, sel-sel mesoderem diinti vilus mulai
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah halus, membentuk sistem
kapiler vilus. Vilus ini dikenal sebagai vilus tersier atau vilus plasenta defintive.
Kapiler di vilus tersier akan berkontak dengan kapiler yang terbentuk
dimesoderem lempeng korior dan di tangkai penghubung.
Pembuluh darah ini pada gilirannya membentuk kontak dengan system
sirkulasi intraembrional, menghubungkan plasenta dan mudigah,, karena itu
ketikajantung mulai berdenyut pada minggu keempat perkembangan. Sistem
vilosa sudah siap menyalukan nutrien dan oksigen sangat dibutuhkan bagi
mudigah. Sementara sel-sel sitotrofoblas divilus secara progresif menembus
sinsitium diatasnya sampai mencapai endometrium ibu. Disini sel-sel tersebut
membentuk kontak dengan perluasan serupa dari tonjolan vilus didekatnya,
membentuk selubung ini secara bertahap mengelilingi seluruh trofoblas dan
melekat kantong korion secara era kejaraingan endometrium ibu. Vilus yang
meluas dari lempeng korion kesidua basalis (lempeng desidu : bagian dari
endometrium tempat plasenta akan dibentuk) disebut vilus ancoralis atau vilus
batang. Bagian yang bercabang dari samping vilus bebas (terminalis) yang
merupakan tempat terjadinya pertukaran nuterient dan faktor lain. Sementara itu
rongga korion menjadi semakin besar, dan pada akhir ke 19 atau 20 mudigah akan
melekat ke selubung sititrofoblasnya melalui sebuah tangkai penghubung yang
sempit. Tangkai tali pusat kordo umbilikalis yang membentuk hubungan antara
plasenta dan mudigah.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Mudigah pada minggu kedua dimana blastokista sudah tertanam didalam
stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi lapisan sitotrofoblas,
lapisan luar sinsitiotrofoblast. Pada hari ke 9 lakuna di sinsitiotrofoblas, sinusoid
pada sinsitiotrofoblas akan mengikis endometrium sehingga darah ibu akan masuk
kejaringan lacuna pada akhir minggu kedua. Sedangkan pada embrioblast atau
masa sel akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas yang bersama-sama
akan membentuk diskus bilaminar. Sel-sel epiblas akan menghasilkan amnioblas
yang melapisi rongga amnion. Mesoderem ekstraembrional terbelah menjadi dua
lapisan, somatropleura dan splankpluera. Sehingga terbentuk dua rongga amnion
dan yolk sac.
Proses paling khas yang terjadi pada mingggu ketiga diawali dengan
gastrulasi yang muncul primitive steak ) dengan ujung sefalik nodus primitive.
yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinativum (ektoderm, mesoderm,
endoderm) pada mudigah. Ketiga jaringan akan membentuk semua jaringan dan
organ.

16
DAFTAR PUSTAKA

M. hafiz. 2014. Konsep dasar Embriologi, Tinjauan teoriti. Jurnal Saintek Vol. VI
No. 1 96-101:
Coad J, Melvyn. 2010. Anatomi fisiologi untuk bidan. Jakarta. EGC
Karlina N, dkk. 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia. Yogyakarta. Depublish
Langman, Sadler T. 2010. Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
ILMU KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

ILVIRA ULPA ISMAIL


1920332003

EMBRIOLOGI
CAKRAM MUDIGAH BILAMINER
&
CAKRAM MUDIGAH TRILAMINER
OUT LINE
1.CAKRAM MUDIGAH 2. CAKRAM MUDIGAH
BILAMINER TRILAMINER

Pendahuluan
Gastrulasi

Perkembangan Hari Ke-8


Pembentukan Notorkord

Perkembangan Hari Ke-9


Pembentukan sumbu tubuh

Perkembangan Hari Ke 11-


Pembentukan diskus
12
embrional

Perkembangan Hari Ke-13 Pembentukan Kaudal Lebih


lanjut
CAKRAM MUDIGAH BILAMINER
PENDAHULUAN
Perkembangan Hari Ke-8

 Blastokista sebagian besar


dibenam dalam stroma
endometrium –edematus –
vaskular- berkelok –mukus -
glikogen
 Blastokista ( embrioblast &
tropoblast )
a. trofoblas berdiferensiasi ;
1.sitotrofoblas (berinti tunggal
sebelah dalam)
2. sinsitiotrofoblas (berinti byk/
zona luar)
b. Embrioblast berdiferensiasi
menjadi epiblast ( silindris ) &
hipoblast ( kuboid )
• Epiblast & hipoblast - cakram
diskus gepeng = CMB
 Terbentuk rongga kecil (
epiblast ) – membesar – rongga
amnion
PERKEMBANGAN HARI
KE-9
Blastokista semakin terbenam –
bekas penembusan – endapan
fibrin
1. Kutub embrional – vakuola –
lakuna = tahap lakunaris
2. kutub ebembrional,sel gepeng dr
hipoblas membentk slaput tipis =
selaput eksoselom /hauser .yang
melapisi permukaan dalam
sitotropoblast.
Sehingga – membran eksoselom +
hipoblast = rongga eksoselom
(kantung kuning telur primitif)
Perkembangan Hari
Ke-11 Hingga Ke-12
blastokista telah tertanam
sepenuhnya di stroma Sinsitio
endometrium / sedikit menonjol
ke dalam rongga uterus
Sitotro
Trofoblas - rongga lakuna
(sinsitium ) membentuk suatu
jalinan = saling berhubungan –
kutub embrional
sel sinsitiotrofoblas menembus
lebih dalam ke stroma dan
merusak lapisan endotel
pembuluh-pembuluh kapiler ibu –
tersumbt & melebar = sinusoid
Lakuna berhubungan – sinusoid
Sehingga darah ibu memasuki
sistem lakuna trjdlah sirkulasi
utero-plasenta
sel baru dr sel kantong kuning
telur muncul di antara permukaan
dalam sitotrofoblas dan
permukaan luar rongga
eksoselom – berasal dari kuning
telur & membetuk jaringan
penyambung halus dan longgar =
mesoderm ektra embrional
Sel tsb mengisi semua ruang di
antara trofoblas di sebelah luar
dan amnion serta selaput
eksoselom di sebelah dalam.
Terbentuk rongga besar di dalam
mesoderm ekstraembrional,
ketika rongga menyatu jd selom
ekstraembrional (rongga
khorion)
rongga ini mengelilingi kantung
kuning telur primitif dari rongga
amnion kecuali pada tempat
cakram mudigah berhubungan
dengan trofoblas
rongga ini mengelilingi kantung kuning
telur primitif dari rongga amnion
kecuali pada tempat cakram mudigah
berhubungan dengan trofoblas
Mesoderm ekstraembrional yg
membatasi sitotropoblas & amnion =
mesoderm ekstraembrional
somatopleural
mesoderm ekstraembrional yang
menutupi kantung kuning telur =
mesoderm ektraembrional
splanknopleural
Reaksi desi dua = > glikogen dan
lemak + cairan ekstravasasi- menjadi
sembab
Awalnya pada tempat implantasi –
seluruh endometrium
Perkembangan Hari Ke-13
Trofoblas muncul struktur villi
sel dari sitotrofoblas berproliferasi
setempat dan menembus ke dalam
sinsitiotrofoblas, sgg trbntuk silinder sel
yang dikelilingi sinitium= villi primer
Terbntuk kantung kuning telur; dr sel yg
dihsilkan hipoblas yg migrasi ke slaput
eksoselom dan mmbntuk rongga baru
Selom ektra embrional meluas –
membentuk rongga besar = rongga
korion
mesoderm ektra embrional yg melapisi
permukaan dalam sitotropoblas =
lempeng korion
Satu-satunya tempat di mana
mesoderm ekstraembrional melewati
rongga korion adalah di tangkai
penghubung (cikal bakal tali pusat)
Menjelang akhir mg ke 2 cakram mudigah terdiri atas dua cakram
yg saling berhadapan
1. epiblast yg membentuk lantai rongga amnion yg terus semakin
meluas
2. hipoblast yang membentuk atap kantung kuning telur
Cakram hipoblast sedikit menebal = lempeng pre kordal ( daerah sel
torak yg melekat erat pada cakram epiblast yg berada di atas nya
CAKRAM MUDIGAH TRILAMINER
Cakram Mudigah Trilaminer
(Perkembangan Minggu Ketiga)
GASTRULASI
yaitu proses yang membentuk ketiga
lapisan germinal pada embrio (ektoderm,
mesoderm, dan endoderm)
Gastrulasi di mulai dgn pembentukan
garis primitif / primitif streak pada
permukaan epiblast – samar - yg mnjd
jelas mudigah 15-16 hr sbg alur sempit
dgn sedikit penonjolan pada ke dua
tepinya
Ujung kepala garis ini dikenal sebagai
nodus primitif / primitif node
daerah sulkus primitif / primitif grove
tampak seperti selnya seperti botol,
muncul lapisan sel baru di antara
epiblas dan hipoblas
epiblas bergerak mengikuti arah
garis primitif mmbntuk mesoderm
dan endoderm intraembrional (yg
memisahkan diri dr epiblas, dan
mnyebar arah lateral dan ke arah
kepala) serta ektoderm (sel yang
tetap berada di epiblas)
Pergerakan masuk ke dalam =
invaginasi
PEMBENTUKAN
NOTOKORD
Sel sel prenotokord yg menjalani
invaginasi di lubang primitif bergerak
maju menuju kearah kepala sampai
mencapai lempeng pre korda
Sel sel prenotokord ini terkumpul di
dalam hipoblast
Sehingga dalam waktu singkat garis
tengah embrio terdiri dari dua lapisan
sel yang membentuk lempeng notokord
Karena hipoblast digantikan oleh sel sel
endoderm yang bergerak masuk pada
sulkus primitif
Sel sel pada lempeng notokord
berpoliferasi dan lepas dari endoderm
dan membentuk tali sel yang padat =
notokord definitif yang berada di bawah
tuba neuralis dan menjadi dasar bagi
kerangka sumbu badan
PEMBENTUKAN SUMBU
TUBUH
Pembentukan sumbu-sumbu tubuh
anteroposterior, dorseventral dan kanan kiri,
berlangsung sebelum dan selama periode
grastulasi
Sumbu anteposterior diatur oleh sel-sel ditepi
anterior (cranial) iskus embrional.
Bagian ini, endoderm viseral anterior (anterior
visceral endoderm [AVE]), mengekspresikan
gen-gen yang penting untuk pembentukan
kepala,
Gen-gen ini membentuk ujung kranial mudigah
sebelum gastrulasi.
Nodal mengatur sejumlah gen yang berperan
dalam pembentukan mesoderm dorsal dan
ventral serta struktur kepala dan ekor
mesoderm akan mengalami ventralisasi untuk
ikut membentuk ginjal (mesoderm intermediet)
Pemendekan sumbu emrional
PEMBENTUKAN DISKUS
EMBRIONAL
Cakram mudigah yg mula mula rata dan
bundar berangsur angsur memanjang dengan
ujung kepala lebar & ujung kaudal sempit
Perluasan cakram terutama terjadi didaerah
kepala & daerah garis primitif tetap sama
besarnya
• Pertumbuhan dan pemanjangan bagian kepala
cakram tersebut disebab migrasi sel-sel terus-
menerus dari daerah garis prumitif menuju ke
arah kepala. terus berlanjut hingga akhir
minggu ke empat.
Pada bagian kepala, lapisan-lapisan germinal
mulai mengadakan diferensiasi spesifik pada
pertengahan minggu ketiga.
di bagian kaudal diferensiasi ini terjadi
menjelang minggu keempat
Dengan demikian GASTRULASI berlanjut terus
disegment kaudal dan struktur kranial sedang
berdiferensiasi & embrio berkembang secara
sefalo kaudal
Vilus batang Ruang
tersie antarvilus Sinsitium
PERKEMBANGAN KAUDAL LEBIH LANJUT
Selubung
Sitotrofoblas luar
Tangkai
Permulaan minggu ketiga, trofoblas ditandai Penghubung
oleh villi primer Rongga
Amnion
Sel mesoderm menembus inti vili primer dan Yolksac
tumbuh ke arah desidua = villi skunder Definitive
Lempeng
Korion
akhir minggu ketiga, sel mesoderm
Rongga Korion
berdiferensiasi menjadi sel darah dan
pembuluh darah kecil, dengan demikian
membentuk susunan kapiler villi/ tersier villi/villi
plasenta. Kista eksoselon
Pembuluh
dalam villa tersier berhubungan dengan kapiler darah Selubung
sirotrofo
yang berkembang didalam mesoderm lempeng luar
Ruang sinsiotrofoblas
korion dan di tangkai penghubung. sehingga antar vilus
menghubungkan plasenta dengan mudigah sitotrofoblas
Inti mesoderem +
ketika jantung mulai berdenyut pada minggu kapiler
ke-4 perkembangan, sistem villi ini telah siap
lempeng korion
memasok mudigah khususnya memasok zat
makanan dan oksigen yang penting. Tangkai Rongga korion
penghubung
sel sitotrofoblas di dalam villa terus menembus ke dalam sinsitium
di seitarnya hingga mencapai endometrium ibu.
Dan mereka mengadakan hubungan dengan tonjol-tonjol yang
sama dari vili sebelahnya, sehingga terbentuklah suatu kulit
sitotrofoblas luar yang tipis, yg lmbat laun mengelilingi seluruh
trofoblas dan melekatkan kantung korion kuat-kuat ke jaringan
endometrium ibu
Villi yang menjulur dari lempeng korion ke desidua basalis
(lempeng desidua) disebut villi batang, yang keluar dari sisi villi
batang merupakan villi bebas (terminal), tempat meminta nutrisi, dll
Rongga korion, sementara itu, terus bertambah besar, dan pada
hari ke-19 dan ke-20 mudigah menempel ke kulit trofoblasnya
hanya dengan suatu tangkai penghubung kecil.
Tangkai penghubung ini kemudian berkembang menjadi tali pusat,
dan menjadi penghubung antara plasenta dengan mudigah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai