Dosen pembimbing
Prof. Dr. dr. Yusrawati, SpOG (K)
Oleh
Ilvira Ulpa Ismail
1920332003
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Cakram mudigah Bilaminer dan cakram Mudigah Trilaminar”
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari Mata Kuliah Embriologi
Manusia Pascasarjana Program Studi Kebidanan Universitas Andalas Padang
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. Yusrawati, SpOG
(k) selaku Dosen mata kuliah Embriologi Manusia yang telah banyak memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis khususnya mengenai Embriologi Manusia.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
A....Latar Belakang........................................................................3
BAB II Pembahasan
A....FERTILISASI.........................................................................3
B.... PEMBELAHAN..................................................................... 5
C.... IMPLANTASI........................................................................ 5
D....CAKRAM BILAMINER........................................................7
E.... CAKRAM TRILAMINER..................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman,1994).
Selama kehamilan, zigot yang semula yang terdiri dari satu sel
membelah diri untuk menghasilkan enam milyar sel pada janin yang matang.
Tiga minggu pertama perkembangan disebut sebagai periode pramudigah
(praembrionik) saat sel berdiferensiasi menjadi lapisan germinativum
tempat asal semua organ dan jaringan ( Coad & Melyn, 2010)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet pria dan wanita yang
terjadi didaerah ampula tuba. Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit
segera setelah tiba disaluran genitalia wanita karena harus menjalani
kapasitas dan reaksi akrosom. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit
sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertlisasi umumnya
terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk.
Fertilisasi mencakup tiga fase yaitu:
1) Fase 1 (penembusan korona radiata)
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahan kedalam saluran
kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan.
Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan
diduga sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan
membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet
wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus
sel korona.
2) Fase 2 ( Penembusan zona Pelusida)
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling
telur yang mempermudah dan mempertahan pengikatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom
memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan
bertemu dengan membran plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida
berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini
mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul
korteks yang melapisi membran plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-
enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona)
untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat
tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik
3
spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pelusida
tetapi hanya satu yang menembus oosit.
3) Fase 3 (penyatuan oosit dan membran sel sperma)
Setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua
selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang
membungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom,
penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selapu oosit dan
selaput yang meliputi bagian belakang sepala sperma. Pada manusia,
baik kepala dan ekor spematozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi
selaput plasma tertinggal dipermukaan oosit. (Sherwood, 2014)
Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur merespon dengan 3
cara yang berbeda yaitu:
1) Rearsi kortikal dan zona yang terjadi sebagai akibat terlepasnya butir-
butir kostikal oosit, selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh
spermatozoa lain dan zona pelusida mengubah struktur dan
komposisinya untuk mencegah penembatan dan penetrasi sperma
dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2) Melanjutkan pembelahan miosis ke kedua. Oosit menyelesaikan
pembelahan meiosis keduanya segera stelah spermatozoa masuk.
Salah satu dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan
dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit
definitive. Kromosomnya (22+X) tersusun dalam sebuah inti veskuler
yang dikenal sebagai pronukleus wanita.
3) Pengaktifan matamolik sel telur. Faktor yang mengaktifkan ini
diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Pengaktipan pascadifusi
(penyatuan) diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa
permulaan seluler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.
4
B. Pembelahan
Zigot memerlukan waktu 4-6 hari berjalan ke uterus. Zigot
berkembang melalui tuba uterina oleh gerakan peristaltik otot polos dan
gerakan menyapu dari sili serta cairan yang dihasilkan oleh epitel bersilia.
Embrio (mudigah) mula-mula membelah diri sekitar setiap 15 jam. Selama
tahap pembelahan awal , embrio terbungkus dalam zona pelusida dan masa
totalnya relatif tetap. Faktor sitoplasma yang mengatur pembelahan,
sehingga jumlah sel meningga, tetapi ukuran secara progresif menurun.
(coad & Melyn, 2010)
Pada awalnya, pembelahan bersifat singkron dan setiap sel identik.
Kemudian zigot menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali .
sehingga sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih
kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Setelah 3 sampai 4 kali
pembelahan zigot memasuki tingkat 16 sel yang disebut morulla (berasal
dari kata latin yang berarti buah berbesaran) pada pasca fertilisasi. Morula
terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel dalam, yang akan tumbuh
menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan
sel disebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes
cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Kemudian
ruang antar sel ini bersatu dan memenuhi masa zigot membentuk rongga
blastokista.
Sel blastokista mula-mula bediferensiasi menjadi dua turunan sel yang
berbeda. Lapisan sel luar membentuk trofoblast yang akan berkembang
menjadi plasenta, korion, dan jaringan ekstraembrionik. Sedangkan sel
bagian dalam akan berkembang menjadi embrioblas yang akan membentuk
mudigah, tali pusat, dan amnion (Karlina, dkk. 2015)
C. Implantasi
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi kedalam endometrium. Pada minggu pertama (hari ke 5 sampai ke
5
6 ) zigot mencapai cavum uteri . pada saat itu uterus sedang fase sekresi
lendir dibawah pengaruh prgesteron dari kopue leteum yang masih aktif.
Sehingga lapisan endometrium diising rahim menjadi kaya pembuluh darah
dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Blastokista mungkin tetap bebas mengapung dirongga uterus sebelum
menetas dan tertanam pada hari ke -7. Cairan yang menumpuk di blastokista
meluas dan berkontraksi bersama dengan pencernaan dan penipisan zona
pelusida oleh enzim uterus, yang menyebabkan penetasan blastokista pada
sekitar hari ke 6-7 pasca pembuahan. Hilangnya zona pelusida ini
menyebabkan sel blastokista berkontak dengan epitel uterus dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan endometrium uterus (terjadi implantasi).
Trofoblas melakukan fungsi ganda yaitu menyelesaikan implantasi
denganmembuat lubang diendomentrium untuk blastokista dan
menyediakan bahan menah dan bahan bakar metabolik untuk embrio yang
sedang berkembang sewaktu tonjolan-tonjolan trofoblastik menguraikan
jaringan endometrium kaya nutrien.
Sebagai respon terhadap messenger kimiaw yang dibebaskan oleh
blastokista , sel-sel endometrium mengeluarkan prostagladin yang secara
lokal meningkatkan vaskularisasi, menimbulkan edema, dan meningkatkan
penyimpanan makanan. Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi
sedemikian rupa ditempat implantasi disebut desidua. Dan ditempat inilah
blastokista tertanam. Setelah blastokista membuat terowongan kedalam
kesidua oleh aktivitas trofoblas, suatu lapisan endometrium
menutupipermukaan lubang dan mengubur total blastokista dilapisan dalam
uterus.
Sel-sel tropoblas yang yang bernidasi pada endometrium mengadakan
poliferasi menjadi dua lapisan yang berbeda yaitu sitotropoblas terdiri dari
sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, dan berada didalam (dekat embrioblast).
Dan sisnsitiotrofoblast yang terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas,
disebelah luar (berhubungan dengan stoma endometrium), sel –sel yang
tetanam di endometrium akan tumbuh dan berkembang bersama sistem
6
pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang berfungsi sebagai
sumber nutri dan oksigenisasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh
menjadi janin. (Karlina, dkk. 2015).
7
terdapat berbedaan laju pertumbuhan yang cukup bermakna bahkan pada
tahap perkembangan sedini mungkin.
Hari ke 8
Pada Hari ke delapan perkembangan blastokista sudah berada dan tertanam
didalam stroma endometrium. Didaerah diatas embrioblas, trofoblas telah
berdiferensiasi menjadi dua lapisan yakni;
a) Sitotrofoblas yang merupakan lapisan dalam yang berupa sel
mononukleus.
b) Sinsitiotrofoblas yaitu zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas.
8
Lapisan-lapisan inilah yang membentuk cakram (diskus) gepeng. Pada
saat yang sama terbentuk suatu rongga kecil didalam epiblas. Rongga
ini akan membesar membentuk amnion. sel-sel epiblas disekat
sitotrofoblas disebut amnioblast, bersama dengan epiblas sisanya sel-
sel ini melapisi rongga amnion. Stroma endometrium didekat tempat
implantasi tampak edema dan banyak vaskular, kelenjar-kelenjar
tampak besar dan berkelok-kelok serta banyak mengeluarkan banyak
glikogen dan mukus.
Hari ke 9
Blastokista semakin tertanam didalam endometrium dan defek penetrasi di
epitel permukaan ditutup oleh bekuan fibrin. Trofoblas memperlihatkan
kemajuan pesat dalam perkembangannya terutama dikutub embrional,
tempat muncul vakuola vakuola disintium. Setelah menyatu vakuola-
vakuola ini akan membentuk lacuna (danau) besar dan fase perkembangan
trofoblas ini dikenal sebagai stadium lakunar. Sementara itul di kutub
embrional, sel-sel gepeng yang mungkin berasal dari hipoblas membentuk
suatu membran tipis, membran ekselom (Heuser) yang melapisi permukaan
dalam sitotrofoblas. Membran ini bersama dengan hipoblas membentuk
lapisan rongga eksoselom atau yolk sac primitif.
9
Meseoderm ekstraembrional berpoliferasi dan mengisi ruang antara
membran eksoselom dan bagian dalam trofoblas.
Hari ke-13
Pada hari ke-13 defek permukaan di endometrium biasanya telah sembuh.
Namun kadang-kadang terjadi perdarahan di tempat implantasi akibat
meningkatnya aliran darah ke dalam ruang-ruang lakuna. Karena terjadi
pada hari ke-28 siklus haid, perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid
biasa karenya dapat menyebabkan kesalahan perkiraan tanggal kelahiran.
Lakuna trofoblast terdapat baik di kutub embrional maupun di kutub
abembrional dan sirkulasi uteroplasenta telah dimulai. Sitotrofoblas
membentuk kolom-kolom sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh
sinsitum. Kolom ini disebut vilus primer. Pada akhir minggu kedua
blastokista sudah tertanam seluruhnya dan defek dimukosa permukaan telah
sembuh.
10
Gambar 2. Usia mudigah akhir minggu ke 2
11
Pembentukan Notokord
Sel-sel pronotokord yang mengalami invaginasi di lubang primitif
bergerak kearah kranial hingga mencapai lempeng prekordial. Sel-sel prenotokord
ini kemudian terselip dihipoblas sedemikian sehingga untuk waktu yang singkat,
garis tengah mudigah terdiri dari dua lapis sel yang membentuk lempeng notokord.
Sewaktu hipoblas digantikan oleh-oleh sel endoderem yang bergerak di garis
primitive, sel-sel lempeng notokord berproliferasi dan terlepas dari endoderem.
Sel-sel ini kemudian membentuk genjel (korda) sel yang padat. Notokord
definitive yang terletak dibawah tabung saraf dan berfungsi sebagai dasar untuk
tulang-tulang aksial. Karena pemanjangan notokord adalah suatu proses yang
dinamis yang pertama kali akan dibentuk adalah ujung cranial, dan bagian kaudal
ditambah kan sewaktu garis primitive bergerak kearah lebih kaudal. Sel-sel
notokord dan prenotokord meluas kearah cranial ke lempeng prokordal (suatu
daerah tepat kaudal dari membrane bukofaringealis) dan kearah kaudal ke lubang
primitive. Dititik tempat lubang ini membentuk suatu identitas di epiblas,
terbentuklah kanalis neureterkus yang untuk sementara menghubungkan rongga
amnion dan yolk sac.
Membran kloakalis terbentuk diujung kaudal diskus embrional. Membran
ini yang strukturnya serupa dengan membrane bukofaringealis. Terdiri dari sel-sel
ektoderem dan endoderem yang melekat erat tanpa mesoderem diantaranya ,
ketika membrankloakalis muncul dinding posterior yolksac membentuk dinding
posterior yolk sac yang membentuk suatu divertikulum kecil yang meluas
kedalam tangkai penghubung. Divertikulum ini, divertikulum alantoeterik atau
alantois, munculnya disekitar hari ke 16 perkembangan. Meskipun pada vetebrata
rendah alantois ini berfungsu sebagai reservoal untuk produk ekresi sistem ginjal,
pada manusia, alantois tetap rudimenter tetapi mungkin berperan dalam kelainan
perkembangan kandung kemih.
12
Gambar 3. Proses pembentuka Notokord
13
membentuk ginjal (mesoderm intermediet), darah dan mesoderm dinding tubuh
(mesoderm lempeng lateral). Bahkan, seluruh mesoderm akan mengalami
ventralisasi jika aktivitas BMP4 tidak dihambat oleh gen-gen lainnya yang
diekspresikan di dalam nodus. Untuk alasan ini, nodus primitif merupakan suatu
organizer. Pengaturan pembentukan mesoderm dorsal daerah tengah dan kaudal
mudigah diatur oleh gen Brachyury (T) yang diekspresikan di dalam nodus, sel-
sel prekursor notokorda dan notokorda. Gen ini penting untuk migrasi sel melalui
garis primitif. Brachyury mengode suatu protein pengikat DNA spesifik sekuens
yang berfungsi sebagai faktor transkripsi. Ranah (domain) pengikat DNA disebut
T-box, dan terdapat lebih dari 20 gen di dalam famili T-box. Oleh sebab itu,
pembentukan mesoderm di daerah ini bergantung pada produk gen ini, dan
ketiadaannya menyebabkan pemendekan sumbu embrional (disgenesis kaudal).
Derajat pemendekan bergantung pada kapan defisiensi protein ini terjadi.
14
Perkembangan Kaudal lebih lanjut
Pada awal minggu ketiga, trofoblas ditandai oleh vilus primer yang terdiri
dari inti sitotrofoblastik yang dilapisi oleh satu lapisan sinsitium, selama
perkembangan lebih lanjut sel-sel mesoderem menembus inti vilus primer dan
tumbuh kearah desidua. Struktur yang baru terbentuk ini dikena sebagai vilus
sekunder . pada akhir minggu ketiga, sel-sel mesoderem diinti vilus mulai
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah halus, membentuk sistem
kapiler vilus. Vilus ini dikenal sebagai vilus tersier atau vilus plasenta defintive.
Kapiler di vilus tersier akan berkontak dengan kapiler yang terbentuk
dimesoderem lempeng korior dan di tangkai penghubung.
Pembuluh darah ini pada gilirannya membentuk kontak dengan system
sirkulasi intraembrional, menghubungkan plasenta dan mudigah,, karena itu
ketikajantung mulai berdenyut pada minggu keempat perkembangan. Sistem
vilosa sudah siap menyalukan nutrien dan oksigen sangat dibutuhkan bagi
mudigah. Sementara sel-sel sitotrofoblas divilus secara progresif menembus
sinsitium diatasnya sampai mencapai endometrium ibu. Disini sel-sel tersebut
membentuk kontak dengan perluasan serupa dari tonjolan vilus didekatnya,
membentuk selubung ini secara bertahap mengelilingi seluruh trofoblas dan
melekat kantong korion secara era kejaraingan endometrium ibu. Vilus yang
meluas dari lempeng korion kesidua basalis (lempeng desidu : bagian dari
endometrium tempat plasenta akan dibentuk) disebut vilus ancoralis atau vilus
batang. Bagian yang bercabang dari samping vilus bebas (terminalis) yang
merupakan tempat terjadinya pertukaran nuterient dan faktor lain. Sementara itu
rongga korion menjadi semakin besar, dan pada akhir ke 19 atau 20 mudigah akan
melekat ke selubung sititrofoblasnya melalui sebuah tangkai penghubung yang
sempit. Tangkai tali pusat kordo umbilikalis yang membentuk hubungan antara
plasenta dan mudigah.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mudigah pada minggu kedua dimana blastokista sudah tertanam didalam
stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi lapisan sitotrofoblas,
lapisan luar sinsitiotrofoblast. Pada hari ke 9 lakuna di sinsitiotrofoblas, sinusoid
pada sinsitiotrofoblas akan mengikis endometrium sehingga darah ibu akan masuk
kejaringan lacuna pada akhir minggu kedua. Sedangkan pada embrioblast atau
masa sel akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas yang bersama-sama
akan membentuk diskus bilaminar. Sel-sel epiblas akan menghasilkan amnioblas
yang melapisi rongga amnion. Mesoderem ekstraembrional terbelah menjadi dua
lapisan, somatropleura dan splankpluera. Sehingga terbentuk dua rongga amnion
dan yolk sac.
Proses paling khas yang terjadi pada mingggu ketiga diawali dengan
gastrulasi yang muncul primitive steak ) dengan ujung sefalik nodus primitive.
yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinativum (ektoderm, mesoderm,
endoderm) pada mudigah. Ketiga jaringan akan membentuk semua jaringan dan
organ.
16
DAFTAR PUSTAKA
M. hafiz. 2014. Konsep dasar Embriologi, Tinjauan teoriti. Jurnal Saintek Vol. VI
No. 1 96-101:
Coad J, Melvyn. 2010. Anatomi fisiologi untuk bidan. Jakarta. EGC
Karlina N, dkk. 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia. Yogyakarta. Depublish
Langman, Sadler T. 2010. Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
ILMU KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
EMBRIOLOGI
CAKRAM MUDIGAH BILAMINER
&
CAKRAM MUDIGAH TRILAMINER
OUT LINE
1.CAKRAM MUDIGAH 2. CAKRAM MUDIGAH
BILAMINER TRILAMINER
Pendahuluan
Gastrulasi