Anda di halaman 1dari 11

RESUME

PERKEMBANGAN HEWAN

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Agus Haryono, M.Si

DISUSUN OLEH :

Nama : Pardita Amelia Sandi (ACD 115 071)

Lisa Violetha (ACD 115 081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2017
Perkembangan Awal Drosophila

Spesifikasi dari sel embrio awal oleh akuisisi mereka dalam menentukan sitoplasma
yang berbeda yang telah disimpan di oosit. Membran sel menetapkan wilayah sitoplasma
dimasukkan ke dalam masing-masing blastomer baru, Selama perkembangan Drosophila
membran sel tidak langsung mengekspresi gen pada blastomer tersebut. Dalam embrio ini,
spesifikasi jenis sel di sepanjang sumbu anterior-posterior dan dorsal-ventral dilakukan
dengan interaksi bahan sitoplasma dalam sel berinti. Selain itu, anterior-posterior dan dorsal-
ventral dilakukan dengan interaksi bahan sitoplasma tungga. Inisiasi perbedaan anterior-
posterior dan dorsal-ventral dikendalikan oleh posisi telur dalam ovarium induk. Sedangkan
situs entri sperma dapat memperbaiki sumbu di ascidians dan nematoda, sumbu anterior-
posterior dan dorsal-ventral lalat ditentukan oleh interaksi antara telur dan sel-sel folikel
sekitarnya.

Zigot inti mengalami beberapa divisi mitosis dalam bagian tengah telur. Di Drosophila,
256 inti diproduksi oleh serangkaian delapan divisi nuklir rata-rata 8 menit. Inti kemudian
bermigrasi ke pinggiran telur, di mana dalam keadaan bermitosis, meskipun pada tingkat
yang semakin lambat. Selama siklus pembelahan kesembilan, sekitar lima inti mencapai
permukaan kutub posterior dari inti embrio menjadi tertutup oleh membran sel dan
menghasilkan sel-sel pole yang menimbulkan gamet dari induk dewasa.

Sebagian besar inti lainnya tiba di pinggiran embrio pada siklus 10 dan kemudian
menjalani empat divisi lebih pada tingkat semakin lambat. Selama tahap ini divisi nuklir,
embrio disebut blastoderm syncytial, yang berarti bahwa semua inti pembelahan yang
terkandung dalam sitoplasma umum.

Tidak ada membran sel ada selain dari telur itu sendiri.Inti dalam blastoderm syncytial
terkandung dalam wilayahnya sendiri sedikit protein sitoskeletal. Ketika inti mencapai
pinggiran telur selama siklus pembelahan kesepuluh, masing-masing inti menjadi dikelilingi
oleh mikrotubulus dan mikrofilamen yang merupakan domain di profase dari pembelahan
mitosis kedua belas.

Berikut siklus 13, membran oosit plasma lipatan ke dalam antara inti, akhirnya partisi dari
masing-masing inti somatik ke dalam sel tunggal . Proses ini menciptakan blastoderm seluler,
di mana semua sel tersebut somatik ke dalam sel tunggal di mana semua sel tersebut diatur
dalam penutup tubuh berlapis tunggal disekitar inti yolky telur .Seperti pembentukan sel lain
pembentukan blastoderm selular melibatkan interaksi halus antara mikrotubulus dan
mikrofilamen. Tahap pertama dari blastoderm cellularization ditandai dengan invaginasi dari
membran sel dan jaringan aktin microfilament yang mendasari mereka ke daerah antara inti
untuk membentuk kanal alur. Drosophila, yang blastoderm selular terdiri dari sekitar 6000
sel dan terbentuk dalam waktu 4 jam pembuahan.
The midblastula transisi

Setelah inti mencapai pinggiran, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-
masing dari empat divisi berikutnya menjadi semakin lama. Sementara siklus 1-10 masing-
masing panjang 8 menit. Sedangkan siklus 13 siklus terakhir dalam blastoderm syncytial,
memakan waktu 25 menit untuk menyelesaikan.Siklus 14, di mana Drosophila membentuk
embrio sel.

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur


larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Fase perkembangan dari telur
Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda
menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini,
larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual
dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di
permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat
dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan
mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi
oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu
selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis.
Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai
ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan
makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama
adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah
ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua,
larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva
instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi
pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar :
dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat
banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang
dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan
disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula
menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa
ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar
pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan
tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang
sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut
anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk
dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9
hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan
menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.
Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat
berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam
perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992)

Anatomi Lalat buah (Drosophila melanogaster)


Inti sel tubuh pada lalat Drosophila melanogaster, hanya memiliki 8 buah kromosom
yaitu 3 pasang autosom (kromosom tubuh) dan 1 pasang kromosom kelamin
(Yatim,1980).
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, kelenjar ludah (glandula salivary), esofagus,
lambung, dan usus halus.Alat ekskresi dilakukan oleh saluran Malpighi yang halus.
Sistem peredaran darah merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak
memiliki pembuluh kapiler ataupun vena. Darah dipompakan oleh jantung melalui
aorta anterior.
Sistem respirasi disusun oleh saluran kutikula yang dinamakan trakea. Trakea
berhubungan dengan lubang di permukaan abdomen dan thorax yang dinamakan
spirakel.
Sistem syarafnya berbentuk tangga tali dan organ pendengarannya dinamakan
timpanium. Timpanium terdapat pada segmen abdomen yang pertama
(Karmana,2008).

Perbedaan jenis kelamin jantan dan betina dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :

1. Faktor Lingkungan
Biasanya yang mengambil peranan penting disini adalah keadaaan psikologis.
Jika kadar hormon kelamin dalam tubuh tidak seimbang penghasilan atau
peredarannya, maka pernyataan fenotip pada suatu makhluk mengenal kelaminnya
dapat berubah. Akibatnya watak kelaminnya pun mengalami perubahan.
2. Faktor Genetik
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor genetiklah yang menentukan
jenis kelamin suatu makhluk. Oleh karena bahan genetik terdapat di dalam
kromosom, maka perbedaan jenis kelamin terletak dalam komposisi kromosom (
Suryo,2008).

Membedakan seks pada lalat betina dan jantan dapat dilihat dengan ciri ciri fisik lalat, yaitu
sebagai berikut :

1. Pada ujung abdomen lalat betina sedikit memanjang dan meruncing dan juga
terdapat garis garis hitam melintang pada abdomen, sedangkan pada lalat jantan
membulat dan tumpul berwarna kehitam hitaman, pada abdomen terdapat
sedikit garis garis hitam melintang.
2. Pada abdomen lalat betina terdiri dari 7 segmen sedangkan lalat jantan hanya
memeliki 5 segmen.
3. Tubuh lalat betina lebih besar dari pada lalat jantan.
4. Lalat jantan memiliki sisir kelamin atau sexcomb ( Widyaningrum,2009).
Sexcomb atau sisir kelamin adalah 10 rambut kaku, yang hitam, yang terdapat pada
permukaan distal dari tarsus terakhir pada kaki depan dan hanya terdapat pada lalat
jantan.Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur
larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Fase perkembangan dari
telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda
menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini,
larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia,2003).

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual
dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di
permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat
dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan
mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003).

Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di
anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut (Borror, 1992).
Fisiologis Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).

Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai
ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan
makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama
adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah
ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua,
larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva
instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi
pada proses pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar :
dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago (Ashburner, 1985).

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat
banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang
dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan
disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa (Ashburner,1985).

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula


menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa
ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar
pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan
tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner,1985).

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman
yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa)
disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke
bentuk dewasa (Silvia, 2003).

Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia 9 hari.
Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang.
Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma
dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang
masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina
dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Anonim,2012

A. Pembentukan anggota badan

Pembentukan anggota badan diawali dari proliferasi mesoderm somatik di tempat


calon tangan/sayap dan kaki tumbuh. Karena prolifersi tersebut terbentuk penonjolan
sebagai kuntum (limb bud). Struktur kuntum terdiri dari ektoderm apikal sebagai ujung
perkembangan dan mesoderm inti (core) sebagai pusat proliferasi sel. Antara keduanya
terjadi saling interaksi. Di antara keduanya terdapat lapisan basal sebagai pemisah.

B. Pembentukan sistem peredaran

Sistem peredaran berasal dari mesoderm, semula butir darah dibuat pada lapisan
entoderm saccus vitellinus. Saluran peredaran terbentuk dari penggabungan sinusoid atau
pulau darah. Butir darah terbentuk dari sel-sel yang kehilangan daya afinitas sel satu
dengan yang lain. Proses pembentukan jantung vertebrata pada prinsipnya sama antara
yang rendah dan yang tinggi. Semula sebagai 1 pasang pembuluh yang terdapat sebelah
ventral calon usus depan (fore gut). Kedua pembuluh kemudian berimpit dan melebur
rongganya di tempat perimpitan.Gabungan pembuluh berkembang dan tumbuh
membentuk huruf S. Karena pertumbuhan tidak simetris, maka bentuk S makin
membelok, akhirnya ujung belokan berkembang menjadi calon ventrikel. Atrium
terbentuk dari pangkal pembuluh yang membesar.
Jantung mulai dapat berdenyut bila sudah terbentuk protein kontraktil (aktin dan
miosin) dalam serabut otot jantung.Bagian dari sepasang pembuluh yang tidak ikut
membentuk jantung berkembang menjadi vena, yang berada di sebelah caudal. Yang
berada di sebelah anterior berkembang menjadi arteri. Di daerah pharynx (faring), arteri
bercabang membentuk lengkung (arci) jumlahnya 5 pasang, kemudian bergabung di dorsal
membentuk aorta dorsalis menuju ke posterior. Dari arah caudal terbentuk 2 vena cava
masuk jantung. Vena tersebut dari persatuan cabang-cabang vena omphalomesenterica
dari arah caudal dan vena cardinalis dari arah anterior.

C. Sistem Integumen

Periderm ditemukan pada semua embrio amniota sebagai sarana adaptasi.


Epidermis berlapis tiga. Bakal lapisan basal aktif berprofilerasi, akan membentuk lapisan
intermedier. Dimulai dari bulan ke lima. Sel-sel bawah lapisan intermedier mulai
membentuk granul-granul kerathohalin yang dikenali pada stratum granulosum. Kemudian
lapisan periderm terkelupas karena gelembung-gelembung berisi glikogen pecah. kejadian
tersebut bersamaan dengan diferensiasi stratum korneum.

Gambar: Intergumen burung area berbulu dan tidak berbulu

Gambar : Penampang melalui kulit burung atau mamalia


D. Sistem Otot

Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang


membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Otot dibentuk dari lapis benih
mesoderm. Pada masa embrional mesoderm mengalami deferensiasi menjadi epimere,
mesomere dan hypomere. Epimere selanjutnya berdiferensiasi menjadi dermatom,
myotom dan sclerotom. Sedangkan hypomere membentuk lapisan splanchnic dan
lapisan somatic. Lapisan splanchnic akan membentuk lapisan otot pada organ-organ
visceral, sementara itu lapisan somatic hipomere bersama-sama myotom dengan akan
membentuk otot dinding tubuh (otot skeletal).

E. Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme
tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
F. Sistem Ekskresi

Saluran pencernaan primitif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus depan (fore gut),
usus tengah (mid gut), dan usus belakang (hind gut).

1. Usus depan: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian anterior,
yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
Usus depan akan menjadi rongga mulut, faring, esofagus, lambung dan duodenum.
2. Usus tengah: daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang.
Usus tengah akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon
3. Usus belakang: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian
posterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus.
Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut dan anus
dari ektoderm. Jaringan-jaringan/struktur-struktur lain penyusun saluran pencernaan
dibentuk oleh mesoderm splanknik.
Turunan-turunan endoderm yaitu :

a. Pembentukan mulut
Mulut terbentuk pada bagian anterior usus depan. Invaginasi ektoderm (= lekuk
stomodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus depan menyebabkan
terbentuknya keping oral. Keping oral makin lama makin menipis, akhirnya pecah
menjadi lubang mulut.
b. Pembentukan anus
Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Invaginasi ektoderm (=
lekuk proktodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang
menyebabkan terbentuknya keping anal. Keping anal makin lama makin menipis,
akhirnya pecah menjadi lubang anus.

Anda mungkin juga menyukai