DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
A. Judul
B. Tujuan Praktikum
C. Dasar Teori
Drosophila sp merupakan objek yang sering digunakan dalam penelitian genetika karena
mudah dikembangkan dan juga mudah ditemukan di alam bebas. Drosophila sp biasanya
ditemukan pada buah-buahan yang sudah ranum. Hal ini dikarenakan makanan Drosophila sp
yang biasa disebut lalat buah adalah jamur yang tumbuh pada buah. Umumnya, dalam
pengamatan Drosophila sp dibuat sebuah medium untuk pemeliharaan, sehingga
memudahkan untuk melakukan pengamatan mengenai lalat buah, khususnya siklus hidup
lalat buah tersebut. Karena, tanpa suatu medium, setiap fase pada siklus hidup lalat buah
susah diamati.
Sumber : http://www.sentra-edukasi.com/
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Diptera
Famili Drosophilidae
Genus Drosophila
Spesies Drosophila sp
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
6. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding
mata majemuk.
7. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima
dan bergaris hitam
8. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila sp jantan dan betina antara lain :
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual
dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang
dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari
kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia,
2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di
anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai
ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan
makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama
adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah
ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua,
larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva
instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi
pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar :
dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari
pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat
banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang
dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan
disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila
membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen,
tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan
kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada
instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini,
larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman
yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa)
disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke
bentuk dewasa (Silvia, 2003). Dewasa pada Drosophila sp dalam satu siklus hidupnya
berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan
sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan
akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung
anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak
sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.
(Borror, 1992).
Menurut Nino (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus
hidup Drosophila sp diantaranya sebagai berikut:
Alat :
Bahan :
2. Tape
3. Kloroform
4. Alkohol
E. Langkah Kerja
F. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Siklus Hidup Drosophila Sp
NO Waktu
Hari/Tanggal Stadium perkembangan
(WIB)
1. Memasukkan 10 pasang
Kamis/ 23 Februari 2017 10.45 Drosophila sp ke dalam botol
kultur
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada hari Selasa, tanggal 14 Februari
2017 sampai tanggal 7 Maret 2017, yang berlangsung selama 9 hari. Siklus hidup Drosophila
sp dimulai dari fase telur, larva, pupa hingga imago. Dalam percobaan ini sebagian
mendapatkan hasil sampai keturunan F1, dan setelah F2 sebagian ada yang mengalami
penurunan dan ada juga yang mengalami peningkatan. Jika pada F2 yang mengalami
penurunan hal tersebut diduga karena nutrisi pada medium sudah habis masanya, sehingga
Drosophila sp lebih sulit berkembangbiak pada keadaan tersebut serta suhu ruangan yang
terlalu tinggi juga bisa menjadi dampak bagi penurunan jumlah drosophila sp untuk
melanjutkan ketahap F2. Kemudian jika pada F2 mengalami peningkatan itu bisa dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu suhu yang optimal dan kelimpahan nutrisi yang ada pada medium
tumbuh lalat buah. Pada hasil pengamatan diatas dilihat bahwa pada suhu 25ºC dan 28ºC
terjadi peningkatan F2 yang paling banyak. Sebab Drosophila sp dapat tumbuh dan
berkembang biak dengan optimal pada suhu 25ºC-28ºC. Selain itu ketersediaan nutrisi pada
medium tumbuh lalat buah tersebut masih melimpah.
Selanjutnya ada beberapa hal juga yang mengganggu pada pengamatan ini, seperti
sedikit mencairnya medium sehingga banyak individu terjebak, suhu yang terlalu dingin,
banyak pupa yang mati ketika menetas.
Drosophila sp yang dimasukan ke dalam medium sebagai objek percobaan terdiri dari
beberapa ekor lalat yang berbeda-beda. Pada hari kedua setelah Drosophila sp dimasukan ke
dalam botol medium tampak pada bagian kaca botol medium mulai adanya telur dalam
jumlah yang sangat sedikit. Kemudian pada hari ketiga jumlah telur semakin bertambah dan
menempel pada bagian kaca botol. Pada medium terlihat adanya beberapa larva berwarna
putih bening. Pada hari ke empat Dhrosophila telah memasuki instar I. Pada hari kelima larva
bertambah banyak menempel di kaca dekat medium, larva berwarna kekuningan (instar II).
Pada hari ke enam larva memasuki tahap instar 3 berwarna kecokelatan. Beberapa larva
memasuki tahap pupa dan menempel pada bagian kaca botol yang lebih atas (menjauhi
medium) pada hari ke delapan terdapat bintik hitam di bagian ujung pupa dan Jumlah pupa
meningkat (instar IV). Pada hari kesembilan, induk pupa mati dan Pupa memasuki fase
dewasa dengan jumlah 20 ekor lalat.
1. Drosophila sp jantan
Drosophila sp jantan memiliki ukuran tubuh lebih kecil daripada betina, dilihat dari
sayapnya, sayap jantan lebih pendek dari sayap betina. Ditinjau dari ujung abdomennya
Drosophila sp jantan memiliki ujung abdomen yang tumpul dan berwarna hitam, serta
memiliki sisir kelamin (sex comb). Drosophila sp jantan memiliki 3 ruas atau segmen
pada abdomennya.
2. Drosophila sp betina
Drosophila sp betina memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada jantan, dilihat
dari sayapnya. Sayap Drosophila sp betina lebih panjang dari sayap jantan, pada
Drosophila sp betina tidak memiliki sisir kelamin (sex comb). Ditinjau dari ujung
abdomennya Drosophila sp betina memiliki ujung abdomen yang runcing dan berwarna
terang. Drosophila sp betina memiliki 6 ruas atau segmen pada abdomennya.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh praktikan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan
2. Sayap lebih pendek dari sayap betina 2. Sayap lebih panjang dari sayap jantan
3. Terdapat sisir kelamin (sex comb) 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb)
Fase Instar II
Fase Instar III Pembentukan Pupa
Fase Puparium Fase Imago
2. Morfologi Lalat
1
12 2
11 3
10 4
13
9 5
6
8 7
Gambar.1 Lalat Jantan
Keterangan :
1. Mata 8. Ujung abdomen
2. Cepal 9. Abdomen
3. Mulut 10. Metathorax
4. Mesothorax 11. Sayap
5. Femur 12. prothorax
6. Tibia 13. Sex comb
7. Tarsus
1
2
12 3
11 4
10 5
9 6
8 7
Iskandar, Djoko T.1987. Penuntun Praktikum Genetika. Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayati dan Jurusan Biologi. Institut Teknologi Bandung
Marliyani.2011. https://id.scribd.com/doc/231498462/Laporan-Praktikum-
Drosophila-melanogaster-docx. Diakses pada 27 maret 2017
http://natureisalam.blogspot.com/2013/02/siklus-hidup-drosophila-sp.html