pantat Drosophila sp, lalat jantan memiliki ujung posterior yang tumpul sedangkan lalat
betina memiliki ujung posterior yang runcing. Lalat jantan memiliki sex comb pada kakinya
sedangkan lalat betina tidak. Ciri lainnya yang dapat membedakan jantan dan betina adalah
dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil
Selain itu, Drosophila sp normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing dan
bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem, ditumbuhi banyak
bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis
hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophil sp normal memiliki ukuran yang
panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan bermula dari thorax dengan warna
transparan. Percobaan dilakukan pada tanggal 10 Desember tepatnya hari sabtu pukul 13.30
PENDAHULUAN
Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada
Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang
betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin. Sedangkan pada
yang betina ukuran relatif lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak
memiliki sisir kelamin. Drosophila normal memiliki mata yang berwarna merah berbentuk
elips. Terdapat pula mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada
pada bagian atas kepala, di atas di antara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat
(Ghostrecon, 2008).
Selain itu, Drosophila normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing dan
bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem, ditumbuhi banyak
bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis
hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophila normal memiliki ukuran yang panjang
hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan bermula dari thorax dengan warna transparan
(Ghostrecon, 2008).
Kekentalan dan keenceran dari suatu medium akan mempengaruhi pertumbuhan dari
Dhrosophila sp. Pengenceran medium akan mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan
namun tidak berpengaruh pada siklus hidupnya. Tingkat survival dan lamanya waktu hidup
akan berkurang apabila lalat dewasa berada pada medium yang sangat encer. Pada drosophila
diremukan 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama,
tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan
Telur Drosophila berbentuk kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan
makanan. Betina drosophila dewasa meletakkan telur 50-70 telur perhari atau maksimumnya
400-500 buah dalam 10 hari ( Silvia, 2003 ) . telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yang
pertama selaput vitelin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi
kuat ( korion ) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangakai tipis. Khorion
mempunyai kulit bagian luar yang sangat keras dari telur tersebut ( Borror, 1992 ).
menjadi keras berpigmen, tanpa kepala dan sayap yang disebut larva instar. Formasi pupa
ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap dan kai. Pada stadium pupa ini, larva
dalam keadaan tidak aktif dan dalam keadaan ini larva berganti menjadi lalat dewasa
(Ashburner, 1985).
Siklus hidup lalat dewasa Drosophila melanogaster sekitar 9 hari. Setelah keluar dari
pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya pun belum merentang. Sementara itu
lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah
yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Walupun banyak sperma yang masuk kedalam
mikrophyle yang terdapat pada ujung anterior tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronoleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio
(Borror,1992).
Menurut Silvia (2003), Lalat Dosophila mempunyai siklus hidup yang sangat pendek
yaitu sekitar 12 hari pada suhu kamar. Kondisi dibawah ideal dapat menghasilkan 25
keturunan tiap tahun. Tiap lalat betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100 butir dan dari
jumlah tersebut separuh akan menjadi lalat jantan dan separuhnya lagi akan menjadi lalat
betina. Siklus hidup lalat ini akan semakin pendek apabila kondisi lingkungannya tinggi.
Menurut Silvia (2003), perbedaan jenis kelamin umumnya dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu :
1. Faktor Lingkungan.
Biasanya yang mengambil peranan di sini ialah keadaan fisiologis. Jika kadar hormon
kelamin dalam tubuh tidak seimbang penghasilan atau peredarannya, maka pernyataan
fenotip pada suatu makhluk mengenai kelaminnya dapat berubah. Akibatnya watak
2. Faktor Genetik.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor genetiklah yang menentukan jenis
kelamin suatu makhluk hidup. Oleh karena bahan genetik terdapat di dalam kromosom, maka
perbedaan jenis kelamin terletak dalam komposisi kromosom. Inti sel tubuh lalat Drosophila
hanya memiliki 8 buah kromosom saja, sehingga mudah dmamati dan dihitung. 6 buah
kromosom (3 pasang) pada lalat betina maupun jantan sama bentuknya, disebut kromosorn
autosom (kromosom tubuh) dan 2 buah kromosom (1 pasang) disebut krornosom kelamin
(seks kromosom) karena bentuknya berbeda antara lalat jantan dan lalat betina.
Drosophila dan Arthrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, yaitu suatu seri segmen
yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, thoraks, dan
abdomen seperti hewan simetris bilateral lainnya. Drosophila memiliki poros anterior dan
determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur member informasi posisional untuk
penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan
benar akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Pada umumnya Drosophila melanogaster memiliki warna tubuh kuning kecokelatan dengan
cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Ukuran tubuh Drosophila melanogaster
berkisar antara 3-5 mm. Sayap Drosophila melanogaster cukup panjang dan transparan.
Posisi sayapnya bermula dari thorax. Urat tepi sayap (costal vein)nya memiliki dua bagian
yang terinterupsi dekat dengan tubuhnya. Sungut (arista)nya pada umumnya berbentuk bulu
dan memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya berbentuk lurus, tidak
melengkung. Drosophila melanogaster memiliki mata majemuk berbentuk bulat agak ellips
dan berwarna merah. Hewan ini juga memiliki mata oceli pada bagian atas kepalanya dengan
ukuran relatif lebih kecil disbanding mata majemuk. Thoraxnya berbulu-bulu dengan warna
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Diptera
Famili Drosophilidae
Genus Drosophila
Drosophila melanogaster ke dalam sub ordo Cyclophorpha, yaitu pengelompokkan lalat yang
pupanya terdapat kulit instar 3 dan memiliki jaw hooks. Selain itu, Drosophila melanogaster
termasuk ke dalam seri Acaliptrata, yaitu imago yang menetas dari bagian anterior pupa.
Drosophila jantan dan betina memiliki ciri yang berbeda. Ukuran tubuh jantan lebih kecil dari
betina. Pada Drosophila jantan, sayapnya pun lebih pendek dibandingkan sayap betina.
Drosophila jantan memiliki sisir kelamin (sex comb) yang tidak dimiliki oleh betina. Hal
yang paling memudahkan membedakan Drosophila jantan dan betina adalah, ujung abdomen
jantan lebih tumpul, sementara ujung abdomen betina runcing dan tidak berwarna hitam.
sempurna. Tahapan metamorfosisnya dari telur - larva instar I – larva instar II – larva instar
III – pupa – imago. Fase perkembangan Drosophila melanogaster dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi yang terdiri dari dua periose. Pertama,
periode embrionik di dalam telur pada saat ferlisasi sampai pada saat larva muda menetas dari
telur. Hal tetsebut terjadi dalam waktu sekitar 24 jam. Pada saat seperti itu, larva tidak dapat
Menurut Silvia (2003), periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur. Periode ini
disebut dengan perkembangan postembrionik. Postembrionik dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya
pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa. Telur Drosophila berbentuk
benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa
mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu
sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan dapat mencapai 400-500 buah dalam 10
hari.
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (korion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat
dua tangkai tipis. Korion memiliki kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror
1992). Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernapasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodic berganti kulit untuk mencapai
ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integument baru diperluas dengan kecepatan
makan yang tinggi. Selama pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva
sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Indikasi instar adalah ukuran larva dan
jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga)
makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap
ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Sehingga
pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada proses pergantian kulit ‘molting’ yang
berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar I ke instar II, dari larva
instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago. Lama fase telur sekitar
19 jam, larva instar I sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar III sekitar 1 hari,
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium. Jika terdapat banyak
saluran makan pertumbuhbiakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa
biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Di tempat
tersebut larva akan melekatkan diri dengan cairan lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah
dan kemudian membentuk pupa. Menurut Ashburner (1985), saat larva Drosophila
membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen,
tidak berkepala dan bersayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan
kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang
sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut
anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk
dewasa (Silvi 2003). Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya
berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih puat dan sayapnya
belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan
menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung
anterior Drosophila terapat mikofili, yaitu tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.
Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrofili, namun hanya satu sperma yang
dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina, sementara yang lainnya segera berabsorpsi
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi
ideal yang dimaksu adalah suhu sekitar 25-28oC. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu
putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 18 oC, waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar
18-20 hari. Pada suhu 30oC, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
Drosophila. Jika kekurangan makanan, jumlah telur yag dikeluarkan Drosophila betina akan
menurun. Drosophila yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil.
Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun seringkali gagal berkembang
menjadi individu dewasa. Beberapa yang dapat menjadi dewasa dapat menghasilkan hnaya
sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan
sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah
yang dikembangbiakkan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak. Dalam kondisi
ideal, yaitu tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat), Drosophila melanogaster dewasa dapat
hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan
menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian padfa individu
Orang pertama yang menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) sebagai objek
penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan “pautan seks”
banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian genetik. Lalat buah mudah dipelihara dalam
laboratorium karena makanannya sangat sederhana, yang membutuhkan sedikit ruangan dan
tubuhnya pun cukup kuat. Pada temperatur kamar, lalat buah dapat menyelesaikan siklus
hidupnya kurang lebih dalam 12 hari. Selain di alam jumlahnya sangat berlimpah dan mudah
didapati, lalat buah dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar setiap siklus
reproduksi. Menurut Hartwell et al. (2004), genom Drosophila memiliki kemiripan 77%
dengan genom pada manusia, hal ini menyebabkan Drosophila melanogaster sebagai model
yang ideal untuk dipelajari. Jumlah kromosomnya relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki
“Giant Chromosome”. Kromosom ini terdapat di dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya
100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
Lalat buah memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan
pembesaran lemah. Lalat buah ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan
karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran lemah pula. Selain itu,
perkembangan dari siklus hidupnya mudah diamati karena terjadi di luar tubuhnya mulai
SIMPULAN
Tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah holometabola, yaitu telur - larva
instar I – larva instar II – larva instar III – prepupa – pupa – imago. Lama fase telur sekitar 19
jam, larva instar I sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar III sekitar 1 hari,
prepupa sekitar 2 hari, dan pupa selama 3 hari. Lama siklus hidup Drosophila melanigaster
sejak telur hingga menjadi imago adalah sekitar 10 hari. Lama perubahan dari telur menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Laboratory Press.
Borror J.D. Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Hartwell L.H., L. Hood, Reynolds Goldberg, Veres Silver. 2004. Genetics From Genes to
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo
Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-pustaka biologi
eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme
model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah
kehidupan. Lalat buah populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua
mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat
panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada
hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur
Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.
Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat
berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam
1. Memiliki mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwarna merah
2. Memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang
3. Berukuran kecil antara 3-5 mm (jantan dan betina memiliki ukuran berbeda)
4. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
Lalat buah merupakan salah satu hewan yang sering digunakan sebagai model percobaan
genetika sejak tahun 1910an. Lalat buah berasal dari filum Arthropoda, kelas Insekta, dan
Ordo Diptera. Spesies ini di Indonesia dikenal sebagai lalat buah yaitu jenis lalat yang dapat
ditemui di sekitar buah-buahan yang mulai membusuk. Selain itu, lalat buah termasuk dalam
sub-ordo Cyclophorpha, pengelompokkan lalat yang pada pupanya terdapat kulit instar 3, dan
termasuk dalam seri Acaliptra (imago menetas dan keluar dari bagian interior pupanya). Lalat
buah yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia adalah lalat ananasae, kikawai,
Menurut (Suryo, 2010) Lalat buah banyak digunakan dalam penelitian Genetika karna
1. Mudah dipelihara pada media makanan yang sederhana, pada suhu kama dan didalam botol
2. Mempunyai siklus hidup pendek (hanya kira-kira 2 minggu) sehingga dalam waktu satu
3. Mempunyai tanda-tanda kelamin sekunder yang mudah dibedakan. Lalat betina lebih besar
dari pada lalat jantan, ujung abdomen meruncing dan pada abdomen terdapat garis-garis
hitam melintang. Lalat jantan lebih kecil, ujung abdomen tumpul berwarna kehitam-hitaman
Pada praktikum ini, Drosophila jantan saat diamati dibawah mikroskop ditemukan
sisir kelamin dan 3 buah ruas abdomen, sedangkan pada betina ditemukan 6 ruas abdomen
tidak ditemukan sisir kelamin. Hal ini sesuai dengan literatur yaitu pada Drosophila lalat
jantan dapat dengan mudah dibedakan dari lalat betina dengan melihat kaki depannya, alat
Morfologi Drosophila secara keseluruhan memiliki ciri-ciri yaitu: lalat buah memiliki
sepasang mata faset berwarna merah, sayap pada lalat buah jumlahnya sepasang dengan
bentuk jala, tubuhnya terdiri atas 3 bagian utama, yaitu cephal, toraks dan abdomen.
Memiliki sepasang antena, dan memiliki mulut dengan tipe mulut penjilat. Drosophila sp
jantan memiliki abdomen/perut yang ujungnya agak tumpul dan tampak lebih kecil.
Sedangkan Drosophila sp betina memiliki abdomen yang lebih besar dan meruncing. Pada
abdomen antara jantan dan betina pada Drosophila sp tampak adanya perbedaan. Abdomen
jantan ini berwarna sedangkan pada betina tidak. Pada Drosophila sp jantan terdapat 3
segmen sedangkan pada Drosophila sp betina terdapat 6 segmen. Bentuk kaki Drosophila sp
terdapat 3 bagian yaitu femur, tibia, tarsus dan terlihat adanya rambut sisir pada permukaan
kakinya. Drosophila jantan umumnya berwarna sedikit lebih gelap bila dibandingkan dengan
yang betina. Sisir kelamin pada hewan jantan berguna untuk membantu kopulasi.
Kingdom : Animalia
Filum : Antrophoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Drosophilidae
Genus : Drosophila
kaki metathorax, sayap, abdomen, mata faset dan segmen untuk betina dan sekom untuk
jantan. Secara morfologi Drosophila melanogaster jantan dan betina dapat dibedakan dengan
1. Jantan
2. Betina
F. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah pada praktikum ini yaitu pada
ukuran tubuh yang lebih besar bila dibandingkan dengan Drosophila melanogaster jantan.
Bagian abdomen (perut) Drosophila melanogaster betina terdapat garis-garis hitam yang tebal
pada bagian dorsal hingga ujung abdomen. Bagian abdomen Drosophila melanogaster jantan
juga terdapat pola garis hitam yang tebal di sepanjang abdomen bagian dorsal, akan tetapi
garis hitam di bagian ujung abdomennya berfusi. Bagian ujung abdomen Drosophila
melanogaster betina lancip, kecuali ketika sedang dipenuhi telur-telur, sedangkan ujung
berwarna gelap yang terletak di tarsal pertama pada kaki depannya. Sex comb adalah ciri
utama Drosophila melanogaster jantan. Sex comb dapat dipakai untuk mengidentifikasi jenis
kelamin lalat buah pada dua jam pertama setelah lalat tersebut menetas, ketika bentuk dan