Anda di halaman 1dari 4

Pada praktikum ini, embrio kelinci yang didapatkan yaitu berjumlah 6.

Dari hasil
pengamatan, kami memperkirakan bahwa embrio kelinci tersebut berusia 20 hari. Pada usia
tersebut, embrio kelinci tampak tidak memiliki rambut disekujur tubuhnya, namun anggota gerak
dan alat indranya sudah terbentuk. Tipe plasenta kelinci yaitu diskoidalis. Plasenta berbentuk
cakram atau oval, jumlah satu atau dua buah. Hubungan antara plasenta induk dan plasenta fetus
erat sekali. Fungsi plasenta adalah untuk menyalurkan makanan dari induk kae embrio serta zat
buangan dari embrio kepada induk. Plasenta terbagi menjadi tiga bagian, antara lain yaitu bagian
dalam yang menyelubungi fetus disebut amnion, bagian yang terdapat diantara chorion dan
amnion adalah alantois. Selaput yang menyelubungi fetus di bagian terluar disebut chorion.
Kelinci termasuk dalam kelas mammalia yang memiliki sistem reproduksi yang tersusun
atas sistem genital interna dan eksterna. Pada kelinci betina organ interna berupa sepasang
ovarium dan uterus. Ovarium terletak sebelah kaudal dari ren dan didalamnya terdapat folikelfolikel Graaf berbentuk gelembung. Uterus berjumlah sepasang dan berkelok-kelok dan terbagi
atas infundirambutm, tuba, dan uterus.Organ ksterna tersusun atas vagina, vulva,labium majus,
labium ninus, danclitoris. Kelinci terkenal karena kemampuan reproduksinya, yang betina
berevolusisegera setelah senggama sehingga pembuahan terjamin. Selain itu kelinci betina
mempunyai sistem reproduksi yang istimewa, yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak
sekaligus karena memiliki rahim ganda.

Pembuahan pada rahim yang 1 tidak menghalangi

ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Gejala ini disebut superfetasi, dan meskipun langka
dianggap cukup sering terjdi. Tipe uterus kelinci yaitu uterus tipe duplek. Uterus tipe ini
memiliki dua korpus uteri dan dua servik.
Periode gestasi (masa bunting) kelinci sekitar 31 atau 32 hari. Tipe pembelahan telur
kelinci adalah holoblastik. Segala kebutuhan embrio untuk perkembangannya diperoleh dari
induk, melalui organ ekstra embrio yang disebut plasenta. Menurut Ngatidjan (1991),
perkembangan embrio mamalia dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu tahap praimplantasi, tahap
organogenesis dan tahap fetogenesis. Dari segi toksikologi perkembangan ketiganya mempunyai
kepekaan yang berbeda-beda. Menurut Rugh (1971), pembelahan sel yang pertama pada kelinci
terjadi 24 jam (1 hari) setelah pembuahan. Pembelahan terjadi secara cepat di dalam oviduk dan
berulang-ulang. Menjelang hari ke-2 setelah pembuahan embrio sudah berbentuk morula 16 sel.
Bersamaan dengan pembelahan, embrio bergulir menuju uterus. Menjelang hari ke-3 kehamilan
embrio telah masuk ke dalam uterus, tetapi masih berkelompok-kelompok. Pada akhirnya embrio

akan menyebar di sepanjang kandungan dengan jarak yang memadai untuk implantasi dengan
ruang yang cukup selama masa pertumbuhan. Pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela
inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang
antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga
blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, berbatasan dengan lapisan sel luar.
Pada stadium ini zigot dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista. Inner cell mass
disebut sebagai embrioblas outer cell mass kemudian disebut sebagai trofoblas. Pada akhir
minggu pertama (hari ke-5 sampai ke-7) zigot mencapai kavum uteri Pada saat itu uterus sedang
berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh hormon progesteron dari korpus luteum aktif
(Yatim,1995). Blastulasi dimulai di dalam uterus, ketika morula sudah terdiri dari 32-64 sel. Di
antara sel-sel morula terbentuk rongga yang disebut blastocoel. Kelompok sel-sel pada kutub
animal disebut inner cell mass, yang mana akan berkembang menjadi embrio selanjutnya.
Lapisan sel-sel tunggal yang mengelilingi blastocoel disebut trofoblas, yang mana akan
berkembang menjadi selaput-selaput ekstraembrio. Blastula mencit dan marmot disebut
blastokista. Blastokista ini berada bebas dalam cairan di lumen uterus sambil mempersiapkan diri
untuk berimplantasi (Muchtarromah, 2009). Blastulasi dimulai di dalam uterus, ketika morula
sudah terdiri dari 32-64 sel. Blastula mencit dan marmot disebut blastokista. Blastokista ini
berada bebas dalam cairan di lumen uterus sambil mempersiapkan diri untuk berimplantasi
(Muchtarromah, 2009). Menurut Sperber (1991), tahap pembelahan (diakhir) akan terbentuk
blastula. Blastula akan membentuk massa sel sebelah dalam (ICM) dan tropectoderm yang akan
berkembang menjadi plasenta. ICM akan berkembang menjadi hipobals dan epiblas. Epiblas
akan berkembang menjadi embrio sedangkan hipobalas akan berkembang menjadi selaput ekstra
embrio.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelinci betina


mempunyai sistem reproduksi yang istimewa, yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak
sekaligus karena memiliki rahim ganda.

Pembuahan pada rahim yang 1 tidak menghalangi

ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Tipe uterus seperti ini disebut tipe uterus dipleks Uterus
tipe ini memiliki dua korpus uteri dan dua servik. Sedangkan tipe plasenta kelinci termasuk tipe
diskoidalis. Plasenta berbentuk cakram atau oval, jumlah satu atau dua buah. Hubungan antara
plasenta induk dan plasenta fetus erat sekali. Periode gestasi (masa bunting) kelinci sekitar 31
atau 32 hari. Tipe pembelahan telur kelinci adalah holoblastik. Segala kebutuhan embrio untuk
perkembangannya diperoleh dari induk, melalui organ ekstra embrio yang disebut plasenta

Daftar Pustaka

Muchtarromah, Bayyinatul. 2009. Struktur Pertumbuhan Hewan II. Malang: Universitas


Islam Negeri Malang.
Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium, Metode Laboratorium dalam Toksikologi.
Yogyakarta: UGM.
Rugh, R. 1971. A Guide to Vertebrate Development. USA: Burgess Publishing Co.
Yatim, Wildan. 1984. Embriologi. Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai