Anda di halaman 1dari 4

EMBRIOGENESIS

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
BIOLOGI
Dosen Pengampu :
Cassandra Permatanusa, S.Gz M.Si
Yunita Rahmawati, S.Gz, M.Kes

Disusun Oleh:
Diza Aulia Araminta 220344613814
Neni Nur Apriah 220344613866
Ryandika Ramdhan P. 220344613829

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MIPA
PRODI GIZI 2022/2023
PEMBAHASAN

1. Pengertian Embriogenesis
Embriogenesis adalah proses pertumbuhan embrio. Dimaksudkan dengan proses
pertumbuhan bukan hanya pertambahan jumlah dan massa sel blastomer embriq namun
juga meliputi perubahan dari aktivitas sel blastomer. Oleh karena itu proses ini lebih tepat
disebut dengan proses pembentukan dan perkembangan embrio (8 minggu setelah
fertilisasi).
Embriogenesis merupakan proses perkembangan bentuk zigot. Dari bentuk sederhana satu
sel akan berkembang bentuk multiseluler karena tejadi pembentukan organ tubuh
(organogenesis). Sehingga terbentuk individu yang fungsional. Proses ini merupakan
rangkaian proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi
2. Fase Clevage
Fase cleavage juga biasa disebut dengan fase pembelaha, fase ini terjadi setelah
proses pembuahan. Suatu proses perkembangan zigot untuk menjadi morula melalui
pembelahan mitosis secara berangkai . Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari
berpuluh sel kecil. Sel ini disebut blastomere. Pembelahan ini teriadi secara mitosis,
meskipun terkadang iuga diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa diikuti
sitoplasma. Selama fase cleavage berlangsung terdapat beberapa tahapan pembelahan
berdasarkan jumlah blastomer (sel) yaitu pembelahan tahap I (menjadi dua blastomer),
pembelahan tahap II (menjadi empat blastomer), pembelahan tahap III (menjadi 8
blastomer), pembelahan tahap IV (menjadi 16 blastomer), dan pembelahan tahap V
(menjadi 32 blastomer).

3. Fase Morula
Stadia morula adalah stadia dimana blastomer-blastomer yang terbentuk akan memadat
sehingga menjadi blastodisk pada kutub anima yang membentuk dua lapisan sel. Pada stadia
morula, pembelahan zigot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan
mengakibatkan sel anak makin lama makin kecil, sesuai dengan tingkat pembelahan. Sel
tersebut memadat untuk menjadi blastodis kecil yang membentuk dua lapisan sel. Morula
merupakan produk akhir cleveage, pada saat blastomer berjumlah sekitar 16 – 32. Selama
proses pembentukan morula zona pleusida tetap utuh yang menyebabkan besar morula
hampir sama dengan besar zigot

Pembentukan Blastokista

Saat morula masuk ke rongga uterus, cairan mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam
ruang interselular massa sel dalam. Secara bertahap, ruang interselular menjadi konfluen,
dan pada akhirnya, terbentuk sebuah rongga, blastokel. Disebut blastokista. Sel-sel massa
sel dalam, yang sekarang disebut embrioblas, berada di satu kutub, dan sel-sel massa sel
luar, atau trofoblas, memipih dan membentuk dinding epitel blastokista. Zona pelusida
telah menghilang, memungkinkan dimulainya implantasi (hari keenam)Implantasi
adalah hasil dari kerja sama trofoblas dan endometrium

4. Fase Blastula

Embrio terus melakukan pembelahan sel untuk berkembang menjadi blastula, yaitu ditandai
dengan terbentuknya rongga kosong. Selama stadia blastula, blastomer membelah beberapa
kali membentuk blastomer-blastomer dengan ukuran yang makin kecil, sehingga tempat
pada stadia morula blastomer semula padat akan terbentuk ruangan kosong yang disebut
blastosul yang ditutupi oleh blastoderm dan pada sisi luar terdapat epiblast. Pada saat ini,
korpus luteum menghasilkan hormon progesteron, yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan dinding rahim. Setelah terjadi perlekatan zigot di dalam dinding rahim,
hormon estrogen dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi.. Blastula
meneruskan pembelahan secara terus-menerus yang menghasilkan gastrula.

Pembelahan blastula akan membentuk hipoblas, epiblast dan tropoblas. Tropoblas akan
berdiferensiasi dengan lapisan endometrium yang memunngkinkan terjadinya
implantasi. Hipoblas akan membentuk yellow sack (sel kuning telur) sebagai sumber
nutrisi untuk embrio. Epiblas membentuk amnion, ectoderm, mesoderm, dan
endoderm.

Amnion adalah membran pelindung tebal yang menyelubungi embrio, membentuk ruang
berisi cairan untuk menjaga embrio dari benturan dan gesekan. Korion adalah bagian
utama plasenta yang menyelubungi amnion dan kantung kuning telur. Alantois
merupakan membrane vasikuler kecil yang berfungsi sebagai respirasi, ekskresi dan
saluran makanan.

5. Fase Grastula
Tahap gastrulasi ditandai dengan terjadinya proses perluasan dan penutupan kuning telur
oleh blastoderm ke arah blastopora (blastopore closure, epiboly) hingga seluruh bagian
kuning telur telah tertutupi oleh blastoderm. Fase ini terjadi pada minggu ke 3. Pada proses
gastrulasi, jaringan sudah membentuk 3 lapisan, yaitu lapisan ektodermis, mesodermis, dan
endodermis.
Ketiga lapisan jaringan tersebut akan mengalami diferensiasi dan spesialisasi
membentuk organ dan sistem organ.
1. Lapisan ekstroderm akan membentuk organ-organ seperti saraf, hidung, mata,
kelenjar kulit dan berkembang menjadi jaringan epidermis.
2. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk organ ginjal, limpa, kelenjar
kelamin, jantung, pembuluh darah, getah bening, tulang dan otot.
3. Lapisan endoderm akan membentuk organ hati, pankreas, saluran pencernaan,
saluran pernapasan, kelenjar gondok, dan anak gondok .

Setelah memasuki tahap gastrulasi ini maka akan terjadi organogenesis yaitu tahap
pembentukan organ-organ tubuh, yang kemudian embrio berubah membentuk janin/fetus.
6. Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel adalah pertumbuhan embrio yang menjadi sel yang lebih khusus dan
menurut fungsi dan kegunaannya serta membentuk organ bahkan menjadi individu baru
yang lebih khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhadiansyah, Subhan Ujang, Yustiati Ayi. “EMBRIOGENESIS DAN KARAKTERISTIK


LARVA PERSILANGAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus) JANTAN DENGAN IKAN
BAUNG (Hemibagrus nemurus) BETINA”. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2
/Desember 2017 (17-27).

Soenardirahardjo, Poernomo ,Bambang. (2017). Teratologi Pada Hewan Ternak. Surabaya:


Airlangga University Pres.

Sadler, T.W.(2012). Medical Embryology 12 Edition. China: Wolters Kluwer

Anda mungkin juga menyukai