Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ESSAY

BLOK EMBRIO

JUDUL:
EMBRIOGENESIS

DISUSUN OLEH:
NISRINA RASIKAH
2308260045

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
PENDAHULUAN
Proses dimana embrio terbentuk dan berkembang di dalam tubuh dikenal sebagai
embriogenesis. Setelah pembuahan, tahap perkembangan sel terjadi selama prosedur ini.
Pembelahan sel dan pengendalian pada tingkat sel embriogenik termasuk dalam embriogenesis.

Ada teori di dunia ini mengenai pertumbuhan manusia. Teori penciptaan adalah yang
pertama. Gagasan ini menyatakan bahwa Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya. Alam
semesta terbentuk dalam enam hari, menurut Alkitab: pada hari ketiga, tumbuhan diciptakan,
diikuti oleh ikan dan burung pada hari kelima, dan hewan lainnya pada hari keenam. Manusia
pertama yang dibuat dari tanah liat oleh Tuhan adalah Adam. Karena gagasan ini dikembangkan
terutama berdasarkan keyakinan dan bukan berdasarkan logika dan fakta substansial, gagasan ini
ditolak oleh sejumlah besar ilmuwan.

Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea) adalah yang kedua. Gagasan ini berpendapat
bahwasannya makhluk hidup berevolusi secara spontan dari benda mati. Aristoteles, seorang
filsuf Yunani, mengembangkan hipotesis ini (384-322 SM). Menurut pandangan ini, sumber
kehidupan adalah bahan organik yang sudah terurai atau bahan anorganik itu sendiri. Menurut
anggapan ini, belatung muncul begitu saja dari daging yang membusuk. Petani kami juga
beranggapan bahwa jamur hanya muncul dari jerami padi; sebaliknya, orang Babilonia kuno
mengira bahwa kotoran adalah sumber cacing dan makhluk hidup lainnya. Bukti jangka panjang
mengenai gagasan ini berasal dari penemuan Leeuwenhoek pada abad ke-17. Ketika
Leeuwenhoek menggunakan mikroskop buatan tangannya untuk melihat air yang merendam
jerami, dia menemukan protozoa. Dia berpendapat bahwa jerami adalah sumber makhluk bersel
tunggal ini.

Lalu ada teori biogenesis yang merupakan antitesis dari pengertian abiogenesis. Menurut
kepercayaan ini, makhluk hidup juga merupakan keturunan dari makhluk hidup lainnya.
Francisco Redy (1688) menggunakan dua buah labu dan beberapa potongan daging sapi untuk
melakukan percobaan. Saat dia menutupi salah satu labu, belatung berkembang di daging labu
yang terbuka, sedangkan belatung tidak berkembang sama sekali di daging labu yang lain. Redy
menyimpulkan, bahwasannya belatung yang dia lihat itu asalnya dari telur seekor lalat. Ilmuwan
lain termotivasi untuk menantang teori abiogenesis sebagai hasil percobaan ini.
Setelah pembuahan, perkembangan embrio diamati. Spermatozoa memasuki sel telur
melalui lubang mikrofil untuk memulai pembuahan. Setelah pembuahan, mereka berkembang
menjadi zigot, yang merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang dikenal sebagai
embriogenesis. Embriogenesis, juga dikenal sebagai organogenesis, adalah proses dimana sel
secara bertahap terbentuk dan tumbuh menjadi organ periode.

ISI
Pengertian
Proses perkembangan embrio disebut embriogenesis. Jika mengacu pada fase awal
perkembangan dan pertumbuhan janin pada hewan, frasa “embriogenesis” dan “perkembangan
janin” mengacu pada tahapan yang berbeda. Tahapan dari pembuahan oleh sel telur atau ovum
oleh sperma memulai embriogenesis. Sel telur diploid tunggal yang telah mengalami pembuahan
dikenal sebagai zigot. Zigot membelah melalui mitosis tanpa mengalami pertumbuhan yang
signifikan, selanjutnya melalui diferensiasi sel menjadi embrio multiseluler.

Fertilisasi (Pembuahan)

Proses penggabungan dua gamet, atau sel sperma dan sel telur, untuk menghasilkan
organisme baru yang sejenis disebut pembuahan. Prosedur ini, yang merupakan komponen
penting reproduksi untuk menghasilkan keturunan pada manusia, juga disebut sebagai
pembuahan atau pembuahan internal. Zigot, yang memiliki jumlah kromosom diploid, terbentuk
ketika pronukleus jantan dan betina haploid bergabung. Orang atau keturunan yang dihasilkan
memiliki ciri-ciri genetik yang diturunkan kepada ananknya dari salah satu atau dari kedua orang
tuanya.

Masuknya sel sperma merupakan langkah awal dalam proses pembuahan. Sel telur
(ovum) yang dikeluarkan alat reproduksi wanita tidak rutin dibuahi oleh sel sperma yang masuk
melalui vagina. Awalnya, peningkatan ion kalsium akan dirasakan oleh sel sperma sehingga
ekornya akan bergerak lebih kencang. Antigen sel sperma akan hilang ketika mendekati sel telur
(ovum), sehingga sperma dapat menempel pada sel telur. Ada kemungkinan sel sperma tidak
bisa menempel pada sel telur sehingga menghambat pembuahan, jika zona pelusida pada sel telur
wanita sangat tebal. Tiga jenis glikoprotein berbeda ditemukan di lapisan yang menutupi sel
telur, yang dikenal sebagai zona pelusida.
Sperma harus menempuh jarak sekitar 18 cm dari leher rahim ke saluran tuba untuk dapat
melakukan pembuahan. Waktu tercepat bagi sperma untuk mencapai sel telur adalah empat
puluh lima menit, dan mereka biasanya berenang dengan kecepatan 2,5 cm setiap 15 menit.

Fase cleavage

Fase pembelahan, setelah pembuahan, pada dasarnya adalah proses dimana zigot
berkembang menjadi morula melalui pembelahan mitosis yang berurutan. 2, 4, 8, dan 16
blastomer diproduksi selama fase pembelahan; tahap blastomer ke-16 disebut sebagai tahap
pembelahan. Meskipun pembelahan sel ini terjadi dengan cepat, ukuran zigot tetap tidak
berubah. Zona pelusida masih menutupi zigot pada saat ini dalam proses pembelahan.

Fase morulla

Setelah terjadinya tahapan pembelaha dari zigot maka terbentuklah 16 cell, yang
membelah menjadi 32 sel dikenal sebagai fase morula. Bola keras yang disebut fase morula
masih dilapisi zona pelusida dan mengandung banyak sel yang membelah. Blastomer akan
membelah hingga mencapai total 64 selama fase ini. Saluran tuba adalah tempat terjadinya
pembelahan ini. Sel mempunyai totipotensi..

Fase blastula

Zigot akan mengeras menjadi bola setelah empat hingga lima hari, pada saat itu sel
blastomer akan bermigrasi ke arah pori tumbuhan, menciptakan rongga pori hewan yang disebut
blastocoel. Blastokista diproduksi pada tahap ini. Blastokista dipersiapkan untuk implantasi ke
dinding rahim (rahim) pada hari keenam atau ketujuh setelah pembuahan. Tidak butuh waktu
lama bagi blastokista untuk tertanam di dinding endometrium, yang merupakan lapisan terdalam
rahim. Lapisan zona pelusida sel telur kemudian menyatu.

Selanjutnya, blastosit mengeluarkan enzim yang memiliki kemampuan menembus


dinding endometrium, sehingga memudahkan perlekatannya pada dinding. Pada hari ketujuh
setelah implantasi, sel-sel blastokista mulai memakan pembuluh darah di dinding rahim tempat
sel-sel tersebut menempel. Untuk lebih memperkuat tempat zigot di dinding rahim, sel-sel
trofoblas di dekat tepinya kemudian menyerang dinding basal rahim.
Fase gastrula

Embrio akan melalui proses diferensiasi pada fase ini yang ditandai dengan hilangnya
blastosol. Pemolesan fungsional akan mempercepat pembelahan sel. Hal ini menyebabkan sel-sel
di kutub vegetatif menghasilkan lekukan atau invaginasi. Lapisan dalam (endoderm) dan lapisan
luar (ektoderm) adalah dua struktur yang dihasilkan dari invasi. Istilah "archenteron" biasanya
mengacu pada wilayah tengah gastrula. Blastofor adalah wilayah luar yang terkena gas yang
menuju ke archenteron. Selama tahap ini, beberapa endoderm yang akhirnya menjadi mesoderm
akan terus berdiferensiasi. Bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm telah terbentuk pada
bagian ujung dan gastrula.

Diferensiasi dan Organogenesis

Fase ini merupakan awal dari proses diferensiasi dan organogenesis, yang mengubah struktur
dan fungsi sel untuk membentuk jaringan yang lebih terspesialisasi. Unsur genetik yang
dimasukkan selama perkembangan kutub fungsional dan vegetatif mengatur proses ini. Setiap
segmen endoderm, mesoderm, dan ektoderm pada akhirnya akan berkembang menjadi suatu
organ. Adapun organ-organnya adalah sebagai berikut:

• Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi reseptor saraf, kelenjar minyak dan keringat,
rambut, sistem saraf, dan email gigi. kulit

• Mesoderms yang mana akan berkembang menjadi organ reproduksi, otot, jaringan ikat,
tulang, sistem peredaran darah, dan sistem ekskresi.

• Endoderm akan berdiferensiasi menjadi jaringan epitel kelenjar tiroid, pankreas, hati,
dan sistem pencernaan.

Proses perkembangan janin juga dijelaskan di dalam alquran, yang terdapat di beberapa di
ayat dalam di alquran, salah satunya terdapat pada pada surah Al-Mu’minum ayat 12-14.
KESIMPULAN
Embriogenesis merupakan proses penbentukan dan perkembangan embrio yang
terdapat di dalam tubuh, proses embriogeneis terjadi dalam beberapa proses, pertama adalah
proses fertilisasi, kemudian fase cleavage, lalu ada faselmorula, selajutnya faselblastula
kemudian faselgastrula kemudianlfase organogenesis atau fase pembentukan organ.

DAFTAR PUSTAKA
1. Yustiati A, Subhan U, Ardhardiansyah. EMBRIOGENESIS DAN KARAKTERISTIK
LARVA PERSILANGAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus) JANTAN
DENGAN IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) BETINA. 2017;8:2–3.
2. Haviz M. KONSEP DASAR EMBRIOLOGI: TINJAUAN TEORETIS. 2014;6:1–6.
3. Masri M. DASAR DASAR REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI MANUSIA.
Makassar: Alauddin University Press; 2014.
4. Hardisman. PENGANTAR KESEHATAN REPRODUKSI, SEKSOLOGI DAN
EMBRIOLOGI . Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2013.
5. KARLINAH NELLY, YANTI EFRIDA, ARMA NURIAH. EMBRIOLOGI MANUSIA.
YOGYAKARTA: DEEPPUBLISH; 2015.
6. Primasari A. EMBRIOLOGI DAN TUMBUH KEMBANG RONGGA MULUT.
MEDAN: USU Press; 2018.
7. Suwito. PENCIPTAAN DAN PEMBENTUKAN JANIN MENURUT AL-QUR’AN,
AL-HADIS, DAN ILMU KEDOKTERAN. 2012;2:4–26.
8. Majid A. PERSPEKTIF ULAMA HADIS DAN ILMU KEDOKTERAN TENTANG
FASE PERKEMBANGAN EMBRIO. 2016;:4–12.
9. Aprilia W. PERKEMBANGAN PADA MASA PRANATAL DAN KELAHIRAN.
2020;4:3–15.
10. AKMAL MUSLIM. SPERMATOGENESIS DAN FERTILISASI. BANDA ACEH:
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS; 2016.

Anda mungkin juga menyukai