Anda di halaman 1dari 11

Morfologi Batang

Laporan Praktikum
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Struktur dan Perkembangan Tumbuhan
II
Yang dibimbing oleh Dr. Murni Sapta Sari, M.Si. dan Umi Fitriyati, S.Pd.,
M.Pd

Oleh / Offering :
Jasminfyta Intan Hasanah Noryuda / A 180341617509

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIIDIKAN BIOLOGI
September 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui perawakan pada batang tumbuhan
2. Untuk mengetahui bentuk irisan melintang batang tumbuhan
3. Untuk mengetahui permukaan batang tumbuhan
4. Untuk mengetahui arah tumbuh batang tumbuhan
5. Untuk mengetahui arah tumbuh cabang tumbuhan
6. Untuk mengetahui tipe percabangan pada tumbuhan
1.2 Dasar Teori

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering dikatakan


sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di atas
tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah, bahkan ada tumbuhan
yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun sesungguhnya berbatang
hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah tidak berbatang (Haryani, 2016).

Fungsi utama batang sebagai tempat tumbuhnya daun, cabang serta bunga;
menyalurkan zat makanan dari akar ke daun dan sebaliknya menyalurkan hasil
pengolahan zat makanan dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Rudyatmi,
Peniati, & Setiati, 2017).

Batang merupakan bagian sumbu dari tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri
dari sumbu tegak dengan daun-daun yang terdapat pada buku-buku batang. Sifat-
sfat batang yaitu berbentuk panjang bulat seperti silindris atau dapat pula berbentuk
lain, terdapat ruas (internodus) dan buku (nodus), tumbuh ke arah cahaya, selalu
bertambah panjang diujungnya, sebagian besar tidak berwarna hijau (Sulisetijono,
Kartini, Sulasmi, Sunarmi, & Saptasari, 2013).

Ada pula pembagian macam batang tumbuhan sebagai pohon, perdu, semak dan
terna. Pohon yaitu tumbuhan berkayu yang memiliki batang utama dengan cabang,
dahan dan ranting jauh di atas permukaan tanah. Perdu yaitu tumbuhan berkayu
yang tidak pernah menjadi tinggi, dekat dengan tanah tanpa batang utama yang
terlihat jelas. Semak yaitu tumbuhan berkayu yang lebih kecil dari perdu dan hanya
dahan utamanya yang berkayu. Terakhir yaitu terna yaitu tumbuhan lunak tak
berkayu atau hanya sedikit mengandung jaringan kayu (Azrai & Heryanti, 2015).
Umumnya batang pada tumbuhan mempunyai bentuk bulat, bersegi, pipih dengan
permukaan batang licin, beralur bentuk bersayap, berambut, dan berduri Batang
tumbuh ke arah datangnya cahaya matahari, namun mengenai arahnya dapat
memperlihatkan berbagai variasi seperti tegak lurus, menggantung (pada anggrek),
menyulur berbaring (pada semangka), merunduk, memanjat (pada sirih dan fanili),
dan sebagainya (Haryani, 2016).

Berdasarkan keadaan permukaan batangnya dapat memperlihatkan sifat


yang bermacam macam yaitu: Licin (laevis), misalnya pada batang jagung (Zea
mays). Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang
membujur, misalnya pada iler (Coleus scutellarioides). Beralur (sulctus), jika pada
arah membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada kaktus (Cereus
peruvianus). Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada
sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada gadung (Dioscorea
alata). Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum). Berduri
(spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.). Memperlihatkan bekas-bekas daun
misalnya pada papaya (Carica papaya). Memperlihatkan daun-daun penumpu
misalnya pada nangka (Artocarpus integra). Memperlihatkan lentisel, misalnya
pada sengon (Albisia stipulata). Keadaan lain misalnya lepasnya kerak (bagian kulit
yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava) (Tjitrosoepomo,
2007).

Dilihat dari pertumbuhan batang tumbuhan memiliki 3 cara pertumbuhan


simpodial, monopodial dan dikotomi. Tumbuhan monopodial memiliki batang
pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang dari pada cabang-
cabangnya. Pada tumbuhan yang simpodial batang pokok sukar ditentukan karena
dalam perkembangan selanjutnya menghentikan pertumbuhannya dan kalah cepat
pertumbuhannya dan dibandingkan dengan cabangnya. Pada tumbuhan yang
dikotomi meristem apikal yang tumbuh selalu dalam satu arah, akan memiliki dua
tempat tumbuh hingga kini pertumbuhan terjadi dalam dua arah. Hal itu
mengakibatkan pembagian titik tumbuh menjadi dua bagian yang sama (Hidayat,
1994).
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


1. Batang pepaya
2. Batang bayam duri
3. Batang iler
4. Batang cabai
5. Batang kaktus
6. Batang jakang
7. Batang lengkuas
8. Batang pegagan
9. Batang rumput teki
10. Batang buntut bajing
11. Batang lidah mertua
12. Batang kentang
BAB III

PEMBAHASAN

A. Batang Pepaya
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa batang pepaya
memiliki perawakan terna karena batangnya yang lunak tak berkayu. Untuk
irisan melintang pepaya memiliki bentuk penampang melintang yang bulat
(teres). Pada permukaan batangnya terlihat bahwa terdapat bekas-bekas
daun. Arah tumbuh batang pepaya adalah tegak lurus karena arahnya lurus
ke atas. Arah tumbuh cabang adalah tegak. Dan tipe percabangannya adalah
monopodial karena duduk daun langsung duduk pada batangnya
memperlihatkan berkas-berkas daun.
B. Batang Bayam Duri
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa batang pepaya
memiliki perawakan terna karena batangnya yang lunak dan tidak berkayu.
Bentuk irisan melintangnya adalah bulat. Keadaan permukaan batangnya
licin. Arah tumbuh batangnya tegak lurus karena arahnya yang lurus ke atas.
Arah tumbuh batang condong ke atas karena antara batang utama dan
cabang terbentuk sudut 45o. Dan tipe percabangannya simpodial dimana
cabang berkembang dari kuncup aksilar diketiak daun terdekat dibawah
meristem apikal dan menggantikan sumbu sebelumnya.
C. Batang Iler
Batang iler memiliki perawakan herba karena batangnya yang lunak
dan tidak berkayu. Bentuk penampang melintang batang iler adalah segi
empat karena terlihat batang iler memiliki 4 sisi. Permukaan batangnya
berusuk karena terdapat rabung-rabung yang lebar di sepanjang batang.
Arah tumbuh batangnya tegak lurus, dengan arah umbuh cabang yang
condong ke atas. Batang iler memiliki tipe percabangan simpoodial karena
sumbu tubuhnya emmnghasilkan ruas dan buku.
D. Batang Cabai
Batang cabai memiliki perawakan perdu, karena cabai merupakan
tanaman berkayu yang ukurannya dibawah 3-4 meter dengan dahan dekat
tanah teteapi tanpa batang utama yang jelas. Irisan penampang
melintangnya adalah bulat. Permukaan batang cabai adalah licin. Arah
tumbuh batangnya adalah tegak lurus dengan arah tumbuh canbang yang
condong ke atas karena antara batang utama dengan cabang membuat sudut
45o. Tipe percabangan pada cabai adalah simpodial.
E. Batang Kaktus
Batang kaktus memiliki perawakan batang herba karena batangnya
lunak dan tidak berkayu. Bentuk irisan melintangnya adalah pipih dan
berdasarkan pertumbuhannya irisan melintang kaktus termasuk kladodia
yaitu batang pipih tetapi mempunyaiketebalan yang mengandung air,
dimana batang akan terus tumbuh dan mengadakan percabangan.
Permukaan batang kaktus adalah beralur karena memiliki bingkai ramping
yang berjumlah banyak sehingga alur terlihat lebih jelas. Arah tumbuh
batang kaktus adalah tegak lurus karena tumbuhnya ke arah atas. Arah
tumbuh cabang pada kaktus adalah tegak karena cabang tumbuh kearah atas.
Dan tipe percabangannya adalah simpodial.
F. Batang Jakang
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa batang jakang
memiliki perawakan terna karena batangnya yang lunak dan tidak berkayu.
Bentuk irisan melintang pada batang jakang adalah pipih dengan
berdasarkan tipe pertumbuhannya termsauk dalam filokladia dimana batang
sangat pipih, berwarna hijau, pada buku-bukunya keluar daun yang mudah
luruh, dan memiliki pertumbuhan yang terbatas (Sulisetijono, Kartini,
Sulasmi, Sunarmi, & Saptasari, 2013).
G. Batang Lengkuas
Batang lengkuas memiliki perawakan herbaceus karena batangnya
yang tidak mengandung kayu. Bentuk irisan melintang pada batang
lengkuas adalah bulat dengan permukaannya yang sedikit kasar karena
batangnya terdiri dari sisa pelepah dari daun. Arah tumbuh batang lengkuas
adalah merayap atau menjalar dimana batang akan berbaring namun pada
buku-buku tumbuh akar. Arah tumbuh cabang adalah geragih diamana
cabang yang panjang dan ramping yang berkembang dari tunas ketiak daun-
daun dibagian bawah batang. Tipe percabangan pada batang lengkuas
adalah simpodial.
H. Batang Pegagan
Perawakan batang pegagan adalah herbaceus karena batangnya yang
tidak mengandung kayu. Bentuk irisan melintangnya dalah bulat.
Permukaan batang sedikit kasar karena batang terdiri dari sisa pelepah daun.
Arah tumbuh batang adalah menjalar karena batang berbaring, namun pada
buku-buku akan tumbuh akar. Arah tumbuh cabangnya adalah geragih
dimana pada tiap-tiap bukunya kuncup ketiak tumbuh menghasilkan daun
pada sumbu baru yang tegak, sedangkan bagian bawahnya dibentuk akar
sehingga terjadilah tanaman baru. Tipe percabangannya adalah simpodial.
I. Batang Rumput Teki
Batang rumput teki memiliki perawakan herbaceus karena
batangnya yang lunak dan tidak berkayu. Bentuk irisan melintang
batangnya adalah segitiga. Permukaan batangnya adalah berusuk karena
terdapat rebung-rebung yang lebar di sepanjang batangnya. Batang rumput
teki tergolong dalam batang mendong dimana bentuknya yang seperti
rumput tetapi memiliki ruas ruas yang lebih panjang, sumbu tidak bercabang
dan keadaan lain biasanya seperti tumbuhan basah (Sulisetijono, Kartini,
Sulasmi, Sunarmi, & Saptasari, 2013). Arah tumbuh batangnya adalah tegak
lurus karena tumbuhnya yang lurus kearah atas. Tipe percabangan yang
monopodial
J. Batang Buntut Bajing
Batang buntut bajing memiliki perawakan herbaceus karena
batangnya yang lunak dan tidak berkayu. Bentuk irisan melintang batang
buntut bajing adalah bulat seperti batang pada umumnya. Permukaan batang
memiliki tekstur yang kasar. Arah tumbuh cabangnya adalah tegak lurus
karena tumbuh ke arah atas, dengan arah percabangan yang condong ke atas.
Dan tipe percabangan dikotom.
K. Batang Lidah Mertua (Sansevieria)
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa Sansevieria
merupakan tanaman sukulen karen adapat menyimpan air dan cadangan
makanan sehingga mampu hidup dan beradaptasi di lingkungan yang sangat
kering dan jarang hujan. Dengan bentuk irisan melintang yang bulat. Arah
tumbuh batangnya menjalar yaitu batangnya berbaring tetapi dari buku-
bukunya keluar akar. Arah tumbuh cabangnya mendatar diamana cabang
tertentu tumbuh secara horizontal. Dengan tipe cabang yang monopodial
L. Batang Kentang
Batang kentang memiliki perawakan herbaceus karena batangnya
yang tidak berkayu. Bentuk irisan melintang dari batang kentang adalah
bulat. Permukaan dari batangnya adalah licin. Arah tumbuh batang adalah
merayap kedalam tanah dimana batang berbaring tetapi dari buku-bukunya
keluar akar. Arah tumbuh cabang adalah geragih yaitu saat buku-bukunya
kuncup ketiak tumbuh menghasilkan daun-daun pada pada sumbu baru yang
tegak sedangkan pada bagian bawahnya akan terbentuk akar. Dengan tipe
percabangan monopodial.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Perawakan pada batang tumbuhan dibedakan menjadi 4 macam yaitu Terna


(herbs) yang merupakan tumbuhan dengan batang lunak dan tak berkayu.
Perdu (shrub) yang merupakan tumbuhan berkayu yang tidak menjadi tinggi
umumnya hanya 3-4 meter dan tanpa batang utama. Pohon (tree) yaitu
tumbuhan berkayu yang memiliki batang utama dengan cabang, dahan, dan
ranting. Dan semak (undershurb) tumbuhan berkayu yang lebih kecil dari
perdu.
2. Bentuk irisan melintang batang tumbuhan dibedakan menjadi Bulat (teres)
contoh pada Carica papaya. Persegi (angularis) yang dibagi lagi menjadi
segitiga (triangularis) contoh pada Cyperus rotundus dan segiempat
(quadrangularis) pada Plectranthus scutellarioides. Pipih (compressus)
yang dibagi menjadi dua yaitu filokladia (phyllocladium) pada
Muehlenbeckia dan kladodia (cladodium) pada Cactaceae. Dan setengah
bundar (semiteres).
3. Permukaan batang tumbuhan dapat memperlihatkan sifat yang bermacam
macam yaitu: Licin (laevis), misalnya pada batang jagung (Zea mays).
Berusuk (costatus) misalnya pada iler (Coleus scutellarioides). Beralur
(sulctus) misalnya pada kaktus (Cereus peruvianus). Bersayap (alatus)
misalnya pada gadung (Dioscorea alata). Berambut (pilosus), misalnya
pada tembakau (Nicotiana tabacum). Berduri (spinosus), misalnya pada
mawar (Rosa sp.). Memperlihatkan bekas-bekas daun misalnya pada papaya
(Carica papaya). Memperlihatkan daun-daun penumpu misalnya pada
nangka (Artocarpus integra). Memperlihatkan lentisel, misalnya pada
sengon (Albisia stipulata). Keadaan lain misalnya lepasnya kerak (bagian
kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava).
4. Arah tumbuh batang tumbuhan memperlihatkan variasi yaitu: Tegak lurus
(erectus) contoh pada kelapa (Cocos nucifera L.), menggantung pada
anggrek (Orchidaceae), menyulur berbaring pada semangka
(Citrullusvulgaris schrad), merunduk (nutans) pada batang bunga matahari
(Helianthus annuus L.), memanjat (scandens) pada sirih (Piper betle L.),
dan menjalar atau merayap (repens) pada ubi jalar (Ipomoeabatatas L.).
5. Arah tumbuh cabang batang tumbuhan dibagi menjadi berikut: Tegak
(fastigiatus) pada coklat (Theobroma cacao), condong ke atas (patent) pada
cemara laut (Casuarina equisetifolia), mendatar pada ketapang (Terminalia
catappa), menggantung pada pohon turi (Sesbania grandiflora),
mengangguk (cernuus) pada bunga matahari (Helianthus annuus L.), dan
terkulai (pendulus) pada cabang batang Salix.
6. Tipe percabangan pada tumbuhan terbagi menjadi simpodial, monopodial
dan dikotomi. Tumbuhan monopodial memiliki batang pokok selalu tampak
jelas contoh pada pohon pinus (Pinus mercusii). Simpodial batang pokok
sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya menghentikan
pertumbuhannya contoh pada iler (Plectranthus scutellarioides). Dikotomi
meristem apikal yang tumbuh selalu dalam satu arah, akan memiliki dua
tempat tumbuh hingga kini pertumbuhan terjadi dalam dua arah contoh pada
paku rane (Gleichenia linearis).

4.2 Saran

Diharapkan saat praktikum masing-masing kelompok untuk membawa


bahan-bahan praktikum yang akan digunakan, apabila tidak dapat membawanya
hendaknya sebelum praktikum kelompok lain yang memiliki bahan lebih bisa
membagikannya kepada kelompok yang tidak membawa.
Daftar Rujukan

Azrai, E. P., & Heryanti, E. 2015. Biodiversitas Tumbuhan Semak di Hutan Tropis
Dataran Rendah Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat. Pontianak:
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Haryani, T. S. 2016. Modul 1 Organo Nutritivum (Daun, Batang, dan Akar).
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Hidayat, E. B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Rudyatmi, E., Peniati, E., & Setiati, N. 2017. Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Sulisetijono, Kartini, E., Sulasmi, E. S., Sunarmi, & Saptasari, M. 2013. Bahan Ajar
Struktur dan Perkembangan Tumbuhan 1. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai