Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK
Laboratorium Safety dan Pembuatan Kemikalia

Disusun Oleh:

Nama : Rona Sabrina


NIM/ Kelas : K4318053 / A
Kelompok :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
Laporan Resmi Praktikum

Mikroteknik

I. Judul :
1. Laboratorium Safety
2. Pembuatan Kemikalia
II. Tujuan :
1. Memberikan pemahaman tentang laboratorium safety pada praktikan
supaya kegiatan berjalan lancar dan meminimalisir dampak.
2. Membuat larutan kimia yang akan dimanfaatkan untuk praktikum
mikroteknik dalam berbagai metode secara akurat dan presisi.
III. Alat dan Bahan
Alat Bahan

 Gelas ukur  ETOH absolute


 Gelas bekker  ETOH 70%
 Pipet tetes  Asetic Acid Glacial (AAG)
 Botol kaca berbagai ukuran  Aquades
 Kaca arloji  Formalin
 Gelas pengaduk  Janius green
 Corong kaca  Larutan buffer A
 Erlenmeyer  Larutan buffer B
 Labu ukur
 Timbangan digital
 Bunsen

IV. Skema Langkah Kerja


 Pembuatan Alkohol Bertingkat

Menyiapkan alat Menghitung volume alkohol absolute yang


dan bahan. akan digunakan menggunakan rumus M1 .
V1 = M2 . V2
(Konsentrasi alkohol yang digunakan 20%,
30%, 40%, 50%, 60%, 80%, 90%, 95%

Mencampurkan alkohol
absolute dan aquades Menghitung volume aquades yang harus
sesuai volume yang telah digunakan.
dihitung,

 Pembuatan Alkohol-Xilol

Menghitung volume alkohol


dan xilol sesuai dengan Menyiapkan alkohol dan xilol.
jumlah perbandingan,

Mencampur kedua bahan tersebut


hingga homogen dan terbentuk
larutan bening.

 Pembuatan Buffer Phospat

Membuat larutan Membuat larutan Mencampurkan


buffer A buffer B larutan buffer A
(17,799gr (15,601 gr dan Larutan
NaH2PO4 + NaH2PO4 + Buffer B.
aquades 250 ml) aquades 250 ml)

 Pembuatan Buffer Formalin

Mencampurkan larutan Mengaduk campuran


buffer phospat sebanyak 73 larutan tersebut hingga
ml dan formalin sebanyak rata.
27 ml.
 Pembuatan Farmer 45%

Asam Asetat Glasial Dicampur aquades


(AAG) sebanyak 55 ml. sebanyak 45 ml.

 Pembuatan Fast Green 1%

Menimbang fast green Mencampurkan


sebanyak 1 gram. dengan aquades
sebanyak 100 ml.

Kemudian diaduk hingga


tercampur rata.

 Pembuatan Albumin Meyers 1%

Mengocok putih telur Mengambil gliserin


sebanyak 10 ml dengan sebanyak 10 ml.
sempurna.

Mendinginkan
campuran hingga warna Mencampurkan putih
berubah menjadi telur dan gliserin.
kuning bening.

 Pembuatan FAA 50 ml
Menyiapkan alat dan Mengambil alkohol 70%
bahan. sebanyak 90 ml, formalin
40% sebanyak 5 ml, dan
AAG sebanyak 5 ml.

Mencampur ketiga bahan dan


mengocok di dalam botol.

V. Hasil
1. Data
No. Nama Larutan dan Gambar Keterangan
1. Alkohol 30% → 50 ml Perhitungan:
 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
30 . 50 = 100 . V2
V2 = 15 ml
 Volume aquades
50 - 15 = 35 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 15
ml, kemudian dicampur dengan aquades
sebanyak 35 ml. Mengaduk hingga
alkohol absolute dan aquades tercampur
rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam
flakon.

2. Alkohol 40% → 50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
40 . 50 = 100 . V2
V2 = 20 ml
 Volume aquades
50 - 20 = 30 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 20
ml, kemudian dicampur dengan aquades
sebanyak 30 ml. Mengaduk hingga
alkohol absolute dan aquades tercampur
rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam
flakon.
3. Alkohol 50% → 50 ml Perhitungan:
 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
50 . 50 = 100 . V2
V2 = 25 ml
 Volume aquades
50 - 25 = 25 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 25
ml, kemudian dicampur dengan aquades
sebanyak 25 ml. Mengaduk hingga
alkohol absolute dan aquades tercampur
rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam
flakon.
4. Alkohol 60% → 50 ml Perhitungan:
 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
60 . 50 = 100 . V2
V2 = 30 ml
 Volume aquades
50 - 30 = 20 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 30
ml, kemudian dicampur dengan aquades
sebanyak 20 ml. Mengaduk hingga
alkohol absolute dan aquades tercampur
rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam
flakon.

5. Alkohol 80% → 50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
80 . 50 = 100 . V2
V2 = 40 ml
 Volume aquades
50 - 40 = 10 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 40
ml, kemudian dicampur dengan aquades
sebanyak 10 ml. Mengaduk hingga
alkohol absolute dan aquades tercampur
rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam
flakon.

6. Alkohol 90% → 50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
90 . 50 = 100 . V2
V2 = 45 ml
 Volume aquades
50 - 45 = 5 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 45
ml, kemudian dicampur dengan aquades
sebanyak 5 ml. Mengaduk hingga alkohol
absolute dan aquades tercampur rata.
Setelah larutan selesai dibuat, selanjutnya
larutan disimpan di dalam flakon.

7. Alkohol 95% → 50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
95 . 50 = 100 . V2
V2 = 47,5 ml
 Volume aquades
50 - 47,5 = 2,5 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak
47,5 ml, kemudian dicampur dengan
aquades sebanyak 2,5 ml. Mengaduk
hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai
dibuat, selanjutnya larutan disimpan di
dalam flakon.

8. FAA 50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
70%  90 ml
 Jumlah AAG yang digunakan
5 ml
 Jumlah Formalin yang digunakan
37%  5 ml

Perbandingan:
90 𝑚𝑙 ∶5 𝑚𝑙 ∶5 𝑚𝑙
= 45 ml : 2,5 ml : 2,5
2
ml
= 45 ml alkohol
2,5 ml AAG
2,5 Formalin
____________ +
50 ml FAA
Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alkohol 70%
sebanyak 345 ml, dilanjutkan mengukur
volume AAG sebanyak 15 ml juga.
Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

9. Fast Green 1% → 100 ml Langkah Kerja:


Dalam pembuatan fast green 1%, yang
pertama kali harus dilakukan adalah
menimbang fast green sebanyak 1 gram,
kemudian mencampurkan dengan
aquades sebanyak 100 ml. Selanjutnya,
mengaduk larutan hingga tercampur rata,
tampak dari warnanya yang berubah
menjadi hijau gelap. Lalu, memasukkan
larutan ke dalam flakon, kemudian
ditutup menggunakan alumunium foil
yang diikat dengan karet gelang.

10. Albumin Meyers 20 ml Perhitungan:


→ Gliserin : Albumin = 1 : 1
 Jumlah Gliserin yang digunakan
1
x 20 ml = 10 ml
2

 Jumlah Albumin yang digunakan


= 10 ml

Langkah Kerja:
Pertama, membuat albumin meyer
dengan cara memisahkan putih telur dan
mengocoknya sampai soft peak.
Kemudian, mendiamkan putih telur yang
telah dikocok tsb dalam suhu ruangan
hingga mencair kembali. Selanjutnya,
mencampurkan hasil kocokan putih telur
(albumin) 10 ml dengan gliserin 10 ml,
yang kemudian hasil campuran itu
dibiarkan pada suhu dingin hingga
warnanya berubah menjadi kuning
bening.

11. A : X = 1 : 1 → 100 ml Perhitungan:


 Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 25 ml
2

 Jumlah xilol yang digunakan


1
x 50 ml = 25 ml
2

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 25 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 25 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

12. A : X = 1 : 3 → 100 ml Perhitungan:


 Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 12,5 ml
4

 Jumlah xilol yang digunakan


3
x 50 ml = 37,5 ml
4

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 12,5 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 37,5 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

13. A : X = 3 : 1  100 ml Perhitungan:


 Jumlah alkohol yang digunakan
3
x 50 ml = 37,5 ml
4

 Jumlah xilol yang digunakan


1
x 50 ml = 12,5 ml
4

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 37,5 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 12,5 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

14. A : X = 2 : 8  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
2
x 50 ml = 10 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


8
x 50 ml = 40 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 10 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 40 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

15. A : X = 8 : 2  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
8
10
x 50 ml = 40 ml

 Jumlah xilol yang digunakan


2
x 50 ml = 10 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 10 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 40 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

16. A : X = 6 : 4  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
6
x 50 ml = 30 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


4
x 50 ml = 20 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 30 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 20 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

17. A : X = 3 : 7  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
3
10
x 50 ml = 15 ml

 Jumlah xilol yang digunakan


7
x 50 ml = 35 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 15 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 35 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

18. A : X = 4 : 6  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
4
x 50 ml = 20 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


6
x 50 ml = 30 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 20 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 30 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

19. A : X = 9 : 1  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
9
x 50 ml = 45 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


1
x 50 ml = 5 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 45 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 5 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

20. A : X = 1 : 9  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 5 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


9
x 50 ml = 45 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 5 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 45 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

21. A : X = 7 : 3  50 ml Perhitungan:
 Jumlah alkohol yang digunakan
7
x 50 ml = 35 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


3
x 50 ml = 15 ml
10

Langkah Kerja:
Pertama, mengukur volume alcohol
absolute sebanyak 35 ml, dilanjutkan
mengukur volume xilol sebanyak 15 ml
juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya
hingga tercampur rata. Setelah itu,
larutan yang telah tercampur dimasukkan
ke dalam flakon lalu ditutup dengan
alumunium foil yang kemudian diikat
karet gelang.

2. Pembahasan
A. Teknik Handling Bahan
1. Pembuatan Alkohol Berbagai Konsentrasi
Alkohol berupa zat jernih, lebih ringan dari air, mudah
terbakar, campur dengan air, mudah menguap, titik didih 78°C,
dapat melarutkan lemak dan berbagai senyawa organik. Sifat yang
terakhir ini memungkinkan alkohol digunakan sebagai pelarut obat
dan kosmetika. (Mursyidi, 2002). Cara menangani alkohol untuk
keselamatan kerja adalah dengan cara menyiapkan alkohol pada
suhu ruang secara tertutup, menjauhkan alkohol dari sumber
panas/api karena sifat alkohol yang mudah terbakar, menutup rapat
tempat penyimpanan alkohol agar tidak mudah menguap.
(Mursyidi, 2002)
2. Pembuatan Campuran Alkohol dan Xilol dengan Berbagai
Perbandingan
Alkohol berupa zat cair jemih, lebih ringan dari air, mudah
terbakar, bercampur dengan air, mudah menguap, titik didih 78
derajat. Dapat melarutkan lemak dan berbagai senyawa organik.
Sifat yang terakhir ini memungkinkan alkohol digunakan sebagai
pelarut bahan obat dan kosmetika. (Mursyidi, 2002).
Xilol / Xylene merupakan bahan kimia yang memiliki rumus
atom C6H4 (CH3)2. Xylol memiliki berat molekul 106,17
gram/mol dengan komposisi karbon (C) sebesar 90,5% dan
hidrogen (H) 9,5% (Lael, Santosa, & Aryadi,2018).
Xylol memiliki kelebihan antara lain: dapat diperoleh dengan
mudah karena banyak dijual ditoko bahan kimia, kekurangan xylol
antara lain: harga lebih mahal dari pada toluol, sifatnya mudah
terbakar. Toluene adalah senyawa hidrokarbon aromatik yang
tidak berwarna. Karakteristik spesifik lainnya dari senyawa ini
adalah mudah terbakar, mudah terurai, sedikit larut dalam air,
beraroma manis dan tajam, memiliki tekanan uap 28.4 mm Hg pada
suhu 25 “C massa molar 92,14g/mol dan densitas 0,8669 g/mL, zat
cair. Cara menangani xylol sama dengan alkohol untuk
keselamatan kerja adalah dengan cara menyimpan alkohol pada
suhu ruang secara tertutup, menjauhkan xylol dari sumber
api/panas karena sifat xylol yang mudah terbakar, menutup rapat
tempat penyimpanan xylol agar tidak mudah menguap. (Lael,
Santosa, & Aryadi, 2018)
3. Pembuatan Pewarna Fast Green 1%
Aquades adalah air (H2O) yang dimurnikan dengan didestilasi.
Selain itu dikenal juga Aquabidest yang di destilasi 2 kali untuk
menjamin kemurniannya (biasanya untuk obat yang disuntik).
Aquades tidak berbahaya untuk praktikan, tetapi praktikan tetap
harus menjaga kemurnian aquades, supaya jika digunakan untuk
praktikum tetap steril. Agar tetap steril, aquades dimasukkan ke
dalam jerigen berpenutup rapat atau erlenmeyer yang ditutup rapat
menggunakan alumunium foil.
Fast Green FCF merupakan pewarna sintetis hijau yang sering
digunakan pada minuman, serbuk instan, permen, pudding, es krim,
dan produk susu.. Penggunaan pewarna ini jika berlebihan dapat
menyebabkan alergi dan tumor. Pada label kemasan makanan
pewarna ini berkode CL 42053, E143 aut FD & C Green No 3.
(Yuliarti, 2007).
4. Pembuatan FAA (Formalin Aseto Alkohol)
Formalin merupakan zat kimia yang sering ditemukan di
dalam makanan yang komposisinya terdiri atas air, formaldehid
20% - 40% dan methanol. Efek kronik yang dapat ditimbulkan oleh
formalin yaitu iritasi yang parah, gangguan hati, gangguan ginjal,
gangguan sistem pencernaan dan dapat menyebabkan kanker pada
manusia. Karena merupakan bahan kimia yang berbahaya,
penyimpanan keselamatan kerja adalah dengan cara menyimpan
formalin pada suhu ruang secara tertutup, menjauhkan formalin
dari sumber panas/api karena sifat formalin yang mudah terbakar,
menutup rapat tempat penyimpanan formalin agar tidak mudah
menguap, menggunakan masker dan sarung tangan saat menangani
formalin agar tidak terkena iritasi. (Lestari, Umar, & Hasin, 2018)
Alkohol berupa zat cair jemih, lebih ringan dari air, mudah
terbakar, campur dengan air, mudah menguap, titik didih 78 "C,
dapat melarutkan lemak dan berbagai senyawa organik. Sifat yang
terakhir ini memungkinkan alkohol digunakan sebagai pelarut
bahan obat dan kosmetika. (Mursyidi, 2002).
5. Pembuatan Albumin Mayer’s
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam
tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serum
normal adalah 3,8-5,0 g/dl. Albumin terdiri dari rantai tunggal
polipeptida dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585
asam amino. Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan disulfida
yang menghubungkan asam-asam amino yang mengandung sulfur.
Molekul albumin berbentuk elips sehingga dengan bentuk molekul
seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan larut
sempurna. Kadar albumin ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju
degradasi, dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan
ekstravaskular. Cadangan total albumin 3,5-5,0 g/kg BB atau 250-
300g pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg, dari jumlah ini
42% berada di kompartemen plasma dan sisanya di kompartemen
ektravaskular (Saputra, dkk., 2019).

B. Deskripsi dan Bahan


1. Pembuatan Alkohol Berbagai Konsentrasi
Alkohol: Sebagai bahan kimia, penggunaan alkohol sangat luas.
Alkohol digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan bahan organik
(obat) di laboratorium, menyari zat berkhasiat (alkaloid, glikosid,
flavanoid) dalam tanaman yang dikenal sebagai sediaan galenik,
bahan sintesis pembuatan eter dan ester di laboratoriun dan industri
kimia, desinfektans, dan bahan bakar. (Mursyidi, 2002)
2. Pembuatan Campuran Alkohol dan Xilol
Alkohol: Sebagai bahan kimia, penggunaan alkohol sangat luas.
Alkohol digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan bahan organik
(obat) di laboratorium, menyari zat berkhasiat (alkaloid, glikosid,
flavanoid) dalam tanaman yang dikenal sebagai sediaan galenik,
pembuatan bahan baku dan ester di laboratoriun dan industri kimia,
desinfektans, dan bahan bakar. (Susatyo, 2016)
Xilol : Xylol (xylene) yaitu senyawa hidrokarbon yang bersifat
menjernihkan. Sehingga dapat digunakan untuk menjernihkan
preparat.

3. Pembuatan Pewarna Fast Green 1%


 Fast Green : Digunakan untuk mewarnai preparat khususnya
jaringan pada tumbuhan (Surya, 2001)
 Aquades : digunakan untuk melarutkan senyawa, sebagai
penjelas warna pada indikator pp, dalam suatu pembuatan
media, aquades sangat diperlukan untuk melarutkan bahan
yang akan digunakan. Aquades juga merupakan sumber air
yang akan digunakan oleh mikroorganisme untuk bisa hidup.
4. Pembuatan Formalin Aseto Alkohol
Formalin: Formalin merupakan zat kimia yang sering
ditemukan di dalam makanan sedangkan komposisinya terdiri atas air,
formaldehid 20% -40% dan methanol. Formalin berfungsi sebagai
penghambat mikroorganisme atau bakteri dialam protein sehingga
makanan tidak cepat membusuk. (Lestari, Umar, & Hasin, 2018)
AAG : Fungsi utama adalah untuk produksi monumer vinil
asetat.
Reaksi dari proses ini adalah etilena dan asam asetat dengan oksigen
melalui katalis poladium hal ini dilakukan melalui fase gas.
Selanjutnya vinil asetat dapat dipolimirisasikan menjadi berbagai
polimer lain seperti polisinil asetat ataupun yang lainnya. AAG dapat
digunakan untuk produksi ester, yang dimana produksi ester utama
dari asam asetat ini digunakan sebagai pelarut, digunakan sebagai
pelarut dalam tinta, pelapis dan juga digunakan dalam pelarut cat.
AAG dapat digunakan sebagai pelarut protik polar yang sangat baik.
AAG dimanfaatkan untuk pelarut pada rekristalisasi yang digunakan
untuk memurnikan senyawai organik
Alkohol: Menggunakan bahan kimia, penggunaan alkohol sangat
luas. Alkohol digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan berbagai
bahan organik (obat) di laboratorium, menyari zat berkhasiat
(alkaloid, glikosid, flavanoid) dalam tumbuhan yang dikenal
sebagai sediaan galenik, bahan sintesis pembuatan eter dan ester
di laboratorium dan industry kimia, desinfektan, dan bahan bakar.
(Mursyidi, 2002)
5. Pembuatan Albumin Mayer’s
 Albumin : sebagai salah satu bahan pelekat untuk preparat.
 Gliserin : sebagai pelembab agar preparat terjaga strukturnya.

C. Kendala Selama Praktikum


1. Kuantitas alat yang tersedia tidak banyak sehingga praktikan
mengantre saat proses pembuatan larutan
2. Laboratorium kurang luas sehingga harus berdesakan saat
praktikum.
3. Bahan kemikalia tertentu seperti xilol memiliki karakteristik bau
yang sangat tajam, sehingga praktikan yang tidak tahan dengan
baunya akan merasa pusing.
4. Proses pengocokan putih telur pada saaat pembuatan albumin
mayers cukup lama karena hanya menggunakan sendok.

VI. Kesimpulan
Prosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk
diperhatikan mengingat hasil penelitian menunjukkan telah terjadi
kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9 orang /
hari. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua
pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat keamanan yang sudah tersedia.
Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar.
Disana banyak mengandung bahan kimia yang merupakan bahan mudah
meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu terdapat juga benda
mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat
berhati-hati dalam menggunakan laboratorium.
Bahan Kimia atau Kemikalia yang biasa dipakai dalam analisis kimia
tersedia dalam bentuk cairan atau padatan dan dikemas dalam botol
plastik atau botol gelasyang gelap. Semua kemikalia dibuat dengan
kemurnian yang berbeda-beda. Kemikalia yang telah dibuat berdasarkan
praktikum adalah: Pewarnaan Fast Green 1%, Alkohol berbagai
konsentrasi (30%, 40%, 50%, 60%, 80%, 90%, dan 95%), Larutan alkohol
dan xylol dengan berbagai perbandingan, dan Albumin Mayers.
VII. Daftar Pustaka
Lael, B.F., Santosa, B., & Aryadi, T.(2018). Perbedaan penggunaan xylol
(xylene) dan toluol (toluene) pada proses clearing terhadap kualitas
preparat awetan permanen Cimex Lectularius. Prosiding Seminar
Nasional Mahasiswa Unimus. 1:232-237
Lestari, M., Umar, B., & Hasin, A.(2018). Identifikasi formalin pada buah
import (apel) yang diperjualbelikan di Kota Makassar. Jurnal Media
Laboran. 8(2):7-12
Mursyidi, A.(2012). Alkohol dalam obat dan komestika, (i). TARJIH. 4(1)
Saputra, dkk.(2019). Analisis pengaruh Macrobending pada sensor
albumin urin dengan metode evanescent menggunakan serat optic FD
620-10. Jurnal Ilmu Fisika. 11(1):31-36
Surya.(2001). Histologi. Makassar:Universitas Hassanudin Press
Susastyo, H. (2016). Perbedaan pengaruh pengolesan dan perendaman
alkohol 70% terhadap penurunan angka hitung kuman pada alat
kedokteran gigi. Jurnal Vokasi Kesehatan. 11(2):160-164

VIII. Lampiran
a. Foto ACC Logbook
b. Tangkapan layar Abstract Jurnal (SS)
c. Dokumentasi Praktikum

XI. Lembar Pengesahan


Surakarta, 18 September 2019
Asisten Praktikum Praktikan

Rona Sabrina
NIM. K4318053
LAMPIRAN SCREENSHOT ABSTRAKSI JURNAL
LAMPIRAN LOGBOOK (ACC DATA PENGAMATAN)
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai