Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN 2

PENGENCERAN ALKOHOL

I. Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan larutan
2. Mempelajari cara menghitung pengenceran larutan dengan
berbagai konsentrasi
3. Mengetahui prinsip pengenceran larutan

II. Dasar Teori

Pengenceran dilakukan untuk mengubah zat larutan yang


pekat agar larutan dari pengenceran tersebut menghasilkan volume
akhir yang lebih besar. Intinya, pengenceran adalah pelarut lebih
banyak dibandingkan zat terlarut. Letak perbedaan antara pelarut dan
zat terlarut adalah pemakaian. Jika suatu larutan senyawa pekat
diencerkan maka kadang-kadang pada proses pengenceran larutan
tersebut akan menghasilkan sejumlah panas yang dilepaskan. Dalam
proses pengenceran larutan yang berarti menambahkan pelarut
kedalam suatu larutan (Brady,2000).

Larutan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam


zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut.
Umumnya zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut.
Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik . Proses
pengenceran adalah mencampurkan lrutan pekat ( konsentrasi tinggi )
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume air yang
lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan (Baroroh, 2004).

Faktor – fakor yang mempengaruhi larutan (Brady,2000) yaitu :

Temperature, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan jenis,
PH, hidrolisis, dan pengaruh kompleks .Konsentrasi digunakan untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif. Konsentrasi
didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan

1
atau pelarut. Dan dinyatakan dalam satuan volume zat terlarut dalam
sejumlah volume (berat, mol) tertentu dari pelarut (Baroroh, 2004).
Satuan-satuan dari konsentrasi (Baroroh, 2004) adalah sebagai
berikut :

 Fraksi Mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu
komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam
larutan.
 Persen Berat
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram
larutan.
 Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram
pelarut.
 Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap
liter larutan.
 Persen massa (%(b/b))
Berat bahan yang terkandung dalam 100g larutan.
 Persen volume (%(v/v))
Volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
 Persen berat per volume %(b/v))
Berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan
 Parts Per Million (ppm)
Menyatakan kandungan suatu senyawa dalam larutan.

pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga


jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat
terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut
sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah
penegenceran atau jumlah gram zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran (Chang, 2005).

2
Rumus pengenceran (John, 2011) sebagai berikut :

M1V1 = M2V2

M1= Molaritas larutan sebelum pelarutan


V1= Volume larutan sebelum pelarutan
M2= Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi


zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya
dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut (John, 2005).

III. Alat
1. Labu ukur
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Botol semprot
5. Corong
6. Batang Pengaduk
7. Botol kaca

IV. Bahan
1. Alkohol
2. Aquadest

3
V. Prosedur kerja

Pencampuran Larutan C2H6O dengan aquadest

Aquadest 73 ml

Dituamgkan dalam
gelas ukur 71 ml

Menggunakan pipet
2 ml ke dalam gelas
ukur

C2H6O 27 ml

Dituangkan dalam
gelas ukur

Homogenkan antara
larutan C2H6O
dengan Aquadest

4
Pengenceran C2H6O 26%

Larutan C2H6O 27
ml + aqudest 73 ml

Pindahkan ke
dalam labu ukur

Tutup labu ukur dan


kocok larutan

Diamkan beberapa
menit

Pindahkan ke
dalam botol kaca

C2H6O 26% siap


digunakan

VI. Data Pengamatan

Senyawa Volume Hasil pengamatan


C2H6O 27 ml Menghasilkan C2H6O
26%
Aquadest 73 ml

5
VII. Analisis Data

Pembuatan pengenceran alkohol


Rumus :
M1V1 = M2V2
Diketahui M1 = 96
M2= 26
V1= X
V2= 100
M1.V1 = M2.V2
96 X = 25 x 100
96X = 2500
X = 2500 / 96
X = 26,0417
X = 27 alkohol

100 – 27 = 73 aquadest

Air alkohol
Jadi pencampuran antara 27 ml C2H6O dan aquadest 73 ml akan
menghasilkan 26% C2H6O.

VIII. Pembahasan

Larutan adalah campuran yang selaras antara dua ataupun lebih


zat. Larutan dapat berupa cair maupun gas. Pada umumunya didalam
pembuatan larutan, zat pelarut yang digunakan adalah air. Cara
pengenceran larutan bisa menggunakan alat pipet atau labu takar. Pada
percobaan diatas menggunakan campuran alkohol dengan aquadest.
Pada pencampuran tersebut akan menghasilkan 26% alkohol siap pakai.
Dalam percobaan tersebut menggunakan perhitungan diantaranya : 100
ml air - 27 ml alkohol menghasilkan 73 ml aquadest. Dalam percobaan
tersebut, memasukkan aquadest 71 ml dengan menggunakan alat bantu
batang pengaduk dan corong ke dalam gelas ukur dan sisanya 2 ml

6
ditambahkan dengan menggunakan pipet tetes. Setelah itu
menambahkan C2H6O 27 ml ke dalam gelas ukur. Homogenkan larutan
tersebut. Pindahkan larutan ke dalam labu ukur. Kocok dan diamkan
beberapa menit. Kemudian pindahkan ke dalam botol kaca yang telah
disediakan. C2H6O 26% siap digunakan.
Dalam percobaan diatas dapat didefinisikan bahwasannya
pencampuran adalah gabungan dari dua atau lebih bahan kimia yang
bertujuan untuk menghasilkan suatu bentuk yang seragam. Dan
pencampuran dilakukan untuk mendapatkan karakteristik bahan yang
sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Proses pengenceran adalah
mencampur larutan (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Adapun maanfaat
alkohol 26% dalam kehidupan sehari hari adalah dapat mengurangi
jerawat, menigkatkan kehangatan tubuh, membantu kualitas tidur,
mengurangi tekanan darah. Meskipun alkohol 26% tidak seampuh alkohol
70%, alkohol 26% lebih aman dan tidak berbahaya karena mempunyai
daya konsentrasi lebih rendah dibanding alkohol 70% yang mempunyai
daya konsentrasi yang lebih tinggi.

IX. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat diambil kesimpulan
bahwasannya :

1. Cara pembuatan larutan adalah pertama hitung massa bahan yang


akan dibuat larutan dengan menggunakan rumus molaritas.
2. Untuk pengenceran, pertama dihitung terlebih dahulu volume larutan
yang akan diencerkan dengan menggunakan rumus pengenceran
yaitu M1 x V1 = M2 x V2. Setelah itu campur dengan menggunakan
zat pelarut aquadest lalu kocok dan diamkan sejenak.
3. Prinsip pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur, dihitung
jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian dimasukkan
kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan yaitu alkohol dan
ditambahkan aquadest sampai tanda batas yang terdapat pada labu
ukur gelas kimia.

7
Daftar Pustaka

Brady, James E. 2000, Kimia Universitas Asas dan Struktur,


Jakarta, Binarupa Aksara.

Baroroh,Umi. 2004, Diktat Kimia Dasar I, Universitas lambung


Mangkurat, Banjar baru.

John dan Rachmawati. 2011, Chemistry 3A, Jakarta, Erlangga

Chang, Raymond. 2005, kimia dasar, Edisi kelima, Jakarta,


Erlangga

Gontor Putri 1, 21 November 2015

Disetujui oleh Diperiksa oleh Dibuat oleh


Dosen Pengampu, Asisten, Praktikan,

Himyatul Hidayah,S.Si,Apt Leda Azzadinnas Haque Eva Nordiana Lestari

Anda mungkin juga menyukai