DOSEN PENGAMPU :
Drs. Hisran H, Apt.ME
Disusun Oleh:
perbandingan kelarutan suatu zat dalam 2 pelarut yang tidak saling bercampur dengan
menggunakan indikator fenoftalein dan terlihat jelas perubahan warna yang terjadi dari
bening menjadi merah muda.
Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut tertentu dan pada suhu tetap. Senyawa
mempunyai beberapa bentuk Kristal yang berbeda. Perbedaan ini dapat diperlihatkan
dalam bentuk kelarutannya ini dapat digunakan sebagai suatu cara untuk menetapkan
apakah suatu senyawa membentuk Kristal berbeda atau tidak (Martin,1998).
Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam larutan jenuhnya
pada suhu tertentu. Larutan dalam campuran homogen bahan yang berlainan dapat
dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan padat didalam cairan. Disamping
itu terdapat larutan didalam kondisi padat (misalnya gelas, bentuk Kristal campur)
(Voight,1995).
di mana:
total
1. = Koefisien distribusi
VI. PERHITUNGAN
a. Kadar Asam Benzoat dalam Larutan Ekstrak
- Ekstrak I = 2 ml x 0,0937 x 12,21 / 0,1 = 22,881 mg
- Ekstrak II = 1,5 ml x 0.0937 x 12,21 / 0,1 = 17,161 mg
- Ekstrak III = 1 x 0,0937 x 12,21 / 0,1 = 11,440 mg
B. KADAR ASAM BENZOAT DALAM MINYAK
Minyak I = Kadar blanko I – Kadar Ekstrak I
= 45,763mg – 22,881
= 22,882 mg
KOEFISIEN DISTRIBUSI
22.882 mg
Koefisien Distribusi I = -----------------------------------------
22,881 mg
= 1 mg
45,763 mg
=
Koefisien Distribusi II 17,161 mg
= 2,66 mg
= 57,204 mg
Koefisien Distribusi III ......................................................
11,440 mg
= 5 mg
VII. PEMBAHASAN
Fenomena distribusi adalah suatu fenomena dimana distribusi suatu senyawa antara dua
fase cair yang tidak saling bercampur, tergantung pada interaksi fisik dan kimia antara pelarut
dan senyawa terlarut dalam dua fase yaitu struktur molekul. Koefisien partisi adalah
perbandingan kadar obat pada dua pelarut yang tidak saling campur. Koefisien partisi (P)
menggambarkan rasio pendistribusian obat kedalam pelarut sistem dua fase, yaitu pelarut
organik dan air. Bila molekul semakin larut lemak, maka koefisien partisinya semakin besar dan
difusi trans membran terjadi lebih mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena yaitu
suhu atau temperatur,
kekuatan ion, katalis asam basa spesifik dan konstanta dielektik. Kenaikan suhu pada
proses ditribusi, akan mempercepat laju penghantaran obat. Kekuatan ion berbanding lurus
dengan kecepatan distribusi, sehingga semakin kecil kekuatan ion maka kecepatan distribusi
suatu senyawa akan berjalan lambat. Penggunaan asam basa spesifik dapat menyebabkan
peningkatan laju ditribusi suatu senyawa, apabila terdapat bagian yang mengandung ion
hidrogen atau hidroksi. Metode titrasi yang digunakan pada percobaan ini yaitu alkalimetri.
Titrasi
alkalimetri dilakukan berdasarkan reaksi netralisasi pada sampel asam yang dititrasi dengan
larutan yang bersifat basa. Sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu asam
benzoat dengan menggunakan pelarut minyak yang bersifat non polar. Pelarutan masing-
masing sampel dengan minyak dilakukan untuk mengadakan kesetimbangan antara yang larut
dalam air dan yang larut dalam minyak. Pengocokan dilakukan agar gugus polar atau kurang
polar dari asam benzoat dapat bereraksi dengan dua fase pelarut. Pemisahan sampel setelah
pengojokan dilakukan, untuk mengambil lapisan air yang berada dibawah untuk dititrasi,
sedangkan lapisan minyak yang berada diatas dibuang. Hal tersebut dikarenakan minyak yang
dititrasi akan menjadi sabun melalui reaksi saponifikasi (penyabunan). Mekanisme perubahan
warna yang terjadi pada percobaan ini yaitu larutan
titran yang bersifat asam yang telah ditambahkan indikator fenolftalein akan bereaksi
dengan NaOH membentuk garam. Hal ini akan terus terjadi hingga larutan asam habis bereaksi
dengan NaOH dan mencapai titik akhir titrasi, namun perubahan warna baru akam terjadi ketika
larutan titran NaOH yang diteteskan mengalami kelebihan, akan menyebabkan perbahan warna
tersebut dan mencapai titik akhir titrasi.
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan penentuan koefisien distribusi ini massa jenis, kepolaran serta kekuatan ikatan yang
berbeda dapat menyebabkan terjadi pemisahan antara Minyak dan air.
Lamanya pengocokan dilakukan agar proses distribusi larutan dapat maksimal. Bila ke dalam dua
pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut
maka akan terjadi pembagian kelarutan. perbandingan solut pada kedua larutan yang terdistribusi itulah
yang disebut tetapan distribusi atau Koefisien distribusi.