Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PRAKTUKUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


“PTERIDOPHYTA”

DISUSUN OLEH :
Emie Hayati
2111140084

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN AJARAN 2022 M/1444 H
I. TOPIK
Adapun topik pada praktikum kali ini yakni tentang Pteridophyta.

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari pada praktikum kali ini yaitu Mengetahui dan mengenal
ciri-ciri dari pterodophyta dan mengamati morfologi gametotif dan sporofit pada
divisi pterodophyta dengan jujur, bertanggung jawab, displin, kerja keras, percaya
diri, kreatif dan rasa ingin tahu.

III. DASAR TEORI

Gambar 6. 1 Tumbuhan
Paku Sumber : (Fenesia, 2020)
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat tertua yang ada sejak
zaman Devon dan Karbon, yang telah hidup sejak 300-350 juta tahun yang lalu. Fosil
tumbuhan paku merupakan sumber batu bara di bumi. Tumbuhan paku terdapat
dimana-mana atau bersifat kosmopolitan. Walaupun tumbuhan paku merupakan
tumbuhan darat sejati, namun lebih banyak ditemukan di tempat yang basah atau
lembab. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropis
dan subtropis, mulai dari dataran rendah sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan ada
yang hidup di air. Sebagian besar hidup di air. Sebagian besar hidup di darat, pada
tanah atau sebagai epifit (menempel pada tumbuhan lain) (Silalahi, 2014) Tumbuhan
paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisi
Pteridophyta (Pteris = bulu burung; phyta = tumbuhan), yang diterjemahkan secara
bebas berarti tumbuhan yang berdaun seperti bulu burung. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengantumbuhan
berkormus, sebab tumbuhan paku mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut
dengan tumbuhan tingkat tinggi (Silalahi, 2014).
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus (akar, batang dan daun telah
dibedakan dengan jelas). Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan
antara lain sebagai tanaman hias, sayuran, dan bahan obat-obatan. Namun secara tidak
langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dan memelihara
ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengaman tanah terhadap erosi
serta membantu proses pelapukan serasah hutan. Tumbuhan paku dapat dijadikan
menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang,
rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri dari atas spora, sporangium,
anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan paku umumnya berada dibagian
bawah daun serta membentuk gugusan berwarna hitam atau coklat. Gugusan
sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan
sifat yang sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku (Silalahi, 2014).

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

Adapun alat yang kami digunakan pada saat praktikum kali ini yiatu :

No Nama Alat Jumlah


1. Lup / kaca pembesar 1 buah
2. Baki 1 buah
3. Hp 2 buah
4. Alat tulis 1 set

2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu :

N Nama Bahan Jumlah


o
1. Paku sepat (Nephrolepis cordifolia) Secukupnya
2. Paku kawat (Lygodium micropyllum) Secukupnya
3. Paku rem cina (Pteris vittate) Secukupnya
4. Pakis kaki (Davalia trichomanoides) Secukupnya
5. Paku lemidi/kelakai (Stenochlaena Secukupnya
palustris )
6. Paku sarang burung (Asplenium nidus ) Secukupnya
7. Paku sisik naga (Pyrrosia piloselloides ) Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum.
2. Mengamati morfologi dari masing-masing tumbuhan paku dengan
memperhatikan letak dan bentuk tropofil serat sporofil, mengamati letak
dan bentuk sorus dengan menggunakan loupe.
3. Menggambar morfologi tumbuhan paku yang telah di amati.
4. Mengamati anatomi sorus masing-masing tumbuhan paku.
5. Membuat laporan sementara hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
6. Membersihkan dan merapikan kembali alat dan bahan yang telah
digunakan.

VI. HASIL PENGAMATAN


Adapun tabel hasil pengamatan yang kami lakukan pada saat praktikum yaitu :

No Gambar Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan


1. Paku Sisik Naga 1. Titik Tumbuh
(pyrrosia piloselloides) 2. Daun
Menggulung
3. Akar Adventif

2. Paku Sarang Burung 1. Tangkai Daun


(asplenium nidus) 2. Daun
3. Stolon
4. Akar
5. Spora

3. Lemidi/Kalakai 1. Daun
(stenochlaena palustris) 2. Rimpang
3. Akar
4. Batang

4. Pakis Rem Cina (pteris 1. Helai Daun


vittata) 2. Daun Mandul
3. Akar
4. Anak Daun
Terminal

5. Paku Kawat (lygodium 1. Daun Steril


microphyllum) (trofofil)
2. Daun Persil
(Sporofilis)
3. Batang
4. Rizoid
6. Paku Sepat (nephrolepis 1. Daun
cordifolia) 2. Sorus
3. Rizoid

7. Pakis Kaki (Davallia 1. Daun Muda


trichomanoides) Menggulung
2. Batang
(Rhizome)
3. Tangkai Daun
4. Akar
5. Sporangium
6. Daun
VII. PEMBAHASAN
Di bawah ini merupakan penjabaran mengenai hasil dari pengamatan kami
yang meliputi klasifikasi, morfologi, peranan, dan integrasi keislaman.

A. Paku Sisik Naga (pyrrosia piloselloides)

Tanaman paku sisik naga adalah tanaman merambat yang sering kita
jumpai pada daerah sekitar hutan. Ciri-ciri tanaman paku sisik naga ialah
mempunyai bentuk daun agak bulat yang mirip dengan sisik dengan tekstur
yang berair dan berwarna hijau. Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai
jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini
dinamakan picisan. Kegunaan dan fungsi tanaman paku sisik naga ini bagi
sebagian orang dijadikan tanaman hias. Namun ternyata tanaman paku sisik
naga ini mempunyai segudang manfaat dan khasiat, yang mana untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit yang ada ditubuh.

a. Klasifikasi paku sisik naga

 Kingdom: Plantae
 Divisi: Pteridophyta
 Kelas: Pteridopsida
 Sub Kelas: Polypoditae
 Ordo: Polypodiales
 Famili: Polypodiaceae
 Genus: Drymoglossum
 Spesies: Drymoglossum piloselloides

b. Morfologi paku sisik naga

Tanaman paku sisik naga merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang


menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit karena dapat membuat
makanan sendiri. Tanaman paku sisik naga ini termasuk tanaman terna yang
tumbuh pada batang dan dahan pohon. Akar rimpang tanaman paku sisik naga
ini ukurannya memanjang dan diamerternya kecil. Tanaman paku sisik naga
ini pertumbuhannya merayap, dengan panjang 5-22 cm. Akar tanaman paku
sisik naga ini melekat kuat pada batang dan tangkai pohon lain. Daun tanaman
paku sisik naga jarak antara daun yang satu dengan yang lain dekat. Daun
paku sisik naga ini bertangkai pendek, dengan tekstur yang tebal berdaging.
Daun tanaman paku sisik naga berbentuk bulat, dengan ujung yang tumpul
atau membundar, pangkal daun meruncing, tepi daun rata. Permukaan daun
tanaman paku sisik naga yang muda terdapat rambut-rambut kecil pada
permukaan bawah sedangkan yang sudah tua rambut pada permukaan bawah
daunnya akan menghilang. Daun tanaman paku sisik naga berwarna hijay
kecoklatan. Daun tanaman paku sisik naga ini terdapat spora namun terkadang
juga tidak ada. Daun tanaman paku sisik naga yang fertil bertangkai pendek
atau duduk, oval memanjang, dengan ukuran panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm.
Tanaman sisik paku naga ditemukan pada daerah Asia tropik. Tanaman paku
sisik naga habitatnya berada pada hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya
pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian
1.000 m dpl. Tanaman paku sisik naga berkembang biak menggunakan cara
pemisahan akar dan spora.

c. Peranan paku sisik naga

Tanaman paku sisik naga berperan untuk mengobati sakit obat batuk.
Tanaman paku sisik naga berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kencing
nanah (gonore). Tanaman paku sisik naga untuk mengobati penyakit rematik.
Tanaman paku sisik naga digunakan sebagai obat untuk mengobati perdarahan
pada perempuan dan keputihan.

B. Paku Sarang Burung (asplenium nidus)

Paku sarang burung merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai


tanaman hias di depan halaman rumah. Orang Sunda menyebutnya kadaka ,
sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah . Penyebaran alaminya
adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, Tropis India, Indocina,
Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Walaupun dalam artikel ini
paku sarang burung disamakan dengan A.nidus hasil penelitian terakhir
menunjukkan kemungkinan revisi, bahwa paku sarang burung mencakup
beberapa jenis berkerabat dekat namun berbeda.

a. Klasifikasi paku sarang burung

 Kingdom: Plantae
 Divisi: Pteridophyta
 Kelas: Pteridopsida
 Ordo: Polypodiales
 Famili: Aspleniaceae
 Genus: Asplenium
 Spesies: Asplenium nidus Linn

b. Morfologi paku sarang burung

Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat
mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang.
Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan
menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Daunnya yang tunggal
memiliki panjang 7 -150 cm dan lebar 5-30 cm. Tepi daun terlihat rata dengan
permukaan bergelombang, berwarna hijau pucat dengan tangkai yang pendek.
Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup
semacam kantung memanjang. Ental-ental yang mengering akan membentuk
semacam “sarang” yang menumpang pada cabang-cabang pohon. “Sarang” ini
bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya.

c. Peranan paku sarang burung

Paku sarang burung berpotensi sebagai obat penyubur rambut, pereda


demam, sakit kepala, kontrasepsi, hingga obat gigitan atau sengatan hewan
berbisa.

C. Lemidi/Kalakai (stenochlaena palustris)

Kelakai merupakan tanaman jenis paku-pakuan yang biasa ditemukan di


daerah rawa. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara
aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan
peleburan gamet jantan dan gamet betina. Dalam siklus hidup (metagenesis)
terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri. Fase sporofit pada
metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya. Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

a. Klasifikasi kalakai/lemidi
 Kingdom : Plantae
 Divisio : Pteridophyta
 Class : Filicopsida
 Ordo : Filicales
 Family : Blechnaceae
 Genus : Stenochlaena
 Spesises : Stenochlaena palustris (Burm) Bedd

b. Morfologi kalakai/lemidi

Kelakai merupakan paku tanah, yang memiliki panjang 5-10 m dengan akar
rimpang yang memanjat tinggi, kuat, pipih, persegi, telanjang atau bersisik
kerapkali dengan tubas yang merayap, tumbuhnya secara perlahan atau epifit
dengan akar utama berada di tanah. Daun kelakai menyirip tunggal, dan
dimorph. Tangkai daun tumbuhan kelakai berukuran 10-20 cm, yang cukup
kuat. Daunnya steril, 30-200 x 20-50 cm, kuat, mengkilat, gundul, yang muda
kerap kali berwarna keungu-unguan; anak daunnya banyak, bertangkai
pendek, berbentuk lanset, dengan lebar 1,5-4 cm, meruncing denan kaki lacip
baji atau membulat, kedua sisi tidak sama, diatas kaki begerigi tajam dan
halus, yrat daun berjarak lebar, anak daun fertil lebarnya 2-5 mm.

c. Peranan kalakai/lemidi

Kelakai telah lama digunakan sebagai anti oksidan dan sebagai pencegah
anemia. Dan telah diteli bahwa Kelakai banyak mengandung vitamin, besi, dan
flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan dan mencegah anemia.

D. Pakis Rem Cina (pteris vittata)

Pakis rem cina adalah tumbuhan paku/pakis dan termasuk ke dalam


keluarga Pteridaceae. Pteris vittata adalah spesies yang termasuk ke dalam
keluarga Dryopteridaceae. Tanaman ini dapat ditemukan di Asia, Eropa
Selatan, Afrika dan Australia, salah satu tempat persebarannya di Indonesia
adalah Gunung Prau.

a. Klasifikasi pakis rem cina

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Pterydophyta
 Kelas : Filicopsida
 Ordo : Polipodiales
 Famili : Pteridaceace
 Genus : Pteris
 Spesies : Pteris vittata

b. Morfologi pakis rem cina

Rimpangnya menjalar pada pemukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke


celah-celah batu. Pakis rem cina merupakan paku jenis herba, memiliki daun
majemuk menyirip, tepi daunya rata. Bentuk daunya memanjang, berukuran
±3,5 cm, tergolong anisofil yaitu daunya terdiri dari dua ukuran yaitu yang
satu lebih besar dari yang lainnya. Daun muda menggulung dan akan
membuka jika telah dewasa. Batang pakis rem cina berbentuk bulat beralur
secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku, permukaan pada batangnya
halus. Pada batangnya tidak di terdapat rambut. Warna batang Pakis rem cina
hijau kecoklatan. Letak akar pakubrem cina yaitu pada pangkal rimpang yang
tegak dan bentuk akarnya tipis, kasar, dan warnanya coklat tua. Permukaan
bawah daun pakis rem cina terdapat sori (bentuk tunggal dari sorus), setiap
sorus berisi kelompok sporangia (penghasil spora).

c. Peranan pakis rem cina

Memiliki kemampuan untuk mengakumulasi dan menoleransi kadar arsenik


tinggi yang dapat membahayakan makhluk hidup. Tanaman ini juga memiliki
kemampuan yang unik, yakni bisa menyerap racun arsenik dari tanah dan
menyimpan zat itu di daunnya.

E. Paku Kawat (lygodium microphyllum)

Paku kawat merupakan jenis tumbuhan paku yang termasuk dalam


heterospora, yaitu dapat menghasilkan dua macam spora (mikrospora dan
makrospora). Ciri-ciri klasifikasi tumbuhan paku yang satu ini sesuai dengan
namanya, yaitu berdaun kecil dengan susunan spiral dan memiliki batang
seperti kawat.
a. Klasifikasi paku kawat

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Pterydophyta
 Class : Lycopodinae
 Ordo : Lycopodiales
 Famili : Licopodiaceae
 Genus : lygodium microphyllum

b. Morfologi paku kawat

Paku kawat karena bentuk morfologi batangnya menyerupai kawat.


Morfologi daun tumbuhan paku jenis ini berukuran kecil mirip sisik dan
rambut. Daun tersebut tumbuh tidak beraturan tetapi menyerupai bentuk
spiral.Batang dan akar Lycopodinae berbatang garpu, ukuran daunnya kecil
berbentuk sisik dan tersebar pada batang, tidak bertangkai serta selalu
bertulang satu. Beberapa tumbuhan ini memiliki lidah daun yang disebut
ligula. Sporangium yang berkumpul membentu.

c. Peranan paku kawat

Paku kawat sering dijadikan dekorasi karena bentuknya yang unik. Kamu
bahkan bisa mengira tumbuhan paku ini tidak memiliki daun karena batangnya
yang tebal. Padahal, itu merupakan daun tipis yang seakan menyatu dengan
batang-batangnya. Dalam satu batang paku kawat, kamu akan menemukan
banyak daun yang bertumpuk.

F. Paku Sepat (nephrolepis cordifolia)

Paku sepat atau pakis kelabang adalah tumbuhan paku dan termasuk ke
dalam keluarga Lomariopsidaceae. Tumbuhan ini tingginya sekitar 20-70 cm,
tumbuh baik di tempat yang lembab, misalnya di batu-batu berlumut atau
batang pohon yang lembab. Tumbuhan ini berasal dari Australia Utara dan
Asia, termasuk di Indonesia.

a. Klasifikasi paku sepat

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Pteridophyta
 Kelas : Pteriopsida
 Ordo : Polypodiales
 Famili : Dryopteridaceae
 Genus : Nephrolepis
 Spesies : Nephrolepis cordifolia

b. Morfologi paku sepat

Tinggi 100 cm, batang berwana hijau, terdapat bulu-bulu halus pada
sepanjang batang.Daun merupakan daun majemuk menyirip genap dengan
jumlah anak daun yang genap, anak daun berhadap-hadapan,ketika daun
masih muda menggulung berwarna hijau, tangkai daunnya berbulu dengan
panjang 11 cm, dan lebar 18 cmpermukaan daun halus, tepi daun rata, dan
ujung daun runcing. Sorus terdapat di peruratan daun bagian tepi dan tengah,
berbentuk bulat.

c. Peranan paku sepat

Berpotensi sebagai obat dan bahan pangan. Biasanya paku sepat ini
digunakan untuk penyembuhan beberapa penyakit, diantaranya penyakit
diabetes, infeksi yang disebabkan jamur ataupun bakteri. Karena pada
tumbuhan ini memiliki antioksidan dengan nilai IC5031,72 μg/mL. Pada daun
yang muda paku sepat ini dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan.

G. Pakis Kaki (Davallia trichomanoides)

Pakis kaki adalah anggota genus dari famili Davalliaceae yang tumbuh
secara epifit. Tumbuhan ini memiliki distribusi yang luas dan kerajinan yang
tinggi di daerah tropis seperti di kawasan Malaysia.

a. Klasifikasi pakis kaki

 Kingdom: Plantae
 Divisi: Pteridophyta
 Kelas: Pteridopsida
 Ordo: Polypodiales
 Famili: Davalliaceae
 Genus: Davallia
 Spesies: Davallia trichomanoides

b. Morfologi pakis kaki

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang menempel pada batang pohon


atau tumbuhan lain dan tumbuh bersama-sama dengan paku sarang burung
atau paku jenis-jenis lain. Berakar serabut dengan rimpang yang merayap
berbentuk memanjang, permukaan bersisik yang tersusun rapat dan berwarna
merah kecoklatan. Tangkai daun panjangnya mencapai 13.8 – 51 cm , tangkai
ini memiliki 2 warna yaitu coklat muda di depan sedangkan di belakang
berwarna hitam. Daun menyirip ganda tiga dengan bentuk segitiga dengan
ujung daun meruncing dan pangkal daun tumpul, tepi daun beringgit, tekstur
daun tipis dan berwarna hijau. Spora terdapat di ujung anak daun.

c. Peranan pakis kaki

Spesies dari genus ini dilaporkan telah digunakan sebagai obat tradisional
untuk mengobati penyakit infeksi dan juga kanker di Taiwan.

H. Integrasi Keislaman

Adapun integrasi keislaman yang berkaitan dengan topik praktikum


Pteridophyta, (QS. Al-An‘am [6] : 141).

َ‫وْ نَ َوا لرُّ َّما ن‬WWُ‫هٗ َوا ل َّز ْيت‬Wُ‫ا اُ ُكل‬Wً‫ َّزرْ َع ُم ْختَلِف‬W‫ َل َوا ل‬W‫ت وَّا لنَّ ْخ‬ٍ W‫ َر َم ْعرُوْ ٰش‬Wْ‫ت َّو َغي‬ ٍ W‫ت َّم ْعرُوْ ٰش‬ ٍ ّ‫َوه َُو الَّ ِذ ۤيْ اَ ْن َشا َ َج ٰن‬
ُّ‫ ِرفُوْ ا ۗ اِنَّهٗ اَل ي ُِحب‬W‫ۖ واَل تُ ْس‬
َ  ‫ا ِد ٖه‬W‫ص‬ َ ‫وْ َم َح‬WWَ‫وْ ا َحقَّهٗ ي‬WWُ‫ َر َو ٰا ت‬W‫ر ٖ ۤه اِ َذ ۤا اَ ْث َم‬W
ِ W‫وْ ا ِم ْن ثَ َم‬WWُ‫ ٍه ۗ  ُكل‬Wِ‫ا ب‬W‫ َر ُمت ََش‬W‫ا َّو َغ ْي‬WWً‫ُمتَ َشا بِه‬
َ‫ْرفِ ْين‬ ْ
ِ ‫ ۙ ال ُمس‬

wa huwallaziii angsya`a jannaatim ma'ruusyaatiw wa ghoiro ma'ruusyaatiw


wan-nakhla waz-zar'a mukhtalifan ukuluhuu waz-zaituuna war-rummaana
mutasyaabihaw wa ghoiro mutasyaabih, kuluu ming samarihiii izaaa asmaro
wa aatuu haqqohuu yauma hashoodihii wa laa tusrifuu, innahuu laa yuhibbul-
musrifiin.

Artinya: "Dan Dia-lah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan


yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa
(rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya
(zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,"

Tafsir: Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bagaimana kaum musyrik Mekah
telah membuat ketetapan dan peraturan yang hanya berdasarkan pada
keinginan hawa nafsu sendiri, bahkan mereka mengklaim bahwa peraturan itu
berasal dari Allah. Pada ayat-ayat ini Allah menjelaskan lagi nikmat dan
karunia-Nya yang diberikan kepada hambaNya. Dan Dialah, Allah, yang
menjadikan dua jenis tanaman, yaitu tanaman-tanaman yang merambat dan
yang tidak merambat. Allah pun menciptakan untuk manusia berbagai macam
pepohonan seperti pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa
(rasanya). Wahai manusia! Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan jangan
lupa berikanlah haknya, berupa zakat, pada waktu memetik hasilnya, tapi
janganlah berlebih-lebihan, dalam arti tidak terlalu pelit dan tidak terlalu
boros, tetapi berada di antara keduanya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebihan, yaitu dengan mengeluarkan harta bukan pada
tempatnya.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN


Adapun kesimpulan dan saran pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
A. Kesimpulan
1. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat tertua yang ada sejak
zaman Devon dan Karbon, yang telah hidup sejak 300-350 juta tahun
yang lalu. Fosil tumbuhan paku merupakan sumber batu bara di bumi.
Tumbuhan paku terdapat dimana-mana atau bersifat kosmopolitan.
2. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan
tropis dan subtropis, mulai dari dataran rendah sampai ke lereng-lereng
gunung, bahkan ada yang hidup di air.
3. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan
bertalus dengan tumbuhan berkormus, sebab tumbuhan paku
mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut dengan tumbuhan
tingkat tinggi.
4. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus (akar, batang dan
daun telah dibedakan dengan jelas).
5. Sporangium tumbuhan paku umumnya berada dibagian bawah daun
serta membentuk gugusan berwarna hitam atau coklat. Gugusan
sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun
merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku.

B. Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan agar dapat kondusif pada saat
praktikum berlangsung dan dapat berkerja sama dengan baik sesama anggota
kelompok, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan
hasil yang akurat.
DAFTAR PUASTAKA

Azrianingsih, Rodiyati, Dkk. 2018. Petunjuk Praktikum Sistematika Tumbuhan. Malang :


Universitas Brawijaya

Imam, Moh. 2021. Penuntun Praktikum Biosistematika Tumbuhan Terintegrasi Keislaman.


Palangka Raya: Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya.

Lajnah Pentashihan Al-Qur‘an. 2011. Tafsir Ilmi Tumbuhan Dalam Perspektif Islams dan
Sains. Lajnah Pentashihan Al-Qur‘an : Kementerian Agama RI.

Nandika, D. (2005). Hutan Bagi Ketahanan Nasional. Surakarta: Muhammadiyah University


Press.

Septyarini, Liya. 2015. Biologi. Yogyakarta : Penerbit Indo Eduka

Via Al-Qur'an Indonesia. http://quran-id.com (di akses pada hari selasa 8 Desember 2022
pukul 18:00)

Anda mungkin juga menyukai