Anda di halaman 1dari 24

PARENKIM

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan.
Dosen pengampu:
Dr. Amprasto, M.Si.,
Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S.

oleh :

Pendidikan Biologi A 2017


Kelompok 6
Alviani Risti Afrilianti 1704334
Dimas Caesaria Novianto 1701869
Mauli Novilda Afifa 1702363
Vanni Destianti Kurnia 1705682

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. Judul Laporan
Parenkim

B. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa, 26 Februari dan 5 Maret 2019
Waktu : Pukul 09.30 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI

C. Tujuan
1. Untuk membandingkan jaringan parenkim pada berbagai empelur batang
tanaman dalam aspek-aspek tertentu (bentuk sel, ruang antar sel, dan
dinding sel).
2. Untuk mengidentifikasi bagian-bagian noktah sederhana melalui
pengamatan pada jaringan parenkim.
3. Untuk membandingkan bermacam-macam bentuk sel parenkim pada
berbagai organ tumbuhan termasuk bentuk ruang antar sel.
4. Untuk membandingkan berbagai bentuk sel parenkim pada jaringan yang
sama.

D. Dasar Teori
Istilah Parenkim biasanya digunakan untuk mengacu pada jaringan yang
menampilkan spesialisasi relatif rendah dan yang terkait dengan berbagai
fungsi fisiologis tumbuhan. Jaringan Parenkim tersusun dari sel-sel hidup
berdinding tipis dan berbangun polihedral, dan terkait dngan aktivitas
vegetatif tumbuhan. Sel-sel secara individual penyusun jaringan parenkim
disebut sel parenkim (Setjo dkk, 2004).
Jaringan Parenkim biasa disebut sebagai ground tissu atau jaringan
dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat
jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan lain
terdapat di dalamnya. Secara filogenetis, Jaringan Parenkim dapat dianggap
sebagai jaringan-jaringan pada tumbuhan yang tersusunnya merupakan
pemula. Sebab kalau kita perhatikan tumbuhan yang primitif, pada tubuhnya
hanya terdiri dari sel-sel parenkim. Jadi sesuai dengan pengertian parenkim di
atas sebagai jaringan dasar (jaringan pemula), demikian juga anggapan bahwa
jaringan-jaringan dewasa ada tumbuhan tingkat tinggi berasal dari jaringan
parenkim tersebut (Syamsuni, 2009).
Parenkim tergolong jaringan sederhana. Sel parenkim hidup, berdiameter
kira-kira sama sehingga sel berbentuk membulat pada tampang melintangnya,
berdinding tipis, mempunyai protoplas, berkemampuan membelah. Pada
banyak tumbuhan parenkim merupakan penyusun sebagian besar organnya,
misalnya empulur mesofil daun, dan daging buah terutama terdiri atas
parenkim. Daerah korteks dan perisikel seluruhnya atau sebagian besar
tersusun dari parenkim, demikian pula halnya di bagian floem dan xilem
(Setjo dkk, 2004).
Menurut (Kartasapoetra, 1991), Jaringan parenkim terletak hampir
semua organ tumbuhan seperti pada batang dan akar, empelur batang, dalam
daun (mesofil), daging buah, dan endosperma (jaringan sel yang menyimpan
cadangan makanan). Jaringan parenkim memiliki fungsi untuk menyimpan
cadangan makanan, tempat fotosintesis, dan sebagai penyokong tubuh saat
vakuola berisi air. Banyak sel parenkim berbentuk segi banyak (polihedral)
dengan garis tengah dalam berbagai arah hampir sama (isodiametris). Ruang
antar sel terbentuk karena lamela tengah pada tempat tempat pertemuan 3-4
sel larut oleh pektinase.

E. Alat dan Bahan


Tabel E.1 Alat yang digunakan dalam Praktikum Parenkim

No. Alat Jumlah


1. Mikroskop binokuler 2 unit
2. Object glass 10 unit
3. Cover glass 10 unit
4. Silet 1 unit
5. Alat Tulis 1 unit
6. Kamera Handphone 1 unit
Tabel E.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Parenkim

No. Bahan Jumlah


1. Batang Singkong (Manihot sp.) 1 unit
2. Batang Sambucus 1 unit
3. Tangkai Daun Pepaya 1 unit
4. Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.) 1 unit
5. Tangkai Daun Sambucus 1 unit
6. Preparat Akar Jagung 1 unit
7. Buah Pisang 1 unit
8. Biji Salak 1 unit
Petiolus Eceng Gondok (Eichornia
9. 1 unit
crassipes)
10. Petiolus Bunga Tasbih (Canna sp.) 1 unit
11. Akar Napas Anggrek 1 unit
.12. Aquades 1 unit

F. Langkah Kerja
1. Praktikum I Sel Parenkim

Disiapkan alat dan Hasil pengamatan Dicatat hasil


bahan praktikum didokumentasikan pengamatan

Bahan-bahan disayat
tipis yaitu : batang Diamati struktur
singkong, batang parenkim dari bahan Digambar pada jurnal
sambucus, buah pisang, yang digunakan
biji salak

Ditaruh di atas kaca


objek kemudian tutup Ditetesi dengan aquades Disusun laporan
praktikum
dengan kaca penutup.

Diagram F.1 Langkah kerja pengamatan Sel Parenkim


2. Praktikum II Sel Aerenkim

Disiapkan alat dan Hasil pengamatan Dicatat hasil


bahan praktikum didokumentasikan pengamatan

Bahan-bahan disayat
tipis yaitu : ptiolus Diamati struktur
eceng gondok, ptiolus parenkim dari bahan Digambar pada jurnal
bunga tasbih, dan akar yang digunakan
anggrek

Ditaruh di atas kaca


objek kemudian tutup Ditetesi dengan aquades Disusun laporan
praktikum
dengan kaca penutup.

Diagram F.2 Langkah kerja pengamatan Sel Aerenkim


G. Hasil Pengamatan
Tabel G. Hasil Pengamatan Praktikum Parenkim

No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

Empulur Batang
1. Ruang Antar Sel
Singkong (Manihot sp.)
Perbesaran 40x10 Gambar G.1.b. Empulur Batang
Gambar G.1.a. Empulur Batang Singkong (Manihot sp.)
Singkong (Manihot sp.) (Mayina, 2013)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)

Empulur Batang
2. Ruang Antar Sel
Sambucus
Perbesaran 40x10 Gambar G.2.b. Empulur Batang
Gambar G.2.a. Empulur Batang Sambucus
Sambucus (Kobikova, 2011)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

Ujung Tangkai Daun


3. Kristal Druse
Pepaya
Perbesaran 40x10 Gambar G.3.b. Ujung Tangkai
Gambar G.3.a. Ujung Tangkai Daun Pepaya
Daun Pepaya (Leo, 2015)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)

Pangkal Tangkai Daun


4. Kristal Druse
Pepaya
Perbesaran 40x10 Gambar G.4.b. Pangkal Tangkai
Gambar G.4.a. Pangkal Tangkai Daun Pepaya
Daun Pepaya (Vivi, 2013)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

Ujung Tangkai Daun


5. Parenkim
Singkong (Manihot sp.)
Perbesaran 40x10 Gambar G.5.b. Ujung Tangkai Daun
Gambar G.5.a. Ujung Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.)
Singkong (Manihot sp.) (Leo, 2015)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)

Pangkal Tangkai Daun


6. Ruang Antar Sel
Singkong (Manihot sp.)
Perbesaran 40x10 Gambar G.6.b. Pangkal Tangkai
Gambar G.6.a. Pangkal Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.)
Daun Singkong (Manihot sp.) (Dipa, 2011)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

7. Tangkai Daun Sambucus Ruang Antar Sel


Perbesaran 40x10 Gambar G.7.b. Tangkai Daun
Gambar G.7.a. Tangkai Daun Sambucus
Sambucus (Kurz, 2015)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)

A
D
A: Parenkim Korteks
B B: Floem
8. Preparat Akar Jagung C
C: Xylem
D: Parenkim Empulur
Perbesaran 10x10 Gambar G.8.b. Preparat Akar Jagung
Gambar G.8.a. Preparat Akar Jagung (Direktori File upi.edu, Tanpa Tahun)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

9. Buah Pisang Bulir Amilum

Perbesaran 40x10 Gambar G.9.b. Buah Pisang


Gambar G.9.a. Buah Pisang (MRC, 2013)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)

A: Lamella Tengah
10. Biji Salak B B: Noktah
Perbesaran 40x10 Gambar G.10.b. Biji Salak
Gambar G.10.a. Biji Salak (Biologizone, 2009)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

Petiolus Eceng Gondok A: Ruang Antar Sel


11. B
(Eichornia crassipes) B: Satu Sel
Perbesaran 10x10 Gambar G.11.b. Petiolus Eceng
Gambar G.11.a. Petiolus Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Gondok (Eichornia crassipes) (Potterhead23, 2012)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)

Petiolus Bunga Tasbih → = Ruang Antar Sel


12.
(Canna sp.) O = Satu Sel
Perbesaran 40x10 Gambar G.12.b. Petiolus Bunga
Gambar G.12.a. Petiolus Bunga Tasbih (Canna sp.)
Tasbih (Canna sp.) (Cutler, 2007)
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan

→ = Ruang Antar Sel


O = Parenkim Korteks
13. Akar Napas Anggrek
□ = Berkas Pengangkut
Perbesaran 10x10 Gambar G.13.b. Akar Napas Anggrek dan Empulur
Gambar G.13.a. Akar Napas (Pujianti, 2011)
Anggrek
(Dok. Kelompok 6A, 2019)
H. Pembahasan
1. Empulur Batang Singkong (Manihot sp.)
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan empulur
singkong didapatkan hasil bahwa pada sayatan empulur singkong terdapat
sel parenkim berbentuk polyhedral yang memiliki dinding sel, inti sel dan
ruang antar sel yang terlihat jelas. Bentuk jaringan parenkim pada empulur
singkong sangat mirip dengan parenkim pada sayatan tangkai Sambucus.
2. Empulur Batang Sambucus
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan empulur
Sambucus didapatkan hasil bahwa pada sayatan melintang empulur
Sambucus terdapat berkas jaringan dasar yang menghubungkan empulur
ke korteks danterlihat bentuk empulur Sambucus yang polyhedral dan
bernoktah sederhana yang terlihat sangat jelas begitupun dengan ruang
antar sel yang terdapat pada saat ini terlihat rapat. Bagian yang terlihat
lebih gelap merupakan sel-sel serat atau slerenkim. Pada bagian tengah
terdapat pula xylem dan floem.
3. Ujung Tangkai Daun Pepaya
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan ujung tangkai
papaya didapatkan hasil bahwa pada sayatan ujung tangkai pepaya terlihat
adanya sel parenkim yang memiliki dinding sel, inti sel, ruang antar sel
yang jelas seperti pada sayatan segar lainnya. Bentuk sel parenkim pada
ujung tangkai pepaya ini adalah polihedral atau segibanyak, Terdapat pula
kristal druse, dimana, Kristal Druse adalah jenis butiran kristal yg terrdiri
dari kalsium oksalat. Kristal Druse sering ditemukan dalam vakuola
tanaman Kristal druse pada bagian ujung tangkai pepaya lebih banyak
daripada pada bagian pangkal tangkai pepaya.
4. Pangkal Tangkai Daun Pepaya
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan pangkal
tangkai papaya didapatkan hasil bahwa pada sayatan pangkal tangkai
pepaya terlihat adanya sel parenkim yang memiliki dinding sel, inti sel,
ruang antar sel yang jelas seperti pada sayatan segar lainnya. Bentuk sel
parenkim pada pangkal tangkai pepaya ini adalah polihedral atau
segibanyak, Terdapat pula kristal druse, namun jumlahnya lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan jumlah Kristal druse pada bagian ujung
tangkai papaya.
5. Ujung Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.)
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan ujung tangkai
singkong didapatkan hasil bahwa pada sayatan ujung tangkai pepaya
terlihat adanya sel parenkim yang memiliki dinding sel, inti sel, ruang
antar sel yang jelas seperti pada sayatan segar lainnya. Bentuk sel
parenkim pada ujung tangkai pepaya ini adalah polihedral atau segibanyak
sehingga terlihat seperti kumpulan lingkaran.
6. Pangkal Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.)
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan pangkai
tangkai singkong didapatkan hasil bahwa pada sayatan ujung tangkai
pepaya terlihat adanya sel parenkim yang memiliki dinding sel, inti sel,
ruang antar sel yang jelas seperti pada sayatan segar lainnya. Sel parenkim
yang terdapat pada pangkal tangkai singkong apabila dibandingkan dengan
sel paerenkim pada ujung tangkai singkong lebih besar dan rapat.
7. Tangkai Daun Sambucus
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan tangkai
Sambucus didapatkan hasil bahwa pada sayatan melintang tangkai
Sambucus dapat terlihat adanya sel parenkim yang berbentuk hampir bulat
dan memiliki dinding sel, inti sel dan ruang antar sel. Bentuk sel parenkim
pada tangkai Sambucus ini adalah poilihedral atau banyak segi yang
hamper menyerupai lingkaran. Tangkai Sambucus merupakan bagian yang
memiliki dinding sel yang lebih tebal dibandingkan dinding sel pada
tangkai pepaya.
8. Preparat Akar Jagung
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan akar jagung
didapatkan hasil bahwa pada sayatan akar jagung telah menujukan bagian-
bagian akar secara jelas dan menyeluruh mulai dari epidermis akar hingga
pembuluh angkut. Struktur jaringan penyusun akar tanaman jagung dari
yang terluar adalah epidermis, korteks, xylem dan floem, dan endodermis.
Epidermis terletak pada bagian terluar, korteks terletak dibagian luar
endodermis dan endodermis terletak pada bagian dalam setelah korteks.
9. Buah Pisang
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan buah pisang
didapatkan hasil bahwa pada sayatan buah pisang bagian yang paling jelas
terlihat adalah butiran starch granules yang tersebar pada seluruh
permukaan sayatan dengan bentuk yang bervariasi, starch granules ini
terbungkus dinding sel pada jaringan parenkimnya.
10. Biji Salak
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan biji salak
didapatkan hasil bahwa pada sayatan biji salak terlihat adanya sel
parenkim yang memiliki dinding sel, inti sel, ruang antar sel yang jelas
seperti pada sayatan segar lainnya. Perbedaannya adalah noktah pada
sayatan melintang biji salak (endosperma salak) terlihat lebih jelas
dibandingkan dengan sayatan melintang yg lain. Hal ini dikarenakan
dinding sel endosperma salak sangat tebal, sehingga bisa terlihat
noktahnya dengan jelas.
11. Petiolus Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan ptiolus Eceng
Gondok didapatkan hasil bahwa pada sel aerenkim ptiolus eceng gondok
memiliki ruang antar sel yang dimiliki terlihat sangat jelas dan ukurannya
terlihat lebih besar dibandingkan dengan bagian sel parenkim ptiolus
eceng gondok. Susunan sel aerenkim pada enceng gondok tersusun sejajar
membentuk barisan lingkaran besar sehingga dapat terlihat ruang antar sel
yang besar dan jelas. Ruang antar sel yang besar yang terdapat pada eceng
gondok berfungsi untuk menyimpan udara sebagai tempat cadangan
oksigen karena eceng gondok merupakan tumbuhan air dan membutuhkan
oksigen yang cukup karema air memiliki kadar oksigen yang cukup
rendah. Pada Ptiolus eceng gondok terdapat berkas pembuluh yang
memiliki warna yang lebih gelap dari bagian lainnya.
12. Petiolus Bunga Tasbih (Canna sp.)
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan ptiolus bunga
tasbih didapatkan hasil bahwa pada sel aerenkim ptiolus bunga tasbih, sel-
nya berbentuk seperti bintang dan berada pada lapisan dalam, sedangkan
parenkimnya berada pada bagian korteks yang berbentuk polyhedral.
Sayatan ptiolus bunga tasbih memiliki sel parenkim yang memiliki
dinding sel, inti sel, ruang antar sel rapat dan terdapat kristal kalsium
oksalat berbentuk bulat, dan terdapat berkas pembuluh. Pada bagian sel
aerenkim terdapat sel berbentuk bintang dan ruang antar sel yang besar
yang berfungsi untuk menyimpan udara.pada ptiolus bunga tasbih itu
sendiri.
13. Akar Napas Anggrek
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada sayatan akar napas
anggrek didapatkan hasil bahwa pada sayatan akar napas anggrek terdapat
sel parenkim yang berbentuk polyhedral. Ruang antar sel yang terdapat
pada bagian korteks merupakan ruang antar sel yang besar dan tersusun
rapat. Terdapat pula klorenkim yang berwarna hijau, pada bagian dalam
terdapat sel aerenkim yang memiliki ruang antar sel yang besar sebagai
tempat oksigen, dan terdapat pula berkas pembuluh xylem dan floem di
bagian tengah. Sel aerenkim yang terdapat pada akar napas anggrek
berfungsi untuk menyimpan udara di karenakan anggrek merupakan salah
satu tanaman epifit, dimana tumbuhan epifit adalah tumbuhan yang
tumbuh dengan cara menumpang padatumbuhan lain sebagai tempat
hidupnya.

I. Hasil Diskusi
Hasil Diskusi Parenkim I
1. Bagaimana bentuk sel parenkim empulur batang singkong? Apakah
yang tampak di dalamnya?
Jawab:
Bentuk sel pada parenkim pada empulur singkong adalah
polihedral (banyak segi tak beraturan). Didalamnya tampak inti sel,
dinding sel, ruang antar sel, noktah, lumen dan lamela.
2. Adakah perbedaan ketebalan dinding sel antara sel parenkim pada
empulur batang singkong dan sel parenkim tangkai daun (papaya,
singkong atau Sambucus)?
Jawab:
Ada, dinding sel parenkim pada empuur lebih tebal dibandingkan
pada tangkai, karena pada dinding sel empulur mengalami penebalan
sekunder yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan.
3. Manakah dinding sel yang lebih tebal, bagian pangkal daun atau pada
bagian ujung tangkai daun?
Jawab:
Dinding sel yang lebih tebal adalah ujung pangkal daun.
4. Adakah hubungan antar sel yang berupa noktah pada sel parenkim
tangkai daun papaya? Bagaimana bentuk noktah tersebut?
Jawab:
Ada namun tidak teramati, karena dinding sel pangkal daun pepaya
tipis.
5. Apakah ketika anda mengamati sayatan melintang tangkai daun papaya
menemukan adanya Kristal kalsium oksalat? Bagaimanakah
bentuknya? Bentuk kristal semacam itu dinamakan kristal druse
Jawab:
Iya, bentuknya seperti bunga atau bintang.
6. Bagaimanakah ketebalan dinding sel parenkim pada empulur
Sambucus? Dapatkah anda temukan noktah sederhana diantara dua sel
parenkimnya? Samakah dengan noktah pada sel parenkim tangkai daun
papaya? Berilah nama bagian-bagiannya sesuai dengan teori yang telah
anda dapatkan!
Jawab:
Dinding sel pada empulur sambucus cukup tebal, nampak noktah
sederhana diantara dua sel parenkimnya, berbeda karena dinding sel pada
tangkai pepaya tipis sehingga noktah tidak dapat teramati.
7. Bagaimanakah penampakan sel-sel parenkim pada bagain korteks akar
jagung dibandingkan dengan bagian empulurnya?
Jawab:
Penampakan sel parenkim empulur jagung lebih rapat dibanding
pada korteks akar jagung.
8. Apakah Anda menemukan ruang antar sel diantara sel-sel parenkim
korteks dan empulur akar jagung? Apakah anda juga menemukan satu
ruang antar sel yang sangat besar? Mengapa terjadi demikian?
Jawab:
Ya, ya karena proses pembentukan ruang antar sel secara sigozen
yang terjadi karena pada saat dinding primer dibentuk pada dua sel baru
yang berhubungan, lamela tengah antara kedua dinding sel baru hanya
berhubungan dengan dinding primer sel induk tidak menyentuh lamela
tengah antara dinding sel induk dan sel disebelahnya, biasanya terjadi pada
tumbuhan monokotil seperti jagung.
9. Apakah ruang antar sel ini juga anda temukan diantara sel-sel parenkim
pada preparat yang lainnya? Coba jelaskan!
Jawab:
Ya, ruang antar sel diantara sel-sel parenkim ditemukan di preparat
lainya karena merupakan ciri dari sel-sel parenkim.
10. Bagaimanakah hubungan antar sel pada buah pisang yang anda amati?
Adakah perlekatannya? Apa yang menyebabkan keadaan tersebut?
Bagaimana bekerjanya? Coba buat satu hubungan hasil pengamatan
yang anda lakukan dengan proses yang terjadi pada pembuatan selai
buah!
Jawab:
Ada, meskipun dinding selnya di jaringan meristematik umumnya
tersusun rapat, dan hubungannya erat namun dapat terpisah sebagai ruang
antar sel.
11. Bagaimanakah gambaran umum sel parenkim dari semua preparat yang
telah anda amati? Nyatakan karakteristik sel parenkim tersebut
berdasarkan berdasarkan aspek-aspek yang anda temukan.
Jawab:
Semua preparat yang diamati, parenkim merupakan bagian utama
jaringan dasar yang terdapat berbagai organ sebagai jaringan
bersinambungan seperti pada korteks dan empulur korteks akar jaringan
dan dasar pada tangkai daun, mesofil daun bagian buah yang berdaging
dan terdapat pada xylem dan floem. Hal ini sesuai pada pengamatan
batang singkong, preparat akar jagung, buah pisang, biji salak, dan tangkai
daun papaya. Ciri-ciri sel parenkim:
a. Sel parenkim pada umumnya berukuran besar (bersegi banyak) dan
berdinding tipis (tidak semua),
b. Bentuk sel beradaptasi sesuai struktur dan fungsi,
c. Sel hidup,
d. Memiliki noktah tipe sederhana,
e. Banyak mengandung ruang antar sel yang besar maupun kecil.

Hasil Diskusi Parenkim II


1. Bagaimanakah bentuk sel aerenkim Ptiolus eceng gondok? Adakah
perbedaan antara bentuk sel aerenkim yang satu dengan sel lainnya?
Jawab:
Aerenkim eceng gondok berbentuk segi empat. Tidak ada
perbedaan tetapi ukurannya yang berbeda.
2. Bagaimanakah susunan sel aerenkim Ptiolus eceng gondok terhadap
ruang antar selnya?
Jawab:
Pada aerenkim eceng gondok terdapat penebalan terhadap ruang
antar sel.
3. Bagaimana bentuk sel aerenkim Ptiolus bunga tasbih? Adakah
perbedaan antara bentuk sel aerenkim satu dengan yang lainnya?
Jawab:
Bentuk sel aerenkim petiolus bunga tasbih bulat dan segi bayak.
Ada perbedaan bentuk sel aerenkim yang satu dengan yang lainnya.
4. Sebutkan perbedaan struktur sel aerenkim dengan parenkim korteks
Ptiolus bunga tasbih?
Jawab:
Perbedaan struktur aerenkim pada akar napas (anggrek) berbentuk
bulat tidak beraturan, kalau pada petiolus bunga tasbih berbentuk
polihedral.
5. Apakah yang tampak pada sel-sel parenkim korteks Ptiolus bunga
tasbih?
Jawab:
Sel-sel parenkim korteks petioles bunga tasbih tampak sel-selnya
lebih rapat, sehingga ruang antar selnya kecil.
6. Bagaimana bentuk sel parenkim korteks akar napas anggrek? Adakah
ruang antar selnya?
Jawab:
Berbentuk segienam yang tersusun rapih, terdapat ruang antar
selnya.
7. Apakah yang tampak di dalam sel-sel parenkim korteks akar napas
anggrek?
Jawab:
Terdapat kristal-kristal dan terlihat serabut-serabut kecil
disekitarnya.

J. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada umumnya sel-sel parenkim pada berbagai empulur batang tanaman
memiliki persamaan pada bentuk sel yaitu bersegi banyak (polyhedral) dan
memiliki ruang antar sel. Pebedaanya hanya terletak pada ketebalan
dinding sel, dinding sel pada empulur lebih tebal dibandingkan dengan
tangkai.
2. Melalui pengamatan pada jaringan parenkim, noktah tersusun atas ruang
noktah dan membran noktah.
3. Sel parenkim yang mempunyai ruang antar sel luas dan berfungsi untuk
menyimpan udara disebut aerenkim. Sel aerenkim memiliki perbedaan
bentuk dengan sel parenkim pada umumnya.
4. Pada jaringan korteks bunga tasbih (Canna) terdapat sel parenkim dan
aerenkim. Sel parenkim berbentuk polyhedral sedangkan sel aerenkim
berbentuk seperti bintang yang disebut aktinenkim.
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, A.G. (1991). Pengantar Anatomi Tumbuh Tumbuhan (Tentang Sel


dan Jaringan). Jakarta: PT Rineka cipta
Setjo, dkk. (2004). Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang
Syamsuni. (2009). Diktat Anatomi Tumbuhan. Indramayu: Universitas Wiralodra
DAFTAR GAMBAR

Gambar G.1.b. Empulur Batang Singkong (Manihot sp.)


Mayina. (2013). Empulur Singkong. [Online]. Diakses dari
https://edoc.site/laporan-praktikum-i-anatomi-tumbuhan-pdf-free.html
Gambar G.2.b. Empulur Batang Sambucus
Kobikova. (2011). Empulur Sambucus. [Online]. Diakses dari:
http://www.sci.muni.cz/~anatomy/ground_tissues/html/sambucus_1.htm.
Gambar G.3.b. Ujung Tangkai Daun Pepaya
Leo. (2015). Ujung Tangkai Pepaya. [Online]. Diakses dari:
http://bentukdanukuransel.blogspot.com/2015/07/bentuk-dan-ukuran-sel-
anpertum.html
Gambar G.4.b. Pangkal Tangkai Daun Pepaya
Vivi. (2013). Pangkal Tangkai Pepaya. [Online]. Diakses dari:
http://vivisophieelfada.blogspot.com/2013/03/bentuk-sel.html
Gambar G.5.b. Ujung Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.)
Leo. (2015). Ujung Tangkai Singkong. [Online]. Diakses dari:
http://bentukdanukuransel.blogspot.com/2015/07/bentuk-dan-ukuran-sel-
anpertum.html
Gambar G.6.b. Pangkal Tangkai Daun Singkong (Manihot sp.)
Dipa. (2013). Pangkal Tangkai Singkong. [Online]. Diakses dari:
pgsdipa.wordpress.com/2011/12/27/kegiatan-3-sel/
Gambar G.7.b. Tangkai Daun Sambucus
Kurz. (2015). Empulur Sambucus. [Online]. Diakses dari:
http://www.gymvod.cz/vp/obrazek/916.
Gambar G.8.b. Preparat Akar Jagung
Direktori UPI. Akar Jagung. [Online]. Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1951072619
78032FRANSISCA_SUDARGO/modul_UT/Model_Buku_Sains_SMP_
%28Biologi%29/Kelas_VIII/Bab._1VIII_Struktur_dan_Fungsi_Tubuh_Tu
mbuhan_%28Sisca%29.pdf
Gambar G.9.b. Buah Pisang
MRC. (2013). Buah Pisang. [Online]. Diakses dari: https://www2.mrc-
lmb.cam.ac.uk/microscopes4schools/banana.php
Gambar G.10.b. Biji Salak
Biologizone. (2009). Biji Salak. [Online]. Diakses dari:
https://biologyzone.wordpress.com/category/anatomi-tumbuhan/
Gambar G.11.b. Petiolus Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Potterhead. (2012). Sayatan Melintang Eceng Gondok. [Online]. Diakses dari:
https://potterhead23.files.wordpress.com/2012/07/petiole-of-water-
hyacinth.jpg.
Gambar G.12.b. Petiolus Bunga Tasbih (Canna sp.)
Cutler, Botha. (2007). Sayatan Melintang Pteolus Bunga Tasbih. [Online].
Diakses dari:
http://virtualplant.ru.ac.za/Main/ANATOMY/cannaleafaerenchy_a.jpg
Gambar G.13.b. Akar Napas Anggrek
Pujianti. (2011). Sayatan Melintang Akar Anggrek. [Online]. Diakses dari:
http://3.bp.blogspot.com/4orVW_4l8r4/VVay22DuBWI/AAAAAAAAAP
8/ XS0X0MPbPMA/s1600/New%2BPicture%2B(4).png.

Anda mungkin juga menyukai