Disusun Oleh :
Offering I
Kelompok 1
A. TUJUAN
1. Mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan paku.
2. Mengetahui morfologi dan anatomi tumbuhan paku
3. Mendeskripsikan tumbuhan paku
4. Mengetahui reproduksi pada tumbuhan paku.
B. DASAR TEORI
Tumbuhan paku merupakan divisi yang warganya telah jelas kormusnya, yang
artinya tubuhnya telah nyata, yang dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya,
yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan
biji. Seperti divisi-divisi yang telah dibicarakan sebelumnya. Alat perkembangbiakan
utama dari tumbuhan paku berupa spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi
membagi tumbuhan dalam dua kelompok besar saja yakni diberi nama
Cryptogammae dan Phanerogammae. Cryptogammae disebut juga tumbuhan yang
memiliki spora yang meliputi yang sekarang dibahas yaitu Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta dan Pteridophyta. Penamaan Cryptogammae diberikan atas dasar cara
perkembangbiakan atau pada perkawinannya (Tjitrosoepomo, 1989).
Tumbuhan dalam sub filum pterinopsida ini berbeda dengan ketiga sub filum
sebelumnya karena memiliki daun yang relatif lebih besar, tulang daunnya sering
bercabang-cabang. Sub filum ini lebih lanjut dibagi beberapa kelas yaitu paku-pakuan
atau gymnosperma, dimana tumbuhan ini yang kemudian mereduksi daun-daunnya
menjadi jarum dan angiosperma. Pteropsida yang pertama, yaitu tumbuhan paku atau
paku-pakuan yang juga menyumbangkan banyak spesies terhadap flora pemandangan
di alam, seperti kebanyakan tumbuhan paku iklim, yang hidup sampai saat ini
merupakan tumbuhan yang memiliki spora yang banyak dalam satu macam spora
(Kimball, 2005).
Seperti halnya dengan Bryophyta tumbuhan dalam divisi juga dalam daur
perkembangbiakannya telah menunjukkan dua keturunan yang berupa haploid (n),
dan diploid (2n) yang pergilirannya secara tertutup. Pada divisi Bryophyta yang
merupakan gametofit terdapat pada lumut, sedangkan padatumbuhan paku atau
Pteridophyta gametofitnya berupa tumbuhan kecil yang berupa tallus, sedangkan
tumbuhannya sendiri adalah sporofit yang dimana pada golongan divisi ini sudah bisa
dibedakan antara akar, batang dan daun dimana hampir sama dengan tumbuhan
tingkat tinggi, tetapi pada spesies divisi ini tidak terdapat biji (Tjitrosoepomo, 1994)
Tumbuhan yang relatif besar ini adalah sporofitnya. Yang mencakup keturunan
utama, yang baik dalam golongan ini maupun golongan-golongan lainnya yang tersisa
bersifat domina. Spora dibentuk dalam organ-organ khusus yang terbentuk pada
penonjolan-penonjolan yang pendek yang tersusun rapat menjadi badan seperti
kerucut strobilus yang biasa terdapat pada ujung batang. Sporanya semua sama,
tetapi mempunyai sifat yang unik, yaitu pada suatu tempat pada dinding spora itu
melekat 4 penonjolan berbentuk pita yang merentang atau menggulung dengan cepat
bila terjadi lengas dengan udara, yang akibatnya menyebabkan terjadinya gerakan
pada spora. Pada perkecambahan spora menghasilkan badan seperti gametofit yang
disebut protallus. Protallus ini kecil dan memiliki rhizoid yang berkembang tidak
beraturan. Berwarna hijau dan dapat melakukan fotosintesis dan biasanya
menghasilkan satu alat kelamin saja (Polunin, 1994).
D. CARA KERJA
EPIDERMIS
KUTIKULA
EPIDERMIS
JAR. SPONS
JAR.
PALISADE
JAR.
PENGANGKUT
NO MORFOLOGI KETERANGAN
b. Ukuran 54,5 cm
2. ANATOMI
KUNCI DETERMINASI
1.
b. Sporangia terletak pada permukaan bawah atau pada tepi daun/ bagian-bagian daun atau
terkumpul dalam bulir pada sisi/ujung batang, seringkali tertutup indusium (selaput penutup)
yang terpisah pisah ........................5
5.
7.
b. Sporangia pada permukaan bawah atau tepu daun/bagian daun , kadang pada taju daun yang
berbentuk garis.....................9
b. Sporangia lebih kecil, kebanyakan bertangkai,cincin kurang lebih terlihat jelas terbentuk dari
sel yang sama..........10
10 a. Cincin dari sporangia tidak terputus horizontal (mendatar) sampai hampir vertikal (tegak
lurus)..............11
11
14
1.
b. Sporangia pada permukaan bawah/ tepi dari daun/ taju-taju daun, atau tersusun dalam bulir
yang axillar/terminal, sering masing-masing tertutup oleh selaput penutup (indusium).......5
5. a. Batang : beruas, berlubang ; daun: kecil, berkarang ; sporophyllum tersusun dalam bulir
terminal .... 104. EQUISETUM
b. Tanaman tidak demikian.............6
6. a. Paku pohon, yaitu paku dengan batang yang terlihat jelas dan dapat mencapai tinggi lebih dari
2m...............7
16 a. Daun menjari dengan 4 anak daun, sporocarp sebesar biji kacang-kacangan, dan terletak pada/
didekat pangkal daun..............94 MARSILEA
17 a. Sori terletak pada permukaan bawah daun dan terdiri dari sporangia yang berdinding tebal dan
saling berlekatan (sedikit/banyak). Daun-daun dengan 2 helai daun penumpu pada pangkal-
nya...............18
20. a. Sporangia tersusun dalam glomeruli dan terletak sepanjang tepi taju-taju daun yang kecil, tanpa
indusium. Daun menyirip-ganda-satu..........91. OSMUNDA
b. tidak demikian................21
21 a. Sporangia ditepi atau diujung taju taju daun yang berbentuk garis dan berdiri sendiri................22
b. Tidak demikian..........23
23. a. Daun dengan percabangan menggarpu (dichotomis) sekali atau kebanyakan beberapa kali,
seringkali memanjang, kadang-kadang tegak. Sporangia terletak pada permukaan bawah daun
................................... 88. GLEICHENIA
b. Tidak demikian............24
24. a. Sporangia terletak pada taju daun yang tersusun dalam bulir, yang tumbuh dari pangkal, tengah
atau tepi daun atau yang steril............... 25
27 a. Daun serupa selaput tipis. Sori terletak ditepi atau diujung taju daun. Indusium bentuk mangkuk,
dengan tepi rata/ bebibir 2, atau dengan katup, sporangia tertanam dalam tiang kecil/besar..28
29 a. Sporangia tersebar rata pada permukaan bawah daun/anak daun yang fertil, tidak bersatu dalam
kelompok yang tertentu, tanpa indusium, kadang-kadang sepanjang ibu tulang daun atau tepi
daun terdapat anyaman yang tidak teratur..........30
b. Sporangia tersusun dalam sori yang nyata, terpisah-pisah, kadang-kadang sangat rapat, terbentuk
bulat/garis, tanpa/dengan indusium atau selubung......47
b. Urat-urat dari daun steril dalam anyaman,anyaman dari urat-urat daun ini tanpa/dengan urat
yang bebas.............34
40 a. Daun berbentuk-dua (dimorf), sebagian tidak berbagi dan melekat pada substrat, sebagian
dengan percabangan dikotom, tegak atau menggantung, hanya yang terbelakang merupakan
daun yang fertil..................85. PLATYCERIUM
F. ANALISIS DATA
Habitat tumbuhan paku menempel dipohon. Bentuk dari tumbuhan paku ini
adalah simetri dorsiventral. Tumbuhan paku ini memiliki ukuran 54,5 cm, memiliki
percabangan dikotom. Pada akar tumbuhan paku ini merupakan akar liar yang banyak
membentuk akar serabut. Pada batang tumbuhan paku berupa rizom (rimpang).
Daunnya termasuk daun tunggal. Daun terdiri dari daun sporofil dan daun tropofil.
Pada daun sporofil terdapat sorus dibagian adaksial, tetapi pada tumbuhan paku ini
spora sudah terlepas. Anatomi pada akar terdapat rambut akar, dan jaringan epidermis.
Anatomi pada batang terdapat jaringan epidermis, dan jaringan pengangkut. Anatomi
pada daun terdapat kutikula, jaringan epidermis, jaringan palisade, jaringan spons,
jaringan pengangkut. Reproduksi pada tumbuhan paku dibagi menjadi
perkembangbiakan secara generatif dan vegetatif.
G. PEMBAHASAN
Tumbuhan paku ini ditemukan menempel pada pohon. Tumbuhan paku ini
berukuran 54,5 cm. Pada pengamatan tumbuhan paku ini dimulai pada akar,
akarnya terdiri dari banyak akar liar. Akar-akar ini berasal dari calon akar yang asli
bentuknya seperti serabut, oleh karena itu disebut akar serabut (radix adventicia).
Pada akar ditemukan jaringan epidermis yang berfungsi untuk melindungi sel
didalamnya. Pada daun setelah pengamatan ditemukan dua daun pada tumbuhan
paku, daun yang ditemukan yakni daun tropofil dan daun sporofil.
Reproduksi tumbuhan paku dapat berkembang biak secara vegetatif dengan cara
berbeda-beda. Berkembang biak secara vegetatif meliputi dibiakkan dengan
membelah rumpun (Adiantum), mempergunakan umbi (beberapa jenis Marsilea),
jenis tertentu bila ujung dauunya menempel tanah akan bertunas dan membentuk
tumbuhan baru, dan ada juga yang membentuk kuncup liar pada daunnya.
Reproduksi tumbuhan paku dapat berkembang biak secara generatif , yakni
dengan sporogenesis dan gametogenesis. Reproduksi ini dimulai
Perkemcambahan spora, jika spora jatuh pada kondisi yang sesuai kelembaban dan
suhu spora yang berkecambah untuk menghasilkan prothallus tersebut. menyerap air dan
membengkak. Nukleus menjadi menonjol. Pecah exine dan intine yang menjorok keluar
bersama dengan isi didalamnya dengan tertutup dalam bentuk tabung kuman kecil.
Gambar. Perkecambahan Spora
Bila spora jatuh di tempat yang sesuai maka akan menghasilkan alat kelamin
jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium). Masing masing alat
kelamin akan menghasilkan spermatozoid dan ovum. Bila terjadi pembuahan ovum
oleh spermatozoid maka akan dihasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh
menjadi embrio dan akhirnya menjadi tanaman paku. Setelah dewasa, sporofil dari
sporofit akan menghasilkan spora yang terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora ini
akan berkumpul di dalam sorus.
Antheredium
Arkegonium
Fertilisasai
Pembentukan embrio
Pengembangan Embrio (Gbr. 4.18) zigot membagi oleh paralel dinding dengan
panjang (Gbr. 14 18, B) membentuk dua sel yang tidak sama Sel yang lebih kecil
yang menuju puncak prothallus adalah sel epibasal dan lebih besar adalah sel.
Dinding kedua diletakkan di sebuah pesawat melintang dan membentuk tahap
kuadran. Dinding ketiga juga melintang dan membentuk tahap oktan. divisi
lanjut mengakibatkan pembentukan 16 bersel dan embrio 32-bersel Pada tahap
32 bersel (Gambar. 14:18, C) diferensiasi berbagai organ sporophyte muda
mungkin menjadi jelas. menembak muncul dari oktan superior anterior, daun
pertama dari oktan rendah anterior. akar dari posterior oktan rendah dan kaki
dari oktan superior posterior kaki juga menempati porsi ol yang oktan superior
anterior dan berkembang dengan baik menembak The dan apeks Leal tidak
terbentuk oleh aktivitas ccll apikal tiga sisi tapi salah satu THC sel-sel yang lebih
besar di segmen ini menimbulkan apeks masing-masing menembak dan daun
Vladesco, 1935). Akar apex berasal cukup awal di sel ical mengembangkan-.
Tanda pertama dari jaringan provascular adalah penyok antara daun tirst dan
akar pertama. lissue ini berkembang menjadi pembuluh darah untai dan menjadi
disatukan dengan untai pembuluh darah yang berkembang di bawah pemotretan
per Muda sporophyte (Hig. l 4,19). Selama deve lanjut lopment akar tumbuh ly
rapid- dan menembus melalui calyptra dan menetapkan con bijaksana dengan
tanah. Kemudian daun pertama muncul melalui takik apikal prothallus Ternyata
hijau dan mulai fotosintesis menembak tumbuh perlahan-lahan dan menjadi jelas
setelah sporo livre muda telah menghasilkan beberapa ing dan remaja daun dan
akar pa mary (Gambar. 14,19) sh The, tumbuh bawah tanah dan menjadi akar
adventif dan youn. Irunds.
Tanaman muda
KESIMPULAN
Ciri-ciri tumbuhan paku bentuknya simetri dorsiventral, percabangannya
menggarpu (dikotom). Akar termasuk akar liar yang banyak membentuk serabut.
Batang berupa rizom. Daun berupa daun tunggal, tetapi menyerupai daun majemuk
karena torehannya mendalam. Pada tumbuhan paku setelah dilakukan deskripsi dan
klasifikasi lalu dibentuk kunci determinasi ditemukan bahwa tumbuhan paku ini
termasuk familia Polypodiaceae, dan termasuk genus Platycerium. Reproduksi pada
tumbuhan paku dibagi menjadi 2 yakni perkembangbiakan secara vegetatif dan
generatif. Pada perkembangbiakan secara vegetatif dengan berbagai cara.
Perkembangbiakan secara generatif yakni dengan sporogenesis dan gametogenesis
DAFTAR RUJUKAN