Anda di halaman 1dari 4

Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa

organik yang terdapat dia alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, benzena dan hidrokarbon lainny. (Harper et al. 1979).
Penentuan kadar minyak atau lemak dapat dilakukan dengan alat ekstraktor soxhlet, merupakan
cara ekstraksi yang efisien karena pelarut yan digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam
penentuan kadar minyak atau lemak bahan yang diuji harus cukup kering karena jika masih
basah selain memperlambat proses ekstraksi air dapat turun ke dalam labu dan air akan
mempengaruhi perhitungan ( keteren 1986)
pratikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada daging kambing dan kacang merah
dengan metode soxhlet. Sampel yang digunakan pada pengujian ini terdiri dari 21,575 gram
sampel daging kambing dan 2 gram sampel kacang merah. Ekstrasisoxhlet merupakan salah satu
metode pemisahan yang dapat diandalkan untuk memisahkan lemak yang terdapat pada daging
dan kacang. Prinsip dari metode soxhlet inipada dasarnya sama dengan metode ekstrasi lainnya,
pada pengujian ini pelarut yang digunakan adalah petroleum eter. Lemak merupakan senyawa
organik dan bersifat nonpolar, PE juga merupakan suatu pelarut organik dan bersifat nonpolar,
karena kepolaran yang sama ini maka lemak dapat terestrak ke dalam PE Penetapan kadar lemak
pada Ddaging dan kacang dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan
lemak dari daging dan lemak dengan pelarut lemak. Pelarut lemak merupakan pelarut yang
benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak
dan terhitung sebagai lemak serta keaktifkan pelarut tersebut tidak berkurang. Sampel yang
sudah ditimbang sebanyak 21. 575 dan 2 gram dan . Setelah ditimbang selanjutnya daging
kambing dan kacang merah dibungkus dengan kertas yang diikat, kemudian dimasukkan ke
dalam thimble. Thimble merupakan selongsong tempat sampel yang ada pada perangkat soxhlet
(Darmasih 1997).
Selanjutnya labu kosong diisi 3 butir batu didih, fungsi batu didih ialah untuk meratakan
panas, namun pada praktikum ini tidak digunakan setelah dikeringkan dan didinginkan, labu
diisi dengan pelarut lemak. Selongsong sampel yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam
soxhlet, soxhlet disambungkan dengan labu dan di tempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet, air untuk pendingin dijalankan dan
alat ekstresi lemak mulai dipanaskan. Pelarut dimasukkan setelah sampel berada pada thimble,
pelarut yang digunakan adalah petroleum eter yang merupakan bagian dari pelarut anhydrous.
Pelarut anhydrous adalah pelarut yang benar-benar bebas air. Hal ini bertujuan supaya
bahanbahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut
tersebut tidak berkurang (Winarno 2oo4).

Pelarut kemudian dipanaskan atau dididihkan, uapnya akan naik melewati soxhlet
menuju pipa pendingin. Air yang dialirkan melewati bagian luar kondensor sehingga
mengembunkan uap, dan akan menetes ke dalam thimble. Tetesan uap tersebut akan mengenai
sample, dan pelarut akan melarutkan lemak. Larutan sari akan terkumpul dalam thimble dan jika
sudah melampaui batas, sari tersebut akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks (angelia 2016). Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut,
suhu pelarut, dan tipe pelarut (Muaris 2007). Proses ekstrasi lemak dilakukan selama 3 kali
siklus setelah proses ekstrasi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan dan dikeringkan dengan cara
diupkan pada suhu ruang, kemudian timbang. (Darmasih, 1997).

Berdasarkan praktikum pengujian kadar lemak yang dilakukan pada daging kambing
mengandung lemak seberat 512,630 % dari sampel yang semula seberat 21,575 gr.menurut
Daftar Komposisi Bahan makanan dalam 1oo gr daging kambing mengandung lemak sebesar
9,2 g per 1oo gr . menurut cahyono (1988 dalam tiven 2007) kandungan gizi dan kalori daging
kambing per 1oo g bahan adalah air 70,3g protein 16,6 g lemak 9,2 g kalsium 11 mg fosfor 124
mg besi 1,0 mg vitamin b1 0,09 mg dan kalori 154 kal. Sedangkan pada kacang merah
mengandung lemak sebesar 5% dari sampel yang semula seberat 2 gr.Menuruk daftar komposisi
bahan makanan dalam 100 gr kacang merah kering mengandung 1,1 g lemak. Sumber lain
mnyebutkan kacang merah memiliki kadar lemak 1,1-2 % (danuwarsa,2006; Ningrum, 2012)
Oleh karena itu perbedaan hasil praktikum dengan literatur disebabkan karenabeberapa
kesalahan. Kesalahan tersebut berupa jumlah sampel yang tidak tepat, waktu penekstraksian
yang tidak tepat dan waktu pendinginan yang tidak tepat, serta kemungkinan ada beberapa zat
lain yang terekstraksi sebagai lemak sehingga kadar lemak yang diperoleh jauh lebih besar
dibandingkan dengan literatur.
Berdasarkan asalnya lemak dibedakan menjadi lemak hewani dan lemak nabati. Lemak
hewani berasal dari lemak hewan, seperti lemak sapi, lemak kambing, lemak susu, keju, telur,
dan lain-lain, sedangkan lemak nabati berasal dari lemak tumbuhan seperti lemak yang berasal
dari tumbuhan kacang anah, buah alpokat, buah durian, dan lain-lain. Lemak hewani banyak
mengandung sterol yang disebut sebagai kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung
fitosterol dan lebih banyak mengandung asal lemak tidak jenuh sehingga umumnya berujud cair.
Berdasarkan ikatan rangkap yang dimilikinya emak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh (hargono et al 2008)
Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang
digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang
diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air
dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986) Ekstraksi
dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan
pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan dengan cara maserasi,
ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. (Whitaker 1915).
Kerugian atau kekurangan dari metode soxhlet yaitu metode ini dapat menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas, karena pelarut yang didaur ulang dan secara terus menerus
dipanaskan, kemudian jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan
volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya, dan metode ini tidak cocok digunakan
untuk pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat
yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut
yang efektif

Angelia. I.O 2016ANALISIS KADAR LEMAK PADA TEPUNG AMPAS KELAPA . JTech
2016, 4(1) 19 - 23
Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet.(online) peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek9724.pdf.
diakses pada 25 maret 2018
Hargono, Abdullah dan Sumantri I.2008.PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH
CANGKANG UDANG SERTA APLIKASINYA DALAM MEREDUKSI
KOLESTEROL LEMAK KAMBING. Reaktor, Vol. 12 No. 1, Juni 2008, Hal. 53-
57
Harper V, Rodwell W, dan MayesPA. 1979. Biokimia. Jakarta (ID): EGC.
Ketaren.1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.
Mahmud, M. Hemana, Zulfianto N.A, Rozanna R., Ngadiarti I., Hartati B., Bernadus., dan
tinexcelly. 2oo5.Daftar komposisi bahan makanan.Jakarta:PERSAGI
Muaris H. 2007. HealthyCooking Biskuit Sehat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ningrum, M. R. B. 2012. Pengembangan Produk Cake dengan Substitusi Tepung Kacang
Merah. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY Danuwarsa.2006.analisis
proksimat dan asam lemak pada beberapa komoditas Kacang- kacangan. Buletin
Ilmu Pertanian. Vol 11 (1): 5-8
Sudarmadji S. 2003. ProsedurAnalisis Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta (ID):
Liberty.
Tiven . 2007.komposisi kimia,sifat fisisk dan organoleptik bakso daging kambinh dengan
bahan pengenyal yang berbeda. AGRITECH vol 27 no 1
Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry. Easton:
Eschenbach Printing Company
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai