PERCOBAAN VIII
PREPARAT APUSAN DARAH, MUKOSA MULUT DAN JARINGAN
OTOT
OLEH :
peparat apus dilakukan dengan cara mengapuskan atau membuat lapisan tipis atau
film suatu bahan yang berupa cairan atau bukan cairan diatas kaca objek yang
bersih dan bebas lemak. Sediaan yang dibuat dengan metode ini biasanya diberi
pewarnaan sebelum ditutup dengan kaca objek agar bagian yang diamati dibawah
mikroskop dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas. Preparat apus merupakan
jenis preparat temporer atau preparat sederhana yang bersifat sementara ataupun
atau sementara. Pembuatan preparat ini dilakukan tanpa melalui proses pengirisan
membuat irisan tipis dari sepotong kecil jaringan yang telah difiksasi, kemudian
dipulas, dilekatkan dalam medium dengan indeks refraksi yang sesuai di atas
dengan fungsi khusus. Jaringan otot merupakan salah satu jaringan penting
penyusun tubuh makhluk hidup. Jaringan otot tidak hanya sebagai komponen
penting yang memberi bentuk makhluk hidup tetapi juga berperan penting dalam
proses bergerak. Jaringan otot hanya dimiliki makhluk hidup dari kelompok
Animalia multiseluler. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot polos, otot
jantung dan otot lurik. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
untuk membuat preparat dengan cara mengapus atau mengoleskan bahan berupa
cairan atau bukan cairan diatas kaca objek untuk mendapatkan lapisan yang tipis
sehingga dapat diamati dibawah mikroskop. Jenis jaringan yang dapat dibuat
dengan metode apus adalah darah, limfa, cairan sumsum tulang belakang, semen
jantan dan sediaan air seni. Ketebalan film yang dihasilkan dalam pembuatan
yang jelas akan morfologi sel darah. Film darah yang dibuat diusahakan setipis
(Afriansyah, 2016).
Darah di dalam tubuh manusia memiliki fungsi yang sangat penting sebagai alat
untuk transportasi oksigen dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Darah merupakan
cairan tubuh yang berwarna merah, warna merah ini merupakan protein pernafasan yang
disebabkan oleh hemoglobin. Dalam darah juga terdapat kandungan seperti air, protein,
mineral dan garam. Selain itu darah juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Masing-
masing jenis darah juga memiliki peranan penting dalam tubuh. Jenis-jenis darah manusia
yakni sel darah merah, sel darah putih dan trombosit darah (Khasanah, 2016).
darah putih serta kepingan darah Sediaan apus darah berarti mengapus
(spread) darah di atas kaca objek. Preparat apusan darah digunakan untuk
preparat apusan darah tepi secara manual, teknisi pemula sulit untuk mengatur
volume darah yang akan dibuat apusan darah tepi. Proses membuat apusan darah
diawali proses fiksasi dengan methanol dan proses pewarnaan dengan pewarna
tepat dapat menyebabkan apusan darah yang diperoleh kurang bagus (Yuniastutik,
2019).
aplikasi dari mirkoskop sehingga terlihat bagian bentuk sel, ukuran sel darah dan
cytoplasma. Objek sel yang akan diamati berupa sel eritrosit, trombosit dan
azure B yang dapat memberikan warna biru-ungu atau biru pada inti sel,
nukleoprotein, granula basofil dan granula neutrofil, dan pewarna anion atau asam
menggunakan eosin Y dapat memberikan warna merah atau oranye pada eritrosit
B. Preparat Supravital
Rongga mulut dilapisi oleh mukosa yang terdiri atas epitel dan lamina
propria, serta jaringan ikat pada submukosa. Berbagai tipe leukosit terdapat di
lapisan submukosa yang dapat bermigrasi ke mukosa dan dapat ditemui di dalam
saliva. Epitel rongga mulut terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
sebagai pelindung. Epitel terdiri atas sel basal, parabasal, intermediet dan
superfisial, sel epitel ini secara berkala mengalami proliferasi, maturasi dan
karena jaringan tubuh terus mengalami pembaruan. JJenis leukosit yang paling
dominan adalah netrofil segmen dengan kepadatan leukosit bervariasi dan sel
tubuh. Jaringan epitel membatasi antara organ-organ tubuh dengan rongga tubuh.
Sel sel penyusun jaringan epitel sangat erat satu sama lainnya. Struktur yang
sangat erat ini berhubungan dengan fungsi jaringan epitel sebagai alat pertahanan
dari benturan atau luka, mikroorganisme, dan hilangnya cairan. Contoh jaringan
epitel yaitu pada kulit, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan rongga perut.
jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel selapis (sederhana) dan jaringan
menjadi epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris (Muliani, 2014).
Sel-sel dapat terdeskuamasi dengan dua cara, yaitu secara alami dan secara
dari sel yang terdeskuamasi secara fisiologis dapat ditemukan pada cairan tubuh
dan dikeluarkan melalui aspirasi, misalnya sel mesotelial pada efusi pleura yang
diambil dari cairan pleura, yang biasanya diambil sampelnya dengan metode
pencucian (wash). Sel epitel rongga mulut yang terdeskuamasi secara fisiologis
Kenzie untuk pemisahan spermatozoa mati dan hidup dalam semen. Pewarnaan
abnormal dari jaringan yang dapat berpotensi sebagai tumor bahkan kanker.
diusapkan pada mukosa atau diberikan sebagai bilas ketika tidak ada lesi yang
2006).
mendapatkan seluler yang cukup pada lesi seluler yang lebih sedikit. Ini juga
digunakan untuk menilai kecukupan sampel terutama untuk duduk dalam lesi dan
prosedur pewarnaan. Detail seluler dan nuklir baik untuk giemsa sementara sangat
C. Jaringan Otot
Jaringan otot termasuk sebagai salah satu jaringan dasar penyusun tubuh
hewan tingkat tinggi dan manusia. Jaringan otot terdiri dari tiga jenis, yaitu: otot
lurik (skeletal muscle), otot jantung (cardiac muscle), dan otot polos (smooth
muscle). Otot bekerja dengan cara mengubah energi kimia menjadi tenaga
karena adanya interaksi protein khusus, aktin, miosin dan troponin, dengan
otot jantung, otot lurik dan polos. Jaringan otot jantung merupakan jaringan
pembentuk organ jantung. Jaringan otot lurik adalah jaringan otot yang menempel
langsung pada tulang, yang menimbulkan suatu gerakan atau memberikan bentuk
pada tubuh. Jaringan otot halus merupakan jaringan yang banyak ditemukan pada
sumber kekuatan, jadi semakin sering jaringan otot digerakkan jaringan otot akan
Otot polos tersusun atas serat myofibril yang berukuran lebih kecil dari
serabuut penyusun otot lurik dan jantung. Serat otot polos berbentuk gelendong
dan kedua ujungnya runcing. Nukleus hanya satu dan terletak ditengah sel. Otot
polos idak memiliki garis melintang seperti yang ada pada otot lurik. Otot polos
mampu berkontraksi tanpa dipengaruhi pleh kesadaran karena merupakan otot tak
Otot lurik atau otot skelet, juga di biasanya disebut otot bergaris atau otot
lurik. Sebutan ini didasarkan pada morfologi otot lurik yang sangat jelas
menunjukan daerah gelap yang disusun oleh protein myosin dan daerah gelap
yang disusun oleh protein aktin. Fungsi utama dari otot lurik adalah mengadakan
Kontraksi otot lurik terjadi karena inervasi yang dilakukan oleh saraf motorik
(Sarifin, 2010).
Morfologi serat lintang otot jantung hampir menyerupai otot lurik. Sel otot
otot. Serat-serat otot bercabang dan saling berikatan (interdigitate), tetapi masing-
masing merupakan unit lengkap yang dikelilingi oleh membran sel. Perbatasan
ujung suatu serat otot dengan unung serat otot yang lain disebut diskus
interkalatus. Membran kedua serat otot tersusun paralel satu sama lain menyerupai
serangkaian lipatan yang luas. Ukuran sel otot jantung lebih kecil dibanding sel
otot lurik, terdapat nukleus pada bagian tengah serat otot, terdapat cabang diantara
Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
D. Prosedur Kerja
kekuataan dan kecepatan yang sama rata agar mendapat film darah
6. Film darah kering kemudian diberi larutan alkohol 70% sebanyak 2-3
pengamatan.
70%.
2. Mengeruk selaput lendir mulut yang berada pada bagian dalam rongga
disterilkan.
dioleskan lendir.
5. Menunggu selama 3 menit.
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Apusan Darah
No. Gambar pengamatan Gambar litertur Keterangan
1.
1 1. Eritrosit
2. Neutrofil
2 3. Limfosit
3
dalam membuat preparat agar dapat diamati dibawah mikroskop. Preparat dibagi
temporer contohnya pada teknik pembuatan preparat apus, supravital dan preparat
sementara.
apusan darah yang diambil dari jari manusia. Jari terlebih dahulu disterilkan
lalu diberi pewarnaan dan diamati. Pengamatan tersebut terlihat eritrosit atau sel
darah merah yang berbentuk seperti cakram dan memiliki pigmen. Sel darah
putih memiliki satu inti sel dan memiliki bentuk yang tidak tetap serta trombosit
atau keping-keping darah yaitu fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar.
3
4
biru agak keunguan, nucleus berwarna biru tua karena nucleus bersifat asam
dengan pewarnaan giemsa yang bersifat basa, tidak terjadi plasmolisis atau
krenasi karena menggunakan zat warna netral yaitu pada kosentrasi setara dengan
menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa
kunyah seperti gusi dan palatum durum. Mukosa penutup terdapat pada dasar
mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle
dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah,
tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri
meskipun tidak terlihat jelas saat pengamatan. Bentuk dari otot lurik ini sama
dengan otot jantung hanya saja otot lurik berbentuk silindris dan intinya sangat
banyak yang terdapat ditepi. Protein kontraktil aktin dan myosin menyebabkan
adanya daerah gelap terang pada otot lurik. Cara kerja otot lurik ini berlawanan
dengan otot polos dan otot jantung ia bekerja atas kehendak atau kesadaran
sendiri. Otot lurik biasa atau dapat ditemukan pada otot yang melekat di rangka
seperti daging sapi. Fungsi dari otot lurik yakni sebagai penggerak ketika kita
sedang beraktivitas misalnya pada saat berjalan, megambil sesuatu dan lain lain.
Serat otot lurik yang terlihat cukup jelas berbentuk serabut serabut panjang.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa :
berikutnya diteteskan dikaca objek, diratakan atau diapus diatas kaca objek,
supravital, pewarna giemsa. Sel epitel yang diambil dari rongga mulut
mikroskop.
B. Saran
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, A. M., 2016, Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Preparat Apusan
Darah Tepi Terhadap Hasil Makroskopis dan Morfologi Sel Darah Merah
(Erythrocite), Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan.
Universitas Muhamadiyah, Semarang.
Ardina, R. dan Rosalinda, S., 2018, Morfologi Eosinofil pada Apusan Darah Tepi
Menggunakan Pewarnaan Giemsa, Wright dan Kombinasi Wright-Giemsa,
Jurnal Surya Medika, 3(2): 1-2
Hidayaturrahmah, 2015, Karakteristik Bentuk dan Ukuran Sel Darah Ikan Betok,
EnviroScienteae, 11(1): 89
Khasanah, M. N., Agus, H. dan Ika, C., 2016, Klasifikasi Sel Darah Putih
Berdasarkan Ciri Warna dan Bentuk dengan Metode K-Nearest Neighbor
(K-NN), IJEIS, 6(2): 152
Kalangi. R. J. S., 2014, Perubahan Otot lurik pada Olahraga, Jurnal Biomedik
(JBM), 6(3): 172
Kristanti, R. A., 2014, Pengaruh Oksitosin Terhadap Kontraksi Otot Polos Uterus,
Jurnal El-Hidayah, 5(1): 17
Kurniawan, N. P., Dian, S. dan Kusuma, A., 2009, Kualitas Daging Sapi di
Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Skripsi, Fakultas
Pertanian, Universital Lampung, Lampung.
Muliani, H. dan Kasiyati, 2014, Perubahan Tinggi Sel Epitelium Villi Ventrikulus
Marmut (Cavia porcellus L.) Aetelah Pemberian The Hijau, Buletin
Anatomi dan Fisiologi, 22(1): 30
Rahmawati, A., Tofrizal, Yenita, dan Nurhajjah, S., 2018, Gambaran Sitologi
Eksfoliatif pada Apusan Mukosa Mulut Murid SD Negeri 13 Sungai Buluh
Batang Anai Padang Pariaman, Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2): 247
Saba, K., Shahida, N., Mulazim, H. B. dan Sardar, F. I., 2015, Use Of Supravital
Toluidine Blue Staining to Improve The Efficiency Of Fine-Needle
Aspiration Cytologi Reporting In Comparrison To Papanicolau Satin,
Jurnal Medical Science, 31(5): 1146
Yuniastutik, T., 2019, Penentuan Konsentrasi Pewarna Giemsa, Waktu dan Suhu
Inkubasi pada Aktifitas Fagositosis Ikan Lele (Clarias Sp.) yang Diinfeksi
Bakteri Aeromomonas Hydrophila dan Vibrio Harveyi, Jurnal Teknologi
dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela), 2(1): 53