Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PERCOBAAN IV
PREPARAT WHOLE MOUNT STOMATA

OLEH :

NAMA : WA ODE SITTI MARDHIYAH


STAMBUK : F1D1 18 015
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : EVA INDRASWARI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode whole mount merupakan istilah lain metode keseluruhan untuk

membuat preparat awetan dengan seluruh bagian dari preparat tersebut. Whole

mount dilakukan melalui pewarnaan jaringan kecil seperti embrio tanpa diawali

proses pengirisan atau pemotongan. Spesimen kultur, organ, jenis-jenis selaput

tipis, irisan jaringan tumbuhan dan sebagainya. Metode ini diusahakan agar

mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format

dimensinya yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketebalan serta tingkat

transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor

pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya.

Stomata adalah lubang-lubang kecil yang berbentuk lonjong dan

dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut dengan sel penutup (Guard

Cell). Stomata terbagi beberapa bagian yang diantaranya yaitu sel penutup, sel

tetangga, dan ruang udara dalam, serta stomata memiliki pori yang berfungsi

sebagai pertukaran gas antara atmosfer dengan sistem ruang antara sel yang

berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis yang disebut sebagai rongga

substomata. Stomata dilindungi oleh sel penjaga dimana merupakan organ yang

mampu merespon faktor lingkungan secara luas dan mengirimnya berupa sinyal-

sinyal khusus. Kemampuan sel penjaga untuk mengatur tekanan turgornya

merupakan control tingkah laku daun.

Tumbuhan tersusun atas jaringan-jaringan yang tidak nampak jelas

terlihat jika tanpa menggunakan mikroskop. Epidermis merupakan salah satu


jaringan yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat

dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan

dengan lingkungan luar. Derivat jaringan epidermis diantaranya adalah stomata,

trikoma, sel kipas, sel silika dan sel gabus. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu

dilakukan praktikum yang berjudul Preparat Whole Mount Stomata.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :

1. Bagaimana cara membuat preparat utuh dari berbagai tumbuhan?

2. Bagaimana cara membedakan tipe-tipe stomata dari berbagai tumbuhan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara membuat preparat utuh dari berbagai tumbuhan.

2. Untuk mengetahui cara membedakan tipe-tipe stomata dari berbagai tumbuhan.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh praktikum ini adalah :

1. Dapat mengetahui cara membuat preparat utuh dari berbagai tumbuhan.

2. Dapat mengetahui cara membedakan tipe-tipe stomata dari berbagai tumbuhan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Epidermis

Epidermis tumbuhan merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi

permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Jaringan epidermis berfungsi

melindungi jaringan dari lingkungan luar, berperan dalam pengaturan pertukaran

gas pada daun dan bagian permukaan luarnya dilapisi oleh kutikula. Sel epidermis

berbentuk tubular dengan susunan rapat tanpa ruang interseluler. Permukaan daun

yang menghadap ke atas dikenal dengan epidermis atas (sisi adaksial) dan

permukaan yang lain dikenal dengan epidermis bawah (sisi abaksial). Fungsi

epidermis ini dilakukan oleh stomata yang menjadi salah satu bagian dari jaringan

epidermis selain trikomata (Anu, 2017).

B. Stomata

Stomata merupakan bagian tumbuhan yang menjadi pintu masuk udara

dari linkungan luar. Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun

berupa sepasang sel penjaga yang bisa menimbulkan celah sehingga uap air dan

gas dapat dipertukarkan antara bagian dalam dari stomata dengan lingkungan.

Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan

udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata dapat dijumpai pada

permukaan atas dan bawah daun. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai

stomata pada permukaan atas daun, yaitu pada bunga lili air. Bentuk atau tipe

stomata dibedakan atas empat yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik

(Mutaqin, 2016).
Stomata mempunyai mekanisme penyesuaian terhadap perubahan

kandungan air tanah, yang dipengaruhi oleh kapasitas tanah penyimpan air.

Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis. Stomata berperan dalam difusi CO 2 pada proses

fotosintesis. Stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan dari sel dalam

proses transpirasi. Pembukaan stomata sangat dipengaruh oleh berbagai faktor

lingkungan diantarannya sinar matahari yang terlalu panas dibandingkan dengan

daun yang terlindungi (Damayanti, 2007).

C. Preparat

Preparat merupakan salah satu media yang digunakan untuk membantu

memahami pembelajaran mengenai jaringan hewan maupun tumbuhan. Tahap

pembuatan media preparat dilakukan dengan dengan mewarnai preparat

menggunakan filtrat daun pacar sebagai pewarna alternatif dengan menggunakan

metode irisan bebas. Telaah preparat meliputi aspek tampilan umum yaitu

identitas preparat, gelembung udara, ketebalan irisan preparat, dan posisi preparat

serta penyerapan warna tiap-tiap jaringan. Preparat dinyatakan layak apabila

prosentase kelayakan sebesar ≥ 62,55% (Ahmad, 2013).

D. Metode Whole Mount

Preparat whole mount merupakan preparat dari suatu objek yang disajikan

secara utuh atau bagian-bagian tertentu dari objek tanpa melakukan pengirisan

menjadi irisan tipis, seperti preparat cacing hati, preparat protozoa, preparat alga,

tumbuhan dan lainnya. Melalui metode ini diusahakan agar mendapat kesan
bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format dimensinya yang menjadi

pembatas adalah faktor ukuran, ketebalan serta tingkat transparansi sediaan yang

kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui

mikroskop nantinya.Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang

nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses

pemotongan (Devi dan Wisanti, 2015).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019, pukul

07.30–selesai, bertempat di Laboratorium Biologi Unit Zoologi, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu oleo,

Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No Nama Kegunaan
1 2 3
1. Daun akasia (acasia sp.)
Daun adam hawa (Rhoeo discolor)
Daun Teratai (Nymphaea alba) Sebagai objek pengamatan
Daun mahoni (Switenia mahagoni)
Daun alang-alang (Imperata cylindrica)
2. Alkohol 70% Larutam fiksatif
3. HNO3 (Asam nitrat) Sebagai larutan pelunak
4. Bayclin Larutan yang mengurangi kandungan
klorofil daun
5. Safranin 1 % Larutan pewarna
6. Gliseril 30% Larutan penjernih dan perekat
7. Aquades Membersihkan sisa larutan
8. Tisu Membersihkan larutan yang tersisa
atau berlebihan pada preparat
C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No. Alat Kegunaan
1 2 3
1. Mikroskop Sebagai alat untuk mengamati sel
2. Kaca objek Tempat menyimpan objek yang akan diamati
3. Kaca penutup Sebagai penutup objek
4. Silet goal Untuk menyayat daun tumbuhan
5. Cawan petri Sebagai wadah menyimpan bahan
6. Kamera Untuk mendokumentasikan pengamatan
7. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
8. Botol balsem Sebagai tempat menyimpan larutan
9. Kuas halus Sebagai alat untuk mengambil sayatan daun
10. Kertas label Untuk menuliskan data pengamatan pada kaca objek
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan preparat Whole Mount Stomata


No Nama Gambar Keterangan
bahan Pengamatan Literature
1 2 3 4 5
1. Daun 1. Porus
pandan 2. Sel Tetangga
(Pandanus
1 3. Sel Penutup
sp.) 4. Tipe Stomata
2
(Diasitik)
3

2. Daun 1. Porus
Mahoni 2. Sel Tetangga
(Swietenia
1 3. Sel Penutup
macrophyll 4. Tipe Penutup
a) 2 (Aninositik)
3

3 Daun 1. Sel tetangga


Akasia 2. Sel penutup
(Acasia sp.) 3. Tipe sel
penutup
(anisositik)

4. Adam hawa 1. Porus


(Rhoe 2. Sel penutup
discolor) 3. Sel tetangga
4. Tipe sel
penutup
(Anomositik)
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
5. Teratai 1. Porus
(Nymphaea 2. Sel tetangga
alba) 3. Sel penutup
4. Sel tetangga
(parasitik)

B. Pembahasan

Stomata merupakan lubang-lubang kecil yang berbentuk lonjong dan

dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut dengan sel penutup (Guard

Cell). Sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang mengalami perubahan

bentuk dan fungsi sehingga dapat mengatur besarnya lubang–lubang yang ada

diantaranya. Stomata dapat dibagi beberapa terdiri dari bagian sel penutup, sel

tetangga, dan ruang udara dalam. Sedangkan pori stomata berfungsi sebagai

pertukaran gas antara atmosfer dengan sistem ruang antara sel yang berada pada

jaringan mesofil di bawah epidermis yang disebut rongga substomata.

Preparat whole mount stomata dilakukan melalui proses- proses tertentu

yang terdiri dari proses fiksasi daun dalam larutan fiksatif, yang dilanjutkan

dengan washing atau pencucian yang dilakukan pada setiap perendaman daun

tanaman. Washing tersebut dilakukan untuk membersihkan daun tanaman dari

larutan fiksatif. Daun kemudian dilunakkan dengan perendaman dalam larutan

asam nitrat (HNO3) 25%. Pelunakkan ini dilakukan untuk menghancurkan lamella

tengah pada tanaman sehingga mudah untuk diamati. Pembuatan preparat Whole

mount dilanjutkan dengan melakukan sayatan paradermal, penghilangan klorofil,


menggunakan larutan bayclin serta teknik pewarnaan menggunakan safranin 1%

dan mounting. Mounting merupakan teknik penyiapan preparat yang akan diamati

dibawah mikroskop agar bagian-bagian yang diamati terlihat lebih jelas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada setiap daun-daun

tumbuhan yaitu diantaranya dari tumbuhan akasia (Acasia sp.), adam hawa (Rhoe

discolor), alang-alang (Imperata cylindrica), pandan (Pandanus sp.), mahoni

(Switenia mahagoni) dan teratai (Nymphaea alba) diperoleh struktur stomata pada

daun pandan (Pandanus sp.) dan mahoni (Switenia mahagoni). Struktur stomata

pada kedua sayatan daun, meliputi porus, sel tetangga, sel penutup serta tipe

stomatanya. Porus merupakan lubang atau celah pada stomata sebagai tempat

keluar masuknya zat pada daun tumbuhan. Proses penutupan dan pembukaan

dipengaruhi oleh tekanan turgor pada sel penutup. Sel-sel penutup akan membesar

dan melengkung pada saat air masuk ke stomata, sedangkan sel penutup akan

mengecil dan kembali lurus saat air keluar dari stomata.

Tipe stomata pada daun pandan (Pandanus sp.) adalah tipe diasitik yang

ditandai dengan letak antara sel tetangga dan sel penutup serta celahnya yang

duduk tegak lurus, sedangkan untuk daun mahoni (Switenia mahagoni) memiliki

tipe stomata anisositik yang ditandai oleh sel penutup yang dikelilingi oleh tiga

buah sel tetangga yang tidak sama besar. Letak stomata pada daun dikotil

umumnya tersebar, sedangkan pada monokotil terletak berderet-deret sejajar

sesuai dengan susunan epidermisnya misalnya alang-alang (Haryanti, 2010). Hal

ini diduga ada kaitannya dengan sifat genetis dan morfologis pada tanaman dikotil

dan monokotil.
V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Cara membuat sediaan organisme atau bagian tumbuhan secara utuh yaitu

pemfiksasian pada daun, setelah itu pencucian (washing), lalu tahap safranin

(pewarnaan), hingga diperoleh bagian-bagian stomata pada tumbuhan yang

terdiri dari porus, sel penjaga dan sel tetangga.

2. Tipe-tipe stomata pada daun yaitu diasitik pada pandan (Pandanus sp.),

aninositik pada mahoni (Switenia mahagoni), anisositik pada akasia (Akasia

sp.), anomositik pada adam hawa (Rhoe discolor) dan parasitik pada teratai

(Nymphaea alba).

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu :

1. Untuk laboratorium, sebaiknya mikroskop dalam laboratorium ditambah lagi.

2. Untuk asisten, agar lebih meningkatkan lagi cara membimbingnya.

3. Untuk praktikan, agar lebih serius memperhatikan jaannya praktikum sehingga

saat melakukan pengamatan dan pembuatan laporan tidak terjadi kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S.N.N., Djoko B. dan Rinie P., Pengembangan Media Preparat Jaringan
Tumbuhan menggunakan Pewarna Alternatif dari Filtrat Daun Pacar
(Lawsonia Inermis), Jurnal Bioedu, 2(1): 1-2

Anu, A., Henny, L.R. dan Johanis J.P., 2017, Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun Beberapa Tumbuhan Suku Euphorbiaceae, Jurnal MIPA UNSRAT
online 6(1): 70

Damayanti, F., 2007, Keragaman Somaklonal Tanaman Kantong Semar Dengan


Mutagen Kolksin Secara In Vitro, Skripsi, Universitas Mulawarman,
Samarinda.
Devi, E.R., Wisanti dan Faizah,U., 2015, Pengembangan LKS Materi Alga
dengan Memanfaatkan Media Preparat Whole Mount Mikroalga, Jurnal
BioEdu, 4(3): 950

Haryanti, S., 2010, Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil, Buletin Anatomi dan Fisiologi, 18(2): 23

Mutaqin, A.Z., Ruly, B., Tia, S., Mohamad N. dan Radewi, S.F., Studi Anatomi
Stomata Daun Mangga (Mangifera Indica) Berdasarkan Perbedaan
Lingkungan, Jurnal Biodjati, 1(1): 13-14

Anda mungkin juga menyukai