PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Anatomi mengenai struktur tumbuhan melibatkan satuan fungsi organik
terkecil dalam tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding
sel yang didalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan tentang sel hanya dapat terlihat
menggunakan mikroskop. Dalam hal ini, mempelajari ukuran dan bentuk sel
merupakan hal penting, namun tanpa memahami isi dari sel (unit sel) serta
hubungannya dengan sel-sel lain yang melapisinya tidak akan didapat
pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri (Hidayat, 1995).
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan
sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa
segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun
oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit
dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang
dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep
tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel
mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel,
misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan
struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu
jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang
memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk
yang kedua kali.
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya
berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi
mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati
karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur
yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki
fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan
bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam
tanah ke daun.
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
Berfungsi untuk
2. Kaca Objek meletakkan
preparat
Berfungsi untuk
menutup preparat
yang sudah ditetesi
3. Kaca Penutup
air yang akan
diamati di bawah
mikroskop
Berfungsi untuk
membersihkan
4. Lap kasar
mikroskop dari
debu
Berfungsi unruk
meletakkan objek
5. Lap halus
yang telah
dibersihkan
Berfungsi untuk
6. Mikroskop mengamati sel pada
bagian tumbuhan
Berfungsi untuk
mengangkat
8. Pinset preparat yang
sudah diiris atau
dipotong
Berfungsi untuk
menetesi air pada
9. Pipet Tetes
preparat yang akan
diamati
Berfungsi untuk
10. Sendok tanduk mengerok bagian
dalam umbi.
Sebagai sterilisasi
1. Alkohol
pada preparat
Memberikan
kesegaran pada
2. Aquades
preparat yang akan
diamati
3. Bayam Sampel/preparat
4. Beringin Sampel/preparat
6. Jahe Sampel/preparat
7. Jeruk Sampel/preparat
8. Kentang Sampel/preparat
Sebagai pembersih
12. Tissue alat dan penyerap
aquades
2. Padi Perbesaran
(Oryza sativa) 10*10
6. Bayam Perbesaran
(Amaranthus Sp) 10*10
IV.2 Pembahasan
Benda-benda ergastik merupakan produk non-protoplasmik pada
proses metabolisme protoplasma; butir pati, tetes minyak, kristal dan
cairan tertentu; terdapat pada sitoplasma, vakuola, dan dinding sel
(Setjo, S. 2004).
Pada praktikum kali ini, kami mengamati benda-benda ergastik
berupa kristal, pati, aleuron, dan minyak eteris. Untuk percobaan
pengamatan benda-benda ergastik ini, kami menggunakan sampel ubi
jalar (Ipomoea batatas), kentang (Solanum tuberosum), tangkai daun
pepaya (Carica papaya), bayam duri (Amaranthus sp), dan nanas
(Ananas commosus), lidah buaya (Aloe vera), jeruk (Cytrus sp), biji
jarak (Ricinus comunis), jahe (Zingiber officinale), padi (Oryz sativa),
daun beringin (Ficus benjamina).
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Diambil sampel, untuk sampel ubi jalar (Ipomoea batatas), kentang
(Solanum tuberosum), dilihat pembentukan amilum atau pati. Pertama
dikerok bagian dalam sampel tersebut, kemudian diletakkan diatas
objek gelas. Pada literatur Rukmana, R. 2007 mengatakan bahwa
sampel ubi jalar dikerok agar didapat sel yang sesungguhnya.
Kemudian ditetesi air, tujuan ditetesi air untuk menjaga lingkungan sel
agar tetap segar (Rukmana, R. 1997).
Setelah itu ditutup dengan kaca penutup, agar udara tidak masuk
ke dalam, agar sel tetap terjaga lingkungannya, kemudian diamati
dimikroskop dengan perbesaran dari lemah ke kuat.
Untuk sampel daun pepaya (Carica papaya), bayam duri (Amaranthus
sp), dan nanas (Ananas commosus), dilihat pembentukan kristal.
Pertama sampel diiris setipis mungkin, tujuan sampel diiris tipis agar
dapat terlihat jelas sel-sel yang terdapat dalam tumbuhan tersebut
(Setjo, S. 2004). Setelah sampel diiris tipis, kemudian diletakkan diatas
kaca objek dan ditetesi dengan air menggunakan pipet. Tujuan ditetesi
air untuk menjaga lingkungan sel agar tetap segar (Setjo, S. 2004).
Kemudian ditutup dengan menggunakan kaca penutup agar sel yang
diamati mudah terlihat jelas karena bentuk kaca penutup yang yang tipis
dan transparan. Kemudian diamati di mikroskop dengan perbesaran dri
lemah ke kuat. Hasil yang didapat untuk sampel daun pepaya (Carica
papaya), bayam duri (Amaranthus sp), dan nanas (Ananas commosus),
yang dilihat adanya kristal didapat hasil bahwa pada sampel tersebut
mengandung benda-benda ergastik berbentuk kristal. Dimana terdapat
kristal butir-butir halus, kristal bentuk prisma dan kristal bentuk jarum.
Kristal bentuk prisma yaitu kristal tunggal besar atau poliedris dan
berbentuk seperti bintang. Sedangkan kristal bentuk jarum yaitu kristal
berbentuk jarum atau berbentuk seperti sapu lidi (Warisno, 2003).
Dari percobaan yang dilakukan untuk sampel ubi jalar (Ipomoea
batatas), kentang (Solanum tuberosum), yang dilihat pembentukan
amilum atau pati. Didapat hasil bahwa pada sampel tersebut terdapat
pati yang didalamnya mengandung hilus dan lamella. Dimana hilus
adalah titik awal terbentuknya amilum dan lamella adalah garis-garis
halus yang mengelilingi hilus (Sinta, S. 2004).
Jika dibandingkan dengan literatur yang terapat pada penuntun
praktikum botani, 2014, Setjo, S. 2004, dan Sinta, S. 2004, hasil yang
didapat sesuai dengan literatur yang ada. Dimana terdapat benda-benda
ergastik dalam bentuk kristal, dan amilum atau pati.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum 3 ini kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Bentuk dari pati/amulim terdapat lamela- lamela yang mengellingi hilus.
Bagian – bagian benda ergastik dari pati : inti sel, dinding sel, vakuola,
sitoplasma, dan amilum.
2. Bentuk bentuk dari pada kristal ada yang benrbentuk risma teratur,
bentuk jarum dan bentuk butiran – butiran kecil. Benda ergastik dari
pada kristal : inti sel, dinding sel, vakuola, sitoplasma dan ealsium
oksalat.
3. Bentuk aleuron seperti butir – butr protein dalam sitoplasma. Benda
ergastik dari pada aleuron : inti sel, dinding sel, vakuola, sitoplasma dan
endosperm.
4. Bentuk pada mnyak eteris tambak mengkilap dan juga memiliki
senyawa cahaya yang kuat.Benda ergastik dari minyak eteris : inti sel,
dnding sel, vakuola, sitoplasma, dan minyak.
5. Bentuk sistolit terjadi penealan ke dalam dan penebalan ke luar. Benda
ergastik dari sistolit : int sel, dinding sel, vakuola, sitoplasma dan
sistolit.
V.2 Saran
5.1.1 Saran Sehubungan Dengan Praktikum
Ketepatan dalam menyayat dan pengamatan ketika penelitian
adalah hal yang paling penting karena sangat berpengaruh pada hasil
pengamatan.
5.1.2 Saran Untuk Laboratorium
Harapan kami, sebaiknya para penaggung jawab laboratorium lebih
memperhatikan fasilitas di laboratorium apabila ada kerusakan segera
diperbaiki agar para praktikan tidak kesulitan dan tidak menyita waktu
dalam melaksanakan praktikum.
5.1.3 Saran Untuk Asisten
Sebaiknya, memberikan toleransi kepada praktikan dan lebih
mengawasi serta membimbing praktikan yang belum paham mengenai
praktikum.
5.1.4 Saran Jurusan
Saran kami kepada pihak jurusan agar memperhatikan keadaan
laboratorium dan melengkapi alat-alat praktikum.
LAMPIRAN
a) Diagram alir
1. Amilum
Kerok bagian dalam umbi kentang, padi, dan ubi kayu dalam
Pindahkan cairan diatas permukaan objek gelas dan tetesi d
tutup dengan kaca penutup.
Preparat
Biji jarak
(Ricinus comunis)
Preparat
Hasil pengamatan
Aleuron
3. Kristal
Kembang Nanas
Preparat
Hasil pengamatan
Kristal
4. Sistolit
Beringin
(Ficus benjamina)
Preparat
Hasil pengamatan
Sistolit
5. Minyak eteris
Preparat
-Amatidibawahmikroskopdengan
perbesaran lemah dan kuat
Hasil pengamatan
Minyak eteris
b) Skema kerja
1. Amilum
Kerok bagian dalam umbi kentang dengan menggunakan jarum atau pinset.
Tumbuk beras hingga halus menggunakan
Kerok bagian
mortal
dalamdan
ubipastel.
kayu dengan mengguna
Lepaskan kulit biji jarak dengan pisau, ambil endospermnya. Iris endospermnya setipis mungkin s
Tetesi air lalu tutup dengan kaca penutup. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kua
4. Sistolit
Ambil sehelai daun beringin yang tidak terlalu tua, iris setipi
Iris kulit jeruk setipis mungkin. Iris rhizome jahe setipis mungkin.
Tetesi air lalu tutup dengan kaca penutup. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kua