PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui
nama alat-alat laboratorium serta mengetahui fungsi dan cara menggunakannya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.4 Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium
Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan, karena tidak mungkin semua
fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan
dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu
relative lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan pemeliharaan dan
penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto, 2004)
Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di
laboratorium. Alat yang keliatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantug
pada pemahaman seorang analisis mengenai artinya bersih. Alat kaca seperti
Erlenmeyer paling baik diebersihkan dengan sabun atau diterjen sintetik. Pipet,
buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk
bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998)
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Alat-Alat Laboratorium
5
mikroskopis yang akan diamati.
6
12. Bulb Pipet Berfungsi sebagai alat untuk
menyedot dan mengeluarkan cairan
pada pangkal pipet ukur..
7
18. Kit Berfungsi untuk menyimpan alat-alat
bedah.
No Nama Fungsi
.
8
1. Lensa Okuler Berfungsi untuk memperbesar dan
membalik bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif.
2. Lensa Objektif Berfungsi untuk membentuk
bayangan pertama dan menentukan
struktur serta bagian renik yang
akan terlihat pada bayangan akhir.
3. Revolver Berfungsi untuk mengatur seberapa
banyak perbesaran lensa yang
diinginkan.
4. Makrotubulus/ Makrometer Sekrup Berfungsi untuk menaik turunkan
meja preparat.
9
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum pertama, kita mengenal alat-alat laboratorium (mengetahui
nama, fungsi serta cara kerjanya) yang nantinya akan menunjang kita dalam
melaksanakan praktikum biologi dasar agar tidak terjadi kesalahan saat pemakaian
alat.
Alat-alat laboratorium dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu alat-alat ringan
yang biasanya terbuat dari bahan kayu, plastik, karet dan alat-alat besar yang
biasanya terbuat dari bahan gelas.
Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan cairan dan mencampurkan larutan.
Biasanya berbahan gelas atau plastik. Tabung reaksi ini biasanya diletakkan dalam
sebuah wadah yang dinamakan rak tabung reaksi yang berbahan kayu atau
stainless. Untuk meletakan tabung-tabung reaksi, rak ini biasanya hanya memiliki
12 atau 24 lubang.
Beaker glass atau gelas kimia biasanya berbahan gelas tetapi ada juga yang
berbahan plastik. Bentuk dari gelas kimia adalah silinder. Gelas kimia ini
digunakan sebagai wadah untuk mengaduk, wadah untuk mencampur cairan dan
untuk mengukur volume cairan. Ukuran dari gelas kimia ini cukup bervariasi
diantaranya 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml. Gelas ukur
juga memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 10 mL sampai 2 L bedanya gelas
ukur ini berbentuk seperti pipa memanjang. Yang fungsinya untuk mengukur
volume cairan. Selanjutnya yaitu Erlenmeyer yang memiliki bentuk kerucut yang
biasanya digunakan untuk mencampurkan, mengukur cairan serta sebagai wadah
untuk proses pemanasan. Ukurannya juga bervariasi. Labu ukur berbentuk seperti
buah pir atau buah labu yang fungsinya untuk mengencerkan larutan. Labu ukur
juga berbahan gelas atau plastik.
Ada banyak sekali jenis pipet diantaranya adalah pipet tetes, pipet volumetrik,
dan pipet ukur. Semuanya sama-sama terbuat dari plastik digunakan untuk
mengambil bahan yang sifatnya cair. Yang membedakannya yaitu pipet tetes yang
hanya untuk mengambil cairan bervolume terkecil (hanya beberapa tetes), pipet
volumetrik yang memiliki bentuk menggelembung ditengahnya digunakan untuk
mengambil cairan dengan volume tertentu sesuai dengan volume yang tertera di
bagian yang menggelembung, dan pipet ukur yang cara penggunaannya
10
menggunakan bulb pipet yang terbuat dari karet. Untuk menyedot cairan kita
dapat menekan bualatan bersimbol “S” dan untuk mengeluarkan cairan kita dapat
menekan bulatan bersimbol “E”.
Untuk mengambil sesuatu yang padat kita dapat menggunakan sendok atau
spatula dan untuk mengambil sesuatu bahan-bahan yang kecil kita dapat
menggunakan pinset dengan cara mencapitnya. Mortar dan alu berguna untuk
menghaluskan zat yang berbentuk padat atau kristal agar nantinya dapat lebih
mudah untuk dicampurkan dan hasilnya seperti bubuk.
Dalam mencampur dan mengaduk bahan-bahan terkadang kurang merata maka
dari itu kita dapat menggunakan batang pengaduk untuk mengaduknya.
Kemudian didalam laboratorium kita dapat menemukan kit. Kit merupakan
suatu tempat seperti dompet yang didalamnya terdapat alat-alat bedah yang tajam.
Alat-alat tersebut seperti gunting yang digunakan untuk menggunting atau
memotong objek yang akan kita amati, pinset untuk mengambil bahan-bahan yang
kecil yang akan diamati dan scalpel yang gunanya seperti pisau yaitu untuk
memotong atau mengiris objek. Yang akan diamati.
Lup dan mikroskop memiliki tugas yang cukup sama. Yaitu, mengamati benda
yang terbilang cukup kecil. Yang berbeda hanyalah, lup hanya bisa melihat benda
yang terlihat kecil di mata kita namun tidak dengan mikroskop. Mikroskop dapat
melihat benda yang bisa dibilang cukup kasat mata untuk dilihat dengan mata
telanjang. Jadi lup memiliki perbesaran yang lebih rendah disbanding mikroskop.
Saat ingin mengamati suatu organisme yang sangat kecil atau sesuatu yang
mikroskopis, dapat menggunakan mikroskop. Yang mana nantinya organisme
tersebut diletakan pada kaca preparat yang kemudian ditutup dengan penutup kaca
preparat. Setelah itu kaca preparat di jepit menggunakan penjepit yang terdapat
pada meja preparat agar tetap pada posisinya. Selanjutnya kita dapat
meengamatinya dengan melihat objek yang tadi sudah di letakan di kaca preparat
melalui lensa okuler. Atur perbesaran lensa objektif menggunakan revolver. Lensa
objektif harus diletakan pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang
sama dengan cahaya dan lensa okuler. Yang menjadi menghubungkan lensa
objektif dengan lensa okuler adalah tubus. Jika menggunakan mikroskop
monokuler kita dapat melihat objek hanya dengan satu mata, dan jika kita
11
mengggunakan mikroskop binokuler kita dapat melihat objek melalui lensa okuler
dengan dua mata kita. Atur cermin untuk dapat sejumlah sinar yang nantinya
digunakan untuk melakukan pengamatan. Kita juga dapat membuka diafragma
dengan tuas untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan harus
disesuaikan lubangnya agar sinar yang diterima dapat diterima secara optimal
yaitu tidak terlalu redup maupun terang. Kemudian untuk menaik turunkan meja
preparat dapat diatur dengan makrotubulus atau makrometer, pastikan lensa objek
berada cukup jauh dari meja preparat. Naik turunkan meja preparat dapat
dilakukan menggunakan mikrotubus atau mikrometer, posisikan agar dapat
bayangan objek yang jelas. Dan jika telah selesai melakukan pengamatan kita bisa
merapihkan dan menaruhnya kembali dengan cara memegangnya pada lengan
mikroskop.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Praktikum ini dilakukan untuk mengenal nama, fungsi dan cara penggunaan
alat-alat laboratorium seperti mikroskop, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mortar
dan alu, kaca preparat, penutup kaca preparat, lup, gelas ukur, pipet tetes, pipet
12
volumetrik, pipet ukur, gelas kimia, labu ukur, erlenmeyer, sendok /spatula, batang
pengaduk, kit, scalpel, pinset dan gunting bedah agar mempermudah praktikum
dan meminimalisir gagalnya percobaan dan kecelakaan kerja di laboratorium.
5.2 Saran
Sebaiknya, ketika melakukan praktikum harus penuh dengan kehati-hatian dan
kedisiplinan. Serta banyak belajar kembali dalam melakukan penulisan laporan.
13
DAFTAR PUSTAKA.
14
LAMPIRAN
15
Pipet Ukur Bulb Pipet Gelas Kimia
16
17