Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Chantika Dwi Afriani

NPM : E1F0230013

Prodi : Ilmu Tanah

Kelompok :2

Hari/tanggal : Kamis, 14 September 2023

Dosen : 1. Zainal Muktamar,Prof. Ir, M.sc., Ph.D


2. kartika Utami, Sp., M Sc

Co-ass : Icha Agnesia Deyatri ( E1G020064 )

Objek Praktikum : Pengenalan Alat-alat Labortorium

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat dimana praktikan, dosen, maupun seorang
peneliti melalukan percobaan. Pengguna laboratorium harus mengenal dan
mengetahui alat-alat yang digunakan dalam laboratorium, hal ini agar praktikan
tidak salah dalam penggunaan alat dan bahan didalam laboratorium (Usman,
2015) Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu
pekerjaan dilaboratorium. Sehingga unutk memudahkan dan melancarkan
praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian. Pentingnya pengenalan alat-alat laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian prosedur alat dapat diminimalisassi
sedikit mungkin. Setiap percobaan selalu menggunakan alat yang berbeda
ataupun sama tapi ukurannya berbeda.
(Suriantika, C,dkk, 2013)
Kesalahan dalam pengguanaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapatkan tidak akurat. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh pelaksana praktikum sebelum
melakukan pratikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi
kecelakaan didalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan
penggunaan alat-alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu praktikum yang
berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu pemilihan jenis alat
yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar
penelitian berjalan lancar. (Anonim, 2014)

1.2 Tujuan
1.) Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat laboratorium.
2.) Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan funsi zat kimia.
3.) Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama harus dipahami oleh
praktikan adalah megetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi dan cara
penggunaan alat-alat yang akan digunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik (Setiawati, 2013).
Dalam sebuah praktikum, diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dalam melakukan praktikum, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melakukan praktikum dengan sempurna
(Arista, 2015).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat agar pekerjaan tersebut dapat berjalan
dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja
laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa
kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain
disekitarnya. Tujuan dari praktikum perkenalan alat ini adalah untuk mengenal
beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaannya (Ginting, 2014)
Pengenalan alat-alat praktikum juga sangat penting dilakukan guna untuk
menjaga keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu
pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama
dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangatlah dibutuhkan dalam
proses penelitian terutama dalam proses pratikum kimia. Ada banyak sekali alat-
alat yang digunakan dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Alat-alat
laboratorium bisa berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur atau tatacara
pemakaiannya. Maka dari itu diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium
agar penggunaan alat tersebut sesuai dengan fungsi dan prosedur yang baik dan
benar, agar tidak terjadi kesalahan dalam mempergunakannya. Hal ini penting
agar mendapatkan
hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang (Hokayuruke, 2013).
Kesalahan dalam menggunakan alat-alat laboratorium dapat mempengaruhi
hasil dari praktikum. Oleh karena itu dalam percobaan pertama ini diberikan
beberapa pengetahuan tentang penggunaan dan fungsi alat-alat laboratorium.
Seringnya terjadi kecelakaan dilaboratorium dalam melakukan percobaan
dikarenakan para praktikan tidak mengetahui cara dan fungsi dari alat-alat
laboratorium (Prayogi, 2015).

Alasan diatas, mengajarkan kepada semua orang yang ada di laboratorium


harus mengenal nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat-alat yang ada
dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai
dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum yang baik, cepat dan efisien
(Abdullah, 2014).
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


1. Gelas Piala 19. Corong
2. Erlemeyer 20. Rak Tabung Reaksi
3. Labu Ukur 21. Penjepit tabung reaksi
4. Petridish 22. Statif dan Klem
5. Gelas Ukur 23. Sikat Tabung Reaksi
6. Kaca Arloji 24. Segitiga
7. Tabung Reaksi 25. Bola Hisap
8. Cawan Penguap 26. Lampu Spiritus
9. Mortal 27. Bunsen
10. Krush 28. Kaki Tiga
11. Pipet Tetes 29. Botol Semprot
12. Pipet Volum 30. Kawat Kasa
13. Pipet Gondok 31. Klem Utilitis
14. Batang Pengaduk 32. Oven
15. Sudip 33. Tanur
16. Corong Pisah 34. Hot Plate
17. Desikator 35. Timbangan Analitis
18. Buret

3.2 Prosedur Kerja


Proses kerja pada praktikum Pengenalan Alat-alat Laboratorium adalah
sebagai berikut :
1. Mendengarkan serta memperhatikan koass yang sedang mengenalkan
alat-alat laboratorium dan fungsinya.
2. Mencatat fungsi dari alat-alat laboratorium pada kertas laporan
sementaranya.
3. Mengumpulkan hasil laporan sementara untuk ditandatangani koass.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No Nama dan Gambar Alat Fungsi


1. Gelas Piala
• Tempat untuk menyimpan larutan
• Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat
skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan
untuk tempat larutan dan dapat juga memanaskan
larutan kimia untuk menggunakan solven atau
untuk
memekatnya.
2. Erlenmeyer
• Tempat mereaksikan zat dan mencampur zat
• Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi.

3. Labu Ukur
• Tempat membuat larutan.
• Tempat mengencerkan larutan.

4. Peridish
• Tempat membiakkan mikroba.

5. Gelas Ukur
• Untuk mengukur volume larutan.
6. Kaca Arloji
• Wadah untuk menimbang.

7. Tabung Reaksi
• Untuk mereaksikan dua atau lebih zat dalam skala
kecil.

8. Cawan Penguap

• Untuk mengeringkan suatu bahan dalam oven dan


desikator.

9. Mortal
• Menghaluskan zat yang bersifat padat dan kristal.

10. Krush
• Terbuat dari persolen dan bersifat inert digunakan
untuk memanaskan logam-logam. Misalnya dalam
analisa kandungan abu suatu logam bahan lain.

11. Pipet Tetes


• Untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil.
12. Pipet Volum
• Untuk mengukur volume larutan

13. Pipet Gondok


• Digunakan untuk mengambil larutan dalam
volume tertentu.

14. Batang Pengaduk


• Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik
akan direaksikan maupun ketika reaksi
sementara berlangsung.

15. Sudip
• Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal.
Untuk zat-zat bereaksi dengan logam
digunakan spatula plastik, sedangkan zat-zat
yang tidak bereaksi dengan logam
menggunakan spatula
logam.
16. Corong Pisah
• Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis. Corong pisah biasanya digunakan pada
proses ekstraksi.
17. Desikator
• Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu
desikator biasa dan desikator vakum.

18. Buret
• Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur
volume suatu larutan.

19. Corong
• Untuk memasukkan atau memindah larutan
dari suatu tempat ke tempat lain dan digunakan
pula untuk proses penyaringan setelah diberi
kertas saring.

20. Rak Tabung Reaksi


• Biasanya digunakan pada saat melakukan
percobaan yang membutuhkan banyak tabung
reaksi. Namun dalam mereaksikan zat yang
menggunakan tabung reaksi sebaiknya
menggunakan rak tabung reaksi demi
keamanan diri sendiri maupun orang lain.

21. Penjepit Tabung Reaksi


• Untuk menjepit tabung reaksi.
22. Statif dan Klem
• Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi.
• Menjepit buret dalam proses titrasi.
• Unutk menjepit kondesor pada proses destilasi.

23. Sikat Tabung Reaksi


• Untuk menyikat tabung reaksi ketika
mencucinya.

24. Segitiga
• Tempat meletakkan gelas piala atau erlemeyer
ketika dipanaskan (diletakkan diatas kaki tiga).

25. Bola Hisap


• Untuk menghisap larutan yang akan
dipindahkan demi botol larutan. Untuk larutan
selain air sebaiknya digunakan karet penghisap
yang telah disambungkan pada pipet ukur.

26. Lampu Spiritus


• Untuk membakar zat atau memanaskan larutan.

27. Bunsen
• Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.
28. Kaki Tiga
• Sebagai penyangga pembakar spiritus.

29. Botol Semprot


• Tempat meletakkan aquades.

30. Kawat Kasa


• Sebagai alas atau untuk menahan labu atau
beaker pada waktu pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau pemanas bunsen.

31. Klem Utilitas


• Sebagai penjepit alat-alat gelas seperti
erlemeyer, gelas piala dan lain-lain.

32. Oven
• Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk mengeringkan
bahan yang dalam keadaan basah.

33. Tanur
• Sebagai pemanas pada suhu tinggi sekitar
1000 °C dan untuk menentukan kadar
abu.
34. Hot Plate
• Sebagai pemanas.

35. Timbangan Analitis


• Untuk menimbang zat.
BAB V
PEMBAHASAN

Pembahasan tentang hasil percobaan yang berjudul pengenalan alat-alat


laboratorium. Tujuan diadakannya praktikum ini adalah agar para praktikan
mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan
berbagai alat yang ada dilaboratorium.
Menutut Ginting (2010) peralatan laboratorium terbagi menjadi dua yaitu
peralatan gelas dan non gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan eksprimen
kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat mengujikan
pengamatan visual selama reaksi.
Peralatan gelas terdiri dari beberapa jenis diantaranya:
Gelas piala (Gelas beaker). Gelas ini berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan larutan. Dan bisa juga untuk memanaskan larutan kimia.
Gelas ukur, gelas ukur digunakan untuk tempat mereaksikan zat dan
mencampur zat serta untuk tempat zat yang akan dititrasi.
Labu ukur, labu ukur digunakan untuk tempat pembuatan larutan dan
mengencerkan larutan.
Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat-zat yang dititrasi
dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi ke erlenmeyer,
lalu erlenmeyer digoyang-goyangkan agar larutan tercampur sampai titik akhir
tercapai. Terdapat kaca arloji. Alat yang terbuat dari kaca bening ini terdiri
dari berbagai macam ukuran dan diamater. Kaca arloji berfungsi untuk
mengeringkan padatan dalam desikator, sebagai tempat saat menimbang bahan
kimia dan sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.
Cawan, terbuat dari porselen yang berfungsi untuk menguapkan larutan.
Caranya masukkan bahan atau larutan yang diuapkan diatas cawan. Setelah itu
dipanaskan atau diuapkan kedalam oven.
Mortal, terbuat dari kaca, porselen atau batu granit berfungsi untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan. Cara mengguanakannya yaitu
masukkan bahan kimia berupa padatan kedalam lumpang (mortal) dan gerus
hingga
halus menggunakan alu (pastle) krush terbuat dari persolen dan bersifat inert
digunakan untuk memanaskan logam-logam.
Pipet volume, pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet
lainnya yang berbentuk menggelembung ditengahnya. Bentuk menggelembung
berfungsi untuk mengambil larutan yang volume tepat sesuai dengan label yang
tertera pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pumpa untuk
menyedot larutan.
Pipet tetes, berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah
yang satu ke wadah yang lain dengan jumlah yang sangat kecil.
Pipet gondok, alat ini untuk mengambil cairan dengan jumlah tertentu
maupun takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
secara tepat (pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume
tertentu secara tepat (pipet berukuran) dan untuk mengambil cairan dalam skala
kecil (pipet tetes). Menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas
ukur, sesuaikan dengan volume yang diperlukan.
Batang pengaduk, terbuat dari kaca tahan panas berfungsi untuk mengaduk
cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia
dengan batang pengaduk.
Sudip/Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat
dari stainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
Corong pisah, terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki
bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan
pendek berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena
adanya perbedaan massa jenis.
Desikator, untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Desikator terbagi menjadi dua yaitu
desikator biasa dan desikator vakum.
Buret, berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk
titrasi. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan , dikalibrasi lalu dikeringkan
dengan batang pengaduk yang ditutupi kain isap.
Corong digunakan untuk memasukkan atau memindahkan larutan
penyaringam setelah diberi kertas saring.
Peralatan non gelas antara lain :
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang-lubang seukuran tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya
yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang-lubang yang ada dalam rak tabung
reaksi.
Kaki tiga adalah besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa
dalam pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara bunsen dan
kawat kasa.
Kawat kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alasan dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa diatas
bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan
yang akan dipanaskan.
Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
Bola hisap untuk mengisap larutan yang akan dipindahkan dari botol
larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisap yang telah
disambungkan pada pipet ukur.
Oven, digunakan untuk mengeringakan alat-alat sebelum digunakan dan
juga digunakan untuk mengeringkan bahan dalam keadaan basah.
Hot plate untuk memanaskan larutan. Biasanya unutk larutan yang mudah
terbakar.
Timbangan analitis sebagai tempat untuk menimbang zat-zat yang akan
ditimbang dalam skala kecil.
Tanur digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 oC dan
untuk menentukan kadar abu.
Menurut Hukayureke (2013) alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mempunyai fungsi berbeda didalam bidang keilmuan ataupun proses penelitian,
alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan, dalam prosedur
dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut :

1. Mengenal alat-alat praktikum sangatlah penting dan alat-alat tersebut


memiliki fungsi yang berbeda. Para praktikan mengetahui nama alat-alat
praktikum antara lain : gelas piala, erlemeyer, labu ukur, petridish, gelas
ukur, kaca arloji, tabung reaksi, cawan penguap, mortal, krush, pipet tetes,
pipet volume, pipet gondok, batang pengaduk, sudip, corong pisah,
desikator, buret, corong, rak tabung reeaksi, penjepit tabung reaksi, statif
dan klem, sikat tabung reaksi, segitiga, bola hisap, lampu spiritus, bunsen,
kaki tiga, botol semprot, kawat kasa, klem utilitas, oven, tanur, hot plate,
timbangan analitis.
2. Setiap jenis zat kimia memiliki fungsi yang berbeda, sifat yang berbeda-
beda, ada yang bersifat mudah terbakar atau meledak, bersifat racun,
bersifat korosif, dan dapat menyebabkan iritasi kulit, mata dan saluran
pernafasan.
3. Para praktikan dapat mengetahui beberapa cara penggunaan alat-alat
laboratorium agar pada saat melakukan kegiatan praktikum tidak terjadi
kesalahan ataupun kecelakaan. Ada beberapa teknik dasar praktikum
seperti penyaringan, pengukuran volume dengan gelas ukur, pipet volume,
pipet ukur, labu ukur, buret, bagaimana cara menggunakan neraca f=dan
teknik menggunakan buret untuk titrasi.

6.2 Saran
Saran saya, Pengenalan alat-alat laboratrium merupakan suatu hal yang
sangat penting karena merupakan suatu dasar dari praktikum agar tidak
terjadi kesalahan dan diharapkan agar praktikan dalam perawatan alat-alat
laboratorium lebih ditingkatkan lagi, sehingga alat-alat laboratorium bisa
digunakan dalam waktu yang lebih lama. Praktikum pengenalan alat
merupakan praktikum yang sangat penting karena alat-alat yang akan
digunakan kita selaku praktikan wajib terlebih dahulu mengetahuinya,
maka dari itu praktikan wajib memahami serta dapat menggunakan alat-
alat yang ada di laboratorium mikrobiologi agar tidak ada kesalahan-
kesalahan pada saat praktikum. dan diharapkan alat yang akan digunakan
untuk praktikum pengenalan alat bisa lebih banyak lagi agar para praktikan
tidak berdesakan hanya untuk melihat alat yang hanya ada satu atau
sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Usman, 2015. Laporan Praktikum Kimia. Diakses pada tanggal 24 November


2016

Suriantika, C, dkk. 2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi “Sterilisasi Dan


Pengenalan Peralatan Mikrobiologi”.Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka

Anonim., (2014) Alat-alat Laboratorium. Accessed, 28 Oktober 2013

Setiawati. 2012, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid II, hlm 29 dan
337. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Arista. 2015. Pengenalan Alat Laboratorium (kimia dasar). Diakses pada tanggal
24 November 2016

Hokayuruke, 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas Pertanian


Universitas Lampung: Banjar Baru.

Prayogi, R. 2015. Kimia Dasar Pengenalan Alat. Diakses pada tanggal 24


November 2016

Abdullah. 2014. Contoh Laporan Praktikum Pengenalan Alat Laboratorium.


Diakses pada tanggal 24 November 2016

Ginting, 2014. Kimia universitas asa dan struktur. Binarupa Aksara: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai