OLEH:
Nama : Sulaikha Nurnila
NIM/Semester : 18010108022/ III (Tiga)
Kelompok : Genap
Asisten Pembimbing : La Ode Fitradiansyah
Dosen Pengampuh : Balda, S.Si, M.Si
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ
bunga. Bagian bunga yang mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai
bunga yang disebut pedisil. Bunga mempunyai empat macam organ. Organ
paling luar adalah sepala, yang secara bersama menyusun kaliks (kelopak
bunga) yang biasanya berwarna hijau, dan ditemukan paling bawah, tepat di
atas reseptakulum. Di sebelah dalam sepala adalah korola (mahkota bunga),
yang terdiri atas petala yang biasanya berwarna.1
Pengamatan perkembangan pembuahan mulai dari terlihatnya tanda
bakal buah (tunas generatif), terjadinya buah, buah muda, hingga buah masak.
Pengamatan yang dilakukan meliputi perubahan warna, bentuk dan ukuran
serta menghitung jangka waktu perubahan setiap tersebut. Fase
perkecambahan biji merupakan proses fisiologis pertama yang dipengaruhi
oleh logam berat Cr, dan kemampuan biji untuk berkecambah di dalam media
mengandung Cr dapat digunakan sebagai indikator tingkat toleransinya
terhadap logam tersebut.2
Adapun ayat yang berkaitan dengan praktikum ini terdapat pada surah
Al- Fathir ayat 27 berikut:
1
Mulyani Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Bandung. h. 274.
2
Putri Kurniawati Purwaka, dan Pramono Agus Astho, “Perkembangan Bunga, Buah dan
Keberhasilan Reproduksi Jenis Saga (Adenanthera pavonina)”, Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 10,
No 3 (2013): H.151
Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari
langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada
garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan
ada (pula) yang hitam pekat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Ilmu yang mempelajari tentang serbuk sari disebut palinogami yang umumnya
lebih terfokus pada struktur dinding serbuk sari. Selain sebagai tempat gametotif
jantan dan alat penyerbukan pada tumbuhan berbunga, serbuk sari memiliki fungsi
dan penting dalam bebera bidang meliputi morfologi serbuk sari dan kaitannya dalam
taksonomi, filogeni, dan palinologi fosil. Beberapa karakter dari morfologi serbuk
sari adalah simetri, ukuran dan bentuk, struktur dinding serbuk sari (pollen wall),
stratifikasi, eksin, ornamentesi eksin, kerutan/alur dan lubang3
Unit polen dibedakan atas monad, diad, tetrad, dan polyad. Selain itu ada pula
polen yang dilepaskan dari tumbuhan dalam bentuk massulau atau polinia. Polen
tetrad dibedakan kedalam lima tipe yaitu, tetrahedral, tetragonal, rhomboid,
decussate, dan tetrad silang. Polen kembang sepatu yang merupakan kelompok
tumbuhan angiospermae memiliki polen polyad. Struktur dinding polen khususnya
bagian eksin merupakan salah satu karakter yang digunakan dalam identifikasi.4
Ada enam tahapan siklus hidup akasia yaitu kumpulan biji, anakan, remaja,
dewasa, bunga, dan biji di dalam polong. Bunga dan biji di dalam polong merupakan
fase endogen yaitu fase hidup dari anakan sampai dewasa. Dalam siklus hidup
tersebut juga termasuk mekanisme untuk perkecambahan, kerusakan biji, mekanisme
pengewetan tumbuhan, pertumbuhan, maturasi, pengaruh kepadatan terhadap
pertumbuhan dan mortalitas, reproduksi, herbivore, kompetensi interspesifik dengan
3
Mikaf Ficil, “Studi Morfologi Serbuk Sari Pada Beberapa Varietas Coleus scutellarioides”,
Jurnal Eksakta 2, No 14 (2013): h. 99.
4
Nugroho Septriono Hari, “Karakteristik Umum Polen dan Spora Serta Aplikasinya”, Oseana
39, No 3 (2014): h. 10.
spesies rumput dan perbedaan pemencaran biji dalam kaitannya dengan pola
penyimpanan.5
Morfologi serbuk sari dapat menyokong pemisahan genus makromorfologis.
Morfologis serbuk sari kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan sepuluh
warna mahkota yang berbeda menunjukan variasi dari ukuran panjang aksis polar dan
diameter bidang ekuatorial kemudian digolongkan menjadi kelas prolat sferoidal (8
tanaman) dan kelas oblat sferoidal (2 tanaman) berdasarkan bentuk sarbuk sarinya.6
Jenis poaceae memiliki unit monad, karena bentuknya tunggal, bentuk sampel
serbuk sari jenis poaceae bentuknya subsperoidal. Ukuran sumbu polar dan equatorial
yang tersebar ditemukan pada Zea mays. Unit serbuk sari dari jagung adalah monad,
bentuk sub speroidal, ukuran magna tipe aperture monoporate, sculpture psilate.
Ukuran serbuk sari jenis poaceae beragam ada yang magna, media, dan minuta +.7
5
Djufri, “Eksplorasi Potensi Akasia (Acacia nilotica) Sebagai Spesies Bioprospektif Dalam
Rangka Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati Secara Lestari”, Jurnal Biologi 2, No 1 (2014): h.
22.
6
Chatri Moralita, Dan Mikaf Ficil, “Studi Morfologi Serbuk Sari Pada Beberapa Varietas
Coleus scutellarioides”, Jurnal Eksakta 2, No 1 (2014): h. 182.
7
Fakhrizal Teuku, “Morfologi Serbuk Sari Familia Poacea di Kampus Universitas Syiah
Kuala Band Aaceh”, Jurnal Biotik 3, No 2 (2015): 121.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun waktu dan tempat praktikum ini yaitu pada hari Jum’at 15
November 2019 pukul 16.00-17.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum dapat lihat pada tabel
berikut:
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum sel ini dapat lihat pada
tabel berikut:
C. Prosedur kerja
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu buah, bunga dan biji, yang bertujuan untuk
mempelajari anatomi struktur reproduksi tumbuhan (bunga) yang meliputi
ovarium (betina) dan anthera (jantan). Bahan yang digunakan adalah butir
polen jagung (Zea mays), (Hibiscus rosa-sinensis), dan Acacia sp. Bunga
sendiri merupakan struktur reproduksi yang didalamnya terdiri atas benang
sari dan putik, namun ada bunga yang hanya memiliki salah satu saja, ada
juga yang tidak memiliki sama sekali.
Pada polen tumbuhan jagung yang dengan menggunakan perbesaran
empat serta menggunakan medium air dapat diamati bentuk polen tumbuhan
akasia yang berbentuk ketupat. Sedangkan pada tumbuhan jagung berbentuk
subsperoidal, dan memilki bagian aperture tipe porus.
Pada tumbuhan Hibiscus rosa-sinensis, bagian yang ditemukan yaitu
Butir polen dengan dinding luar eksin berduri-duri. Eksin merupakan bagian
luar butiran dengan permukaan berupa struktur yang beraneka ragam yang
bersifat tahan terhadap daya dekstruktif, tekanan, suhu, kondisi asam dan
oksidasi alami dalam lapisan batuan, maupun tahan terhadap kaedaan
anaeraob dan oksidasi selama proses fosilisasi. Lapisan eksin terdiri dari
lapisan endeksin (eksin dalam) dan alpidan eksteksin (eksin luar).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui struktur reproduksi
tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Chatri Moralita, Dan Mikaf Ficil, “Studi Morfologi Serbuk Sari Pada Beberapa
Varietas Coleus scutellarioides”, Jurnal Eksakta 2, No 1 (2014): h. 182.
Mikaf Ficil, “Studi Morfologi Serbuk Sari Pada Beberapa Varietas Coleus
scutellarioides”, Jurnal Eksakta 2, No 14 (2013): h. 99.
Nugroho Septriono Hari, “Karakteristik Umum Polen dan Spora Serta Aplikasinya”,
Oseana 39, No 3 (2014): h. 10.
Putri Kurniawati Purwaka, dan Pramono Agus Astho, “Perkembangan Bunga, Buah
dan Keberhasilan Reproduksi Jenis Saga (Adenanthera pavonina)”, Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman 10, No 3 (2013): H.151
DOKUMENTASI