Anda di halaman 1dari 10

Valensi Vol. 2 No.

3, Nop 2011 (443-448) ISSN : 1978 - 8193

Pembuatan produk biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan


Cara
Esterifikasi dan
Transesterifikasi

Is almi Aziz*, Siti Nurbayti, B adrul


Ulum
Progra m Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah Ja
karta Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat Jakarta 15412
emi_uin@yahoo.co.id

Abs trak

Biodies el merupakan bahan yang s angat potens ial untuk menggantikan bahan bakar s olar.
Bahan bakunya dapat diperbaharui dan bers ifat ra mah lingkungan. Minyak goreng bekas dapat
digunakan s ebagai bahan baku pembuatan biodies el. Kadar as am le mak bebas yang tinggi
dalam minyak goreng bekas meme rlukan pretreatment (es terifikas i) dala m pros es pembuatan
biodies el. Sehingga dala m penelit ian in i dila kukan dua tahap reaks i yaitu es terifikas i dan
dilanjutkan dengan tahap trans es terifikas i. Pada tahap es terifikas i as a m le ma k bebas dapat
diturunkan kadarnya dari 2,5 % men jadi 1,1% . Tahap trans es terifikas i didapatkan y ield
biodies el s ebes ar 88%. Kara kteris tik
o
biodies el yang dihas ilkan yaitu: vis kos itas dan dens itas pada suhu 40 C s ebes ar 3,2 cSt dan
0,85
o
g/mL, kadar air 0,002%, indeks s etana 51, titik nyala 176 C, dan titik tuang
o
9 C.

Kata kunci: Biodies el, minyak goreng bekas , es terifikas i, trans es


terifikas i

Abs trac
t

Biodies el is a highly potential materia l to replace dies el fuel. Their raw materia ls are renewable
and environmentally friendly. Frying oil can be us ed as raw material for ma king biodies el.
Free fatty acid levels are high in frying oils requiring pretreatment (es terification) in the
process of ma king biodies el. So in this s tudy a two s tages reaction of es terification and trans es
terification is carried out. At es terification of free fatty acid levels can be lowered from 2.5% to
1.1%. At trans es terificat ion s tage, yield biodies el obtained is 88%. Characteris tics of biodies el
produced, namely: vis cos ity and dens ity at a temperature of 40 ° C is 3.2 c St and 0.85 g / mL res
o o
pectively, water content is 0.002%, cetane index is 51, flas h point is 176 C, and pour point is 9 C.

Ke ywor ds :. Biodies el, cooking oil, es terificat ion, trans


esterification

1. PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan bahan bakar yang
ramah terhadap lingkungan. Biodiesel tidak
mengandung berbahaya seperti Pb, bersifat
biodegradable, emisi gas buangnya juga
lebih rendah dibandingkan emisi bahan bakar
diesel. Biodiesel memiliki efek pelumasan
yang tinggi sehingga dapat memperpanjang
umur mesin dan memiliki angka setana yang
tinggi (
> 50).
Acid, FFA) yang dihas ilkan dar i reaksi
Minyak goreng bekas dapat digunakan
oks idasi dan hidrolis is (Gambar 1) pada
sebagai bahan baku dalam proses pembuatan
saat penggorengan.
biodiesel. Minyak goreng bekas
mengandung asam lemak bebas (Free Fatty
Gambar 1. Reaksi hidrolis is
Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk menghilangkan asam lemak bebas
adalah mereaksikan asam lemak bebas dengan
alkohol dengan bantuan katalis asam sulfat.
Reaksi ini dikenal dengan esterifikasi.
Diharapkan dengan pretreatment ini dapat
menurunkan kadar asam lemak bebas yang
terdapat dalam minyak goreng bekas sehingga
443
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak
(443-
Go re ng ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-
kualitas biodiesel yang dihasilkan akan Transesterifikas i adalah suatu
lebih baik. reaksi yang menghas ilkan ester dimana
Reaksinya adalah sebagai berkut : salah satu pereaksinya juga merupakan
senyawa ester. Jadi dis ini ter jadi
pemecahan senyawa trigliser ida dan
migrasi gugus alkil antara senyawa ester.
Ester yang dihasilkan dar i reaksi
transesterifikasi ini disebut biodiesel.
Gambar 2. Reaksi Esterifikasi Reaksinya adalah sebagai berikut :

CH2 -O-COR1 R1 COOR’ CH2 OH

3 R’OH + CH-O-COR2 katalis R2 COOR’ + CHOH

CH2 -O-COR3 R3 COOR’ CH2OH

Alkohol Trigliserida Ester/Biodiesel Gliserol

Gambar 3. Reaks i Trans es terifikas


i
Reaksi esterifikasi dan transesterifikas katalis, perbandingan pereaksi dan waktu
i merupakan reaksi bolak balik yang reaksi (Darnoko and Cheriyan, 2000).
relatif lambat. Untuk mempercepat jalannya
reaksi dan meningkatkan has il, proses Karakte ris as i B
dilakukan dengan pengadukan yang ba ik, iodiese l
penambahan katalis dan pember ian reaktan Indones ia melalui Badan Standarisasi
berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Nasiona l sudah menetapkan SNI untuk pr
Secara umum faktor- faktor yang oduk biodiesel yang sebagian parameternya
mempengaruhi reaksi transesterifikasi tercantum da lam Tabel 1.
adalah pengadukan, suhu,
Tabel 1. Standar dan mutu biodies el

No. Parame te r Satuan Nilai Metode uji


3
1 Massa jenis pada 40 °C kg/m 850 – 890 ASTM D 1298
2
2 Viskos itas kinematik pd 40 °C mm /s (cSt) 2,3 – 6,0 ASTM D 445
3 Angka setana min. 51 ASTM D 613
4 Titik nyala (mangkok tertutup) °C min. 100 ASTM D 93
5 Titik kabut °C maks. 18 ASTM D 2500
6 Air dan sedimen %-vol. maks. 0,05* ASTM D 2709
ASTM D-1796
7 Angka asam mg-KOH/g maks.0,8 AOCS Cd 3d-63
ASTM D-664
2. METODE Penelitian ini berlangsung se lama
PENELITIAN Waktu dan 3 bulan dari bulan Juli 2010 sampa i
September
Te mpat 2010. Tempat penelitian dilakukan di Pusat
Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif

4
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak
(443-
Go re ng ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-
Hidayatullah Jakarta dan untuk analisa
karakteristik biodiesel dilakukan di 3.00
LEMIGAS, Cileduk, Jakarta Selatan. 2.00

FFA sisa (%
Alat dan B 1.00
ahan 0.00
Alat yang digunakan dalam penelitian 0 50 100 150 200
ini adalah GCMS, piknometer, Falling Ball
Viscometer, labu leher tiga, pengaduk, Waktu, menit
termometer, kondensor. Bahan yang
digunakan adalah minyak goreng bekas yang
diambil dar i
pedagang kaki lima di sekitar kampus UIN 2,5% menjadi 1,1% ( Gambar 4).
Syarif Hidayatullah Jakarta, metanol,
KOH dan asam sulfat.
Sintes is B
iodiesel
Minyak goreng bekas (450 ml)
dimasukkan ke dalam labu leher tiga.
Katalis asam sulfat (0,25% berat minyak)
dimasukkan ke da lam minyak dan
dipanaskan sampai suhu yang diinginkan
0
(60 C). Metanol (50 ml) ditempat terpisah
juga dipanaskan sampai suhu yang diinginkan.
Setelah suhu tercapai, metanol dimasukkan ke
dalam minyak, pengaduk dihidupkan. Setelah
2,5 jam reaksi dihentikan kemudian diambil
dan diana lisa kadar asam lemak bebasnya
(FFA).
KOH (1% berat minyak) dilarutkan
dalam metanol ( 100 ml) dan
dipanaskan sampai suhu yang diinginkan
0
(60 C). Produk esterifikasi ( 400 ml)
dipanaskan dalam labu leher tiga dan
ditambahkan larutan metoks ida (metanol-
KOH). Pengaduk dinya lakan. Setelah
1 jam reaksi dihentikan.Produk didiamkan
dan
ditimbang berat biodiesel yang
dihasilkan.
Biodiesel yang dihas ilkan
terlebih dahulu dicuc i dengan larutan
garam jenuh sampai pH netral. B iodiesel
yang sudah netra l selanjutnya di analisa s
ifat f is ik dan kimianya meliputi densitas,
viskos itas, kadar air , bilangan asam,
titik nyala , titik tuang, kompos isi
senyawa penyusun dan angka csetana.

3. HASIL DAN PEMBAHAS


AN

Pretreatment (esterifikasi) yang


Luas Waktu Rumus
dilakukan pada minyak goreng bekas P uncak P uncak Retensi Nama Senyawa Molekul
mampu menurunkan kadar asam lemak (%)
1 0,06 5,537 Metil oktanoat C9H 18O 2
bebas dari 2 0,03 8,452 Metil kaprat C13H 22O 2
3 0,44 11,094 Metil laurat C13H 26O 2
13,313 Metil Z-11- C15H 28O 2
4 0,05
tetradekenoat
5 1,70 13,456 Metil miristat C H O
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak(443-
Go re ng
Gambar 4. Grafik hubungan wakt u reaksi dengan % FFA
ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-

Pada tahap transesterifikas i yield


biodiesel yang dihasilkan mencapai 88%
(Gambar 5).

10
0

Yield biodiesel
8
0

(%
6
0
4
0
2
0
0
0 50
100

Waktu reaksi,
menit

Gambar 5. Graf ik hubun gan waktu reaksi den gan


Yield
biodiesel
Biodiesel yang dihas ilkan di
analisa kompos isinya menggunakan
GCMs. Hasil analisa dapat dilihat pada
Gambar berikut.

Gambar 6. Kro matogram biodies el has il analis a


GCM S

Tabel 3 . Ko mpos is i s enyawa kimia


dala m biodies el has il s intes is
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak
(443-
Go re ng ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-
pentadekanoat
8 0,26 14,791 Metil arakidonat C21H 34O 2
kg/L, setelah dilakukan proses
9 0,27
14,948 Metil 5,8,11,14,1 - esterifikasi dan transesterifikasi densitas
eukosapentanoat
10 0,07 15,252 Metil stearolat C19H 34O 2 turun menjadi
11 2,81 15,393 Metil palmitoleat C17H 32O 2 850 kg/L. Ini disebabkan
12 26,91 15,640 Metil palmitat C17H 34O 2
13 1,17 16,294 Metil 11 -eikosenoat C21H 40O 2 terjadinya
14 0,15 16,877
16,993
Metil margarat
Metil cis-9,10 -
C18H 36O 2
C19H 36O 2
pemutusan rantai gliserol yang t
15 0,18
epoksistearat erdapat dalam minyak goreng bekas (Aziz,
16 1,49 17,168
17,519
Metil arakat
Metil 6,9,12 -
C21H 42O 2
C19H 32O 2
2008).
17 0,08
oktadekatrienoat
18 13,17 17,753 Metil linoleat C19H 34O 2 Viskositas Kine
C19H 36O 2
19
20
42,04
6,04
17,686
18,182
Metil oleat
Metil stearat C19H 38O 2
matik
Viskositas kinematik biodiesel seperti
Dari Gambar di atas dapat yang tercantum dalam Tabel 2 sebesar 3,2
diketahui kompos isi senyawa terbesar adalah cSt. Nilai ini masuk dalam standar SNI
metil oleat biodiesel yang ditetapkan pemerintah
42,02% dan metil pa lmitat 26,91 %. yaitu
Hasil analisa sifat f is ik dan kimia la 2,3 – 6 cSt. Viskositas mempunyai
innya dapat dilihat pada Tabel 2.
peranan yang sangat penting dalam proses
Tabel 2. Sifat fis ik dan kimia biodies el has
penginjeksian bahan bakar. Viskositas
il s intes is yang terlalu rendah dapat menyebabkan
kebocoran pada pompa injeksi bahan
Biodies el SNI bakar dan kalau terlalu tinggi dapat
Sifat fis ik
dan kimia
pe Biodies mempengaruhi kerja cepat alat injeksi
nelitian el dan mempersulit pengabutan bahan bakar
Densitas (40 oC), kg/L 850
ini 850-890
Viskositas kinematik 3,2 2,3 – 6 (Hardjono, 2001).
(40 oC), cSt 0,5 M aks. 0,8
Bilan gan asam, mg 0,02 M aks. 0,05 Viskositas biodiesel hasil penelitian ini
KOH/g 176 M in.100 lebih kecil dibandingkan dengan yang
Kadar air, % vol 9 didapatkan S uirta (2009) sebesar 4,53
Titik ny ala, oC 14,6 M ak. 18
Titik tuang, oC 51 M in. 51 cSt. Bahan baku yang digunakan juga
Titik kabut, oC sama minyak goreng bekas tetapi
Indeks Cetan sumber minyak goreng bekasnya berbeda.
Perbedaan lainnya adalah jenis
katalis yang digunakan. S uirta
Densitas
(2009) menggunakan NaOH sebagai
Biodiesel yang dihasilkan dari katalis dalam reaksi transesterifikasi.
penelitian ini mempunyai densitas pada
Jika dibandigkan dengan standar
suhu 40 o C sebesar 850 kg/L. Jika bahan bakar solar (1,6 – 5,8 sCt),
dibandingkan dengan standar SNI biodiesel ini dari sisi viskositas masuk
biodiesel, Biodiesel ini masuk dalam dalam standar yang ditetapkan sehingga
range yang ditetapkan. Densitas
biodiesel ini dapat digunakan sebagai
berkaitan dengan nilai kalor dan daya
bahan bakar pengganti solar.
yang dihasilkan oleh mesin diesel.
Densitas yang rendah akan menghasilkan Bilangan asam
nilai kalor yang tinggi. Biodiesel yang dihasilkan
Jika dibandingkan dengan densitas mempunyai bilangan asam sebesar 0,5 mg
minyak goreng bekas yang digunakan KOH /g. N ilai ini memenuhi
sebagai bahan baku dalam proses standar biodiesel yaitu maksimal 0,8 mg
pembuatan biodiesel, terjadi penurunan KOH/ g. Jika ditinjau dari bilangan
yang sangat tajam. Minyak goreng asam minyak goreng bekas sebesar 5,26
bekas yang mempunyai densitas (40 mg KOH/g dan
o
C) 887
4
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak
(443-
Go re ng ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-
55% nya sudah dapat dihilangkan
melalui
pretreatment (reaksi
esterifikasi)
seharusnya sisa bilangan asam
sebesar
2,367 mg/KOH. Besarnya selisih
ini
disebabkan karena sebagian besar
asam

4
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak
(443-
Go re ng ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-

lemak bebas sisa bereaksi dengan atmosfer terendah dimana bahan


katalis KOH membentuk sabun. Ini bakar ini
ditandai dengan terbentuknya emulsi pada
saat pencucian biodiesel dengan
menggunakan air. Bilangan asam yang
didapatkan dari penelitian ini lebih tinggi
dari yang didapatkan S uirta (2009) yaitu
0,4238 mg KOH/g.
Kadar
air
Kadar air yang terdapat dalam
biodiesel sebesar 0,02% volum. Kadar ini
lebih kecil dibandingkan dengan SNI
biodiesel yang mensyaratkan maksimal
0,05% volum. Begitu juga dengan
standar bahan bakar solar mensyaratkan
maksimal 0,05%.
Angka
setana
Kualitas bahan bakar solar dinyatakan
dalam angka cetan dan dapat diperoleh
dengan jalan membandingkan kelambatan
menyala bahan bakar solar dengan
kelambatan menyala bahan bakar
pembanding dalam uji ba ngku
CFR. Angka ceta n biodiesel ini
didapatkan dengan cara mengkonversikan
nilai indek cetan yang diperoleh dari
analisa yang dilakukan di Lemigas.
Menurut Hardjono (2001) angka setana
nilainya lebih besar 2%
dibandingkan indek cetan. Angka cetan
yang didapatkan sebesar 51,5. N ilai ini
masuk dalam SNI biodiesel sehingga
dilihat dari sisi angka setana, biodiesel
hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan bakar pengganti solar.
Titik
nyala
Titik nyala yang didapatkan sebesar
176 o C. Nilai ini memenuhi standar
bahan bakar solar dan SNI biodiesel.
Titik nyala yang tinggi akan memudahkan
penyimpanan bahan bakar, karena minyak
tidak akan mudah terbakar pada
temperatur ruang.
Titik tuang dan titik
kabut
Bahan bakar solar harus
dapat mengalir dengan bebas pada suhu
Valensi
Pe mbua Vol.
tan B2ioNo.
diesel
3, Nop
da ri 2011
Minyak
(443-
Go re ng ISSN
Isalmi
: 1978
Aziz,-
digunakan. Suhu terendah dimana bahan
bakar diesel masih dapat mengalir disebut 2. KESIMPULAN DAN
titik tuang (pour point). Pada suhu SARAN
sekitar Dari penelitian yang sudah dilakukan
100 F di atas titik tuang bahan bakar dapat disimpulkan bahwa pretreatment yang
solar dapat berkabut. S uhu ini dikenal dilakukan terhadap minyak goreng bekas
dengan mampu menur unkan kadar asam lemak
titik bebas menjadi 1,1 %. Yield biodiesel yang
kabut. dihasilkan pada reaksi transesterifiks i
sebesar 88%. Kualitas biodiesel yang
Titik tuang yang diperoleh sebesar
o o dihasilkan memenuhi SNI biodiesel yang
9 C atau 48,2 F. Standar ditetapkan pemerintah dan standar bahan
solar mensyaratkan bahwa titik tuang bakar solar.
maksimal
65 o F. Berarti biodiesel yang diperoleh
dari UCAPAN TERIMAKAS
penelitianini memenuhi standar IH
bahan bakar solar.
Titik kabut dapat dicari dengan Pada kesempatan ini penulis
menggunakan data titik tuang. Dengan mengucapkan terimakasih kepada
menambahkan 10 oC kepada titik tuang Lembaga Penelitian UIN Syarif
akan didapatkan nilai titik kabut Hidayatullah Jakarta yang telah mendanai
(Hardjono, 2011). Titik kabut yang penelitian ini.
didapatkan dari perhitungan titik tuang
sebesar 58,2 o F atau 14,6 o C. ini berarti DAFTAR PUS
biodiesel yang dihas ilkan memenuhi TAKA
SNI biodiesel yang mensyaratkan titik 1. Aziz,I., 2007, Kinetika Reaks
kabut maksimal 18 o C. i Trans es terifikas i Minyak Goreng Be
kas ”, Valens i, Vol.1, No.1.

447
Valensi Vol. 2 No. 3, Nop 2011 (443- ISSN : 1978 -

2. Ba idawi, A., Latif, I., dan Rachmaniah, O.,


2008, Trans es terifikas i dengan Co-
Solvent s ebagai s alah s atu alternatif
Peningkatan Yield Metil Es ter pada
Pembuatan Biodies el dari Crude Palm Oil
(CPO), Che mica l National Se minar, 26
Agus tus 2008, Surabaya.
3. Buchori,L dan Widayat, 2009, “ Pe
mbuatan Biodies el dari Minyak Goreng
Bekas dengan Pros es Catalytic Crac king”,
Pros iding Se minar Nas ional Tekn ik Kimia
Indones ia, Bandung.
4. Darnoko, D and Cheryan, M, 2000, “Kinetics
of Palm Oil Trans eterification in a
Batch Reactor”, J. Am.Oil Chem.Soc., 77,
1263-
1267.
5. Hardjono, A., 2000, “ Teknologi minyak
Bu mi “, Gad jah Mada Univers ity Pres
s , Yogyaka rta.
6. Kus miyati, 2008, “ Rea ks i
Katalitis Es terifikas i As am Oleat dan
Metanol menjadi Biodies el dengan Metode
Dis tilas i Rea ktif”, Jurnal Reaktor, Vo l.12,
No.2. Hal. 78 -82.
7. Suirta, I.W., 2009, “ Preparas i Biodies el
dari Minyak Jelantah Kelapa Sawit”, Jurnal
Kimia, Vo l.3. No.1, 1-6.
8. Sus anto, BH., Nas ikin, M., dan Su kirno,
2008 “ Sintes is Pelu mas Das ar Bio
me la lui Es terifikas i As am Oleat
menggunakan Katalis As am
Heteropoli/Zeolit”, Pros iding Se mina r Nas
ional Rekayas a Kimia dan Pros es ,
Se marang.

Anda mungkin juga menyukai