MAKALAH
OLEH :
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
DAFTAR ISI………………………...………………………….........……... 2
2.1 Materi.......................................................................………...….... 5
2.2 Metode............................................................................................. 6
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ayam Arab perak merupakan sejenis ayam buras yang mulai dikenal
di Indonesia sejak tahun 1990. Tempat dominan ayam ini adalah hampir di
seluruh urban di Jawa dan Sumatera. Ayam yang berwarna lurik hitam putih
ini mempunyai produksi telur yang cukup tinggi yaitu 225 telur/tahun,
Sitanggang., 2002). Ditinjau dari produksi telur yang cukup tinggi ini maka
sudah selayaknya jika suatu saat dikembangkan di Indonesia, selain itu ayam
dengan ayam lokal tidak menjadi masalah (Sukirdo, 2001 dalam Iskandar,
2005). Pakan merupakan faktor terbesar dalam industri ayam baik ayam buras
maupun ayam ras. Hal ini disebabkan sebagian besar bahan baku untuk pakan
adalah impor, seperti jagung, tepung daging dan tulang serta bungkil kedelai.
Di era krisis ini, biaya pakan untuk ayam terkadang tidak terjangkau oleh
peternak kecil, oleh sebab itu maka perlu dicari alternatif pengganti pakan
adanya ransum berbahan baku lokal dapat menekan biaya produksi yang
tinggi tersebut. Sumber protein asal hewan, seperti tepung darah, tepung
daging dan tulang merupakan sumber protein yang bagus untuk ransum ayam.
Hal ini disebabkan protein hewani ini mengandung vitamin B12, sedangkan
protein asal tumbuhan tidak mengandung vitamin B12 ini. Banyak protein
3
hewani mempunyai kualitas yang tinggi. Kalimantan timur memiliki potensi
untuk penyediaan bahan baku lokal. Salah satu bahan baku lokal yang dapat
dimanfaatkan adalah darah yang berasal dari pemotongan ternak. Bahan baku
darah didapatkan dari rumah potong hewan. Darah hasil pemotongan hewan
2005) menyebutkan bahwa pemotongan hewan ternak tiap hari pada tahun
2004 adalah sebesar 108 ekor. Jika diasumsikan darah adalah 7% dari berat
badan ternak (diasumsikan berat badan rata-rata 200 kg), maka jumlah darah
yang dapat dihasilkan adalah sebesar 1512 kg/hari. Jumlah sebesar itu jika
dimanfaatkan untuk tepung darah adalah sekitar 151,2 kg/hari atau sebesar
55.188 kg/tahun. Sampai saat ini pabrik pakan sangat sedikit yang membuat
pakan untuk ayam buras, sebagian besar peternak meramu sendiri ransum
ternaknya. Hal ini disebabkan pakan ayam buras selama ini lebih rendah
produksi ayam buras tergolong lebih lambat. Jika pakan ayam ras diberikan
kepada ayam buras, biaya produksi berupa pakan menjadi mahal dan akan
pertumbuhan ayam hasil persilangan ayam arab dan ayam buras terhadap
4
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi
atau RNA dengan untaian komplemen yang berasal dari RNA atau DNA yang
dengan huruf F besar dan angka yang menandakan urutan generasi. Contoh
utama dari persilangan ialah menggabungkan dua sifat baik atau unggul dari
dua tetua dalam satu individu atau populasi. Lebih lanjut dalam kegiatan
5
pemuliaan, persilangan digunakan untuk membuat keragaman genetik pada
2.2 Metode
Darah yang diambil dari RPH kemudian diletakkan pada loyang dan
dikeringkan pada oven pada suhu 600C selama 3 hari. Alternatif pengeringan
Protein kasar tepung darah ini dapat mencapai 80% (Hartadi, 1999).
Arab dan ayam buras umur 2 minggu. Ayam yang digunakan sebanyak 60
diberikan adalah 3 macam yaitu P0, P1 dan P2. Pakan dan air minum
seminggu melalui tetes mata. Vaksin AI diberikan pada umur 25 hari melalui
suntikan.
dicobakan pada penelitian ini tertera pada Tabel 1. Variabel yang diamati
6
yaitu pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, yang diukur setiap minggu
7
BAB III
Kalimantan Timur tidak terdapat limbah dari kedelai maupun singkong. Pada
susunan ransum ini sumber energi yang berupa karbohidrat didapatkan dari
jagung, bekatul dan tepung gaplek. Sumber protein ransum berasal dari kacang
kedelai dan tepung darah, sedangkan sumber lemak berasal dari minyak kelapa
sawit. Sarwono (2004) menyatakan bahwa penggunaan tepung darah untuk bahan
pakan ayam adalah sebesar 3-10%, sedangkan Cheeke (1999) menyatakan bahwa
dibutuhkan sebesar 70-75% dari total ransum, protein sebesar 14-24%, dan lemak
gizi ayam Arab adalah 18% protein kasar, 60% karbohidrat, 6% serat kasar.
kurang memenuhi syarat pertumbuhan untuk ayam Arab. Protein kasar dari pakan
alternatif mempunyai kandungan serat kasar yang sangat tinggi yang tidak bagus
Sitanggang, 2002).
energi dari pakan alternatif ini akan menurun. Hal ini dikarenakan lemak
8
merupakan salah satu sumber energi untuk unggas. Sarwono (2004) melaporkan
bahwa kandungan lemak dalam ransum maksimal sebesar 5%, karena jika
konversi pakan serta harga pakan. Pertambahan bobot badan yang lebih tinggi
pada P0 disebabkan oleh konsumsi yang lebih tinggi jika dibanding P1 P2. Hal ini
badannya tidak dapat meningkat dengan tajam. Hal ini disebabkan persilangan
tersebut lebih mengarah kepada ayam Arab yang merupakan jenis petelur,
Arab ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Kholis dan Sitanggang
(2002) yang menggunakan formulasi ransum dengan protein kasar sebesar 18%
menghasilkan bobot badan (umur 40 hari) sebesar 393 gr sedangkan ayam hasil
persilangan antara ayam Arab dan Kedu (ayam Poncin) sebesar 395 gr. Perbedaan
protein pada ransum penelitian yang lebih rendah, yaitu untuk P0 sebesar
bahwa pertambahan bobot badan antara pakan komersial dan pakan alternatif
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Hal ini disebabkan palatabilitas dari
pakan alternatif (P1 dan P2) sangat rendah. Pertambahan bobot badan yang rendah
ini juga disebabkan kandungan lemak yang sangat rendah pada pakan alternatif.
9
Kandungan lemak mengakibatkan rendahnya energi yang digunakan untuk
karena kecernaan dari tepung darah biasanya rendah yang biasanya disebabkan
temperatur rendah akan meningkatkan nilai gizi dari tepung darah ini. Walaupun
tepung darah yang kering mengandung lebih kurang 80% protein kasar dan
merupakan salah satu asam amino esensial yang harus tersedia dalam jumlah yang
cukup dalam pakan, sehingga jika kekurangan asam amino esensial tersebut
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
pakan alternatif kurang bagus dibanding dengan pakan komersial, tetapi dari
segi harga pakan, pakan alternatif mempunyai harga lebih murah dibanding
pakan buras komersial, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang lebih
11
DAFTAR PUSTAKA
Bariroh, N.R. dan Sulistyono, I., 2017, Respon Pertumbuhan Ayam hasil
Persilangan antara Ayam Arab >< Ayam Buras terhadap Pakan
Alternatif yang Mengandung Tepung Darah, Jurnal Lokakarya
Nasional Inovasi Teknologi, 1(1): 1-4
12