Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana (S-1)
Oleh:
IRMAYANTI
F1E1 17 026
a. Nama : Irmayanti
d. No tlp/Hp : 082235739735
e. E-mail : iyanti462@gmail.com
h. Rirayat Pendidikan :
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
tanpa bantuan dari berbagai pihak baik bimbingan, nasehat, arahan serta doa
maka penulisan hasil penelitian ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Penghargaan yang sangat tinggi dan ucapan terima kasih yang sangat
motivasi serta petunjuk yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.
Ungkapan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua penulis,
telah membesarkan dengan seluruh cinta dan kasih sayang dan selalu
materi yang tidak akan mungkin dapat tergantikan demi kesuksesan penulis.
melaksanakan studi.
v
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S. Si., M. Si., M. Sc. selaku Rektor
2. Dr. Ida Usman, M. Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
3. Wakil Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III beserta jajarannya,
(UHO).
Biologi Ibu Dr. Hj. Sittti Wirdhana Ahmad, B., S. Si., M. Si.
5. Dr. Sri Ambardini, M. Si. selaku ketua Program Studi Bioteknologi, Jurusan
Oleo (UHO).
7. Prof. Analuddin S. Si., M. Si., M. Sc., Ph. D, selaku kepala UPT Bahasa
Universitas Halu oleo (UHO), yang sudah seperti orang tua sendiri yang
yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis selama proses
vi
perkuliahan di Jurusan Biologi Program Studi Bioteknologi Fakultas
9. Dr. rer.nat. H. Ahmad Zaeni, M. Si., Ardiansyah, S. Si., M. Si. dan Dr. Sapto
Rahardjo M. Si, selaku dewan penguji yang telah memberikan saran, kritikan
10. Seluruh dosen prodi Biologi dan Bioteknologi Universitas Halu Oleo yang
telah banyak memberikan arahan, bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis
11. Laboran laboratorium jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo dan
Oleo.
12. Ibu Asmariani dan Ibu Erika merupakan salah satu laboran yang sangat baik
yang penulis pernah temui. Terima kasih atas masukan, arahan, komen dan
kritikan serta canda tawa dari ibu yang selalu menghibur penulis dalam
13. Patner penelitian sekaligus sahabat saya sendiri Nurlela, Fitriani Salasa,
memberikan dorongan, saran, kritik dan motivasi yang sangat luar biasa.
14. Team Mikroalga Sendry Yosalina, Sri Elsi, Nurlela, Crasilia Yanti Padang
S.Biotek, Fitriani Salasa, Bolo Arif, Muh. Alim Nyau, Meliana, Diki
Vebrianti Nur’Ami Ode terima kasih atas dukungan, motivasi dan terima
vii
kasih juga sudah mau menemani dan menjadi teman penelitian di Lab. Saya
sangat bersyukur bisa menjadi teman, patner dan satu tim penelitian dengan
kalian.
15. Sahabat saya yang sudah saya anggap seperti saudara saya sendiri Nurfarida,
Maya Santi, Khairatun Hisaan, Fitri Anisa dan Salsabillah Paramita), Team
Made, Andi Auliah Magfyrah dan Isra), Team Membran (Hildani dan Fitriana
Sari), Team Fitoremediasi (Elim Yazura) dan Team Penelitian lainya. Terima
17. Teman-teman MITOGEN 2017 Muh. Wahid Abbdullah, Muh. Alim Nyau,
Sendry Yosalina, Nurlela, Sri Elsi, Bolo Arif, Crasilia Yanti Padang,
Fitriani Salasa, Fitrianasari, Taufik Hidayat, Pratitits dan semua yang tidak
bisa disebutkan satu per satu telah memberikan keceriaan dan semangat.
Aksarullah, S. Biotek
19. Kakak Senior 2016 Sarifah S. Biotek, Wa Ode Linda Rahayu, S. Biotek,
viii
20. Kakak-kakak senior Bioteknologi 2015, 2016 serta Adik-adik junior 2018,
2019, 2020 dan 2021 terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
21. Teman-teman Jurusan Biologi Angkatan 2016 dan 2017 serta alumninya,
dukungan, doanya dan bimbingannya semoga semua pihak yang telah membantu
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR GRAFIK xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
DAFTAR ARTI LAMBANG/SINGKATAN xvi
ABSTRAK xviii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
III.METODE PENELITIAN 18
A. Waktu dan Tempat Penelitian 18
B. Jenis Penelitian 18
C. Bahan Penelitian 18
D. Alat Penelitian 19
E. Variabel Penelitian 19
a. Variabel Bebas 20
b. Variabel Terikat 20
F. Definisi Operasional 20
x
G. Kriteria Objektif 21
H. Desain Penelitian 21
I. Prosedur Penelitian 22
1. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian 22
2. Persiapan Bahan Penelitian 22
2.1. Sterilisasi Alat 22
2.2. Persiapan Air Laut Steril 23
2.3. Persiapan Limbah Ternak Ayam Broiler 23
3. Kultivasi Stok Chlorella vulgaris 24
4. Kultivasi Mikroalga dalam Media Limbah Ternak Ayam 26
Broiler
5. Perhitungan Kepadatan Mikroalga 26
6. Pemanenan Mikroalga 27
7. Perhitungan Pertumbuhan dan Produksi Biomassa 27
8. Ekstraksi dan Analisis Lipid Menggunakan Metode Bligh 28
dan Dyer
9. Analisis Data 30
J. Bagan Alir penelitian 31
V. PENUTUP 48
A. Simpulan 48
B. Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 49
LAMPIRAN 56
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1 Lampiran 1
1.1 Perhitungan Konsentrasi Media Limbah Ternak Ayam
56
Broiler (LTAB)
1.2 Penggunaan Konsentrasi perlakuan media LTAB
56
1.3 Perhitungan Inokulum dengan Kepadatan Awal 10x104
57
sel.mL-1 menggunakan Rumus Pengencer
Lampiran 2
Perhitungan Kepadatan Sel Chlorella vulgaris setiap 2 hari
2 2.1 60
sekali selama 7 hari
2.2 Rata-rata Kepadatan Sel Per Perlakuan 61
2.3 Analisis Repeated Measures ANOVA kepadatan sel 61
3 Lampiran 3
3.1 Laju Pertumbuhan Spesifik Sel Individu Per Perlakuan
63
Fase Eksponensial (Hari ke-2 hingga ke-6)
3.2 Analisis Sidik Ragam ANOVA Laju Pertumbuhan
64
Spesifik Per Perlakuan pada Fase Eksponensial
4 Lampiran 4
4.1 Data Dry Weight (DW), Ash Free Dry Weight (AFDW)
65
dan Produktivitas Biomassa
4.2 Rata-rata Dry Weight (DW) 66
4.3 Analisis One Way ANOVA Dry Weight (DW) 66
4.4 Rata-rata Ash Free Dry Weight (AFDW) 67
4.5 Analisis One Way ANOVA Ash Free Dry Weight
67
(AFDW)
4.6 Rata-rata Produktivitas Biomassa 68
4.7 Analisis One Way ANOVA Produktivitas Biomassa 68
5 Lampiran 5
5.1 Kandungan Lipid Chlorella vulagris 69
5.2 Rata-rata Kandungan Lipid 70
5.3 Analisis One Way ANOVA Kandungan Lipid 70
6 Dokumetasi Penelitian 71
xv
DAFTAR ARTI LAMBANG/SINGKATAN
% Persen
0
C Derajat celcius
µ Laju pertumbuhan spesifik
µL Mikro liter
µm Mikro meter
μmoles. m-2.s-1 Intensitas Cahaya
µg Mikro gram
AFDW (Ash Free Dry Weight) Berat kering bebas
abu
ANOVA Analysis of Variance
BBU Balai Benih Udang
C1 Kepadatan sel inokulum
C2 Kepadatan awal yang dibutuhkan
CO2 Karbondioksida
DKP Dinas Kelautan dan Perikanan
DW (Dry weight) Berat kering biomassa
et al dan kawan-kawan
Fe Besi
g Gram
g. L-1 Gram perliter
HCl Asam klorida
H2O Hidrogen dioksida atau Air
H2SO4 Asam sulfat
H3BO Asam borat
K Kalium
L Liter
LTAB Limbah Ternak Ayam Broiler
Mg Magnesium
mg. L Miligram perliter
mL Mililiter
mm Milimeter
Mn Mangan
n Total sel hasil perhitungan
N Nitrogen
xvi
NO3- Nitrat
NH3 Amonia
N1 Kepadatan sel akhir
N2 Kepadatan sel awal
N2 Gas Hidrogen
P Fosfat
Ppt Part Per Thousand
pH Potensial hydrogen
RAL Rancangan Acak Lengkap
S Sulfur
SE Standar eror
Sel.mL-1 Satuan Kepadatan sel (Sel Per mililiter)
Sel.hari-1 Satuan Sel perhari
SPSS Statistical Package for the Social Sciences
T Waktu dalam hari fase eksponensial
TL Tube luminescent
V Volume
V1 Volume inokulum yang dibutuhkan
V2 Volume air media kultur
w Watt
x Jumlah kotak dalam Haemacytometer
Zn Seng
xvii
PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN LIPID PADA MIKROALGA
(Chlorella vulgaris Beyerinick [Beijerinck], 1890) YANG DIKULTUR
MENGGUNAKAN LIMBAH TERNAK AYAM BROILER
Oleh
IRMAYANTI
F1E1 17 026
ABSTRAK
xviii
GROWTH OF LIPID CONTENT IN MICROALGAE(Chlorella vulgaris
Beyerinick [Beijerinck], 1890) CULTURED USING BROILER
CHICKEN WASTE
By
IRMAYANTI
F1E1 17 026
ABSTRACT
The study aimed to find out the growth and lipid content of C. vulgaris cultured
using broiler chicken waste (LTAB). This study used a Complete RandomIzed
Design (RAL) consisting of 5 treatments of LTAB media additions namely P1
(0.2 ppm), P2 (2 ppm), P3 (20 ppm), P4 (200 ppm) and P5 (Walne) with 3
repeats. Theinitial culture is 105 sel.mL-1 that are cultured for 7 days using a
plastic bottle (v = 600 mL) with a culture volume of 300 mL. Microalgae density
is calculated every 2 days using a neubaur haemocytometer under a 40x
magnification microscope with the help of a hand counter. Microalgae are
cultured at a light intensity of 35 μmoles.m-2.s -1,temperatures of28⁰C, pH 7-8 and
salinity of 28-29 ppt. microalgae are harvested in the final stationary phase using
Whatman microfiber filter paper (Ɵ=25 mm), dried (1 hour, 100⁰C) and smoked
(5 hours, 450⁰C) then weighed to calculate dry weight and dry weight free of ash.
The lipid content of microalgae was analyzed using the modified Bligh and Dyer
methods. Today, the concentration of chicken manure in the culture media and the
interaction between the two affects the growth of C. vulgaris (p=0.000). Cell
density, specific growth rate and biomass productivity of C. vulgaris are highest
found in LTAB media at P4 (200 ppm) (p=0.000) with a cell density value of
598.01×104 sel.mL-1,a specific growth rate of 0.4481 sel.day -1 and biomass
productivity of 2.2521 g.L.day-1. The highest lipids are obtained in microalgae in
LTAB P3 (20 ppm) media by 4.2024%(p=0.001)whilein P1 (0.2 ppm), P2 (2
ppm) and P4 (200 ppm), content Lipids do not differ from 1-2%. This study
suggests that lipid production using broiler chicken liveris not recommended for
biofuel feedstocks due to their low lipid content but can be considered as a
substitute feed material for fish oil once its fatty acid profile is known.
xix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
minyak bumi, dimana energi minyak bumi dengan bahan dasar fosil
2014 yaitu 386,48 juta barel-287,90 juta barel. Hal ini mengakibatkan harga
bahan bakar minyak sangat tinggi dan sulit dijangkau untuk beberapa kalangan
masyarakat (Elistiya et al., 2019). Oleh sebab itu pengembangan sumber energi
2018).
Biodiesel adalah salah satu energi terbarukan yang berasal dari minyak
dan Ayu, 2015). Biodiesel umunya dibuat dari minyak tumbuhan dan lemak
xx
hewan. Namun, pembuatan biodiesel dari minyak tumbuhan seperti jagung,
kedelai, jarak dan sawi memiliki kekurangan yaitu waktu pemanenan tanaman
jagung, kedelai dan minyak kelapa sawit akan berbenturan dengan kepentingan
konsumsi pangan manusia dan apabila minyak tersebut tetap diproduksi untuk
mengatasi hal tersebut, maka perlu dicari bahan alam lain yang sangat
berpotensi dalam pembuatan biodiesel. Salah satu sumber alam yang berpotensi
tawar maupun air laut, dimana biomassa mikroalga dapat dikonversi menjadi
untuk produksi biodiesel harus memiliki kandungan lipid yang sangat tinggi.
31-68% dan Tetraselmis chuii sebesar 15-23% (Assadad et al., 2010). Ketiga
jenis mikroalga ini yang memiliki kandungan lipid tertinggi yaitu C. vulgaris.
xxi
dalam pemanfaatannya terdapat kendala baik dari biomassa maupun metabolit
yang berasal dari mikroalga seperti media kultivasi yang cukup mahal
dan tersedia cukup melimpah. Limbah kotoran ternak ayam broiler menjadi
salah satu limbah yang diharapkan sebagai media kultur mikroalga karena
(N), Fosfor (P) dan Kalium (K) dalam memproduksi lipid. Menurut
beradaptasi dan hidup dengan baik pada media limbah ternak ayam broiler
dimana hasil ini merupakan hasil kadar lipid tertinggi yang diperoleh pada
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Agwa et al. (2012) bahwa
Chlorella sp. yang dikultur menggunakan media kotoran ayam dengan aerasi
sp. dalam kultur media kotoran domba, sapi, potongan rumput dan kotoran
babi. Namun demikian belum diketahui konsentrasi yang optimal pada limbah
ternak ayam broiler untuk pertumbuhan dan produksi lipid C. vulgaris. Oleh
karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan kultur mikroalga C. vulgaris
vulgaris.
B. Rumusan Masalah
xxii
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
3. Berapa konsentrasi media limbah ternak ayam broiler yang optimal bagi
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini terdiri atas dua yaitu manfaat secara teoritis
dan praktis:
xxiii
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang baru
xxiv
pemberian metanol sebelum dan sesudah 24 jam adalah hijau. Chlorella
memiliki bentuk sel bulat, kecil dan memiliki diameter sel <10 µm
dengan kloroplas parietal tunggal yang hampir mengisi sel (Imelda et al.,
Kingdom : Plantae
Filum : Chlorophyta
Kelas : Trebouxiophyceae
Ordor : Chlorellales
Famili : Chlorellaceae
Genus : Chlorella
(a) (b)
Gambar 2.1. a. Chlorella vulgaris (Desianti, 2014)
b. Chlorella vulgaris (Padang, 2021 Perbesaran 40x)
Lipid adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air
dan benzena. Senyawa organik ini terdapat didalam sel dan berfungsi
xxv
sebagai sumber energi metabolisme dan sebagai sumber asam lemak
struktur sel dan pemeliharaan integritas membran yang hidup. Fungsi lain
dari lipid antara lain sebagai komponen utama struktur sel, penyimpan
lipid non-polar dan lipid polar. Trigliserida adalah lipid non-polar yang
molekulnya berupa tiga asam lemak rantai panjang yang terikat pada satu
xxvi
membentuk senyawa lipid dapat dilihat pada Gambar 2.3.
menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) dan air. Transterifikasi adalah
menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty Acids Methyl Ester / FAME)
atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping (Arini, 2015).
xxvii
Kandungan lipid dalam mikroalga biasanya dalam bentuk gliserol dan
asam lemak dengan panjang rantai C14 ampai C22 (Kawaroe et al.,
2012).
lemak essensial seperti C18 linoleat (18:2 ω 6), ϒ linolenat (18:3 ω 3),
Banyaknya manfaat yang diperoleh dari asam lemak tidak jenuh C. vulgaris
xxviii
jepang, amerika dan eropa.
menjadi dua yaitu lipid non-polar dan lipid polar. Lipid non-polar dalam sel
jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang dapat diolah menjadi biodiesel
fosfolipid dan sterol yang yang bertindak sebagai penyusun membran sel dan
Chlorella vulgaris
banyaknya. Kondisi kultivasi yang akan dilakukan yaitu pada suhu ruang
yang diperoleh masih dalam kondisi yang baik. Waktu panen yang
proses adaptasi sel mikroalga telah memanfaatkan nutrien yang ada dalam
media belum optimal (Halima et al., 2019). Pada kondisi stress lingkungan
xxix
yaitu konsentrasi nitrogen rendah, mikroalga akan cenderung membentuk lipid
lainnya. Hal ini disebabkan karena mikroalga lebih banyak menggunakan atom
Menurut Susanty et al. (2019), Media kultur menjadi salah satu faktor
biaya yang besar. Salah satu solusi dalam menekan biaya kultur mikroalga
menjadi media kultur mikroalga. Menurut Yulina et al. (2020), beberapa media
kultur yang biasa dipakai untuk budidaya C. vulgaris yaitu media Walne,
kaitannya dengan ada tidaknya cahaya. Pada C. vulgaris yang tumbuh pada
kondisi terang konsentrasi asam lemak jenuh lebih tinggi dibanding dengan
2011).
xxx
Menurut Chrismadha et al. (2006), bahwa faktor-faktor yang
daya (resource factors) dan faktor pendukung (non resource factors). Faktor
sumberdaya meliputi faktor-faktor yang terdiri dari sumber daya yang secara
hara, cahaya matahari dan CO2. Sementara faktor pendukung terdiri dari faktor-
mikroalga, antara lain suhu dan pH. Pengaruh faktor sumber daya terhadap
dimana semakin tinggi suhu semakin besar pula laju reaksi sehingga laju
xxxi
maka akan menyebabkan denaturasi protein yang dapat menyebabkan
vulgaris berkisar antara 23-30oC. Selain itu, suhu dapat pula mempengaruhi
Fase pertumbuhan mikroalga terdiri dari fase lag atau yang dikenal
dengan fase adapasi, fase log (eksponensial), fase stasioner dan fase kematian.
Gambar 2.6. Kurva pertumbuhan mikroalga (Morais & Costa, 2007) dalam
(Prayitno, 2016)
Menurut (Hadiyanto & Azim, 2012) fase lag adalah fase adaptasi
sel alga lebih sensitif terhadap nutrien, temperatur, dan kondisi yang
xxxii
berbeda dari kondisi aslinya. Ciri metabolisme selama fase log adalah
yang tepat untuk dilakukan pemanenan sel karena pada hari tersebut
secara intensif. Bila kondisi kultur optimum maka laju pertumbuhan pada
fase ini dapat mencapai nilai maksimal dan pola laju pertumbuhan dapat
industri. Chlorella sp. dapat mencapai fase ini dalam waktu 4-6 hari atau
3. Fase Stasioner
nutrien semakin berkurang dan populasi semakin padat (Jati et al., 2012).
Fase stasioner atau jumlah sel cenderung konstan karena telah terjadi
xxxiii
penurunan pembelahan sel secara bertahap. Pada fase ini mikroalga tidak
4. Fase Kematian
menurun dan banyak sel C. vulgaris yang mati akibat berkurangnya nutrien
dalam media kultur dan banyaknya akumulasi racun dalam media kultur
yang berasal dari hasil metabolisme sel yang tidak terurai. Menurut
Daphnia sp. karena kotoran ternak mengandung semua unsur hara yang
et al., 2016)
xxxiv
Menurut Azhar et al. (2017), Limbah peternakan berpotensi sebagai
untuk bahan bakar, sebagai pengganti kebutuhan mikroalga akan zat kimia
organik dan anorganik. Limbah ternak kaya akan unsur nitrogen dan fosfor.
air limbah, terutama nitrogen dan fosfor, dapat menghilangkan kontaminan dan
misalnya dalam pembudidayaan pakan alami larva ikan. Kotoran ayam pada
fosfor, dimana kedua unsur hara ini merupakan unsur hara essensial untuk
serta beberapa unsur hara seperti Fe, Mg, Mn, S dan Zn yang merupakan suatu
al. (2017), dua jenis media kotoran ayam menghasilkan biomassa alga yang
lebih tinggi.
F. Hipotesis Penelitian
xxxv
H0 : μ = 0 tidak terdapat perbedaan pertumbuhan C. vulgaris yang
xxxvi
III. METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini tercantum pada Tabel 3.1.
xxxvii
Tabel 3.1. Lanjutan
No Nama Bahan Satuan Kegunaan
1 2 3 4
7. Kapas - Untuk menyaring air laut
8. Kertas label - Untuk memberi label
9. n-Heksana mL Sebagai analisis kadar lipid
10. Korek api - Sebagai sumber api
11. Aquades mL Sebagai pelarut
12. Heksana mL Sebagai analisis kadar lipid
13. Aluminium foil - Sebagai pembungkus erlenmeyer
14. Kertas pH - Untuk mengukur pH
15. Kertas saring - Untuk menyaring mikroalga
16. Kertas Saring Whatman - Untuk menyaring biomassa
17. Metanol mL Sebagai pelarut
18. Kloroform mL Sebagai pelarut
19. Gas N2 murni - Untuk menguapkan larutan
D. Alat Penelitian
Alat yang di gunakan pada penelitian yang tercantum pada Tabel 3.2.
xxxviii
17. Mikroskop - Mengamati sel mikroalga
18. Filter - Untuk menyaring biomassa
19. Kaca objek dan kaca penutup - Untuk menyimpan sampel yang
akan diamati dibawah mikroskop
Tabel 3.2. Lanjutan
No Nama Bahan Satuan Kegunaan
1 2 3 4
20. Refractometer Psu Untuk mengukur salinitas
21. Spoit mL Untuk mengambil larutan
22. Kamera digital - Untuk dokumentasi penelitian
23. Galon L Untuk menyimpan air laut
24. Wadah plastik - Untuk menyimpan media limbah
25. Hand Counter - Untuk menghitung kepadatan
26. Microwave W Untuk mengekstraksi lipid
27. Vortex - Untuk menghomogenkan larutan
28. Lemari Pendingin - Untuk menyimpan sampel
29. Tabung gelas 20 mL mL Untuk menyimpan sampel
30. Hotplate - Untuk memanaskan larutan
31. Batang pengaduk - Untuk menghomogenkan larutan
32. Galon L Untuk menyuplai air laut
E. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti beserta data yang akan dikumpulkan dalam
F. Definisi Operasional
berikut:
Chlorophyceae yang berasal dari stok biakan murni dan merupakan koleksi
xxxix
dari Laboratorium Unit Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Fakultas
3. Lipid merupakan senyawa organik yang larut dalam pelarut yang bersifat
G. Kriteria Objektif
dimana data yang diperoleh dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel dan
H. Desain Penelitian
media LTAB yaitu P1 (0,2 ppm), P2 (2 ppm), P3 (20 ppm), P4 (200 ppm) dan P5
xl
(Walne) dengan 3 kali ulangan, dengan kepadatan awal mikroalga C. vulgaris
broiler dengan volume 300 mL. Desain rancangan pada penelitian ini dapat
Keterangan :
U = Ulangan
P = Perlakuan
P1 = Perlakuan dengan media Limbah Ternak Ayam Broiler
(LTAB) 0,2 ppm
P2 = Perlakuan dengan media Limbah Ternak Ayam Broiler
(LTAB) 2 ppm
P3 = Perlakuan dengan media Limbah Ternak Ayam Broiler
(LTAB) 20 ppm
P4 = Perlakuan dengan media Limbah Ternak Ayam Broiler
(LTAB) 200 ppm
P5 = Kontrol (Walne)
I. Prosedur Penelitian
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini seperti
xli
alat berbahan kaca dan aluminium dilakukan menggunakan
70%.
30 menit.
dimana limbah ternak ayam kering diperoleh dari salah satu tempat
xlii
dikeringkan kembali selama 2 hari untuk memperoleh limbah yang
mikroalga ini mengacu pada Kawaroe et al. (2010) dan Iba et al. (2019),
limbah ternak ayam dan air laut dengan kisaran salinitas 32 psu dan suhu
xliii
murni dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo,
n
×10.000=.............................................................................................(3.1)
5
Keterangan :
n = Total sel hasil perhitungan
5 = Jumlah kotak dalam Haemocytometer
10.000 = Volume kerapatan sel kotak
V1 C1 = V2 C2....……………………………………………….…..….(3.2)
Keterangan :
V1=Volume media dari stok kultur
C1 = Kepadatan sel stok kultur (sel.mL)
V2= Volume media kultur yang diinginkan (mL)
C2= Kepadatan sel awal yang diinginkan (sel.mL)
(a)
(b)
xliv
Gambar 3.1. Alat dan cara menghitung mikroalga dalam haemocytometer
Keterangan: a. Alat haemocytometer
b. Mikroalga dalam haemocytometer
4. Kultivasi Mikroalga dalam Media Limbah Ternak Ayam Broiler
(20 ppm) dan P4 (200 ppm) serta kultivasi menggunakan media pupuk
walne sebagai kontrol yang ditambahkan air laut sebagai pengencer serta
jumlah populasi sel yang amati di bawah mikroskop cahaya yang terdiri
dari lensa okuler, revolver, lensa objektif, pengatur focus makro (kasar)
dan mikro (halus), papan letak objek, sumber cahaya, kondensor cahaya
xlv
yang terdiri dari lima kisi perhitungan. Kepadatan sel.ml-1 sampel
6. Pemanenan Mikroalga
langkah selanjutnya adalah pengujian Ash Free Dry Weight (AFDW) dan
produktivitas biomassa.
rumus yang mengacu pada persamaan Iba et al. (2019), sebagai berikut
ini:
Ln ( Nt /No )
μ= .................................................................................(3.3)
T 2−T 1
Keterangan :
xlvi
Pertumbuhan C. vulgaris dinyatakan dengan bertambahnya
biomassa per volume tertentu per satuan waktu (hari) atau yang biasa
DW= ( )
μg Berat Filter dengan Biomassa-Berat Filter
mL Volume Sampel
..........................(3.4)
AFDW dapat dilakukan dengan mengeringkan biomassa 10 ml
dalam tanur selama 5 jam dengan suhu 4500C. Untuk menghitung AFDW
Keterangan :
µ : Laju pertumbuhan spesifik (sel/hari)
Produktivitas biomassa (g/L/hari)
Berat kering biomassa abu (g/hari)
xlvii
8. Ekstraksi dan Analisis Lipid Menggunakan Metode Bligh dan Dyer
xlviii
dilakukan penambahan air DI sebanyak 3 mL dan larutan kloroform
ke dalam botol vial yang telah diberi tanda. Lapisan bawah yang
alat pemanas dengan suhu 50oC sampai diperoleh hasil yang benar-benar
bobot vial.
9. Analisis Data
xlix
SPSS versi 22.0, sedangkan untuk penyajian grafik menggunakan Sigma
Plot 14.0
P1 P2 P3 P4 P5
0,2 ppm 2 ppm 20 ppm 200 ppm Pupuk
Walne
Analisis Data
l
Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian
alga yang lebih tinggi. Hasil analisis kandungan Nitrat (NO3-), Phospat
(P), Amonia (NH3), Nitrogen (N) dan Magnesium (Mg) media yang
Tabel 4.1. Hasil Analisis Kandungan Media Limbah Ternak Ayam Broiler
No. Parameter Nilai Metode Analisa
1 2 3 4
1 Nitrat (mg/L) 0,421 Metode Brucin (SNI 06-2480-1991)
2 Phospat (mg/L) 0,038 Metode Spektrofotometer
3 Amonia (mg/L) 0,192 Metode Spektrofotometer
4 Nitrogen (%) 0,41 Metode Spektrofotometer
5 Magnesium (%) 0,08 Metode Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA)
Ketersediaan nutrien mikro dan makro sangat mempengaruhi
pada media LTAB lebih rendah dibandingkan dengan kadar amonia pada
limbah cair Crumb rubber (5 mg/L) (Dewi et al., 2020). Kehadiran amonia
li
lingkungan dan biota di sekitarnya karena kadar amonia yang tinggi dapat
yang tinggi disertai pH <7 maka amonia tersebut akan mengalami proses
penelitian ini tergolong rendah, akan tetapi masih dalam kondisi optimum
kandungan nitrat pada kisaran 0,09-3,5 mg/L dan kadar fosfat pada kisaran
lii
mengetahui tingkat pertumbuhan mikroalga dan waktu yang diperlukan
Nurhasanah, 2018).
yang dilakukan dua hari sekali diperoleh hasil rata-rata kepadatan sel yang
kepadatan sel akhir yang berbeda. Kepadatan sel akhir tertinggi pada
liii
Berdasarkan hasil analisis Repeated Measure ANOVA
nyata antara P1 (0,2 ppm) dengan P2 (2 ppm), P3 (20 ppm), P4 (200 ppm)
al. (2021) bahwa fase lag merupakan fase dimana mikroalga beradaptasi
Pada penelitian ini fase lag (adaptasi) terjadi relatif singkat, hal ini diduga
sama pada saat perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Elystia et al.
liv
Fase eksponensial pada semua perlakuan berlangsung pada hari ke-
2 sampai hari ke-6 masa kultur, dimana fase ini ditandai dengan adanya
populasi meningkat (Istirokhatun et al., (2017). Pada fase ini, pesatnya laju
kali lipat. Hal ini didukung oleh pernyataan Utomo dan Winarti (2005)
dipengaruhi oleh kandungan unsur hara pada medium perlakuan. Hal ini
sesuai dengan pendapat muliani et al. (2018) bahwa unsur hara merupakan
faktor penting dalam proses fotosintesis, hasil dari proses fotosintesis akan
bertahap. Fase stasioner dalam penelitian ini terjadi pada hari ke-7 pada P 2
(2 ppm) dan P3 (20 ppm), sedangkan pada P1 (0,2 ppm), P4 (200 ppm) dan
P5 (Walne) fase stasioner tidak teramati. Pada hari ke-7 kepadatan sel C.
stasioner yang berlangsung kurang dari 24 jam. Hal ini selaras dengan
lv
Laju pertumbuhan spesifik (µ) merupakan suatu parameter yang
satuan waktu. Parameter ini dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk
sampai hari ke-6. Hal ini dikarenakan kondisi kultur masih optimum sebab
nutrien yang terdapat pada media kultur masih sangat berlimpah sehingga
mikroalga dapat tumbuh dengan baik (Ningsih et al. 2017). Selain itu,
kebutuhan fisiologis mikroalga sehingga dalam fase ini sel masih memiliki
lvi
c
c
b
b
pada P1 (0,2 ppm) LTAB yaitu 0,3900 sel.hari -1, kemudian P2 (2 ppm)
vulgaris terendah terdapat pada P3 (20 ppm) LTAB yaitu 0,2893 sel.hari-1.
lvii
statistik melalui uji Duncan pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa
P1 (0,2 ppm) dan P2 (2 ppm) tidak berbeda nyata, demikian juga dengan P5
(Walne) dan P4 (200 ppm) yang tidak berbeda nyata, namun P 3 (20 ppm)
(200 ppm) LTAB memiliki nilai tertinggi dengan nilai rata-rata 0,4481
yang lebih cepat yang ditunjang oleh nutrisi yang dimiliki. Hal ini sejalan
unsur hara yang terkandung dalam media tumbuh dalam jumlah yang
besar mempunyai arti bahwa proses pembelahan sel alga menjadi lebih
cepat, sehingga pertambahan sel per satuan waktu akan lebih besar dari
lviii
D. Produksi Biomassa Mikroalga Chlorella vulgaris
1. DW dan AFDW
vulgaris dengan bantuan alat filter fiber glass yang berfungsi sebagai
c c
b
b
c c
lix
b
a
b
6,9933 g.L-1, kemudian pada P1 (0,2 ppm) LTAB dengan nilai 5,5600
g.L-1, selanjutnya pada P2 (2 ppm LTAB) dengan nilai 5,2067 g.L -1 dan
P3 (20 ppm) LTAB dengan nilai 3,2933 g.L-1, untuk nilai rata-rata Dry
Weight terendah terdapat pada P3 (20 ppm) LTAB dengan nilai 3,2933
ditolak. Hasil analisis statistik melalui uji Duncan pada taraf signifikan
nyata, demikian juga dengan P5 (Walne) dan P4 (200 ppm) yang tidak
lx
berbeda nyata, namun P3 (20 ppm) berbeda nyata terhadap P1 (0,2
nilai yaitu konsentrasi P4 (200 ppm) LTAB dengan nilai 5,0200 g.L -1,
nilai 3,1867 g.L-1, dan terendah pada P3 (20 ppm) LTAB dengan nilai
1,333 g.L-1.
yang tidak berbeda nyata, namun P3 (20 ppm) berbeda nyata terhadap
4.5).
al., 2019). Bahan organik yang ada didalam bahan akan terbakar oleh
lxi
proses pembakaran tanur, akan tetapi bahan anorganik seperti silikat
2. Produktivitas Biomassa
terendah terdapat pada P3 (20 ppm) LTAB dengan nilai 0,3376 g.L -
1
.hari-1.
c
c
b
b
lxii
tidak ad perbedaan nyata variasi konsentrasi LTAB dan
Walne terhadap produktivitas biomassa C. vulgaris
hingga mencapai titik jenuh. Serta intensitas cahaya yang tinggi dapat
lxiii
mikroalga C. vulgaris (p=0,000) yang berarti H1 diterima dan H0
ditolak. Hasil analisis statistik melalui uji Duncan pada taraf signifikan
nyata, demikian juga dengan P5 (Walne) dan P4 (200 ppm) yang tidak
(0,2 ppm) LTAB dengan nilai 2,1422 %, kemudian pada P 2 (2 ppm) LTAB
dengan nilai 2,0243 %, kemudian pada P4 (200 ppm) LTAB dengan nilai
lxiv
b
a a
a
a
Gambar 4.5 Grafik kandungan lipid C. vularis (%) (rata-rata ± SE) Notasi
huruf yang sama menunjukkan bahwa tidak ad perbedaan
nyata variasi konsentrasi LTAB dan Walne terhadap
kandungan lipid C. vulgaris
melalui uji Duncan pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa P1 (0,2
hasil penelitian media LTAB pada P3 (20 ppm) menghasilkan kadar lipid
yang tinggi.
lxv
yang menggunakan sampel dari berat basah C. vulgaris sehingga sampel
Hal ini sesuai dengan pendapat Harahap et al. (2013) dalam penelitiannya
sampel dari berat basah Chlorella sp. bukan dari berat kering sampel
dibandingkan sampel alga berat kering saat dilakukan ekstraksi lipid. Serta
kandungan air yang tinggi dapat menjadi penghalang (barrier) bagi pelarut
2014). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Norbawa et
al., 2013) bahwa pada saat nitrogen dalam media kultur sudah mulai habis
lxvi
dalam bentuk lipid. Li et al., 2008 juga menyatakan pada media yang
dan Walne. Hal ini diduga karena sumber nitrogen yang ada pada media
biomassa berbanding terbalik dengan kadar lipid. Hal ini diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Irhamni et al., 2014 bahwa semakin tinggi
lipid mikroalga.
sekitar 50%, sehingga kadar lipid pada penelitin ini tidak dapat dikonversi
V. PENUTUP
A. Simpulan
lxvii
Simpulan pada penelitian ini berdasarkan hasil dan pembahasan
adalah P4 (200 ppm) dan kandungan lipid C. vulgaris adalah P3 (20 ppm).
B. Saran
sebagai bahan pakan pengganti minyak ikan setelah diketahui profil asam
lemaknya.
DAFTAR PUSTAKA
lxviii
Agwa, O. K., Ibe, S. N dan Abu, G. O. (2012). Economically Effective Potential
of Chlorella sp. for Biomass and Lipid Production. Journal of Microbiology
and Biotechnology Research, 2(1), 35–45.
http://scholarsresearchlibrary.com/JMB-vol2-iss1/JMB-2012-2-1-35-45.pdf
Amini, S dan Syamdidi. (2006). Konsentrasi Unsur Hara pada Media dan
pertumbuhan Chlorella vulgaris dengan Pupuk Anorganik Teknis dan
Analisis. Jurnal perikanan, 8(2), 201-206.
Andani, M., Amir, S dan Damayanti, A. A. (2020). Pengaruh Pemberian Ampas
Tahu Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera
(Brachionus Plicatilis). Jurnal kelautan, 13(2), 87-92.
Anggraeni, V. J., Wahyu, T. S., Kusriani, H dan Kurnia, D. (2019). Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Mikroalga Thalassiosira Sp Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus, Staphylococcus Epidermidis Dan Propionibacterium
Acne. Jurnal Kimia Riset, 4(1), 62-73.
Anggraini, S. (2015). Pengaruh Fotoperiode dan Variasi Kandungan Nitrogen
(NaNO3) terhadap Laju Pertumbuhan dan Kandungan Lipid Mikroalga
BLT0404. In Skripsi. Universitas Brawijaya.
Aprilliyanti, S., Soeprobowati, T. R., & Yulianto, B. (2016). Hubungan
Kemelimpahan Chlorella sp. dengan Kualitas Lingkungan Perairan pada
Skala Semi Masal di BBBPBAP Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(2), 77–
81. https://doi.org/10.14710/jil.14.2.77-81
Apriyatmoko, Y. (2015). Isolasi Dan Karakterisasi Mikroalga Yang Berpotensi
Sebagai Bahan Baku Biodiesel Di Perairan Estuaria Sungai Porong. Skripsi.
Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Arini, K. R. D. (2015). Pembuatan Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella Sp Melalui
Proses Esterifikasi Dan Transesterifikasi. Skripsi. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang.
lxix
Beyerinick, M. W. (1890). Culturversuche mit Zoochlorellen, Lichenengonidien
und anderen niederen Algen. Botanische Zeitung, 47(48), 1–29.
Bligh, E.G dan Dyer, W.J. (1959). A Rapid Method of Total Lipid Extraction and
Purification. Journal of Biochem Physiol, 37(1), 911-917.
Buwono, N. R dan Nurhasanah, R. Q. (2018). Studi Pertumbuhan Populasi
Spirulina sp. pada Skala Kultur yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 10(1), 26-33.
Chalid, S. Y., Amini, S dan Lestari, S. D. (2011). Kultivasi Chlorella, sp pada
Media Tumbuh yang Diperkaya dengan Pupuk Anorganik dan Soil Extract
[Uin Syarif Hidayatullah]. https://doi.org/10.15408/jkv.v1i6.242
Chrismadha, T., Panggabean, L. M., & Mardiati, Y. (2006). Pengaruh Konsentrasi
Nitrogen dan Fosfor terhadap Pertumbuhan, Kandungan Protein, Karbohidrat
dan Fikosianin pada Kultur Spirulinafusiformis. Jurnal Berita Biologi, 8(3),
163–169.
Desianti, N. (2014). Uji Toksisitas dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktif
Fraksi Etil Asetat, Kloroform, Petroleum Eter dan n-Heksana Hasil
Hidrolisis Ekstrak Metanol Mikroalga Chlorella sp. Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.
Devita, I., Isnaini, & Diansyah, G. (2018). Kultivasi Mikroalga Chaetoceros sp.
dan Spirulina sp. untuk Potensi Biodiesel. Jurnal Maspari, 10(2), 123–130.
Dewi, D. S., Prasetyo, H. E dan Karnadeli, E. (2020). Pengolahan Air Limbah
Industri Karet Remah (Crumb Rubber) dengan menggunakan reagen fenton.
Jurnal Lingkungan, 5(1), 47-57.
Elystia, S., Muria, S. R Dan Pertiwi, S. I. (2019). Pemanfaatan Mikroalga
Chlorella Sp. Untuk Produksi Lipid Dalam Media Limbah Cair Hotel
Dengan Variasi Rasio C:N Dan Panjang Gelombang Cahaya, Jurnal Sains
Dan Teknologi Lingkungan, 11(1), 25-43.
Elystia, S., Zulfa, I. K Dan Muria, S. R. (2020). Pengaruh Kombinasi Fe Dan Co
Terhadap Pertumbuhan Chlorella Sp. Dan Penyisihan Cod Limbah Cair
Minyak Sawit, Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia, 7(2), 95-101.
Elumalai, S., Prakasam, V dan Selvarajan, R. (2011). Optimization of Abiotic
Conditions Suitable for the Production of Biodiesel from Chlorellavulgaris.
Journal of Science and Technology, 4(2), 91–97Elystia, S., Lestari, A. S dan
Muria, S. R. (2019). Peningkatan Kandungan Lipi dan Biomassa Mikroalga
Scenedesmus Sp. dari Media Kultivasi Limbah Cair Tahu sebagai Bahan
Baku Biodiesel. Jurnal Teknik Lingkungan, 5(2), 19–28.
Febrinawati, N., Putri, B dan Hudaidah, S. (2020). Pemanfaatan Limbah Budidaya
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) sebagai Media Kultur Chaetoceros
lxx
amami. Jurnal Perikanan, 10(1), 20-28.
Febtisuharsi, A. (2016). Kepadatan Sel dan Kadar Lipid Mikroalga Chlorella sp.
pada Kultur Media Alternatif Kotoran Ternak. universitas sebelas maret.
Gultom, S.O. (2018). Mikroalga: SumberEnergi Terbarukan Masa Depan. Jurnal
Kelautan, 11(2), 95-103
Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 2 (Gusrina (ed.); 2nd ed.). Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Hadiyanto dan Azim, M. (2012). Mikroalga Sumber Pangan & Energi Masa
Depan (pertama). UPT UNDIP Press Semarang.
Halima, A., Nursyirwani, Effendi, I dan Ambarsari, H. (2019). Potential
Microalgae Chlorella vulgaris for Bioremediation Of Heavy Metal Pb. Asian
Journal of Aquatic Sciences, 2(3), 224–234.
https://doi.org/10.31258/ajoas.2.3.224-234
Han, X., Rusconi, N., Ali, P., Pagkatipunan, K dan Chen, F. (2017). Nutrients
Extracted from Chicken Manure Accelerate Growth of Microalga
Scenedesmus obliquus HTB1. Journal of Green and Sustainable Chemistry,
7(1), 101–113. https://doi.org/10.4236/gsc.2017.72009
Hendrawan, Y., Hadi, S. S., Anggraini, S. (2017). Pengaruh Fotoperiode Dan
Variasi Kandungan Nitrogen (Nano3) Terhadap Laju Pertumbuhan Dan
Kandungan Lipid Mikroalga Blt0404. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, 5(1), 9-18.
Iba, W., Rice, M. A., Maranda, L dan Wikfors, G. H. (2018). Growth
Characteristics of Newly Isolated Indonesian Microalgae Under Different
Salinity. Indonesian Aquaculture Journal, 13(2), 71–81. http://ejournal-
balitbang.kkp.go.id/index.php/iaj
Imelda, S., Claudia, C., Lambui, O dan Suwastika, I. N. (2018). Kultivasi
Mikroalga Isolat Lokal pada Medium Ekstrak Tauge Cultivation of Local
Microalga Isolate on Bean Sprouts Extract Medium. Natural Science:
Journal of Science and Technology, 7(2), 148–157.
Indriana, Iba, W., Idris, M., Ruslaini, Abidin, L. O. B., & Aslan, L. O. M. (2020).
Pengaruh Kosentrasi Pupuk Organik Cair Lemna (Lemna minor) yang
Berbeda terhadap Pertumbuhan Mikroalga Chlorella vulgaris. Media
Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan., 5(1), 1–12.
Irhamni, Elvitriana dan Viena, V. (2014). Kultivasi Mikroalga Hijau Pada Sumber
Nitrogen Berbeda Untuk Ekstraksi Lipida, Jurnal Purifikasi, 14(2), 99-105.
Istirokhatun, T., Aulia, M Dan Sudarno. (2017). Potensi Chlorella Sp. Untuk
Menyisihkan Cod Dan Nitrat Dalam Limbah Cair Tahu, Jurnal Presipitasi:
lxxi
Media Komunikasi Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 14(2), 88-96.
Jati, F., Hutabarat, J dan Herawati, V. E. (2012). Pengaruh Penggunaan Dua Jenis
Media Kultur Teknis yang Berbeda Terhadap Pola Pertumbuhan,
Kandungan Protein dan Asam Lemak Omega 3 EPA (Chaetoceros gracilis).
Jurnal of Aquaculture Management and Technology, 1(1), 221–235.
Jawa, I. U., Ridlo, A dan Djunaedi, A. (2014). Kandungan Total Lipid Chlorella
Vulgaris Yang Dikultur Dalam Media Yang Diinjeksi CO2. Journal of
Marine Research, 3(4), 578–585. https://doi.org/10.14710/jmr.v3i4.11418
Kawaroe, M., Prartono, T., Rachmat, A., Sari, D. W dan Augustine, D. (2012).
Laju Pertumbuhan Spesifik dan Kandungan Asam Lemak pada Mikroalga
Spirulina platensis, Isochrysis sp. dan Porphyridium cruentum. Ilmu
Kelautan, 17(3), 125–131.
lxxii
Mirzayanti, Y.W., Purwaningsih, D.Y., Faida, S.N dan Istifara, N. (2020). Proses
Ekstraksi Minyak Alga Chlorella.sp menggunakan Metode Sokhletasi.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(1), 12-19
Muliani, Ayuzar, E Dan Amri, M. C. (2018) Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing
(Bekas Cacing) Yang Difermentasi Dengan Dosis Yang Berbeda Dalam
Kultur Spirulina Sp. Jurnal Acta Aquatika, 5(1), 30-35.
Musdalifah, Rustam, Y dan Am, S. (2015). Kultivasi dan Ekstraksi Minyak dari
Mikroalga Botryococcus braunii dan Nannochloropsis sp. Jurnal Bioma,
11(1), 1–14. https://doi.org/10.21009/bioma11(2).
Ningsih, D. R., Widiastuti, E. L., Murwani, S dan Tugiyono. (2017). Kadar Lipid
Tiga Jenis Mikroalga pada Salinitas yang Berbeda. Jurnal Biologi
Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 4(1), 23-29.
Norbawa, P., Yudiati, E dan Widianingsih. (2013). Pengaruh Perbedaan Periode
Aerasi Karbondioksida terhadap Laju Pertumbuhan dan Kadar Total Lipid
pada Kultur Nannochloropsis oculate. Jurnal Of Marine Research, 2(3), 6-
14.
Novianti, T., Zainuri, M dan Widowati, I. (2017). Studi Tentang Pertumbuhan
Mikroalga Chlorella vulgaris yang Dikultivasi berdasarkan Sumber Cahaya
yang Berbeda. Jurnal Biologi and Pendidikan Biologi, 1(2), 1–8.
Nur, M. M. A. (2014). Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pangan Fungsional di
Indonesia (Overview). Jurnal Eksergi, 11(2), 1-6.
Oktaviani, D., Adisyahputra dan Amelia, N. (2017). Pengaruh Kadar Nitrat
terhadap Pertumbuhan dan Kadar Lipid Mikroalga Melosira sp.
sebagaiTahap Awal Produksi Biofuel. Jurnal Risenologi KPM UNJ, 2(1), 1–
13.
Omairah, R., Diansyah, G., & Agustriani, F. (2019). Pengaruh Pemberian Amonia
dengan Dosis Berbeda terhadap Nannochloropsis sp Skala Laboratorium.
Maspari Journal, 11(2), 41–48.
lxxiii
Https://Doi.Org/10.24193/Subbchem.2018.1.02
Prayitno, J. (2016). Pola Pertumbuhan dan Pemanenan Biomassa dalam
Fotobioreaktor Mikroalga untuk Penangkapan Karbon. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 17(1), 45–52.
Primaryadi, B. P., Angreni, A. A. M Dan Wartini, N. M. (2015). Pengaruh
Penambahan Magnesium Sulfat Heptahidrat Dan Feri Klorida Pada Blue
Green Medium-11 Terhadap Konsentrasi Biomassa Mikroalga Tetraselmis
Chuii. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 3(2), 92-100.
Rahmat, T. A., Rosa, D. W. S dan Soetrinanto, D. (2013). Kultivasi Botryococcus
braunii memanfaatkan Air Dadih (Whey) Tahu sebagai Potensi Biodiesel.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(4), 72-83.
Saadudin, E., Fitri, S. R Dan Wargadalam, V. J. (2011). Karakteristik Asam
Lemak Mikroalga Untuk Produksi Biodiesel, Jurnal Ketenagalistrikan
Dan Energi Terbarukan, 10(2), 131-140.
Saragih, H. S., Rudiyanti, S., & Haeruddin. (2018). Toksisitas Limbah Cair
Pecucian Udang dari Pasar Kobong, Semarang terhadap Pertumbuhan
Mikroalga Chlorella vulgaris. Journal of Maquares, 7(1), 99–109.
Sari, A. M., Mayasari, H. E., Rachimoellah dan Zullaikah, S. (2013).
Pertumbuhan Dan Kandungan Lipida Dari Botryococcus Braunii Dalam
Media Air Laut. Jurnal Teknik Pomits, 2(1), 1-6.
Sedjati, S., Supriyantini, E., Ridlo, A., Yudiati, E dan Prasetyo, L. D. (2019).
Pengaruh Cahaya terhadap Produksi Fukosantin Chaetoceros calcitrans
(Paulsen) Takano 1968 (Bacillariophyceae: Chaetocerotaceae). Jurnal
Kelautan Tropis, 22(2), 173-180.
Simamora, L. A., Sudarno., Istirokhatun, T. (2017). Kultivasi Mikroalga Sebagai
Metode Pengolahan Dalam Menyisihkan Kadar Cod Dan Amonium Pada
Limbah Cair Tahu, Jurnal Teknik Lingkungan, 6(1), 1-14.
Suantika, G dan Hendrawandi, D. (2009). Efektivitas Teknik Kultur
menggunakan Sistem Kultur Statis, Semi-kontinyu, dan Kontinyu terhadap
Produktivitas dan Kualitas Kultur Spirulina sp. Jurnal Matematika dan
Sains, 14(2), 41-50.
Suci, F., Murwani, S., Tugiyono dan Widiastuti, E. L. (2016). Kombinasi Kotoran
Ternak (Ayam, Kambing dan Kuda) sebagai Media Kultur Pertumbuhan
Daphnia sp. Jurnal Biologi Eksperimen Dan Keanekaragaman Hayati, 3(1),
45–56.
Susanty, D., Oksari, A. A dan Izani, R. (2019). Metabolit Sekunder pada Ekstrak
Chlorella sp. yang dikultur pada Media Limbah Ternak Ayam. Chempublish
Journal, 4(2), 52–61. https://doi.org/10.22437/chp.v4i2.7615
lxxiv
Tewal, F., Kemer, K., Rimper, J. R. T. S. L., Mantiri, D. M. H., Pelle, W. E Dan
Mudeng, J. D. (2021). Laju Pertumbuhan Dan Kepadatan Mikroalga
Dunaliella Sp. Pada Pemberian Timbal Asetat Dengan Konsentrasi Yang
Berbeda, Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis, 9(1), 30-37.
Viqran., Abidin, Z Dan Mukhlis, A. (2018). Pengaruh Penambahan Pupuk
Organik Guano Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Terhadap Laju
Pertumbuhan Spirulina Sp., Jurnal Perikanan, 8(2), 58-65.
Wahyuni, N., Rahardja, B. S dan Azhar, M. H. (2019). Pengaruh pemberian
kombinasi konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pupuk
walne dalam media kultur terhadap laju pertumbuhan dan kandungan
karotenoid dunaliella salina. Jurnal Of Aquaculture Science, 4(1), 37-49.
Widyastuti, C.R dan Dewi, A.C. (2015) Sintesis Biodiesel Dari Minyak
Mikroalga Chlorella Vulgaris Dengan Reaksi Transesterifikasi
Menggunakan Katalis Koh. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 4(1), 29-33
Yulita, E. (2014). Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet Remah Sebagai Media
Pertumbuhan Chlorella Vulgaris Untuk Pakan Alami Ikan, Jurnal Dinamika
Penelitian Industri, 25(1), 1-11.
Yulina, Iba, W dan Hamzah, M. (2020). Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik
Cair Dari Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) yang Berbeda terhadap
Pertumbuhan dan Kandungan Protein Chlorella vulgaris. Jurnal Ilmiah
Jurusan Budidaya Perairan, 5(1), 34–42.
Yunda, P. D., Murwani, S dan Widiastuti, E. L. (2016). Peningkatan Pertumbuhan
Daphnia sp. menggunakan Media Kotoran Ayam yanng dicampur Dedak
Padi dengan Konsentrasi Berbeda. Jurnal Biologi Eksperimen Dan
Keanekaragaman Hayati, 3(1), 35–44.
lxxv
LAMPIRAN
Lampiran 1.
1.1 Perhitungan Konsentrasi Media Limbah Ternak Ayam Broiler (LTAB)
ppm = Jadi konsentrasi media LTAB yang dibuat adalah 20.000 ppm.
Sehingga perlu dilakukan pengenceran sesuai dengan
=
konsentrasi perlakuan (ppm) yang dipakai dalam desain
= penelitian.
ppm = 20.000 ppm
V1 =
= 0.003 mL
mL air laut = 300 – 0.003 = 299.997 mL
V1 =
= 0.03 mL
mL air laut = 300 – 0.03 = 299.97 mL
76
77
V1 =
= 0.3 mL
mL air laut = 1000 – 0.1 = 299.7 mL
4. Konsentrasi 200 ppm pada media LTAB
mL LTAB
V1.M1 = V2. M2
V1 x 20.000 = 300 x 200
V1 x 20.000 = 60.000
V1 =
= 3 mL
mL air laut 300 – 3 = 297 mL
1.3. Perhitungan inokulum dengan kepadatan awal 10x10 4 sel.mL-1 menggunakan rumus
pengencer
Perhitungan kepadatan awal
Perhitungan kepadatan sel C. vulgaris dilakukan dengan menggunakan alat
Haemocytometer, Mikroskop dan alat bantu hitung Handcounter. Jumlah kotak
Haemocytometer terdiri dari 9 kotak besar, yang masing-masing pada ujung kotak
berjumlah 16 kotak dan yang ditengah berjumlah 25 kotak. Kotak yang akan dihitung
hanyalah kotak yang diujung dan ditengah. Sehingga jumlah kotak yang akan dihitung
berjumlah 5 kotak (Kotak 1,2,3,4 dan 5). Setiap kotak dihitung masing-masing dengan 3
kali ulangan. Jadi total perhitungan kepadatan jumlah sel untuk satu perlakuan adalah
sebanyak 15 kali. Berdasarkan perhitungan dalam penelitian ini yaitu :
78
3.563
Kotak I = 1. 189 + 1 . 181 + 1 .193= 3 =1 .188
3.554
Kotak II= 1 .182 + 1 .187 + 1. 185= 3 =1 .185
3. 330
Kotak III= 1 . 110 + 1 .115 + 1 .105 = 3 =1 .110
3. 370
Kotak I V= 1 . 293 + 1 . 290 + 1 . 287= 3 =1 .290
3. 322
Kotak V= 1 .102 + 1 .108 + 1. 112= 3 =1 .107
Setelah jumlah kepadatan sel pada tiap kotak didapat, barulah dihitung dengan
menggunakan rumus kepadatan yaitu :
Ket :
n = Total sel hasil perhitungan
5 = Jumlah kotak dalam Haemocytometer
10.000 = Volume kerapatan sel kotak
n = 1.188 + 1.185 + 1.110 + 1.290 + 1.107 = 5.880
5.880
= 5 =10 . 000
58.800 . 000
= 5
=17 . 760. 000
V1 C1 = V2 C2
Dik :
Dit : V1.... ?
V1 C1 = V2 C2
V 2 × C2
1 =
C2
V
300 × 100000
1 =
11.760 .000
V
V1 = 2,6 mL
80
81
Lampiran 2
2.1 Perhitungan Kepadatan Sel Chlorella vulgaris setiap 2 hari sekali selama 7 hari
Hari Konsentrasi Ulangan H0 Kepadatan Nilai Kepadatan Hari Konsentrasi Ulangan H0 Kepadatan Nilai Kepadatan
U1 10000 U1 100000
0 216 432000 601 1202000
U2 10000 U2 100000
0.2 ppm 0.2 ppm
0 225 450000 589 1178000
U3 10000 U3 100000
0 201 402000 616 1232000
U1 10000 U1 100000
0 255 510000 719 1438000
U2 10000 U2 100000
2 ppm 2 ppm
0 292 584000 720 1440000
U3 10000 U3 100000
0 255 510000 761 1522000
U1 10000 U1 100000
0 406 812000 796 1592000
U2 10000 U2 100000
Ke 2 20 ppm Ke 4 20 ppm
0 403 806000 803 1606000
U3 10000 U3 100000
0 398 796000 812 1624000
U1 10000 U1 100000
0 464 928000 1426 2852000
U2 10000 U2 100000
200 ppm 200 ppm
0 516 1032000 1261 2522000
U3 10000 U3 100000
0 512 1024000 1274 2548000
U1 10000 U1 100000
0 440 880000 1026 2052000
U2 10000 U2 100000
Walne Walne
0 397 794000 1046 2092000
U3 10000 U3 100000
0 483 966000 1021 2042000
Hari Konsentrasi Ulangan H0 Kepadatan Nilai Kepadatan Hari Konsentrasi Ulangan H0 Kapadatan Nilai Kepadatan
Ke 6 0.2 ppm U1 10000 1008 2016000 Ke 7 0.2 ppm U1 100000 762 1524000
0
82
U2 10000 U2 100000
0 1063 2126000 605 1210000
U3 10000 U3 100000
0 982 1964000 610 1220000
U1 10000 U1 100000
0 1056 2636000 841 1682000
U2 10000 U2 100000
2 ppm 2 ppm
0 1316 2632000 1168 2336000
U3 10000 U3 100000
0 1283 2566000 1001 2002000
U1 10000 U1 100000
0 1239 2478000 1367 2734000
U2 10000 U2 100000
20 ppm 20 ppm
0 1198 2396000 1149 2298000
U3 10000 U3 100000
0 1435 2870000 863 1726000
U1 10000 U1 100000
0 3249 6498000 2207 4414000
U2 10000 U2 100000
200 ppm 200 ppm
0 3008 6016000 2411 4822000
U3 10000 U3 100000
0 2714 5428000 2382 4764000
U1 10000 U1 100000
0 2406 4812000 1569 3138000
U2 10000 U2 100000
Walne Walne
0 2398 4796000 1391 2782000
U3 10000 U3 100000
0 2525 5050000 1375 2750000
83
Multivariate Testsa
Hypothesis
Effect Value F df Error df Sig.
Hari Pillai's
Trace 1.000 4377.127b 4.000 7.000 .000
Wilks'
Lambda .000 4377.127b 4.000 7.000 .000
Hotelling's
Trace 2501.215 4377.127b 4.000 7.000 .000
Roy's
Largest 2501.215 4377.127b 4.000 7.000 .000
Root
Hari * Pillai's
Perlakua Trace 2.588 4.582 16.000 40.000 .000
n
Wilks'
Lambda .000 26.000 16.000 22.023 .000
Hotelling's
Trace 251.584 86.482 16.000 22.000 .000
Roy's
Largest 237.741 594.354c 4.000 10.000 .000
Root
a. Design: Intercept + Perlakuan
Within Subjects Design: Hari
b. Exact statistic
c.The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
84
Measure: Kepadatan
Transformed Average
Variable:
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Intercept 236044892213333.00 10871.79
1 236044892213333.000 .000
0 3
Perlakuan 33273505386666.700 4 8318376346666.670 383.129 .000
Error 217116800000.000 10 21711680000.000
Kepadatan
Duncana,b
Subset
Konsentrasi N a b c d e
0.2 ppm 1017066.6
3
7
2 ppm 3 1343866.67
20 ppm 3 1469200.00
Walne 3 2163600.00
200 ppm
3 2876533.33
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 4342336000.000.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
b. Alpha = .05.
85
Lampiran 3.
3.1 Laju Pertumbuhan Spesifik Sel Individu Per Perlakuan Fase Eksponensial (Hari ke-2
hingga ke-6)
LnNt No
........................................................................................(3.3)
T 2 T1
2016000/432000
μ = 6-2
= 0.3851
Laju pertumbuhan sel per perlakuan pada fase eksponensial
Konsentrasi (ppm) Ulangan Laju Pertumbuhan Rata-rata
U1 0.3851 0.3900
0.2 U2 0.3882
U3 0.3966
U1 0.3643 0.3697
2 U2 0.3764
U3 0.3683
U1 0.2789 0.2893
20 U2 0.3136
U3 0.2755
U1 0.4866 0.4481
200 U2 0.4407
U3 0.4170
U1 0.4247 0.4293
Walne U2 0.4496
U3 0.4135
86
3.2 Analisis Sidik Ragam ANOVA Laju Pertumbuhan Spesifik Per Perlakuan pada
Fase Eksponensial
ANOVA
Laju Pertumbuhan Spesifik
20 ppm 3 .289333
2 ppm 3 .369667
0,2 ppm 3 .389967
Walne 3 .429267
200 ppm 3 .448100
Sig. 1.000 .254 .288
Lampiran 4
4.1 Data Dry Weight (DW), Ash Free Dry Weight (AFDW) dan Produktivitas Biomassa
Berat
Volume Volume Setelah Produktivitas
Konsentras Berat Sampel sampel Berat filter + LPS Pengabuan AFDW Biomassa
i (ppm) Filter (g) (mL) (L) Mikroalga (g) DW (g/L) (sel/hari) (g) (g/L) (mg/L/hari)
0.2 0.0912 5 0.005 0.1176 5.2800 0,3851 0.0996 3.6000 1,3864
0.2 0.0898 5 0.005 0.1208 6.2000 0,3882 0.0999 4.1800 1,6226
0.2 0.0904 5 0.005 0.1164 5.2000 0,3966 0.0990 3.4800 1,3801
2 0.0899 5 0.005 0.1147 4.9600 0,3643 0.0984 3.2600 1,1875
2 0.0894 5 0.005 0.1146 5.0400 0,3764 0.1012 2.6800 1,0088
2 0.0905 5 0.005 0.1186 5.6200 0,3683 0.1005 3.6200 1,3334
20 0.0911 5 0.005 0.1051 2.8000 0,2789 0.102 0.6200 0,1729
20 0.0911 5 0.005 0.1105 3.8800 0,3136 0.1008 1.9400 0,6084
20 0.0912 5 0.005 0.1072 3.2000 0,2755 0.103 0.8400 0,2314
200 0.0905 5 0.005 0.1255 7.0000 0,4866 0.0996 5.1800 2,5204
200 0.0898 5 0.005 0.1254 7.1200 0,4407 0.1009 4.9000 2,1596
200 0.0902 5 0.005 0.1258 7.1200 0,4170 0.1009 4.9800 2,0765
Walne 0.0907 5 0.005 0.1235 6.5600 0,4247 0.1006 4.5800 1,9453
Walne 0.0902 5 0.005 0.1269 7.3400 0,4496 0.1003 5.3200 2,3919
Walne 0.0906 5 0.005 0.1260 7.0800 0,4135 0.1006 5.0800 2,1006
88
0. 1176- 0 . 0912
DW = 0 .005
= 5.2800 g/L
ANOVA
DW
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Betwee
n 28.816 4 7.204 40.057 .000
Groups
Within
Groups 1.798 10 .180
Total 30.614 14
Dry Weight
Duncana
Subset for alpha =
0.05
Konsentras
i N a b
0.2 ppm 5.56000
3
0
20 ppm 5.80000
3
0
200 ppm 6.34666
3
7
walne 6.58000
3
0
2 ppm 7.67333
3
3
Sig. .072 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
89
0. 1176- 0 . 0996
0 . 005
AFDW =
= 3.6000 g/L
Kosentrasi
(ppm) AFDW (g/L) STDEV SE
0.2 3.7533 0.37434387 0.216127534
2 3.1867 0.474271371 0.273820704
20 1.1333 0.707201056 0.40830272
200 5.0200 0.144222051 0.08326664
Walne 4.9933 0.37753587 0.217970436
4.5 Analisis One Way Anova Ash Fre Dry Weight (AFDW)
ANOVA
AFDW
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between
Groups 30.705 4 7.676 37.317 .000
Within
Groups 2.057 10 .206
Total 32.762 14
AFDW
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Konsentrasi N A B c
0.2 ppm 3 5.460500
20 ppm 5.69806
3 5.698067
7
200 ppm 6.24620
3
0
Walne 3 7.359500
2 ppm
3 7.573300
Sig. .495 .133 .538
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
90
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
= 3.6000 ׿ ¿ 0.3851
ANOVA
Produktivitas
Biomassa
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between
Groups 2.697 4 .674 25.555 .000
Within Groups
.264 10 .026
Total 2.960 14
Produktivitas Biomassa
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Konsentra
si N a b c
20 ppm 3 .373333
0.2 ppm 1.04176
3
7
2 ppm 1.14460
3
0
Walne 1.43810
3
0
200 ppm 1.60316
3
7
Sig. 1.000 .456 .242
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
91
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
92
Lampiran 5.
Konsentrasi Berat Awal Berat Awal KS Berat Sampel Berat Botol + Sampel Berat Lipid (Kadar Lipid)
Berat Botol (g)
(ppm) KS (g) + Sampel (g) (g) (g) (g) %
0.2 0.0892 0.3685 0.2793 16.7657 16.7715 0.0058 2.0766
0.2 0.0888 0.3625 0.2737 16.4261 16.4312 0.0051 1.8634
0.2 0.0896 0.3309 0.2413 16.3521 16.3581 0.0060 2.4865
2 0.0896 0.3253 0.2357 11.0639 11.0681 0.0042 1.7819
2 0.0891 0.3316 0.2425 11.1006 11.1053 0.0047 1.9381
2 0.0912 0.3377 0.2465 11.214 11.2198 0.0058 2.3529
20 0.0912 0.3509 0.2597 11.7144 11.7192 0.0108 4.1586
20 0.0903 0.3322 0.2419 10.8975 10.9105 0.0130 5.3741
20 0.0914 0.3386 0.2472 11.832 11.8396 0.0076 3.0744
200 0.0893 0.4014 0.3121 12.5122 12.517 0.0048 1.5380
200 0.0901 0.3813 0.2912 10.7804 10.7865 0.0061 2.0948
200 0.0900 0.4255 0.3355 10.8341 10.8401 0.0060 1.7884
Walne 0.0903 0.3727 0.2824 9.7873 9.7913 0.0040 1.4164
Walne 0.0905 0.3444 0.2539 9.8141 9.8167 0.0026 1.0240
Walne 0.0915 0.3924 0.3009 9.6872 9.6921 0.0049 1.6284
93
ANOVA
Lipid
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Betwee
n 14.560 4 3.640 10.816 .001
Groups
Within
Groups 3.366 10 .337
Total 17.926 14
Lipid
Duncan a
DOKUMENTASI PENELITIAN